Monday, December 29, 2014

PENINGKATAN BOBOT BANDENG DENGAN PEMBERIAN PAKAN DAN ENZIM

December 29, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment
Ikan bandeng memiliki ciri-ciri sebagai berikut, tubuh berbentuk torpedo, seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan.
Pada anatomi yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos-chanos) kita dapat melihat bahwa ikan bandeng (Chanos-chanos) juga merupakan ikan yang memilikin anatomi yang hampir seperti ikan lainnya. Pada umumnya antomi ikan bandeng hanya dikenal beberapa saja, antomi ikan tersebut semakin dikembangkan. Secara garis besar organ yang berukuran relatif besar dan mudah di amati adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal pilorik kaeka, gelembung renang, jantung, hati, kantong empedu .
Pada ikan bandeng (Chanos chanos), Di dalam rongga badannya terdapat organ-organ, yaitu ginjal, gelembung renang yang berfungsi sebagai alat pendeteksi ikan pada posisi kedalaman air , yang terletak disebelah ventral, gelembung renang, disampuing itu terdapat limfa (lien), organ ini sukar terlihat karena kadang kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara usus. Dan terdapat saluran pencernaan, hati dan kantong empedu .
Pada organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) terdapat organ yang tampak memanjang yang berfungsi untuk mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini juga disebut alat hidrostatik karena dapat menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf. Penelitian terhadap anatomi dalam pada ikan ditujukan juga untuk dunia pengetahuan khususnya pada ikan yang nantinya berguna dalam rangka .
3. Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos-chanos)


Kingdom
:
Animalia
Phylum            
:
Chordata
Sub phylum
:
Vertebrata
Class
:
Pisces
Sub class
:
Teleostei
Ordo
:
Malacopterygii
Family
:
Chanidae
Genus
:
Chanos
Species
:
Chanos chanos
Local name
:
Bandeng



• Sistem pencertaan
System pencernaan dimulai dari mulut, dimana akan masuk pertama hasil kemulut kemudian dari mulut makanan akan melewati kerongkongan (esophagus) yaitu saluran yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Dilambung terjadi proses pengolahan makanan dan penghancuran makanan, selanjutnya dari lambung makanan akan menuju keusus (intesfilum) sebagai tempat terjadinya penyerapan makanan. Selanjutnya terjadi proses pencernaan makanan dengan bantuan kelenjar pencernaan seperti hati dan pancreas. Selanjutnya sisa-sisa makanan yang tidak diserap akan dikeluarkan oleh tubuh melalui kloaka
• Sistem sirkulasi
Jantung pada ikan bandeng (Chanos-chanos) terdiri atas dua ruang yaitu suatu atrium yang menerima darahdari sxinus venosus dan satu ventrikel dan satu memompa darah kekonus arteriosus. Dari konus darah selanjutnya menuju keaorta ventrikel yang bercabang. Menjadi 5 buah arteri brankial eferen, lalu terus masuk kedaalam inzsang lalu kapiler-kapiler yang ada dalam insang membentuk aorta dorsal selanjutnya darah masuk keseluruh tubuh dan darah vena kembali melalui 2 buah saluran carier sinus venosus
• Sistem pernapasan
Pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam empat pasang kantung insang yang terletak sebelah menyeblah, tiap belah insang terdiri atas membran ganda filament, dimana setiap celah filament kaya akan pembuluh darah dan akan mengikat oksigen juga sebagai pelepas karbondioksida. Didalam filament terdapat sisir duri yang berfungsi untuk menahan makanan dari benda-benda keras yang masuk saat pernapasan. Mekanisme pernapasan, yaitu O2 dari air masuk kedalam insang kemudian O2 diikat oleh kapiler darah kemudian dibawah kejaringan-jaringan yang membutuhkan. Kemudian CO2 dari jaringan akan dibawah oleh darah keinsang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh
• Sistem reproduksi
Pemuahan pada ikan dbendeng (Chanos-chanos) terjadi diluar tubuh pada ikan ini mempunyai alat kelamin yang terpisah dimana ikan jantan memiliki sepasang testis yang membesar pada masa perkawinan melalui vas deferens sperma dikeluarkan melalui papilla urogenital sedangkan pada hewan betina telur akan dikeluarkan melalui oviduct yang selanjutnya keluar melalui papilla urogenitalis
Manfaat
1. Dagingnya dapat diolah menjadi makanan
2. Mencegah penyakit jantung coroner
3. Meningkatkan daya tahan tubuh
4. Mengurangi resiko hipertensi
Dulu pembudidaya ikan bandeng umumnya menggunakan pakan alami untuk pertumbuhan. Mereka hanya menebar benih dan membiarkan ikan besar sendiri selama 6 bahkan 1 tahun lamanya. Namun kini sebagian periode pemeliharaan ikan bandeng diberikan pakan pelet dengan kandungan protein 25 % untuk mempercepat pertumbuhan, setidaknya selama 2-3 bulan.
Sebagaimana diungkapkan Nutrisionis Pakan Ikan dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Fairus Mai Soni, penggunaan pakan buatan dapat mempercepat pertumbuhan ikan bandeng. “Namun harga pakan yang relatif tinggi mengakibatkan keuntungan petambak menjadi sedikit,” sebutnya.
Dia sebutkan, ikan bandeng merupakan salah satu ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Aceh. Budidaya ikan bandeng banyak dilakukan di tambak tambak tradisional disekitar pantai utara Jawa. Aneka macam pengolahan ikan bandeng mempunyai andil dalam meningkatkan permintaan pasar. Diantaranya seperti, bandeng presto, bandeng asap, otak-otak bandeng, hingga cheese stick tulang bandeng.
“Pasar yang cukup terbuka ini sepertinya belum memberikan keuntungan yang seimbang bagi petambak. Keuntungan yang diperolah petambak sangat minim tidak seimbang dengan yang diupayakan,” jelasnya.
Rendah Protein
Menurut Fairus, sudah saatnya pelaku pembudidaya tidak terperangkap dalam pemikiran bahwa untuk menumbuhkan bandeng harus menggunakan pakan berprotein tinggi. Selama ini, kata Fairus keterbatasan sistem pencernaanlah yang membuat alasan bahwa untuk memacu pertumbuhan  harus menggunakan protein tinggi.
Imbasnya, lanjut Faisrus, pembudidaya harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pakan berprotein tinggi tersebut. Sementara biaya produksi  terbesar ada di biaya pakan bahkan beberapa jenis ikan lebih dari menggunakan protein sebesar 60%.
Atas keadaan itu, Fairus melakukan riset sejak 3 tahun lalu tentang budidaya ikan bandeng di tambak rakyat dengan menggunakan pakan rendah protein sebagai alternatif peningkatan pendapatan petambak. ”Pemeliharaan ikan bandeng dengan teknologi sederhana telah dikembangkan di tambak rakyat di Desa Ujung Watu, Kecamatan Donorejo, Kabupaten Jepara,” terangnya.
Dia paparkan, yang dimaksud rendah protein, adalah pakan yang diberikan seharusnya 20%, namun hanya diberikan pakan dengan kandungan protein 15%. Sehingga, dengan penurunan protein sebesar 5 %, akan ada efisiensi biaya sebesar Rp 1.250.  “Secara teori harga per 1 % protein sekitar Rp 250, oleh itu kalau protein bisa diturunkan sampai 10 % sudah berapa banyak efisiensi biaya  untuk beli pakan,” jelasnya.
Namun, menurut Fairus, dengan menurunkan kadar protein, sebagai penggantinya adalah karbohidrat yang lebih murah. Hanya, karbohidrat yang ditambahkan tidak dapat dicerna oleh ikan kalau tidak ada enzim yang bekerja pada sistem pencernakan ikan. “ ntuk itulah saya berikan enzim produk kami sebagai pekerja untuk membantu karbohidrat tersebut,” jelasnya.
Lanjutnya, penggunaan pakan formulasi dengan rendah protein di tambahkan enzim merupakan salah satu terobosan teknologi dibidang nutrisi. Hal ini karena, peran enzim akan membantu mengubah karbohidrat menjadi sumber energi perbanyakan sel tubuh ikan, sehingga pertumbuhan ikan tetap akan tumbuh cepat. “Karbohidrat inilah yang akan dikerjakan oleh enzim untuk dirubah menjadi energi yang selanjutnya menjadi sel otot dan daging ikan,” tuturnya.
Keuntungan Lebih Besar
Diterangkan Fairus, dengan menggunakan penerapan teknologi yang berbasis ilmu pengetahuan dasar, budidaya ikan bandeng dapat menjadi suatu usaha yang memberikan keuntungan finansial tinggi. Beberapa petani memilih budidaya ikan bandeng karena alasan, bahwa kepastian keberhasilan cukup tinggi dan jarang terserang penyakit walaupun keuntungannya relatif kecil.
Hasil pemeliharaan ikan bandeng dengan menggunakan pakan formula rendah protein yang diperkaya dengan enzim, ternyata mampu memberikan hasil yang signifikan (lihat tabel). Akhir dari pemeliharaan selama 5 bulan semenjak penebaran gelondongan (bibit ikan bandeng berukuran 7-8 cm), panen ikan pada tambak kontrol diperoleh hasil 1.710-1.770 kg dengan ukuran 300-310 gram/ekor dengan FCR (Konversi pakan) 1.93-1.87.
Hasil panen ikan menggunakan pakan diperkaya dengan enzim diperoleh hasil 2.590-2.700 kg dengan FCR 1.27-1.22. Dari hasil panen tersebut, kata Fairus, mampu memberikan selisih keuntungan sebesar 196 – 225% dibandingkan dengan pemeliharaan dengan pemberian pakan protein lebih tinggi. “Telah dibuktikan selama dua kali pemeliharaan, perolehan keuntungan cukup tinggi dari keuntungan Rp 7 - 8 juta/ha/musim meningkat menjadi Rp 21 - 26 juta,” terangnya.

1 comment:

  1. Assalam

    Pak, sya penyuluh perikanan di kab kolaka. Setelah membaca artikel bapak ini, sya tertarik ingin mencobanya. Mohon dibantu pak untuk mendapatkan enzym papain yg jadi. Trima kasih. Hp saya pak. 081341568575

    ReplyDelete