Monday, August 1, 2016

TEKNIS PEMELIHARAAN LARVA IKAN ARWANA

August 01, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
PEMELIHARAAN IKAN ARWANA
1. Perawatan larva
Larva yang baru dipanen ditempatkan di akuarium bervolume air 100 liter. Kepadatan 10-15 ekor larva per akuarium. Pakan belum diberikan karena di kantung perut masih menempel kuning telur (yolksak) sebagai sumber nutrisi. Perhatikan kesehatan larva dan kualitas air. Itu untuk menjamin daya hidup (survival rate) hingga 75-90%. Gunakan air tanah untuk pemeliharaan larva. Saring dan endapkan lebih dahulu sebelum di gunakan. Kadar besi maksimal 0,4 ppm, suhu air 28oC, dan pH 6,5-7. Perubahan suhu dan pH secara mendadak menyebabkan kematian larva.
Pemasangan heater selama1x24 jam dan lampu akuarium menjaga suhu tetap stabil. Untuk menjaga pH stabil sebaiknya ganti air secara teratur dan kontinu 3 x sehari. Caranya, sedot air akuarium dan kotoran yang mengendap. Saat tinggi air sekitar2-3 cm air baru dimasukkan ke akuarium, tetapi penyedot tetap dilakukan hingga semua kotoran terbuang. Kebutuhan oksigen dipenuhi dengan memasang aerator.
Pakan baru diberikan setelah kuning telur habis dikonsumsi larva. Saat itu larva 1,5 bulan dengan panjang 7-8 cm. jenis pakan untuk larva berupa udang atau ikan kecil berukuran 1-2 cm. pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga larva menolak makan.
Arwana siap jual jika ukuran mencapai ukuran 12 cm, atau 2 bulan setelah panen. Sesuai peraturan CITES arwana harus dipasangi mikrocip sebelum diperdangangkan. Ini sebagai tanda arwana hasil tangkaran.
2. Memilih Arwana yang baik
Secara umum, ciri-ciri arwana yang baik dapat dilihat dari gerakan, bentuk badan,kepala ekor dan sisik.
a. Gerakan. Arwana yang sehat gerakannya lincah,selalu berenang menjelajahi seluruh ruang akuarium, dan gesit menyambar makanan yang diberikan.
b. Ciri fisik.
Beberapa ciri fisik sebagai berikut
- Bentuk badan yang baik adalah punggung memanjang dan lurus, tidak bengkok, tidak bungkuk atau berpunuk, dan berkesan kekar. Tidak ada bagian tubuh yang cacat atau luka, dan berwarna cerah.
- Arowana yang bagus bermulut  lebar, letaknya di atas moncong. Rahang bawah lebih panjang dan tidak putus. Pada dagunya terdapat dua buah sungut yang panjang dan tidak putus. Pasalnya sungut yang sudah putus tidak dapat tumbuh lagi sehingga menjadi cacat permanen.
- Mata arwana yang baik adalah bulat dan besar. Tidak melotot atau menonjol keatas dan kebawah (juling), tidak buta. Insang normal, tutupnya keras dan rapat, dan tidak melengkung keluar.
- Ekor dan sisik. Arwana yang bagus memiliki bentuk ekor lebar dan bulat seperti kipas. Hindari memilih arwana yang ekornya memiliki bintik-bintik putih. Pilih yang permukaanya mengilap dan tidak memproduksi lendir yang terlalu banyak.
- Bentuk kepala arwana. Pilih yang tutup insangnya keras dan rapat, matanya tidak juling, rahang kokoh, mulut lebar dan sungutnya masih utuh.
- Sisik yang prima. Tersusun rapi, tidak kasar, mengilap, dan tidak luka atau mengelupas.
- Arwana berkualitas tinggi memiliki bentuk ekor yang lebar dan bulat mirip kipas. Pilih yang ekornya masih mulus, tidak ada bekas gigitan, dan tidak berbintik – bintik putih.
3. Mempersiapkan Akuarium dan kolam
Perlengkapan akuarium atau kolam yang memadai menjadi syarat penting dalam mendukung cara pemeliharaan yang baik.
Akuarium dan perlengkapannya
-  Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600.
-  Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim 2034.
