Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan laut yang dapat dibudidayakan ditambak. Saat ini, ikan bandeng telah dibudidayakan juga di keramba jarring apung pada air tawar, hal ini dikarenakan sifat ikan ini yang eurihaline (tolerensi terhadap salinitas yang tinggi).
Nener bandeng yang berasal dari alam merupakan hasil pemijahan ikan bandeng secara alami di laut. Ikan bandeng yang telah matang gonad akan memijah secara alami dan akan menghasilkan telur sebanyak 5.700.000 butir dalam tubuhnya. Pelepasan telur ini terjadi pada malam hari dan akan menetas dalam waktu 24 jam menjadi nener yang berukuran 5 mm. Nener ini akan terbawa oleh arus air mendekati pantai dan kemudian akan ditangkap oleh para penyeser. Nener yang ditangkap penyeser berukuran kurang lebih 13 mm.
Nener ikan bandeng yang diperoleh dari alam ditangkap oleh pencari nener bergantung kepada musim, lokasi, cara dan waktu penangkapan. Pada musim nener jumlah nener cukup melimpah, sehingga dapat mengakibatkan menurunnya harga nener. Selain itu nener yang ditangkap pada awal musim penangkapan mempunyai daya tahan dan vitalitas yang tinggi dalam pengangkutan serta mempunyai harga jual yang lebih mahal.
Deskripsi Ikan Bandeng (Chanoschanos) - Habitat, ikan bandeng hidup di air payau
Morfologi
Memiliki bentuk tubuh terpodia
Bagian kepala tidak bersisik dan mulutnya terletak diujung berukuran kecil
Mulut memiliki rahan atas (maksilla) dan rahang bawah (mandibula)
Dimata ada selaput tidur (mambran niktifaus) untuk melindungi mata saat berenang
Memiliki tipe sisik siklord karena ukurannya besar dan melingkar
Pada bagian lateral tubuhnya terdapat gurat sisik (lineal lasefalis) yang berfungsi sebagai organ sensoris yang dapat mendeteksi perubahan gelombang air sehingga dapat mendeteksi lingkungannya
Memiliki operculum (tutup insang) yang terdiri dari tiga bagian tulang yaitu operculum, rugoperkulum dan radi branhiostegi
Kulit memiliki lender yang berasal dari kelenjarmukus yang berupa glikoprotein fungsinya untuk perlindungan, osmoregulasi, mencegah infeksi, mencegah kekeringan, mengurangi gesekan dan membantu dalam proses reproduksi
Tipe ekor homocertal dimanabagian atas dan bawah bagian ekor sama besar
Memiliki sirip punggung (pinna dorsalis) untuk kestabilan ikan saat berenang
Memilki sirip perut (pinna ventralis) untuk stabilitas ikan saat berenang
Memiliki sirip anus (pinna analis) untuk gerakan memutar pada ikan saat berenang
Memiliki sirip dada (pinna pectoralis) untuk gerakan maju, mundur dan kesamping
Sisik berwarna karena adanya biocroma zat pemberi warna pada sisik
Memiliki sisetem pencernaan yang sudah lengkap
Ilustrasi
Anatomi
Sistem pencertaan
System pencernaan dimulai dari mulut, dimana akan masuk pertama hasil kemulut kemudian dari mulut makanan akan melewati kerongkongan (esophagus) yaitu saluran yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Dilambung terjadi proses pengolahan makanan dan penghancuran makanan, selanjutnya dari lambung makanan akan menuju keusus (intesfilum) sebagai tempat terjadinya penyerapan makanan. Selanjutnya terjadi proses pencernaan makanan dengan bantuan kelenjar pencernaan seperti hati dan pancreas. Selanjutnya sisa-sisa makanan yang tidak diserap akan dikeluarkan oleh tubuh melalui kloaka
Sistem sirkulasi
Jantung pada ikan bandeng (Chanos-chanos) terdiri atas dua ruang yaitu suatu atrium yang menerima darahdari sxinus venosus dan satu ventrikel dan satu memompa darah kekonus arteriosus. Dari konus darah selanjutnya menuju keaorta ventrikel yang bercabang. Menjadi 5 buah arteri brankial eferen, lalu terus masuk kedaalam inzsang lalu kapiler-kapiler yang ada dalam insang membentuk aorta dorsal selanjutnya darah masuk keseluruh tubuh dan darah vena kembali melalui 2 buah saluran carier sinus venosus
Sistem pernapasan
Pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam empat pasang kantung insang yang terletak sebelah menyeblah, tiap belah insang terdiri atas membran ganda filament, dimana setiap celah filament kaya akan pembuluh darah dan akan mengikat oksigen juga sebagai pelepas karbondioksida. Didalam filament terdapat sisir duri yang berfungsi untuk menahan makanan dari benda-benda keras yang masuk saat pernapasan. Mekanisme pernapasan, yaitu O2 dari air masuk kedalam insang kemudian O2 diikat oleh kapiler darah kemudian dibawah kejaringan-jaringan yang membutuhkan. Kemudian CO2 dari jaringan akan dibawah oleh darah keinsang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh
Sistem reproduksi
Pemuahan pada ikan dbendeng (Chanos-chanos) terjadi diluar tubuh pada ikan ini mempunyai alat kelamin yang terpisah dimana ikan jantan memiliki sepasang testis yang membesar pada masa perkawinan melalui vas deferens sperma dikeluarkan melalui papilla urogenital sedangkan pada hewan betina telur akan dikeluarkan melalui oviduct yang selanjutnya keluar melalui papilla urogenitalis
Manfaat
Dagingnya dapat diolah menjadi makanan
Mencegah penyakit jantung coroner
Meningkatkan daya tahan tubuh
Mengurangi resiko hipertensi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Melocopterygi
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
Namun demikian, nener dari alam ini tidak tersedia sepanjang tahun sehingga untuk mengusahakan pembesaran ikan bandeng secara intensif dibutuhkan nener bandeng yang berasal dari panti pembenihan (hatchery). Nener dari alam selain hanya bersifat musiman juga mempunyai ukuran yang sangat beragam.
Oleh karena itu, nener yang berasal dari panti pembenihan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan nener ditambak-tambak pembesaran.
Nener yang dihasilkan dari panti pembenihan mempunyai keunggulan, karena ukurannya relatif rata dan umurnya diketahui secara tepat.
Nener yang berasal dari alam atau pembenihan, yang akan digunakan untuk usaha pembesaran ikan bandeng ditambak, harus nener yang sehat. Nener yang sehat dapat dilihat dari ciri-ciri umumnya yaitu :
1. Tubuhnya mulus, tidak terdapat luka, kemerahan
2. Sirip-siripnya utuh; tidak cacat, patah-patah
3. Warnanya tidak kusam
4. Gerakannya aktif
Secara anatomi, bentuk nener (larva ikan bandeng), gelondongan dan bandeng dewasa tidak berbeda; yang berbeda adalah ukurannya saja. Dengan menggunakan nener yang sehat, akan diperoleh target produksi yang sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan nener yang sehat memiliki ketahanan tubuh yang baik, sehingga tingkat mortalitas selama masa pengangkutan benih dan masa pembesaran rendah.
Selain nener yang sehat dalam pemilihan benih ikan bandeng, juga harus diperhatikan ukuran nener tersebut. Ukuran benih yang akan ditebar ke dalam tambak pembesaran sebaiknya seragam agar pertumbuhan ikan selama pemeliharaan juga akan seragam.
Ukuran ikan yang ditebar ke tambak pembesaran bisa dimulai dari ukuran nener sampai gelondongan, yang membedakannya adalah waktu pe-meliharaan ditambak pembesarannya. Jika yang ditebar adalah nener kecil maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi yaitu 4 – 6 ekor/kg bisa mencapai lebih dari 6 bulan, sedangkan jika yang ditebar adalah gelondongan, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi berkisar antara 3 – 4 bulan.
Dalam memilih nener yang berasal dari alam maupun panti benih dapat dilakukan dengan menghitung jumlah ruas tulang belakang. Nener yang berkualitas baik memiliki jumlah ruas tulang belakang antara 44– 45. Jumlah ruas tulang belakang dapat dihitung menggunakan mikroskop sederhana pada pembesaran 10 kali ataupun kaca pembesar dengan nener ditempatkan pada sumber cahaya seperti lampu senter.
SUMBER:
Alipuddin M., 2003. Modul Penebaran Nener pada Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Ahmad, T. 1998. Budidaya Bandeng Secara Insentif. Penebar Swadaya. Jakarta
BBAP Jepara. 1985. Pedoman Budidaya Tambak. Ditjen Perikanan, BBAP Jepara.
Hadi, W. Dan J. Supriatna. 186. Tehnik Budidaya Bandeng. Bharata Karya Aksara. Jakarta
Idel, A. dan S. Wibowo. 1996. Budidaya Tambak Bandeng Modern. Gitamedia Press. Surabaya
Soeseno, S, 1987. Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak. PT. Gramedia. Jakarta.
Nener bandeng yang berasal dari alam merupakan hasil pemijahan ikan bandeng secara alami di laut. Ikan bandeng yang telah matang gonad akan memijah secara alami dan akan menghasilkan telur sebanyak 5.700.000 butir dalam tubuhnya. Pelepasan telur ini terjadi pada malam hari dan akan menetas dalam waktu 24 jam menjadi nener yang berukuran 5 mm. Nener ini akan terbawa oleh arus air mendekati pantai dan kemudian akan ditangkap oleh para penyeser. Nener yang ditangkap penyeser berukuran kurang lebih 13 mm.
Nener ikan bandeng yang diperoleh dari alam ditangkap oleh pencari nener bergantung kepada musim, lokasi, cara dan waktu penangkapan. Pada musim nener jumlah nener cukup melimpah, sehingga dapat mengakibatkan menurunnya harga nener. Selain itu nener yang ditangkap pada awal musim penangkapan mempunyai daya tahan dan vitalitas yang tinggi dalam pengangkutan serta mempunyai harga jual yang lebih mahal.
Deskripsi Ikan Bandeng (Chanoschanos) - Habitat, ikan bandeng hidup di air payau
Morfologi
Memiliki bentuk tubuh terpodia
Bagian kepala tidak bersisik dan mulutnya terletak diujung berukuran kecil
Mulut memiliki rahan atas (maksilla) dan rahang bawah (mandibula)
Dimata ada selaput tidur (mambran niktifaus) untuk melindungi mata saat berenang
Memiliki tipe sisik siklord karena ukurannya besar dan melingkar
Pada bagian lateral tubuhnya terdapat gurat sisik (lineal lasefalis) yang berfungsi sebagai organ sensoris yang dapat mendeteksi perubahan gelombang air sehingga dapat mendeteksi lingkungannya
Memiliki operculum (tutup insang) yang terdiri dari tiga bagian tulang yaitu operculum, rugoperkulum dan radi branhiostegi
Kulit memiliki lender yang berasal dari kelenjarmukus yang berupa glikoprotein fungsinya untuk perlindungan, osmoregulasi, mencegah infeksi, mencegah kekeringan, mengurangi gesekan dan membantu dalam proses reproduksi
Tipe ekor homocertal dimanabagian atas dan bawah bagian ekor sama besar
Memiliki sirip punggung (pinna dorsalis) untuk kestabilan ikan saat berenang
Memilki sirip perut (pinna ventralis) untuk stabilitas ikan saat berenang
Memiliki sirip anus (pinna analis) untuk gerakan memutar pada ikan saat berenang
Memiliki sirip dada (pinna pectoralis) untuk gerakan maju, mundur dan kesamping
Sisik berwarna karena adanya biocroma zat pemberi warna pada sisik
Memiliki sisetem pencernaan yang sudah lengkap
Ilustrasi
Anatomi
Sistem pencertaan
System pencernaan dimulai dari mulut, dimana akan masuk pertama hasil kemulut kemudian dari mulut makanan akan melewati kerongkongan (esophagus) yaitu saluran yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Dilambung terjadi proses pengolahan makanan dan penghancuran makanan, selanjutnya dari lambung makanan akan menuju keusus (intesfilum) sebagai tempat terjadinya penyerapan makanan. Selanjutnya terjadi proses pencernaan makanan dengan bantuan kelenjar pencernaan seperti hati dan pancreas. Selanjutnya sisa-sisa makanan yang tidak diserap akan dikeluarkan oleh tubuh melalui kloaka
Sistem sirkulasi
Jantung pada ikan bandeng (Chanos-chanos) terdiri atas dua ruang yaitu suatu atrium yang menerima darahdari sxinus venosus dan satu ventrikel dan satu memompa darah kekonus arteriosus. Dari konus darah selanjutnya menuju keaorta ventrikel yang bercabang. Menjadi 5 buah arteri brankial eferen, lalu terus masuk kedaalam inzsang lalu kapiler-kapiler yang ada dalam insang membentuk aorta dorsal selanjutnya darah masuk keseluruh tubuh dan darah vena kembali melalui 2 buah saluran carier sinus venosus
Sistem pernapasan
Pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam empat pasang kantung insang yang terletak sebelah menyeblah, tiap belah insang terdiri atas membran ganda filament, dimana setiap celah filament kaya akan pembuluh darah dan akan mengikat oksigen juga sebagai pelepas karbondioksida. Didalam filament terdapat sisir duri yang berfungsi untuk menahan makanan dari benda-benda keras yang masuk saat pernapasan. Mekanisme pernapasan, yaitu O2 dari air masuk kedalam insang kemudian O2 diikat oleh kapiler darah kemudian dibawah kejaringan-jaringan yang membutuhkan. Kemudian CO2 dari jaringan akan dibawah oleh darah keinsang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh
Sistem reproduksi
Pemuahan pada ikan dbendeng (Chanos-chanos) terjadi diluar tubuh pada ikan ini mempunyai alat kelamin yang terpisah dimana ikan jantan memiliki sepasang testis yang membesar pada masa perkawinan melalui vas deferens sperma dikeluarkan melalui papilla urogenital sedangkan pada hewan betina telur akan dikeluarkan melalui oviduct yang selanjutnya keluar melalui papilla urogenitalis
Manfaat
Dagingnya dapat diolah menjadi makanan
Mencegah penyakit jantung coroner
Meningkatkan daya tahan tubuh
Mengurangi resiko hipertensi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Melocopterygi
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
Namun demikian, nener dari alam ini tidak tersedia sepanjang tahun sehingga untuk mengusahakan pembesaran ikan bandeng secara intensif dibutuhkan nener bandeng yang berasal dari panti pembenihan (hatchery). Nener dari alam selain hanya bersifat musiman juga mempunyai ukuran yang sangat beragam.
Oleh karena itu, nener yang berasal dari panti pembenihan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan nener ditambak-tambak pembesaran.
Nener yang dihasilkan dari panti pembenihan mempunyai keunggulan, karena ukurannya relatif rata dan umurnya diketahui secara tepat.
Nener yang berasal dari alam atau pembenihan, yang akan digunakan untuk usaha pembesaran ikan bandeng ditambak, harus nener yang sehat. Nener yang sehat dapat dilihat dari ciri-ciri umumnya yaitu :
1. Tubuhnya mulus, tidak terdapat luka, kemerahan
2. Sirip-siripnya utuh; tidak cacat, patah-patah
3. Warnanya tidak kusam
4. Gerakannya aktif
Secara anatomi, bentuk nener (larva ikan bandeng), gelondongan dan bandeng dewasa tidak berbeda; yang berbeda adalah ukurannya saja. Dengan menggunakan nener yang sehat, akan diperoleh target produksi yang sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan nener yang sehat memiliki ketahanan tubuh yang baik, sehingga tingkat mortalitas selama masa pengangkutan benih dan masa pembesaran rendah.
Selain nener yang sehat dalam pemilihan benih ikan bandeng, juga harus diperhatikan ukuran nener tersebut. Ukuran benih yang akan ditebar ke dalam tambak pembesaran sebaiknya seragam agar pertumbuhan ikan selama pemeliharaan juga akan seragam.
Ukuran ikan yang ditebar ke tambak pembesaran bisa dimulai dari ukuran nener sampai gelondongan, yang membedakannya adalah waktu pe-meliharaan ditambak pembesarannya. Jika yang ditebar adalah nener kecil maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi yaitu 4 – 6 ekor/kg bisa mencapai lebih dari 6 bulan, sedangkan jika yang ditebar adalah gelondongan, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi berkisar antara 3 – 4 bulan.
Dalam memilih nener yang berasal dari alam maupun panti benih dapat dilakukan dengan menghitung jumlah ruas tulang belakang. Nener yang berkualitas baik memiliki jumlah ruas tulang belakang antara 44– 45. Jumlah ruas tulang belakang dapat dihitung menggunakan mikroskop sederhana pada pembesaran 10 kali ataupun kaca pembesar dengan nener ditempatkan pada sumber cahaya seperti lampu senter.
SUMBER:
Alipuddin M., 2003. Modul Penebaran Nener pada Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Ahmad, T. 1998. Budidaya Bandeng Secara Insentif. Penebar Swadaya. Jakarta
BBAP Jepara. 1985. Pedoman Budidaya Tambak. Ditjen Perikanan, BBAP Jepara.
Hadi, W. Dan J. Supriatna. 186. Tehnik Budidaya Bandeng. Bharata Karya Aksara. Jakarta
Idel, A. dan S. Wibowo. 1996. Budidaya Tambak Bandeng Modern. Gitamedia Press. Surabaya
Soeseno, S, 1987. Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak. PT. Gramedia. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment