Tuesday, September 1, 2015

PENGERTIAN METODE PENYULUHAN

September 01, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Kegiatan penyuluhan perikanan dilakukan secara terencana dan terarah dan bersifat berkelanjutan, sehingga diperlukan perencanaan penyuluhan yang baik. Untuk kegiatan penyuluhan perikanan di perlukan metode yang tepat guna dan mudah didapat di lingkunganya.
A. Pengertian Metode Penyuluhan
Metode Penyuluhan Perikanan, dapat diartikan sebagai:
1. Cara yang digunakan untuk mendekatkan penyuluh dengan sasaran penyuluhannya;
2. Suatu teknik atau cara agar komunikasi dalam kegiatan penyuluhan perikanan dapat efektif; dan
3. Cara-cara penyampaian materi penyuluhan perikanan melalui media komunikasi oleh penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha perikanan beserta keluarganya.
Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncakan. Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya.
Namun dilain pihak, penggunaan kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu mempercepat proses perubahan. Penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak metode  penyuluhan yang akan digunakan, akan lebih banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu. Kombinasi metode penggunaan metode komunikasi (baca:penyuluhan) juga dilakukan pada “kelompencapir”. Dalam operrasional di lapangan, kelompencapir menggunakan bernagai cara/metode komunikasi yaitu metode komunikasi banyak tahap (multi step of communication) yaitu arus komunikasi mengalir daqri media masyarakat kepada pemuka masyarakat, dari pemuka masyarakat secara “tatap muka” disalurkan kepada anggota kelompencapir melalui diskusi-diskusi kelompok tentang topik yang dibahas oleh media massa, dan selanjutnya disebarkan kepada khalayak secara bersilang dan menyeluruh.
Metode penyuluhan menjadi sangat penting, mengingat fungsi utama penyuluh untuk merubah situasi yang memungkinkan sasaran penyuluhan berkembang melalui kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan. Dengan mendekatkan penyuluh dan sasaran, berarti penyuluh mempunyai kesempatan untuk: (1) menstimulasi aktivitas mental dan fisikal sasaran penyuluhan sehingga memunculkan kebutuhan mereka untuk belajar, dan (2) memberi kesempatan belajar  bagi  sasaran penyuluhan yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan mereka.
Metode komunikasi semacam ini di manmanfaatkan sebagai strategi untuk mempercepat perubahan dalam proses pembaharuan seperti yang dilakukan oleh All India Radio. All Radio India berhasil melakukan eksperimen dengan beberapa strategi komunikasi, menggunakan saluran-saluran tradisional maupun mass media. Penggunaan komunikasi antarpribadi maupun peragaan metode telah berhasil mengubah sikap dan mengajarkan beberapa teknik (lihat Depari dan Mc Andrew, dalam Peranan Komunikasi Massa dalm Pem-bangunan, 1978).
Pengalaman penelitiaan di negara- negar berkembang menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara tahapan adopsi seseorang dengan pendekatan yang harus dilakukan, karena ada perbedaan kecapatan seseorang dalam mempelajari sesuatu. Sekelompok orang mungkin telah sampai pada tahap mencoba sesuatu hal ynag baru sehingga mereka ingin mempraktikkannya. Teteapi dilain pihak bisa terjadi, hanya sampai pada tahap ,menyadari dan atau berniat. Dengan demikian, melihat kasus ini: penggunaan kombinasi berbagai metode penyluhan akan lebih efektif.
Meminjam pendapat Mounder dalam Suriatna (1987) menggolonggakan metode penyluhan menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan jumlah sasaran yang dapat di capai:
Metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini, penyuluh berhub ungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara pororangan. Yang termasuk ke dalam metode ini adalah:
 Anjangsana
 Surat-menyurat
 Kontak informal
 Undangan
 Hubungan telepon
 Magang
Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh berhubungan denga sekelompok orang yang menyampaikan pesannya. Beberapa metode pendekatan kelompok antara lain:
 Ceramah dan diskusi
 Rapat
 Demonstrasi
 Temu karya
 Temu lapang
 Sarasehan
 Perlombaan
 Pemutaran slide
 Penyuluhan kelompok lainnya
 Metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat menjangkau sasaran yang lebih luas (massa). Beberapa metode yang termasuk dalam golongan itu, antara lain:
 Rapat umum
 Siaran melalui media massa
 Pertunjukan kesenian rakayat (pertunra)
 Penerbitan visua
 Pemutaran film
Sedangkan para ahli yang lain menggolongkan metode berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indra penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibai menjadi 2 golongan, yaitu:
Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung bertatap muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak personal, demonstrasi, dll.
Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan tidak secara langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi melalui perantara atau media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
Metode yang dilaksanakandengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide.
Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif lainnya.
Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara kombinasi. Misalnya:
Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)
Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)
B. Kriteria Metode Penyuluhan
Meskipun tidak terdapat kriteria khusus metode penyuluhan yang terbaik, tetapi metode penyuluhan yang digunakan harus mudah dipahami sasaran dan dapat mencapai jumlah sasaran yang banyak. Metode penyuluhan yang baik, memiliki kriteria prinsif dasar diantaranya:
1. Sesuai dengan keadaan sasaran, apakah sasaran berada pada posisi tahap mengenal, menaruh minat, menilai, atau pada tahap mencoba mengadopsi suatu inovasi.
2. Cukup kuantitas dan kualitas, artinya penyuluh menguasai banyak metode penyuluhan sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah-masalah penyuluhan. Dengan demikian perubahan kondisi sasaran dapat direspon oleh penyuluh dengan memilih dan menerapkan metode penyuluhan yang sesuai.
3. Tepat sasaran dan tepat waktu, tepat sasaran dapat diartikan bahwa metode penyuluhan yang digunakan sesuai dengan keberadaan sasaran (tingkat pendidikan, lingkungan/sosial budaya) dan waktu yang tersedia.
4. Materi akan lebih mudah diterima dan dimengerti, artinya materi penyuluhan harus sederhana dan dapat dikomunikasikan dengan bahasa penyuluhan sehingga sasaran dapat memahami materi yang disuluhkan.
5. Murah pembiayaannya, artinya penyuluhan dapat dilaksanakan dengan biaya relatif murah sehingga dapat terlaksana secara kontinyu dan dapat merespon reaksi sasaran dari proses penyuluhan yang dilakukan.
B. Teknik Penyuluhan
Pengertian tentang teknik penyuluhan harus dikuasai oleh setiap petugas penyuluhan dakam setiap kegiatannya, agar penyampain materi penyuluhan dapat efektif dalam menjangkau sasaran khalayak.
Didalam proses komunikasi, bahwa unsur “arus balik” merupakan aspek yanjg sangat penting untuk mengukur sejauh mana pesan komunikasi mendapatkan reaksi atau respon dari khalayak sasaran. Bila pesan komunikasi kita memperoleh tanggapan dari khalayak, maka dapat dikatakan bahwa apa yang kita samapaikan itu telah mencapai sasaran karena pesan yang diterimanya dapat dimengerti dan dipahami. Menurut Effendy (1986), bahwa sifak hakikat dari komunikasi adalah understanding atau memahami; sehingga tak mungkin seseorang melakukan kegiatan tertentu tanpa terlebih dahulu mengerti apa yang diterimanya.
Jadi pertama-tama harus diperhatikan  bahwa orang dijadikan sasaran komunikasi itu memehami (to secure understanding). Jika sudah dapat dipastika ia memahami; dapat diartikan ia menerima. Dalam kaitan ini Citrotroro (1982), mengatakan mengerti diartikan sebagai “dapat menangkap secara reseptif apa yang diterima” sedangkan yang dimaksud denga memahami adalah “dapaat menangkap secara reflektif”, artinya seseorang dapat menerima pesan dapat mengerti pesan yang diterimanya dan mengetahui hubungannya dengan hal-hal lain.
Oleh karna itu, agar pesan dapat dipahami dan dimengerti komunikan, maka diperlukan keterampilan dan atau keahlian tertentu didalam “mengelolah” komunikasi. Dengan kata lain seseorang komunikator harus menguasai teknik-teknik komunikasi dalam kegiatan penyuluhan.
Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani “technikos” yang berarti keprigelan atau keterampilan. Keberhasilan dalam suatu aktifitas penyuluhan sangat tergantung kepada teknik penyuluhan yang digunakan oleh komunikator. Teknik penyuluhan pada intinya adalah penguasaan terhadap teknik-teknik komunikasi didalam “menyampaikan dan menyajikan pernyataan-pernyataan penyuluhan. Mengenai teknik kom,unikasi ini, Effendy (1986) mengatakan bahwa teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada tiga yaiut:
Komunkasi informatif
Komunikasi persuasif
Komunikasi koersif
Sedang Susanto (1977), menambahkan dengan beberapa teknik komunikasi yang lain, yaitu:
Teknik penggandaan situasi sedemikian rupa sehingga orang terpaksa secara tidak langsung mengubah sikap (=compulsion technique).
