Ikan
cucut merupakan salah satu jenis ikan bertulang rawan yang terdapat hampir
diseluruh perairan Indonesia. Selama ini cucut merupakan hasil samping
penangkapan ikan lain seperti dalam penangkapan ikan tuna karena penangkapan
khusus baru terbatas pada jenis cucut dasar yang sering disebut cucut botol.
Produksi
ikan cucut pada tahun 2004 mencapai 50.717 ton dan didaratkan hampir sepanjang
tahun, dan puncak produksinya adalah sekitar bulan april. Angka produksi ini
masih belum terhitung jumlah cucut yang dibuang kembali ke laut setelah tertangkap
dan siripnya diambil.
A.
Manfaat Bagian Tubuh Ikan Cucut
Ikan
cucut merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai banyak manfaat
karena :
ü
Dagingnya dapat dikonsumsi segar dan diolah menjadi berbagai bentuk olahan
seperti sosis, bakso, abon, dendeng, dll.
ü
Siripnya dapat diolah menjadi serat-serat untuk pembuatan sup yang terkenal enak
dan mahal harganya.
ü
Hatinya mengandung minyak yang kaya vitamin A dan jenis cucut tertentu mengandung
skualen sehingga penggunaannya luas dalam berbagai industri obat-obatan,
kosmetik,dll.
ü
Kulitnya dapat disamak sebagaimana kulit hewan ternak untuk dijadikan berbagai
barang seperti tas, sepatu, jaket, dll.
ü Isi
perutnya, selain hati, mengandung enzim-enzim pencernaan yang dapat diisolasi
seperti tripsin dan pepsin, atau dijadikan tepung ikan untuk makanan ternak.
B. Cara
Penanganan Ikan Cucut
Dalam
memanfaatkan ikan cucut untuk berbagai keperluan seperti contoh diatas
diperlukan cara penanganan yang baik agar dapat dicapai hasil yang maksimal.
· Ikan yang tertangkap harus segera
dibersihkan, dicuci, dan dibuang darahnya.
· Pendarahan sangat penting karena darah
mengandung urea dan bila tidak
keluar akan
mempengaruhi warna daging terutama bila ikan mengalami
· perlakuan kasar yang menyebabkan memar
atau pembekuan darah pada
· daging.
· Pendarahan harus segera dilakukan bila
ikan tidak dapat langsung disiangi
· dan dipisahkan masing-masing organ di
atas kapal.
· Cara pendarahan adalah dengan memotong
ekor, sirip dan kepala. Akan tetapi cara terbaik bila di atas kapal dilakukan
pemisahan organ
A.
Penanganan Pasca Panen
Sebagai
salah satu sumber protein ikan, daging cucut tidak berbeda jauh dengan daging
jenis ikan lainnya mengandung protein sekitar 20%. Yang sering menjadi
keberatan dalam pemanfaatan daging cucut adalah terdapatnya senyawa
urea
dalam daging, darah dan organ lainnya. Kandungan urea dalam daging cucut dapat
mencapai 2,5% yang dapat mempengaruhi rasa daging. Bila telah mengalami penurunan
mutu sebagian urea terurai menjadi amoniak yang berbau pesing. Maka dalam upaya
pemanfaatan daging cucut supaya dapat dikonsumsi layaknya daging ikan lainnya,
kandungan urea harus dikurangi dan penguraian sisa urea dalam daging harus
dicegah.
Preparasi
ikan untuk pemisahan organ-organ tubuh sesuai dengan penggunaannya adalah
sebagai berikut :
1.
Setelah pemotongan sirip, kepala dan ekor, darah dibiarkan keluar sampai habis
lalu dicuci. Kemudian ikan dikuliti secara hati-hati dengan menggunakan pisau
tajam yang ujungnya tidak runcing. Kulit jangan sampai tersayat atau berlubang
karena goresan pisau. Bila perlu tinggalkan daging seperlunya agar belakangan
dapat dibersihkan. Bersihkan kulit dari sisa daging yang melekat dan cuci
dengan air bersih. Selanjutnya kulit dapat diawetkan dengan
berbagai
metode seperti penggunaan antiseptik, penggaraman atau pengeringan.
2.
Keluarkan isi perut secara hati-hati dan pisahkan hatinya. Setelah empedunya dibuang,
hati dicuci dengan air bersih hingga bebas kotoran atau darah. Simpan hati
dalam wadah khusus dan segera dinginkan dengan penambahan es untuk pengolahan
lebih lanjut. Pisahkan isi perut setelah hatinya diambil untuk pengolahan lebih
lanjut.
3. Belah
tubuh ikan membujur mengikuti panjang garis punggung dan perut hingga menjadi
dua bagian yang sama. Keluarkan tulang punggung dari belahan tubuh ikan
tersebut dengan menggunakan pisau. Usahakan agar pemisahan tulang tidak terlalu
merusak daging dengan sayatan yang tidak perlu. Bersihkan tulang dari sisa
daging yang melekat dengan menggunakan
sendok
atau pisau yang tumpul. Kumpulkan daging sisa pembersihan tulang atau kulit
untuk pengolahan yang sesuai seperti sosis.
4. Iris
daging cucut menjadi lempengan atau fillet dan cuci bersih dengan air laut atau
larutan garam 5 % untuk melarutkan darah.
Dendeng
Ikan Cucut
a.
Bahan:
Ikan
cucut
Bumbu
tambahan (% dari berat ikan yang diolah):
1. Gula
jawa 2,5 %
2. bawang
putih 0,25%
3.
kunyit 0,5%
4.
lengkuas 2,5%
5. asam
jawa0,5%
6.
ketumbar 1%
7.
tepung tempe 10%
8. garam
0,5%
9. garam
untuk merendam 300 g/liter air.
b. Alat:
1. pisau
2.
penghalus bumbu (blender)
3.
saringan
4.
kompor
5. alat
penjemur/para-para.
c. Cara
mengolah :
- Ikan
disiangi lalu diiris bebentuk fillet. Setelah dicuci ditiriskan.
-
Potong sepanjang 10 cm.
-
Potongan ini direndam dalam larutan garam 30% (300 g garam dilarutkan
dalam 1
liter air) selama 15 menit, lalu tiriskan.
- Gula
ditambah air dan direbus hingga agak kental.
- Bumbu dihaluskan lalu ditambah sedikit air ,
direbus dan disaring. Kemudian
campur
dengan larutan gula.
- Ikan
direndam dalam larutan gula+ bumbu selama 12 jam.
-
Selanjutnya, ikan dilumuri tepung tempe secara merata, lalu dijemur hinggakering.
0 comments:
Post a Comment