Saturday, May 17, 2014

Perkembangan Budidaya Lele

May 17, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 2 comments


Sekarang masyarakat mulai banyak yang berusaha budidaya ikan lele, sistem budidaya ikan lele yang mudah dan teknologi dalam sistem budidaya berkembang dengan berbagai wadah atau tempat budidaya, antara lain budidaya dalam kolam terpal. Dengan berkembangnya usaha ini juga karena kondisi pasar yang mendukung penyerapan ikan konsumsi serta kebutuhan protein meningkat.
Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, sekarang budidaya ikan lele tidak dilakukan secara sampingan tetapi dilaukan secara intensif. Ikan lele sanggup hidup dalam kepadatan tebar yang tinggi dan memiliki rasio pemberian pakan berbanding pertumbuhan bobot ikan yang baik. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan lele akan memberikan keuntungan lebih apabila dilakukan secara intensif.
Budidaya lele dumbo dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpl. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air Budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpl. Namun bila Budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.
Wadah budidaya lele, yang dilakukan menggunakan kolam terpal, bak tembok permanen, bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur  (air permukaan atau sumur dalam).
Lele dilengkapi dengan organ Arborescent atau insang tambahan yang dikenal dengan Labirynth itulah sebabnya ikan ini dapat hidup di lumpur, air yang tidak mengalir dan di air yang kandungan oksigenya sedikit. Bahkan ikan dapat dapat hidup beberapa jam beberapa jam tanpa air asal udara di sekitarnya lembab.
Syarat budidaya ikan lele dumbo :
Suhu yang ideal antara 20o C – 300 C tepatnya 280 C
Tingkat keasaman tanah (pH) 6,5 – 8
Kandungan CO2  15 ppm (mg per liter)
NH3 0,05 ppm
NO2 0,25 ppm
NO3 250 ppm
DO (oksigen terlarut) 3 ppm
Dalam budidaya ikan lele di kolam terpal yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pengeluaran air.
Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele
Ada berbagai macam wadah yang bisa digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele, untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan dan ketersediaan tenaga kerja terampil, sumber dana yang kita miliki. Perlu diperhatikan bahwa setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba.
Persiapan budidaya :
a. Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme yang tidak menguntungkan yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari sisa-sisa priode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme yang bersifat patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibalik dengan cangkul. Pengolahan diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Selain penggemburan, lakukan pengangkatan lapisan lumpur hitam berbau busuk yang biasanya terdapat di dasar kolam. Karena lumpur hitam tersebut menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak habis pada periode budidaya ikan lele sebelumnya.
b. Pengapuran dan pemupukan                         
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman (pH) kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di atas permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah dengan cangkul agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran dasar kolam adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.
Pemupukan kolam menggunakan pupuk organik atau Urea dan SP-36. Jenis pupuk organiknya bisa pupuk kandang atau pupuk kompos, dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan dosis pupuk kimianya adalah urea 15 gram per meter persegi dan SP-36 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele. Untuk kolam terpal pemupukan menggunakan kompos dimasukan dalam karung, setelah kolam di pupuk kompos ± 1 minggu maka karung di ambil
c. Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 80-100 cm. Pengisian kolam harus dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Pada ketinggian tersebut sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton airnya akan berwarna kehijauan.
Setelah air berwarna hijau atau kira-kira satu minggu, baru benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.
Cara memilih benih ikan lele yang baik :
1.      Benih ikan lele yang sehat, ditandai dengan ciri fisik : Pergerakan ikan lele aktif, nafsu makan bagus, tidak bergerombol, dan tidak menggantung di tepi kolam. Sungut/kumis dan ekor ikan normal. Diperkuat dengan bentuk tubuh dari kepala sampai ekor proporsional. Tidak luput dari pengamatan mata bahwa kulit ikan lele tampak cerah dan mengkilat.
2.      Ukuran Benih Lele Seragam. Perhatikan mengenai keseragaman ukuran benih. Ukuran benih lele yang tidak seragam akan berakibat pertumbuhan lele menjadi tidak serempak. Karena ikan lele bersifat kanibal. Jika lapar, ikan lele yang berukuran besar akan memangsa lele lain yang ukurannya lebih kecil. Misalnya jika kita menginginkan ukuran benih 5 cm maka sebaiknya toleransi benih ukuran 4 cm - 6 cm masing-masing tidak lebih dari 10 % populasi.
3.      Benih bersertifikat SNI merupakan proses dari pengajuan CPIB, benih lele yang telah mengantongi sertifikasi hal ini untuk memastikan bahwa benih berasal dari induk lele yang unggul dan telah menerapkan cara pembenihan ikan yang baik.
Penebaran benih ikan lele :
Pastikan benih yg kita tebar sehat dan seragam
Ukuran benih yg ditebar biasanya 5 – 7 cm
Padat tebar 100-200 ekor/m2
Penebaran seragam tujuan :
·         menghindari kanibalisme
·         menyeimbangkan pertumbuhan
·         meyeragamkan size panen
Lakukan penebaran  pada saat suhu tidak panas
Lakukan aklimatisasi atau penyesuaian suhu air kolam
Pakan ikan :
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele bisa mencapai 65% biaya budidaya terserap pada pakan. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran, pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding bertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif dengan kandungan protein ± 30 %.
a. Pemberian pakan utama
Pakan yang baik harus mengandung nutrisi yang diperlukan oleh ikan lele. Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi.
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 3-4 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Harus diingat, ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian makan lebih banyak pada sore dan malam hari.
b. Pemberian pakan tambahan
Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang memang cukup menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.
Penggunaan probiotik :
Di dalam budidaya ikan lele di perlukan penggunaan probiotik untuk membantu mengurai bahan yang tidak terpakai seperti sisa-sisa pakan akan dapat dipergunakan oleh ikan. Penggunaan probiotik sangat bervariasi dan berbagai merek dagang. Kadang di kombinasikan dengan penambahan tetes tebu untuk penggunaanya.
Pengelolaan air
Hal penting lainnya dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Walaupun ikan lele bisa hidup dalam kondisi air yang buruk, untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga, karena ikan lele memiliki kelebihan memikili Labirynt sehingga lebih tahan dari pada ikan lainya. Pengaturan air bisa ditambahkan apabila mengalami penurunan permukaan sebanyak 10% per minggu. Atau apabila musim kemarau di buatkan semacam air hujan dengan pralon.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Oleh karena itu, apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan memberikan pakan. Apabila dalam memberikan pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan. Selain itu, apabila air terlihat berkurang karena penguapan atau kebocoran kolam, segera tambahkan.
Pengendalian hama dan penyakit ikan lele :
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit silahkan baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.
Superan atau sistem penyortiran :
Dalam budidaya ikan lele di anjurkan memeliki kolam lebih dari satu kolam artinya bisa di pergunakan untuk sortasi dan grading di kolam. Keberhasikan dan meminimalkan kematian ikan lele dengan cara mengadakan superan atau penyotiran, dan ini di lakukan semakin seering seminggu sekali apabila lele telah besar kira-kira umur mendekati 2 bulan.
Panen budidaya ikan lele
Pemanenan budidaya ikan lele untuk konsumsi dalam negeri biasanya berukuran 9-12 ekor per kg. Untuk mencapai ukuran konsumsi dari benih sebesar 5-7 cm dibutuhkan waktu sekitar 2,5 sampai 3 bulan dari awal benih ditebar. Sedangkan untuk ekspor, berat ikan lele bisa mencapai 500 gram per ekor.
Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati. satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen hendaknya disortasi terlebih dahulu untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran ini berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi pembudidaya.

2 comments:

  1. Maaf pak. Mau tanya.. apakh penting utk disortir ya? Dengar2 kok tdk perlu, mengingat ikan.nanti jd stres pas ubek2 di air ketika sortir. Trims...

    ReplyDelete
  2. Maaf pak. Mau tanya.. apakh penting utk disortir ya? Dengar2 kok tdk perlu, mengingat ikan.nanti jd stres pas ubek2 di air ketika sortir. Trims...

    ReplyDelete