Teknik dengan mengulang apa yang diharapkan akan masuk dalam bidang bawah sadar seseorang sehingga ia mengubah sikap diri sesuai dengan apa yang diulangi (=paervasion technicque).
Mengapa teknik dalam komunikasi diperlukan?. Pada dasarnya setiap komunikasi ingin mencapai sasaran khalayak secara efektif. Artinya pesan yang disebarluaskan tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak sasaran yang pada gilirannya akan dapat menimbulkan reaksi dan atau respon mengikuti seperti apa yang dianjurkan dari pihak komunikator.
Untuk itu,  agar pesan komunikasi dapat tanggapan dari khalayak, maka seseorang komunikator harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pesan yang disampaikan harus dirangcang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat meneruh perhatian sasaran yang dimaksud.
Pesan harus menyesuaikan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sehingga sama-sama dapat dimengerti.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.
Oleh karena itu, seorang komunikator harus dapat menguasai teknika dan metode yang akan digunakan agar dapat mencapai sasaran yang dimakasud. Dengan demikain, bahwa usaha memberikan penyuluhan memerlukan beberapa teknik komunikasi yang efektif,seperti yang dikemukakan oleh para ahli. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam penyulhan yang selanjutnya dapat disebut sebagai teknika penyuluhan adalah sebagai  berikut:
1. Teknik Kmonukasi Informatif
Adalah proses penyampaian pesan yang sifatnnya “memberi tahu” atau memberika penjelasan kepada orang lain. Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui papan pengumuman, pertemuan-pertemuan kelompok dan juga media massa.
Karena sifatnya yang informatif, maka arus penyuluhan yang terjadi adalah searah (one way communication). Oleh karena itu penggunaan teknik komunikasi informatif dalam kegiatan penyuluhan biasanya harus bertujuan ingin menyampaikan sesuatu seperti keterangan-keterangan tertentu yang dianggap penting diketahui oleh khalayak atau masyarakat luas. Misalnya dalam hal ini seperti pemandu wisata memberikan keterangan tentang sejarah sebuah candi tua, seorang ahli purbakala memberikan keterangan tentang benda-benda purbakala kepada sejumlah orang peminatnya, seorang petugas penyulahan memberikan keterangan tentang tata cara pembayaran PBB kepada wajib pajak dan sebagainya.
Pendek kata dalam komunikasi ini, pihak komunikan dapat merasa “puas” karena bertambahnya pengetahuan.teknik komunikasi semacam ini pada umumnya hanya ingin menyentuh ranah kognisi dari khalayak. Effendy (1986), mengatakan bahwa secara etimologis komunikasi berarti “pemberitahuan”. Jadi, jika seseorang mengatakan sesuatu kepada orang lain dan orang itu mengerti dan karenanya menjadi tahu, maka komunikasi terjadi. Sampai disitu komunikasi hanya bertaraf informatif.
Lain minsalnya jika apa yang dikatakan oleh orang tersebut bukan hanya sekedar memberi tahu, teteapi mengandung tujuan agar orang yang dihadapinya itu melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan, maka tarafnya menjadi persuasif, komunikasi yang mengandung persuasi.
2. Teknik Komunikasi Persuasi
Istilah “persuasi” atau dalam bahasa inggris “persuation” berasal dari kata latin persuasio, yang secara harfiah berarti hal membujuk, hal mengajak atau meyakinkan. Kenneth E. Andersen (dalam Effendy (1986) mendifinisikan persuasi sebagai berikut:
“A prosses of interpersonal communication in which the communicator seeks through the use of symbols to affect the cognitions of a receiver and thus effect a voluntary change in attitude or action desired by the communicator”.
(Suatu proses komunikasi antarpersonal dimana komunikator berupaya dengan menggunakan lambang-lambang untuk mempengaruhi kognisi penerima, jadi secara sengaja mengubah sikap atau kegiatan seperti yagn diinginkan komunikator).
Sedang Merril dan Lowenstein (1973), mendifinisikan persuasi sebagai berikut:
“Persuatian, or changing people’s attitude and behavior through the spoken and written word,constitutes one of the more interesting use of communications”. Calr I Hovland dalam Sunaryo (1983) mengemukankan bahwa persuasi ialah “A major effect of persuasive communication lies in stimulating the individual to think both of his initial opinion and of the new opinion recommended in the communication.”
