Sunday, April 12, 2015

Cara Budidaya Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)

April 12, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 3 comments



Nilem, nilem mangut, atau melem (Osteochilus vittatus) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan herbivora ini diketahui menyebar di Asia Tenggara: Tonkin, Siam (Thailand), Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Jawa[4]. Nilem merupakan ikan budidaya untuk konsumsi, terutama di Jawa. Kini, nilem juga diintroduksi ke beberapa danau di Sulawesi.
Ikan nilem adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang belum banyak di budidayakan di berbagai wilayah dan saat ini ikan nilem baru banyak dikembangkan didaerah tasikmalaya.

Ikan nilem ini mempunyai cita rasa yang sangat sepesifik dan gurih disbanding ikan air tawar lainnya karena ikan ini mengandung sodium glutamat dalam daging yang terbentuk alami yang mungkin disebkan pengaruh kebiasaan makan  pakan alami phito dan zoo plankton terutama ganggang yang tumbuh akibat pemupukan kolam. Menurut jangkaru (1989), ikan nilem tahan terhadap penyakit, ikan nilem termasuk dalam kelompok omnivora,  di alam makanannya berupa periphiton

Dan tumbuhan penempel dengan demikian ikan nilem dapat berfungsi sebagai pembersih jaring apung. Potensi lain yang dimiliki  ikan nilem sampai saat ini telurnya yang sangat digemari oleh masyarakat karena cita rasanya yang gurih dan telur ikan nilem ine telah di ekspor ke Negara lain seperti Singapura, Taiwan, Malaysia dan Hongkong yang katanya sebagai pengganti kapier dan sebagai bahan pembuat saos. Ikan nilem juga diolah menjadi dendeng, abon, pepes dan snek ikan (baby fish) terutama yang mempunyai ukuran 5-7 gram.
Dengan pertimbangan keunggulan komperatif tersebut diatas ikan nilem sangat memungkinkan  sekali untuk dibudidayakan dan dikembangkan diberbagai wilayah.

MEMILIH INDUK YANG BAIK
Sebelum dilakukan pemijahan pemilihan induk adalah faktor penting. Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan oleh kualitas induk dan lingkungan pemijahan induk harus memenuhi persyaratan yaitu:
Betina : Umurnya mencapai 1-1,5 tahun, berat badan sekitar 100 gram, bila diurut pelan-pelan keatrah genital ikan mengeluarkan cairan berwarna kekuning-kuningan.
Jantan : Perut mengembung dan terasa empuk ketika diraba, 8 bulan berat badan sekitar 100 gram, bila diurut perlahan-lahan kearah genital induk jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu,
Dengan menejemen induk yang lebih intensif rematurasi induk ikan nilem diperlukan waktusekitar 3 bulan, dan dengan pakan yank intensif protein 30-42% sangat bagus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas telur dan benih yang dihasilkan.

PEMIJAHAN BUATAN
Metoda pemijahan ini adalah dengan penyuntikan menggunakan hormone reproduksi pada ikan jantan dan betina dengan tujuan agar menghasilkan pemijahan yang serentak dibandingkan dengan tanpa penyuntikan . Sistem ini akan memberikan hasil anakan yang dihasilkan lebih seragam dan akan memudahkan pemeliharaannya. Penyuntikan untuk ovulasi, menggunakan hormon ovaprim dengan dosis 0.3 ml/kg bobot ikan diberikan satu kali, sirip punggung. Pengeluaran telur (ovulasi) terjadi 9-11 jam setelah penyuntikan dan biasanya terjadi pada kisaran suhu air inkubasi 21-25°C.
Untuk mendapatkan jumlah sperma yang lebih banyak dapat dilakukan penyuntikan pada ikan jantan dengan ovaprim dosis 0.2 ml/kg dari bobot ikan. Pengeluaran sperma dilakukan sebelum pengeluaran telur (stripping betina), selanjutnya sperma diawetkan dalam larutan fisiologis atau larutan infuse NaCI 0.9% d encerkan 100 kali dan disimpan pada suhu antara 4-5°C (Legendre et al.1998), Pada kondisi demikian sperma nilem dapat bertahan hingga 8-12 jam dengan viabilitas > 80%.

PERSIAPAN PEMIJAHAN
Mengkoleksi telur dengan melakukan pemijahan atau “stripping” pada bagian perut ikan betina yang sudah di ovulasi.
1. Setelah diketaui terjadi ovulasi dibiarkan sekitar 30 menit - 1jam.
2. Melakukan stripping dan telur ditampung dalam wadah/Waskom.
3. Selanjutnya telur dan sperma dicampurkan dalam wadah dan diaduk secara perlahan menggunakan bulu ayam agar pembuahan dapat merata.
4. Tambahan air sumber yang bersih sebayak 1-2 kali volume telur untuk mengaktifkan sperma.
5. Proses pembuahan berlangsung selama 0.5 menit, setelah itu dilakukan pembilasan dengan air bersih untuk membuang sisa sperma yang mati.
6. Telur yang dibuahi beri tanda dg inti telur berkembang 3-5 kali dari diameter awal dan berwarna transparan. Melakukan aerasi selama 24 jam digunakan sebagai media penetasan.
7. Melakukan inkubasi telur dengan cara menebarkan telur kedalam akuarium.
8. Telur yang dibuahi menetas dala, 23-27 jam pada suhu inkubasi 21-27°C. Penetasan dapat juga dilakukan didalam corong penetasan system air mengalir.

PEMELIHARAAN LARVA
Pemeliharaan larva setelah menetas, larva siap diberi pakan dengan nauvili artemia setelah berumur 3-4 hari, dengan frekuensi setiap 4 jam. Selama 5 hari setelah itu ikan bias diberikan pakan buatan selama 15 hari dalam akuarium, setelah itu benih dideder kekolamk pendederan yang sudah dilakukan pemupukan, dengan pupuk TSP dan Urea masing-masing 10 g/m³, dilakukan pemupukan sebanyak ½ dosis dari pemupukan , selama pemeliharaan benih ikan diberikan pakan buatan sebanyak 4% dari bobot biomassa.

Pendederan ini berlangsung selama 3 bulan, biasanya dicapai ukuran benih 5-7 cm atau sekitar 5 gram dan siap dipanen. Hasil pemanenan ini benih diolah menjadi snek ikan/babyfish atau dibesarkan ke kolam pembesaran.

Dalam pembudidayaan dan perkembangbiakannya, nilem menyukai perairan yang airnya bersih, jernih, dan mengalir perlahan. Khusus di Jawa Barat, pembenihan dilakukan dengan tiga cara, yaitu ala Tarogong, ala Galunggung, dan ala Nagrek. Teknik pemijahannya dilakukan secara massal, yaitu ke dalam kolam seluas 300 m2 dimasukkan induk sebanyak 100 pasang. Induk ini akan memijah secara alami, terutama jika kolam pemijahannya banyak ditumbuhi tanaman air.Telur yang telah menetas menjadi larva akan berkembang dan tumbuh dengan baik jika di kolam pemijahan tersedia pakan alami berupa plankton.

Sementara itu, pembesaran nilem dapat. dilakukan di kolam khusus pembesaran yang telah diberi pupuk organik (pupuk kandang) Untuk menumbuhkan pakan alami. Benih yang digunakan untuk pembesaran berukuran 3-5 cm. selama pembesaran benih nilem diberi pakan buatan berupa dedak halus atau hancuran pelet. Para pembudidaya nilem di jawa Barat biasa melakukan pembesaran nilem dengan sistem longyam atau balong hayam, pemeliharaan ikan bersama ayam). Setelah dipelihara selama 4 bulan, ukuran nilem sudah mencapai 30 ekor per kg dan siap dipanen serta dipasarkan sebagai ikan konsumsi.



3 comments: