Friday, February 27, 2015

PEMANFAATAN HORMON STEROID LIMBAH TESTIS SAPI UNTUK MASKULINISASI LOBSTER AIR TAWAR (Cherax Quadricarinatus)

February 27, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
A. Latar Belakang
Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) memiliki beberapa kelebihan budidayanya, antara lain: relatif mudah dibudidayakan, dapat dijadikan udang hias, harga ukuran konsumsinya cukup tinggi, mengandung protein tinggi dan dagingnya lezat serta banyak disukai oleh konsumen (Wiyanto dan Hartono, 2003).
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menambah nilai ekonomis lobster air tawar adalah dengan mempercepat pertumbuhannya melalui pembalikan sex menjadi monosex jantan.  Pada lobster air tawar diketahui pertumbuhan jantan lebih cepat dibandingkan dengan yang betina.  Menurut Sukmajaya dan Suharjo (2003) bahwa lobster air tawar jantan berumur 7 – 8 bulan dapat mencapai berat rata – rata 30 gr/ekor, sedangkan betina hanya kurang lebih 20 gr/ekor.
Pertumbuhan lobster air tawar jantan lebih cepat dibandingkan lobster betina. Sehingga dengan memproduksi yang jantan saja, dapat meningkatkan hasil produksi.  Selain itu, permasalahan kedua adalah hormon dalam pembentukan maskulinisasi yang langka dan harga yang relatif tinggi sehingga dapat menghambat proses maskulinisasi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metiltestosteron alami dari limbah testis sapi buatan BATAN, selain murah, tingkat keberhasilan dalam pembentukan jantan juga tinggi yaitu melampaui angka 90% dibandingkan dengan metiltestosteron sintetik hanya sekitar 61,13%.  Dengan demikian, terjadi efisiensi biaya produksi dan keuntungan akan meningkat.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh hormon steroid limbah testis sapi dengan lama perendaman yang berbeda terhadap keberhasilan produksi maskulinisasi lobster air tawar jantan (Cherax quadricarinatus).
Kegunaan penelitian ini adalah tersedianya informasi dan benih lobster air tawar jantan melalui pemanfaatan hormone steroid limbah testis sapi.
C. Kerangka Pemikiran
Untuk menambah nilai ekonomis lobster air tawar dapat dilakukan dengan cara mempercepat pertumbuhannya melalui pembalikan sex menjadi monosex jantan.  Pada keturunan lobster air tawar secara normal, tidak selalu menghasilkan produksi yang 100% jantan semua.  Berdasarkan hukum Mendel I, menunjukkan bahwa hasil dari perkawinan antara jantan dan betina akan menghasilkan 50% jantan dan 50% betina.
Dalam proses perkembangan gonad dipengaruhi oleh differensiasi seks. Proses differensiasi seks sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan hormon yang disintesis oleh individu tersebut.  Oleh sebab itu, agar lobster air tawar menjadi jantan semua, maka perlu ditambahkan hormon androgen yang dapat menghasilkan sel jantan.  Salah satu sumber hormon androgen yang kaya akan testosteron adalah pada limbah testis sapi.  Sehingga dengan penambahan tersebut, dimaksudkan agar lobster air tawar bisa menjadi 100% jantan semua.
D. METODELOGI
1. Waktu dan Tempat
Kegiatan penelitian “Pemanfaatan Hormon Steroid Limbah Testis Sapi Pada Produksi Maskulinisasi Lobster Air Tawar Jantan (Cherax Quadricarinatus)” dilaksanakan selama 3 bulan di Laboratorium Basah Perikanan, VEDCA Cianjur.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan terdiri dari: Akuarium ukuran 60x30x30 cm,Timbangan analitik, Toples kaca, Shelter, Blower, DO meter, pH meter. Sedangkan bahan terdiri dari: Benih lobster umur 10 hari, Hormon MT alami, Alkohol, Asetokarmin  dan Pakan pellet.
3. Prosedur
Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini, yaitu:
Persiapan, meliputi persiapan akuarium untuk wadah perendaman (perlakuan) sebanyak 15 buah dengan volume air 5 liter, benih lobster air tawar umur 10 hari
Perlakuan dengan menggunakan hormon steroid limbah testis sapi dosis 2 ppm, dengan lama perendaman masing-masing perlakuan, sebagi berikut :
Perlakuan I selama 0 jam
Perlakuan II selama 12 jam
Perlakuan III selama 24 jam
Perlakuan IV selama 36 jam
Perlakuan V selama 48 jam
Pemeliharaan selama 45 hari
Pengamatan masing-masing perlakuan dengan parameter pengamatan tingkat keberhasilan maskulinisasi (pencatatan terhadap jumlah benih jantan dan betina), laju petumbuhan harian, sintasan dan analisa kualitas air. Rancangan percobaan menggunakan RAL dengan 5 perlakuan 3 kali ulangan.
4. Pengamatan
Adapun parameter yang diamati pada kegiatan penelitian tersebut dibagi menjadi dua yaitu :
1. Utama
Proses differensiasi pada jantan ditandai dengan munculnya spermatogonia serta pembentukan sistem vaskular pada testes sedangkan pada betina ditandai dengan meiosis oogonia atau perbanyakan sel-sel somatik membentuk rongga ovari.  Dalam perkembangan dan pertumbuhannya yaitu bahwa lobster air tawar jantan lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan yang betina yaitu memiliki ukuran berat yang lebih besar dibandingkan betina
2. Pendukung
Hormon merupakan suatu zat kimia organik yang dihasilkan pada saat tertentu oleh sel-sel endokim dalam jumlah sedikit dan disalurkan melalui sistem vaskularis.  Hormon steroid limbah testis sapi kaya akan testosteron.  Tingginya konsentrasi menunjukkan jumlah hormon androgen penghasil sel jantan lebih banyak.  Pemberian hormon terdiri dari beberapa cara yaitu pemberian hormon melalui pakan buatan dan pakan alami, pemberian hormon dengan cara penyuntikan, dan pemberian hormon dengan cara perendaman pada stadia larva yaitu saat mulai kehilangan kuning telur, cara ini diyakini sangat efektif karena selain mudah menyiapkan hormon, sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama diduga juga bahwa pada stadia larva masih berada pada fase labil sehingga mudah dipengaruhi oleh rangsangan dari luar serta pada fase larva gonad belum terdifferensiasi seks, apakah jantan atau betina .
Benih Lobster
Dari table diatas diketahui bahwa :
1. Biaya Asset tetap   : Rp. 605.000,-
2. Biaya Produksi      : Rp. 749.400,-
Jumlah  : Rp. 1.354.400,-
F.  JADUAL KEGIATAN
No     Kegiatan     Bulan 1     Bulan 2     Bulan 3
1     2     3     4     1     2     3     4     1     2     3     4
1     Pembuatan proposal     Ö     Ö                                        
2     Persiapan alat bahan             Ö                                    
3     Perlakuan percobaan             Ö                                    
4     Pemeliharaan             Ö     Ö     Ö     Ö     Ö     Ö                
5     Pengamatan                                     Ö            
6     Evaluasi                                     Ö            
7     Pembuatan laporan                                         Ö     Ö     Ö
DAFTAR PUSTAKA
Oleh : NENI PUTRIANI
Febriandi, 2007. Pengaruh Pemberian Hormon Metiltestosteron dengan Dosis yang Berbeda terhadap Laju Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus). Skripsi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Muhammadiyah Malang
Hakim, R.H., 2008. Optimalisasi Pemberian Dosis Hormon Metiltestoteron Terhadap Keberhasilan Pembentukan Monosex Jantan Lobster Air Tawar (Cherax  quadricarinatus). Jurnal Protein Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Vol. 15 No.1.
Mukti, A.T., Priambodo, B., Rustidja, dan Widodo, M.S., 2002. Optimalisasi Dosis Hormon Sintetis 17 α-Metiltestosteron dan Lama Perendaman Larva Ikan Nila (Oreochromis spp.) Terhadap Keberhasilan Perubahan Jenis Kelamin. http://digilib.brawijaya.ac.id/virtuallibrary/mlgserial/Pdf%Material/Biosain%20Edisi%20. diakses pada tanggal 15 April 2005
Setiawan, 2006. Teknik Pembenihan dan Cara Cepat Pembesaran Lobster Air Tawar. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Satyantini, W.H., dan Mukti, A.T., 2006. Maskulinisasi Larva Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) dengan Penggunaan Hormon 17α– Metiltestosteron. Kumpulan Abstraksi Penelitian pada Seminal Nasional
Studivianto, G., 2007. Pengaruh perendaman benih lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) pada umur yang berbeda dalam hormon sintetik 17 alpha metiltestosteron terhadap persentase kelamin jantan. Unair.
Zairin, M. Jr. 2004. Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan Atau Betina. Penebar Swadaya. Jakarta.

0 comments:

Post a Comment