Selanjutnya Edwin P. Bettinghouse (dalam Effendy (1984) memberikan batasan bahwa persuasi adalah:
“in order to be persusive in nature, a comunication on situation must involve a conscious attempt by one individual to change the behavior of another behavior individual or group of indivuduals through the transmission of some message”.
Dari definisi Bettinghouse tersebut bahwa suatu situasi komunikasi yang mengandung upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mengubah prilaku melalui pesan yang disampaikan.
Dari beberapa pemaparan batasan persuasi, maka dalam persuasi mengandung unsur-unsur:
Situasi upaya mempengaruhi,
 Kognisi seseorang
 Untuk mengubah sikap khalayak
 Melalui pesan lisan dan tertulis
 Dan dilakukan secara sadar
Dengan demikian, maka persuasi merupakan suatu tindakan psikologis yang dilakukan secara sadar melalui media untuk tujuan perubahan sikap.
Tidak saja perubhan sikap, jenis dalam bukunya “Personality And Persuasivity” menambahkan perubahan sikap menuju perubahan opini, perubahan persepsi, perubahan perasaan dan perubahan tindakan.
Dalam kaitan tersebut, maka tindakan persuasi dapat dipandang sebagai sebagai sebuah cara belajar, karena ingin mengubah beberapa prilaku khalayak dengan memanfaatkan faktor-faktor internal psikologis khalayak. Teori belajar persuasi sejajar dengan model Stimulus Respons (S-R) yang memandang manusia sebagai suatu entitas pasif dari model SOR (Stimulus – Organisme – Respon) yang memandang belajar persuasif sebagai suatu gabungan perolehan pesan yang diterima indivudu dan mengatasi berbagai kekuatan-kekuatan dalam individu yang bertindak berdasarkan pesan-pesan tersebut agar menghasilkan akibat-akibat persuasif.
Wess dalam Malik (1993) memberikan contoh untuk itu adalah seorang pen dengar radio bisa dikomdisikan untuk menanggapi sebuah produk yang diiklankan setelah produk tersebut dihubungkan dengan kewibawaan sumber pesan.
Peada umumnya komunikasi persuasif bertujuan mengubah prilaku, kepercayaan dan sikap seseorang dengan memanfaatkan data dan fakta psikologis maupun sosiologi dari komunikan yang handek dipengaruhinya, sehingga bersedia melakukan tindakan tertentu sesuai dengan keinginan komunikator.
Komunikasi persuasif ini dilakukan dengan secara langsung atau tatap muka, karena komunikator mengharapkan tanggapan/respon khusus dari komunikan. Adapun contoh untuk ini sorang penyuluh dalam kegiatan penyuluhan, katakanlah misalnya penyuluhan tentang manfaat kegunaan bibit unggul tertentu kepada petani, penyuluh tersebut menggunakan cara-cara pendekatan dengan mendatangkan seorang “petani sukses” untuk menceritakan pengalamannya dalam menggunakan bibit unggul yang akan diperkenlkannya itu. Kehadiran “petani sukses” itu digunakan sebagai stimulus (S) agar menumbuhkan respon (R) komunikannya yaitu yang mengikuti jejeak keberhasilan dari petani sukses tersebut.
Pemanfaatan “petani sukses” tersebut merupakan cara persuasif untuk mengadakan sentuhan manusiawi langsung kepadan individu-invidu yang menjadi sasaran komunikasi.
Menurut proses persusif itu pesan-pesan komunikasi akan efektif dalam persuasi apabila memiliki kemampuan mengubah secara psikologis minat atau perhatian individu dengan cara sedemikian rupa, sehingga individu akan menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator. Dengan perkataan lain, kunci keberhasilan persuasi terletak pada kemampuan mengubah struktur psikologis internal individu sehingga hubungan psikomotorik antara proses internal yang laten (motivasi, sikap dan lain-lain) dengan prilaku yang diwujudkan sesuai dengan kehendak komunikator. Seperti dalam contoh di atas, bahwa mendatangkan “petani sukses” merupakan tindakan terbuka dengan cara menumbuhkan keyakinan seseorang (khalayak) terhadap penggunaan bibit unggul tertentu yagn dimanfaatkan oleh petani tersebut (proses psikologis). Contoh lain adalah penyuluhan untuk mempromosikan obat-obatan manjur (tindakan terbuka) dengan cara menumbuhkan rasa takut terhadap penyakit (proses psikologis). Secara sederhana, model psikodinamaik
Sumber:
Hudoyo M.W., 2010. Modul Metode dan Teknik Penyuluhan Perikanan. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Dan dari lainya

0 comments:

Post a Comment