Thursday, January 8, 2015

PENGGUNAAN PAKAN ALAMI PADA IKAN BUDIDAYA

January 08, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Jika diperhatikan pada artikel-artikel pembuatan/persiapan kolam sebelumnya, bsa dilihat bahwa warna air sebelum penebaran bibit terlihat berwarna hijau bersih. padahal, saat air dimasukan kondisi dan warna airnya biasa saja. Hal ini disebabkan didalam kolam telah terjadi pertumbuhan phytoplankton pada kolam yang menjadikan air menjadi hijau.
Hal ini memang sangat penting karena kondisi ini menunjukan bahwa air/kondisi kolam sudah siap untuk ditebar bibit. Kondisi seperti ini pada saat persiapan tebar Bibit, ini sangat penting sekali dilakukan, karena hal ini dilakukan untuk membuat lingkungan air yang nyaman untuk hidup bibit-bibit lele.
Pada Lingkungan air yang berwarna Hijau daun maka Suplai Oksigen (O2) dari hasil fotosintesa sangat membantu untuk kenyamanan hidup bibit. Disamping Phytoplankton ini juga sebagai selimut alami yang berfungsi menjaga kestabilan fluktuasi suhu air perbedaan pada siang Hari dan malam harinya.
Namun beberapa pembudidaya ikan tidak menjumpai hal ini, mungkin pembudidaya ikan sering kali tidak sabar untuk menebar bibit segera dalam kolam, sehingga kondisi kolam belum mencapai pada konsisi puncaknya. Atau juga penanganan dan pengelolaan kolam yang kurang baik, misal tidak memberikan pupuk kandang pada kolam, dan lain sebagainya.
Akibatnya sering kali meningkatnya tingkat kematian dari benih ikan itu sendiri, atau pertumbuhan ikan tidak/jauh dari yang diharapkan. Nah bagaimana cara menumbuhkan phytoplankton pada kolam ikan.
Berikut beberapa tahapan yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan phytoplankton pada kolam kita :
           Masukkan air bersih, kalau air dari sawah atau sungai karena sudah mengandung bibit phytoplankton dan kadar Bahan Organik yang terlarut relatif lebih tinggi, maka akan lebih mudah dalam pembentukan warna airnya. Tetapi apabila sumber airnya adalah air dari sumber mata air atau sumur, maka perlu dipancing dengan adanya pemupukan menggunakan pupuk Kandang sebanyak 0,5 Kg/ m3.
           Untuk yang menggunakan air sungai atau air sungai, harap siperhatikan apakah air kolam/sungai sudah tercemar polutan atau belum, jika sudah keruh atau berbau sebaiknya pakai air sumur sja.
           Bila diperlukan Tambahkan Probiotik secukupnya
           Pada kolam tanah kemungkinan akan lebih mudah dalam membuat warna air cepat menjadi Hijau, sedangkan pada kolam plastik atau beton agak lebih sulit.
           Hal yang perlu diperhatikan adalah, pada kolam tanah mudah sekali menjebak kotoran atau Bahan Organik, maka akan mudah didapat kondisi lingkungan yang cepat subur diumur masa budidaya diatas 60 hari, sehingga sering terjadi gejolak penyakit yang disebabkan oleh penurunan daya dukung lingkungan kolam karena kotoran yang berlebih. Sehingga diperlukan perawatan air.
           Pada kolam Plastik atau Beton, pada awalnya memang sulit untuk membetuk warna air, tetapi seiring dengan waktu berjalan dan bertambahnya pengalaman kita dalam mengolah air maka justru pada jenis kolam ini mudah sekali mengontrol tingkat kesuburan dalam kolam.
Persyaratan Plankton sebagai pakan Alami
1.      Nutrisi tinggi
2.      Ukuran sesuai bukaan mulut ikan
3.      Bentuk tidak membahayakan ikan
4.      Bentuk tidak membahayakan ikan gerakan
5.      Tidak beracun dan mencemari dan lingkungan
6.      Mudah dibudidayakan
Budidaya pakan alami didefinisikan sebagai suatu kegiatan produksi, prosesing dan pemasaran organisme pakan hidup dari suatu sistem perairan yang dapat dimanfaatkan untuk pakan kultivan dalam kegiatan budidaya perikanan.
Sedangkan sebagai batasan aspek pokok bahasan yang dipelajari didalam budidaya pakan alami ini adalah jenis-jenis dari golongan fitoplankton (mikroalgae) dan zooplankton (rotifer, artemia, daphnia dan Moina).
           Pada tahun 1940, Dr. Fujinaga / Dr. Hudinaga disebut sebagai pioner di Jepang dalam mengkultur diatom, Skeletonema costatum yang hasilnya digunakan untuk makanan Udang Jepang (Penaeus japonicus).
           Pada dekade 1950-an, Takesi Ito pertama kali mengkultur rotifer yang digunakan untuk pakan larva ikan Sidat (Anguilla japonica).
           Pada tahun 1965, rotifer digunakan sebagai pakan terbaik untuk Red Sea Bream (Pagruss major).
           Pada dekade tahun 1970, Artemia Reference Center (ARC) yaitu suatu lembaga pada State University of Ghent (Belgium) beberapa penelitinya terutama Dr, Sorgeloos, Dr. Persoone, dan Dr. Dumont telah mengembangkan artemia sebagai pakan alami yang digunakan untuk pakan Ikan dan udang budidaya pada air tawar, payau maupun air laut.
Untuk lebih mengetahui kebiasaan makanan dapat mengetahui panjang usus relatif. Panjang usus merupakan salah satu data pelengkap untuk menduga kebiasaan makanan pada suatu spesies ikan (Bataragoa et. al., 2002). Penentuan panjang usus dilakukan dengan menggunakan metode Harphe (1988) disitasi Utojo dan Pirzan (1999) dengan ratio panjang usus pada ikan herbivora beberapa kali panjang tubuhnya (>1), sedangkan pada ikan  karnivora ukurannya sama atau lebih pendek dari panjang tubuhnya (=<1 2002="" al.="" alami="" ataragoa="" berupa="" et.="" hasil="" hidup="" pakan="" produksi="" span="" untuk="" yang=""> kebutuhan budidaya perikanan mempunyai tujuan
Jenis-jenis makanan alami yang dimakan ikan sangat beragam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Beberapa jenis pakan alami yang dibudidayakan adalah : (a) Chlorella; (b) Tetraselmis; (c) Dunaliella; ( d ) Diatomae; (e) Spirulina; (f) Brachionus; (g) Artemia; (h) Infusoria; (i) Kutu Air; (j)
Jentik-jentik Nyamuk; (k) Cacing Tubifex/Cacing Rambut; dan (l) Ulat Hongkong
Hasil produksi pakan alami yang berupa pakan hidup untuk kebutuhan budidaya perikanan mempunyai tujuan :
1.      Memanfaatkan potensi sumber tanah dan air untuk memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi.
2.      Membantu proses produksi didalam budidaya perikanan baik dalam bentuk larva, jevenil maupun dewasa dalam rangka kesuksesan yang diharapkan.
3.      Menyediakan pakan sebagai energi utama larva ikan dalam rangka ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini belum tergantikan jenis produk pakan yang lain.

0 comments:

Post a Comment