-  Peralatan pokok dalam  akuarium :
a. Aerator
Aerator atau vibrator gunanya untuk memasok oksigen dalam akuarium dan mengusir karbondioksida.
b. Filter
Filter yang sering dipasang untuk akuarium arwana yaitu filter temple yang portable atau filter gantung yang dipasang pada bagian atas akuarium.
c. Lampu
Lampu akuarium biasanya dipasang pada penutup akuarium, sehingga tersembunyi dan hanya pantulannya saja yang kelihatan menerangi arwana.
d. Thermometer
Thermometer dipakai untuk mengetahui suhu air akuarium.
e. Heater dan thermostat
Alat pemanas yang sering dipakai untuk menaikan suhu air adalah heater dan thermostat.Alat ini sangat penting, bukan saja untuk menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang optimum, namun juga untuk mencegah agar suhu senantiasa stabil.
f. Kertas pH dan alat pengukur pH lainnya
Kertas pH dibutuhkan untuk mengetahui keasaman dari air akuarium, karena arwana membutuhkan air yang sedikit asam sampai netral.Untukmenetahui cocok tidaknya keasaman air itu bisa dipakai kertas lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.
g. Alat –alat lainnya
Alat lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan arwana misalnya selang plastic penyifon, ember plastic untuk menampung dan membuang kotoran, batu apung pembersih kaca, kain lap, dan lainya.
Kolam dan Perlengkapanya
Kolam arowana harus memenuhi persyaratan fisik dan higienis sebagai berikut :
- Dasar dan dinding kolam harus kedap air dan kuat menahan air.
- Kolam harus mudah diisi air dan mudah dikeringkan dalam waktu singkat.
- Luas kolam antara 50-1.000 m2
- Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang.
- Dasar kolam dibuat miring, sekitar 20-30 derajat kearah saluran keluar.
- Buat kedalaman kolam antara 1-2 meter.
- Buat tempat pemasukan dan pengeluaran air, misalkan berupa pipa paralon yang dapat diputar.
Persyaratan fisik kolam sangat menentukan keberhasilan budidaya :
- Buat kontruksi kolam yang memungkinkan untuk membersihkan kolam.
- Kolam pemijahan sekaligus sebagai kolam penetasan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok.
- Proses pendederan dapat dilakukan di akuarium.
4. Jenis Pakan
Aspek pakan yang perlu diperhatikan tidak hanya menyangkut jenis dan jumlah pakan, tetapi juga tehnik pemberiannya.Makanan yang masih hidup lebih disukai arwana. Berikut ini disajikan berbagai jenis makanan arwana :
1. Kelelabang (Scolopedra subspinipes)
Kelelabang alias lipan adalah makanan yang paling digemari oleh ikan arwana. Kelelebang tidak menularkan penyakit sehingga lebih aman jika diberikan.
2. Katak (Rana cancrivora)
Katak yang sering diberikan kepada arwana adalah jenis katak sawah (Ranacancrivora) yang ukuran tubuhnya masih kecil alias anakan.
3. Kadal (Mabouya multifasciata)
Yang dipakai sebagai umpan arwana adalah kadal anakan atau yang ukuran tubuhnya masih kecil, kira-kira seukuran jari kelingking sampai jari.Jika diukur dari kepala hingga ujung ekor, panjang antara 5-40 cm.
4. Jangrik (Teleogryllus testaceus)
Ada tiga jenis jangrik yang bisa dimanfaatkan untuk makanan arwana, yakni jangrik besar atau gangsir (Brachytrypesportentosus), jangrik hitam (Gryllus bimaculatus),dan jangrik coklat (Teleogryllus testaceus).
5. Ikan Hidup
Benih atau ikan berukuran kecil yang sering diberikan antara lain ikan mas (Cyprinus carpio), guppy (Poecilia reticulate), molly (Poecilia mollinesia), atau ikan sepat (Tricbogaster pectoralis)
5. Perawatan rutin
-  Pemeriksaan suhu air
Pemeriksaan suhu air dalam akuarium arwana harus dilakukan setiap hari.Apabila ternyata suhu air terlalu dingin maka perlu dipasang heater.
-  Pemeriksaan pH air
Arwana biasanya menghendaki air dengan pH netral atau sedikit asam.untuk mengecek pH air cukup dilakukan 1 minggu sekali.Untuk mengetahui pH air akuarium secara tepat bisa dipakai alat pH tester atau soil tester.
Table 2. Pengaruh pH Air terhadap ikan
pH Pengaruh pada Ikan
4-5
4-6,5
6,5-9
>10
Tingkat keasaman yang mematikan dan tidak ada reproduksi
Pertumbuhan ikan menjadi lambat
Baik untuk pertumbuhan ikan
Tingkat basa yang mematikan

- Mengganti air
Kotoran atau hasil ekskresi arwana lumayan banyak. Sisa buangan arwana ini perlu segera dikeluarkan karena akan membusuk yang lebih lanjut bisa berakibat menurunkan kualitas air.
Parameter kualitas air yang disyaratkan untuk budidaya arwana adalah :
• Suhu 25 – 30 derajat C,
• pH 6,0 – 7,0,
• Kandungan Oksigen lebih dari 5 ppm, dan
• Kandungan Karbondioksida kurang dari 2,5 ppm.
- Pemeliharaan alat – alat
Peralatan pertama yang mesti kita perhatikan adalah filter. Filter yang tertempel dalam akuarium harus secara periodic dibersihkan bagian dalamnyaagar bisa berfungsi seperti semula.
Selanjutnya aerator  terkadang aerator tidak tahan lama, terutama karet klepnya. Alat lain yang tidak boleh luput adalah heater atau thermostat, jika alat ini rusak akibatnya sama dengan filter.
6. Penanggulangan Penyakit
-  Identifikasi  Penyakit
Ada dua penyebab yang menjadikan arwana menderita penyakit.Penyebab pertama dikenal dengan parasite dan kedua non parasite.Penyakit arwana yang non parasite misalnya karena guncangan suhu, penurunan pH, keracunan, tidak mau makan, kekurangan oksigen, dan lainnya.
-  Jenis Obat
Obat - obat arwana bisa dibedakan menjadi dua.Pertama adalah obat - obatan standar, artinya belum dicampur dengan aquades atau aquabides, sedang kelompok dua adalah obat – obatan siap pakai.
Berbagai penyakit arwana
1. Penyakit gigit ekor
Penyakit yang sering menghampiri arwana adalah penyakit gigit ekor, gejalanya menunjukan perilaku yang lain dari biasanya. Ditandai dengan arwana kelihatan gelisah dengan berenang hilir mudik, beberapa hari kemudian sirip ekor akan robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir.
2. Tutup insang melengkung
Penyebab pertama tutup insang melengkung bisa dikarenakan kualitas air dalam akuarium kurang baik, terutama suhunya. Penyebab lain karena pemberian obat yang kelewat dosis, serangan sejenis bakteri, atau karena air dalam akuarium rendah kandungan oksigennya.
3. Mogok makan
Arwana yang mogok makan biasanya sudah sering diberi kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain, bila setelah seminggu arwana belum juga mau makan sebaiknya sediakan ikan hidup karena tahan hidup. Untuk menjaga agar arwana tidak juling sebaiknya dipilih ikan penghuni permukaan, yang paling tepat yaitu guppy.
4. Penyakit Mata Juling
Penyakit ini bisa timbul karena banyak hal.Terlalu seringnya mereka memburu ikan kecil didasar atau pojok akuarium dianggap sebagai salah satu penyebab yang utama.
Mata yang melorot juga dikarenakan arwana kurang mendapatkan sinar matahariyang cukup.
5. Dubur ikan merah dan membengkakdubur arwana yang merah dan membengkak disebabkan karena makanan yang diberikan tidak bersih. Akibatnya pencernaan terganggu sehingga arwana kesulitan mengeluarkan ekskresinya.
6. Sisik Berdiri
Sisik berdiri dan kadang ada sebagian yang membusuk, biasanya di sebabkan oleh lingkungan yang terlalu kotor.Perggantian air secara rutin dapat menghindarkan arwana dari penyakit ini.
7. Tulang punggung bengkok
Penyebab pertama karena adanya serangan bakteri yang merasuk kedalam tubuh arwana sehingga mengakibatkan pertumbuhan punggung tidak normal.
8. Ekor patah
Ekor patah disebabkan karena akuarium yang terlalu sempit.Selain itu penyebabnya bisa karena penanganan yang kurang baik.
9. Sungut Tumbuh Pendek
Arwana yang bersungut tidak imbang ini boleh jadi karena ditempatkan dalam akuarium yang terlalu kecil.
10. Ekor dan Sirip mengerut
Ekor dan sirip yang mengerut bisa terjadi bila air dalam akuarium terlampau kotor atau karena suhunya terlalu rendah.
11. Sungut menjorok kebawah
Arwana yang sehat adalah yang sungutnya menjorok kedepan.Namun sering arwana sungutnya lunglai, menjorok kebawah.Ini merupakan pertanda arwana berada pada lingkungan yang tidak semestinya.
Sumber:
Suharyadi, 2011. Budidaya Ikan Arwana: Modul Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
Diposkan oleh Fahrur Razi, SST di 08.24
Reaksi:     
Tidak ada komentar: Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Selasa, 02 Agustus 2016
PEMIJAHAN IKAN ARWANA
1. Persiapan induk
Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas penyakit.
Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan.
Hingga saat ini belum ada satu pun penakar yang bisa menentukan jenis kelamin arwana secara akurat. Dari pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa criteria penentuan jenis kelamin.
Arwana jantan:
-  bertubuh lebih panjang dan ramping
-  Kepala besar, mulut agak lebar,
-  dada dan sirip dada lebih panjang, serta
-  sirip punggung menyempit.
Arwana Betina:
-  tubuh lebih pendek, lebar, dan agak gemuk.
-  Kepala meruncing dengan mulut lebih kecil.
-  Dada dan sirip dada lebih pendek, dan
-  sirip punggung melebar.
Hampir tidak ada pedagang yang menjual induk siap pijah berumur di atas 5 tahun. Kebanyakan calon penakar mendapatkan induk dari hobiis yang bosen dengan arwana dewasa. Karena langka, calon penangkar harus menyiapkan calon induk dari ukuran kecil. Mereka mesti menunggu waktu 4-5 tahun. Keuntungannya, harga lebih murah dan kualitas terjamin. Pembesaran calon induk sebaiknya bertahap. Selain disesuaikan dengan ruang gerak dan aktivitas ikan, cara ini juga mempermudah pemeliharaan dan perawatan.
Calon induk berumur dibawah dua tahun, atau panjang dibawah 30-35 cm dipelihara diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 cm, atau 80 cm x 70 cm x 150 cm. Setiap akuarium diisi 5- 10 ekor. Yang berukuran lebih besar di pelihara dibak fiber 2 m x 1 m x 1 m hingga berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 – 5 ekor.
Pakan induk arwana berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak,dan udang. Ikan segar seperti teri juga bisa diberikan. Sebelum diberikan kepada arwana, kodok yang baru dibeli ditampung dalam bak fiber untuk dicuci bersih. Dosis pakan 1-2 kg/hari/20 induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu hingga habis tersantap. Pemberian pakan sebaiknya pada sore hari pukul 16.30 agar ikan mau naik ke permukaan untuk menyantap pakan.
2. Pemijahan dan Penetasan
Setiap tahun arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang mendekat.
Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur. Arwana memijah setelah 2-3 hari hujan sehingga suhu air turun menjadi sekitar 27oC. Setelah itu tidak ada hujan selama 2-3 minggu sampai suhu air meningkat menjadi 29oC.
Begitu betina mengeluarkan telur, jantan segera menyemprotkan sperma. Proses itu berlangsung di dasar kolam selama 20-30 menit. Telur di buahi akan diambil dan disimpan di dalam mulut si jantan. Induk betina akan menjaga dan melindungi jantan dari gangguan di sekitarnya.
Proses pemijahan hingga pembuahan berlangsung 3 bulan. Sedangkan masa pengeraman di dalam mulut 40-41 hari. Selama itulah induk jantan berpuasa. Ukuran mulut jantan menjadi lebih besar dan rahang bawah menggelembung. Hingga menetas larva tetap tersimpan dalam mulut induk jantan. Setelah mampu berenang pada umur sekitar 2 minggu, larva dimuntahkan keluar dari mulut si jantan. Jika ini dibiarkan larva yang baru menetas dapat dimakan kembali oleh si induk atau di mangsa arwana lain. Karena itu larva perlu di panen paksa sebelum masa pengeraman berakhir.
3. Produktivitas
Induk yang produktif setelah berumur 4 tahun. Perbandingan jantan dan betina 1 : 1. Induk yang dipakai biasanya berasal dari alam (parent stock) atau dari anakan F I. Tanda – tanda induk yang berjodoh akan berenang berduaan dan memisahkan diri dari kelompok sampai saatnya berpijah.
Arwana bukanlah ikan yang prolific (banyak telur).Itulah sebabnya ikan ini termasuk yang dikhawatirkan punah, setiap tahun seekor induk rata – rata hanya menghasilkan anak 30 ekor.Pernah mencapai 60 ekor/induk/tahun tetapi kasus tersebut umumnya sangat jarang.
Untuk menghitung produktivitas induk arwana sebenarnya tidaklah sulit. Jika seekor induk betina hanya mampu menghasilkan 40 – 60 butir telur setahun, maka sejalan dengan survival rate pada setiap stadium, maka setelah 3 bulan hanya tersisa 6 – 27 ekor anakan arwana yang siap dilepas kepasaran.
Sumber:
Suharyadi, 2011. Budidaya Ikan Arwana: Modul Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

0 comments:

Post a Comment