PENDAHULUAN
Penyediaan benih yang
memiliki kualitas dan kuantitas yang baik sangat ditentukan oleh cara
pemeliharaan saat stadia larva. Keberhasilan usaha pembesaran juga dipengaruhi
oleh kondisi benih itu sendiri. Ikan patin siam (Pangasius sp.) merupakan salah
satu ikan potensial untuk dikembangkan yang didukung oleh aspek biologinya
yaitu memiliki ukuran per individu yang besar serta fekunditas yang tinggi.
Periode kritis dalam
daur hidup ikan patin siam adalah pada umur 0-15 hari (Hardjamulia et al.,
1981). Kualitas induk, pakan dan kondisi lingkungan berpengaruh besar pada
tingginya tingkat kematian larva dan benih terutama pada mas kritisnya.
Beberapa parameter
kualitas air yang berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan ikan adalah
suhu, oksigen terlarut, pH, ammonia, CO2 serta alkalinitas.
BAHAN & METODE
Larva ikan patin siam
(Pangasius sp.) dipelihara selama 30 hari dengan beberapa tingkat alakalinitas
yang berbeda di Laboratorium Lingkungan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan dipelihara dalam
akuarium dengan kepadatan 4 ekor/L pada alkalinitas media 15 ppm CaCO3 sebagai
kontrol serta beberapa perlakuan masing-masing 25, 50 serta 75 ppm CaCO3.
Selama 7 hari pertama, pakan yang diberikan berupa Artemia sp. setiap 4 jam
sekali dan diteruskan dengan cacing sutera (Tubifex sp.) untuk hari berikutnya
sampai akhir pemeliharaan.
Larutan alkalinitas
induk yang digunakan diperoleh dari serbuk kalsium karbonat (CaCO3) yang
dilarutkan dalam 1000 L air. Setelah larut dan mengendap, dilakukan pengukuran
terhadap tingkat salinitas yang dihasilkan dari pelarutan tersebut. Pengenceran
dilakukan untuk mendapatkan tingkat alkalinitas sesuai dengan perlakuan yaitu
25, 50 dan 75 ppm CaCO3. Untuk mengetahui pengaruh alkalinitas terhadap ikan
uji, dilakukan pengukuran terhadap tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan
harian serta beberapa parameter kualitas air (suhu, pH, DO, ammonia total dan
nitrit).
HASIL & PEMBAHASAN
Peningkatan alkalinitas
pada media pemeliharaan memberikan
pengaruh yang nyata terhadap kelangsungan hidup larva ikan patin siam
(Pangasius sp.). Dengan selang kepercayaan 95%, kelangsungan hidup larva yang
dipelihara dalam media alkalinitas 15 ppm CaCO3 berbeda nyata dengan
alkalinitas 50 dan 75 ppm CaCO3. Konsentrasi alkalinitas sebesar 50 ppm CaCO3
terbukti dapat meningkatkan kelangsungan hidup sampai 94,16% dalam waktu 30
hari pemeliharaan (Gambar 1). Hal ini sesuai dengan yang kemukakan oleh Herdiansyah
(1999) bahwa alkalinitas dengan konsentrasi 50 ppm CaCO3 yang berasal dari
Natrium Karbonat dapat meningkatkan kelangsungan hidup hingga mencapai
95%.
Alkalinitas yang
optimal akan mampu menyangga perubahan pH perairan serta dapat mendukung laju
pertumbuhan yang optimum. Media pemeliharaan dengan tingkat alkalinitas 50 ppm
CaCO3 memberikan kondisi yang optimal sehingga laju pertumbuhan ikan lebih
tinggi daripada konsentrasi alkalinitas lainnya yaitu sebesar
6,65%. Sedangkan
pertumbuhan terendah (6,23%) dicapai oleh kontrol dengan konsentrasi
alkalinitas 15 ppm CaCO3.
Alkalinitas adalah
gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam atau kuantitas anion air yang
dapat menetralkan kation hidrogen serta sebagai kapasitas penyangga terhadap
perubahan pH perairan (Effendie, 2000). Selama pemeliharaan larva ikan patin,
nilai pH pada semua perlakuan cenderung meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi alkalinitas. Nilai pH yang tercatat selama percobaan berkisar
antara 7,02 – 7,77 yang masih masuk dalam kisaran layak untuk kehidupan ikan
patin yaitu antara 6,5 – 8,0 (Arifin dan Tupang, 1983). Sedangkan kandungan
oksigen terlarut cenderung menurun dari awal sampai akhir penelitian. Hal ini
diakibatkan semakin tingginya bahan organik dalam perairan sebagai hasil
masukan pakan secara terus menerus kedalam sistem percobaan sehingga terjadi
proses dekomposisi. Menurut Forteath et al. (1993), buangan metabolik dapat
bersifat racun yang bisa menyebabkan stress dan kematian pada ikan.
Parameter kualitas air
lain yang diukur pada percobaan ini adalah nitrit dan ammonia total. Senyawa
ini berasal dari perombakan bahan organic yang berasal dari sisa pakan dan sisa
metabolisme ikan. Konsentrasi ammonia total diperairan yang dapat ditoleransi
oleh ikan berada dibawah 0,5 ppm NH3-N (Forteath et al., 1993). Konsentrasi
ammonia selama percobaan berkisar dibawah ambang batas yaitu antara 0,026-
0,086 mg/L sehingga layak untuk hidup ikan.
Peningkatan ammonia dan
nitrit diakibatkan oleh proses dekomposisi bahan organik dalam media percobaan
yang berasal dari sisa pakan dan sekresi ikan.
KESIMPULAN
Nilai kelangsungan
hidup (94,16%) dan pertumbuhan harian (6,65%) larva ikan patin Siam (Pangasius
sp.) tertinggi diperoleh pada perlakuan alkalinitas 50 ppm CaCO3.
Gambar 1. Rata-rata kelangsungan hidup larva
ikan patin siam (Pangasius sp.) pada beberapa konsentrasi alkalinitas
Gambar 2. Rata-rata
pertumbuhan larva ikan patin siam (Pangasius sp.) pada beberapa konsentrasi
alkalinitas
Tabel 1. Kualitas air selama pemeliharaan larva ikan
patin siam (Pangasius sp.) pada beberapa konsentrasi alkalinitas.
Parameter
|
Satuan
|
Perlakuan
|
|||
15 ppm CaCO3 (Kontrol)
|
25 ppm CaCO3
|
50 ppm CaCO3
|
75 ppm CaCO3
|
||
Suhu
|
°C
|
27
|
27
|
27
|
27
|
DO
|
mg/L
|
6,17 – 6,34
|
5,20 – 5,93
|
5,82 – 6,07
|
6,13 – 6,37
|
pH
|
mg/L
|
7,02 – 7,14
|
7,13 – 7,23
|
7,34 – 7,45
|
7,61 – 7,77
|
Nitrit
|
mg/L
|
0,023 – 0,079
|
0,043 – 0,067
|
0,069 – 0,410
|
0,102 – 0,109
|
Ammonia
|
mg/L
|
0,042 – 0,086
|
0,026 – 0,034
|
0,032 – 0,039
|
0,026 – 0,028
|
Hasil Karya Ilmiah dan
telah di publikasikan oleh :
D. Djokosetiyanto, R.
K. Dongoran dan E. Supriyono
Jurusan Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian
Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. and B.
Tupang. 1983. Report on Training Course of Pangasius Breeding and Culture
Technique in Thailand. Sub Balai Penelitian Perikanan Darat Palembang.
Palembang. 11p.
Effendie. 2000.
Telaahan kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor. 258 hal.
Forteath, N. 1993.
Types of Recirculation Systems. P: 33–39. In P. Hart and D. O. Sullivan (Eds.):
Recirculation Systems: Design, Construction and Management. University of
Tasmania. Launceston,
Australia.
Hardjamulia, A., T. H.
Prihadi dan Subagya. 1981. Pembenihan ikan jambal Siam (Pangasius sutchi
Fowler) dengan suntikan ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas (Cyprinus carpio).
Bull. Pen.
Perikanan. 1(2):
183–190.
Herdiansyah, H. 1999.
Pengaruh alkalinitas dan kalsium karbonat terhadap kelangsungan hidup dan
pertumbuhan larva ikan jambal Siam (Pangasius sutchi
F.) Fakultas Perikanan
dan Ilmu
Kelautan. IPB.
0 comments:
Post a Comment