Friday, September 19, 2014

Kandungan dan Manfaat Rumput Laut dan Kegunaan

September 19, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan nilai tambah serta nilai jualnya, maka pengembangan usaha budidaya rumput laut, harus diikuti dengan pengembangan industri pengolahannya. Pada kegiatan penyuluhan materi perikanan  kali  ini  pengembangan  teknologi  pengolahan  rumput  laut menjadi            berbagai jenis olahan yang berbasis rumput laut harus dikembangkan selaras dengan perkembangan budidayanya.
Potensi sumberdaya rumput laut diperairan  Indonesia cukup besar dan kebutuhan akan produk olahannya, baik di dalam maupun diluar negeri cukup tinggi. Sampai saat ini hasil produksi rumput laut sebagian besar di ekspor dalam bentuk kering dan hanya sebagian kecil saja yang diolah menjadi alginat, karagenan dan agar agar. Selain diekspor dalam bentuk kering, karagenan.alginat dan agar agar, rumput laut juga dapat diolah menjadi berbagai makanan siap saji seperti manisan, dodol, cendol, nata de seaweed, selai, pudding, permen jelly ,dll.
1.2.  Deskripsi Singkat
1 Biologi dan Ekologi Rumput Laut
Pertumbuhan dan penyebaran rumput  laut  sangat  tergantung  dari faktor faktor oseanografi. (Fisika, kimia dan pergerakan atau dinamika laut), serta jenis substart dasarnya. Untuk pertrumbuhannya rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallusnya. Perkembang biakan rumput laut dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kawin antara gamet jantan dan gamet betina (generatif) serta secara tidak kawin dengan melalui vegetatif dan konjugatif.
Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang bernilai ekonomis seperti Eucheuna sp dan Hypnea sp  yang juga disebut carrageenophyte menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut karagenan, Glacelaria sp dan Gelidium sp  yang juga disebut agarophyte menghasilkan metabolit  primer  senyawa  hidrokoloid  yang  disebut  agar. Sementara Sargassum sp yang disebut juga alginophyte menghasilkan metabolit primer yang disebut alginat.
2.  Wilayah Sebaran Rumput Laut di Indonesia.
Berbagai potensi biota laut terkandung didalamnya, diantaranya adalah algae ( ganggang laut). Gulma laut atau rumput laut merupakan salah satu sumber   daya   hayati yang terdapat  di wilayah  pesisir dan laut.  Istilah  "rumput  laut"  adalah  rancu secara botani karena   dipakai untuk dua kelompok "tumbuhan" yang berbeda. Yang dimaksud sebagai  gulma   laut   adalah   anggota   dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga("ganggang").
Sumber daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat  hidup  diatas  substrat pasir dan karangmati.  Di  beberapa  daerah pantai  di  bagian  selatan Jawa dan  pantai  barat Sumatera,  gulma  laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak.
Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma  laut  yang  banyak  dibudidayakan  diantaranya  adalah  Euchema cottonii dan Gracilaria spp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya gulma laut ini di antaranya  berada  di  wilayah  pesisir KabupatenAdministrasi  Kepulauan Seribu,Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi,Maluku     Pulau Lombok  dan Papua. Wilayah sebaran jenis rumput laut ekonomis penting di Indonesia, tersebar diseluruh kepulauan.Untuk rumput laut yang tumbuh alami ( wild stock) terdapat di hampir seluruh perairan dangkal Laut Indonesia yang mempunyai rataan terumbu karang.
Sedangkan sebaran rumput laut komersial yang dibudidayakan  hanya  terbatas  jenis  Eucheuma  dan Glacelaria. Jenis Eucheuma dibudidayakan di laut agak jauh dari sumber air  tawar,  sedang  Glacelaria  dapat  dibudidayakan  dilaut  dekat  dengan muara sungai karena untuk jenis ini salinitas yang sesuai berkisar antara 15 – 25 per mil.  Lokasi budidaya Eucheuma tersebar diperairan pantai di beberapa Kepulauan. Produksi rumput laut nasional tahun 2010 mencapai 3,082 juta ton, di atas target yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 2,574 juta ton dan rumput laut sudah menjadi komoditas unggulan dan menjadi penyumbang utama produksi perikanan budidaya.  (KKP,2010)   Untuk  menopang  salah  satu produk unggulan ini, maka hal hal yang harus diketahui adalah pengenalan jenis rumput laut yang ada di Indonesia serta penanganan sampai menjadi produk setengah jadi atau rumput laut kering.
Klasifikasi Rumput Laut Komersial dan Produk Olahannya
a. Euecheuma
Divisio             : Rhodophyta
Kelas               : Rhodophyceae
Bangsa             : Gigartinales
Suku                : Solierisceae
Marga              : Euecheuma
Jenis                : E. spinosum dan E cottonii
Habitat rumput laut ini memerlukan  sinar matahari untuk  proses foto sintesis. Oleh karena  itu rumput laut ini hanya hidup didaerah lapisan fotik, yaitu kedalaman sejauh sinar matahari masih dapat menembus kedalaman air. Di alam jenis ini hidup berkumpul dalam satu komunitas atau koloni dan indikator jenisnya hidup di rataan terumbu karang dangkan sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang atau benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus deras dengan salinitas (kadar garam) yang stabil yaitu berkisar 28 -34 per mil. Oleh karena itu rumput laut ini baik jika tumbuh jauh dari muara sungai.
A. Kandungan Kimia Rumput Laut
Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, khlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan  unsur-unsur  lainnya),  asam  nukleat,  asam  amino,  protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan K. Kandungan kimia penting lain adalah karbohidrat yang berupa polisakarida seperti agar – agar. Karagenan dan alginat ( Atmadja,1999).
Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah karena mengandung selain agar – agar. Karagenan dan alginat , porpiran dan furcelaran. Jenis ganggang coklatpun juga sangat potensial   seperti Sargassum dan Turbinaria karena mengandung pigmen klorofil   a dan c, beta  carotene, filakoid, violasantin dan fukosantin, pirenoid dan cadangam makanan berupa laminarin, dinding sel yang terdapat pada selulosa dan algin. Berdasarkan strukturnya  karagenan  dibagi  menjadi  tiga  jenis  yaitu  kappa,iota  dan lambda karagenan. Karagenan pada ganggang merah merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari D –galaktosa dan L.-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan yang dihubungkan  oleh ikatan 1-4 glikosilik.
Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan  unsur-unsur  lainnya),  asam  nukleat,  asam  amino,  protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan K. .Tabel komposisi kimiawi  dari beberapa jenis rumput
Tabel 1. Komposisi Kimiawi Beberapa Jenis Rumput Laut

Jenis RL
Karbohidr
at

(%)
Protein

(%)
Lemak

(%)
Air

(%)
Abu

(%)
Serat
Kasar
(%)
E. Cottonii
57.52
3.46
0.93
14.96
16.05
7.08
Sargassum sp
19.06
5.53
0.74
11.71
34.57
28.39
Turbinaria sp
44.90
4.79
1.66
9.73
33.54
16.38
Glacelaria sp
41.68
6.59
0.68
9.38
32.76
8.92

Sumber : Yunizal,2004
Penggunaan     jenis  rumput  laut  E.cottonii  tidak  hanya  terbatas sebagai makanan utama pada industri karagenan, tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan makanan, akan tetapi juga sumber gizi yang baik selain itu juga merupakan sumber mineral yang baik.
Tabel  2 Kandungan mineral rumput Laut E.cottonii sp.

Jenis Mineral
Nilai
Satuan
Minaral Ca
22.39
Ppm
Minerak Fe
0.121
Ppm
Mineral Cu
2.763
Ppm
Riboflavin
2.7
Mg/100g
Vitamin C
12
Mg/100 mg
Karagenan
61.52
%

Sumber : Istini et al 1989

B. Pemanfaatan Produk Rumput Laut
 Hasil olahan di Indonesia   di antaranya berupa   agar, karagenan dan alginat. Yang merupakan hidrokoloid. Dengan beberapa sifat yang dimiliki rumput laut, maka olahan tersebut dapat berfungsi sebagai gelling agent,thinkener, viscosi fiying agent, atau sebagai emulsifying agent.
Tabel 3. Manfaat Agar, Karagenan dan Alginat

Pemanfaatan
Agar
Karagenan
Alginat
Makanan dan Susu



Ice cream,yoghurt,waper cream
*
*
*
Coklat susu,pudding instan

*
*
Minuman



Minuman ringan,jus buah,bir

*
*
Roti
*
*
*
Pernen
*

*
Daging, ikan dalam kaleng
*
*
*
Saus, Salad dressing,kecap

*
*
Makanan diet



Jelli,jam,sirop, pudding
*
*
*
Makanan Lain



Makanan bayi

*
*
Non Pangan



Pet Food
*
*
*
Makanan ikan


*
Cat, Keramik



Tekstil,kertas
*

*
Farmasi dan Kosmetik



Shampo,pasta gigi,obat tablet

*
I*
Bahan cetak gigi,obat salep


*

C. Standart Rumput Laut kering
Untuk  mendapatkan  nilai jual yang  tinggi, persyaratan mutu  bahan baku  rumput laut kering atau pun hasil produk dasarnya harus memenuhi standar. Rumput kering yang bagus dan memenuhi standar perdagangan adalah rumput laut yang kandungan benda asingnya seperti pasir,atau batu karang tidak lebih dari 5%. Kandungan airnya sekitar 20-22%. Rumput laut kering jenis Eucheuma, gelidium, glacelaria,dan hypnea yang akan diekpor harus memenuhi standar mutu sebagai berikut.
Tabel  4 Standar Mutu beberapa jenis rumput laut kering

Karateristik
Standar Mutu
E.cottonii
Gelidium
Gracelaria
Hypnea
Kadar Air Max (%)
15
20
30
32
Benda Asing Maks (%)
5**
5**
5**
5**
Bau
Sp RL
Sp RL
Sp RL
Sp RL

*) Benda Asing,garam,pasir,karang,kayu.dan jenis lain

**) Benda asing Garam,Pasir,Karang dan Kayu
2. Standart Agar – agar
Agar agar bubuk merupakan komoditas yang diekspor  dan beberapa pengusaha sudah mengusahakan  dalam skala industri. Di Indonesia agar agar sudah mulai di produksi pada tahun 1930, dan sekarang beberapa industri  pengasil agar    agar  sudah  banyak  memproduksi,  Untuk mengekspor bubuk agar – agar mutu produk harus memenuhi persyaratan untuk bubuk agar agar di Indonesia umumnya menggunakan jenis glacelaria.  Pada Tabel 5 dapat dilihat standar mutu agar agar.
Tabel. 5 Standar Mutu Agar agar

Komponen
Spesifikasi
Ukuran partikel
80 100 mesh
Kadar air
<18 span="">
Kadar Abu
< 6,99%
Logam Berat
<10 span="" style="letter-spacing: .05pt;"> ppm

Arsenik
<3 span="" style="letter-spacing: .1pt;"> ppm
pH
6,8- 7,0
Kelarutan
Larut pada temperature 100C

Sumber Poncomulyo dkk,2006
Standar Industri Indonesia (SII) untuk karaginan belum dirumuskan. Standar mutu yang ditetapkan FCC (Food Chemical Codex), FDA, dan FAO (Food and Agricultural Organization) meliputi spesifikasi kadar logam berat Pb, sulfat, air, abu, abu tak larut asam, bahan tak larut asam, dan viskositas larutan. Standar mutu internasional berdasarkan ISO 9002 untuk produk karaginan adalah sebagai berikut
Tabel  6 Standar Mutu Karagenan

Komponen
Spesifikasi
Kadar air
Max 12 %
Kadar sulfat
18 40%
Abu
Maks 35%
Abu tak larut asam
Maks 1 %
Pb
Maks 5 ppm
Viskositas
Makx 1.5% sol
Kehalusan tepung
Max 60 mesh
pH
7 9
Sumber Poncomulyo dkk,2006

0 comments:

Post a Comment