Friday, April 4, 2014

Serangan Tuberculosis pada Ikan

April 04, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Mycobacterium sp. Di antara semua keluarga bakteri itu, Mycobacterium fortuitum menjadi penyebab utama. Bakteri berukuran, 0,3-0,5 mikron dan berbentuk batang itu tak hanya menyerang gurami, tetapi juga ikan mas dan nila.
Mycobacterium fortuitum menyerang ketika ikan stres. Penyebab stres antara lain karena kualitas air menurun. Penurunan kualitas air dipicu banyaknya limbah rumah tangga atau industri yang menumpuk di dasar kolam. Karena bahan organik terlarut melonjak naik, pH air turun. Pada keasaman tinggi ikan gampang stres lantaran oksigen terlarut sedikit dan bakteri lebih patogenik.
Perbedaan suhu yang ekstrim antara malam dan siang-sekitar 10-15oC-juga mengakibatkan ikan lemah dan stres. Itulah sebabnya serangan mengganas pada peralihan musim hujan ke kemarau atau sebaliknya. Bila suhu air di bawah 26oC bakteri dengan mudah menembus sistem pertahanan ikan. Suhu rendah membuat kandungan amoniak di dalam air meninggi dan pH air pun menjadi rendah alias asam.
Mycobacteriosis adalah penyakit subakut dan kronik, ditandai dengan terbentuknya granuloma. Penyakit ini umumnya terjadi pada ikan-ikan yang dipelihara pada akuarium dalam jangka waktu yang lama atau dibudidaya secara intensif.
Bakteri Mycobacterium marinum, M. fortuitum, M. chelonei adalah penyebab penyakit “Mycobacteriosis” pada ikan atau juga dikenal dengan “Fish Tuberculosis” dan “Piscine Tuberculosis”. Ketiga bakteri tersebut dikenal sebagai patogen pada ikan dan mempunyai gejala penyakit yang mirip. Bakteri Mycobacterium sp. dikenal ada dimana-mana dalam air dan sedimen serta telah diketahui menyerang berbagai jenis ikan laut dan tawar (167 spesies), baik ikan konsumsi, ikan hias, maupun udang galah serta semua udang penaeid. Ikan yang dipelihara dalam akuarium cenderung lebih besar kemungkinan terserang penyakit “Mycobacteriosis” dibanding ikan budidaya atau ikan liar.
Inang utama bakteri ini adalah jenis ikan air tawar seperti Gurame (Osphronemus gouramy), Cupang (Beta splendens), Katak lembu (Rana catesbeiana), Salmonidae, Gud (Gadus morchua), Karper (Cyprinus carpio), dan Gabus (Opiocephalus striatus). Mycobacterium marinum, M. fortuitum, M. chelonei dapat diidentifikasi melalui gejala klinis, isolasi dan identifikasi (morfologi, biokimia) dan molekuler.
Gejala klinis (eksternal)
Gejala klinis Mycobacteriosis pada ikan bervariasi, dan sering kali menyerupai gejala penyakit lain. Gejala klinis dapat dilihat pada ikan yang terserang pada stadia akut atau kronis, namun kadang kala tidak terlihat gejala klinis pada ikan yang terserang. Pada stadia kronis gejala klinis yang paling sering terlihat adalah ikan mengalami aneroksia (tidak mau makan, kurus, lesu, memisahkan diri dari yang lain dan mencari lubang untuk bersembunyi), lesi nodul di kulit, tukak (ulcer) dan hemoragi dapat terjadi mengikuti ruptula dari lasi urat. Gejala klinis tambahan berupa exophtalmus (mata yang menonjol), pembesaran perut dan lordosis, kerdil dan insang yang pucat. Kadang terjadi ekor dan sirip yang patah. Pigmentasi pada kulit juga berkurang kecerahannya. Bentuk akut jarang terjadi, tetapi gejala ini dicirikan oleh angka kesakitan dan kematian yang cepat.
Gejala internal
Lesi Mycobacteriosis dapat terjadi pada saluran pencernaan, atau pada kulit dan insang. Granuloma kecil dan putih sampai abu-abu dapat dilihat di bawah mikroskop atau secara kasat mata dapat ditemukan pada tiap organ tubuh. Granuloma itu dapat bersifat menyebar (terpisah), berkelompok atau perpaduan diantara keduanya. Dapat bersifat keras atau lunak dengan ukuran 80-500 μm dan nekrosis berbentuk menyerupai keju dapat terjadi di bagian tengahnya. Limpa, ginjal dan hati adalah organ yang paling sering terserang dan akan tampak membesar dan menjadi lebih lunak. Peritonitis dan edema juga dapat terjadi pada beberapa ikan yang berakibat pada organ viscera akan membengkak dan menyatu oleh adanya membran keputihan di sekitar daerah nekrosis tersebut dan yang meluas di mesenterium (selaput rongga perut).
Patogenesis
Patogenisis tuberculosis belum jelas, yang jelas adalah kerusakan organ dalam (ginjal, hati dan limpa membesar dan menjadi lunak), kurus dan kemudian mati. Secara normal, lesi terdapat pada kulit dan organ dalam. Dengan irisan histologi akan terlihat focal granuloma yang terdiri dari sel epiteloid dan makrofag, dengan ukuran antara 80-500 μm. Perkembangan penyakit “Mycobacteriosis” kronis sangat lambat, sehingga bakteri untuk dapat terdeteksi membutuhkan waktu sampai 2 tahun atau lebih. Apabila terjadi luka akan kehilangan protein plasma dan ikan sangat mudah terserang infeksi sekunder. Belum jelas apakah Mycobacterium memproduksi toksin. Ikan budidaya akan lebih sensitif terhadap infeksi karena stres oleh kepadatan yang tinggi.
Epidemiologi
Kejadian Mycobacterius pada ikan yang dipelihara di aquarium berkisar antara 10-22% sedang pada populasi ikan di alam 10-100% dapat terinfeksi. Wabah pada penyakit ikan yang dibudidayakan berkaitan dengan faktor  Borok pada ikan sepat yang terinfeksi bakteri Mycobacterium managemen seperti kualitas dan kuantitas air dan nutrisi yang kurang.
Penyebaran penyakit
“Mycobacteriosis” diketahui dapat terjadi baik horizontal maupun vertikal. Ikan yang memakan ikan yang terinfeksi, kontak dengan air dan feces dari ikan yang terinfeksi juga akan dapat tertular. Bakteri Mycobacterium sp. juga diketahui dapat ditransfer melalui telur ikan dari induk yang terinfeksi. Disamping itu infeksi Mycobacterium sp. Juga dapat terjadi melalui luka (termasuk akibat infeksi ektoparasit). “Mycobacteriosis” ikan di Indonesia ditemukan di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi utara menyerang banyak spesies air tawar dan laut khususnya ikan hias (akuarium). Pengobatan dan Pengendalian Kanamisin + Vitamin B-6 selama 30 hari adalah pengobatan yang paling efektif yang diketahui untuk TB. Ikan harus dikarantina selama masa pengobatan. vitamin dalam bentuk cair yang dapat ditemukan di toko obat setempat merupakan sumber yang baik vitamin B-6. Satu tetes per setiap 5 galon air akuarium. Ganti vitamin sesuai dengan berapa banyak air yang berubah di tangki selama waktu pengobatan.

0 comments:

Post a Comment