Garam
yang kita kenal sehari-hari, adalah suatu kumpulan senyawa kimia dengan bagian
terbesar terdiri dari natrium klorida (NaCl) dengan pengotor terdiri dari
kalsium sulfat (gips) – CaSO4, Magnesium sulfat (MgSO4), Magnesium klorida
(MgCl2), dan lain-lain (Sutrisnanto, 2001). Apabila air laut diuapkan maka akan
dihasilkan kristal garam, yang biasa disebut garam krosok. Oleh karena itu
garam dapur hasil penguapan air laut yang belum dimurnikan banyak mengandung
zat-zat pengotor seperti Ca2+, Mg2+,
Al3+, Fe3+, SO42-, I-, Br- (Anonim, 1989). Untuk meningkatkan kualitas garam
dapur dapat dilakukan dengan cara kristalisasi bertingkat, rekristalisasi, dan
pencucian garam. Cara lain untuk meningkatkan kualitas garam adalah pemurnian
dengan penambahan bahan pengikat pengotor. Tanpa adanya proses pemurnian, maka
garam dapur yang dihasilkan melalui penguapan air laut masih bercampur dengan
senyawa lain yang terlarut, seperti MgCl2, MgSO4, CaSO4, CaCO3 dan KBr , KCl
dalam jumlah kecil (Jumaeri, 2003).
Bahan
pengikat pengotor adalah bahan atau zat yang dapat digunakan untuk mengikat
zat-zat asing yang keberadaannya tidak dikehendaki dalam zat murni. Secara
teori garam yang beredar di masyarakat sebagai garam konsumsi harus mempunyai
kadar NaCl minimal 94,7% untuk garam yang tidak beriodium (Nitimihardja,
2005:6). Sesuai SNI nomor 01-3556-2000 (Anonim, 1994), garam beriodium adalah
garam konsumsi yang mengandung komponen utama NaCl (Natrium Klorida/mineral)
94,7%, air maksimal 7 % dan Kalium Iodat (KIO3) mineral 30 ppm, serta
senyawa-senyawa lain sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, namun pada
kenyataannya kadar NaCl pada garam dapur jauh di bawah standar.
Oleh
karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kadar NaCl
yang dimurnikan tanpa penambahan bahan pengikat pengotor, dengan penambahan
bahan pengikat pengotor Na2C2O4 dan Na2CO3 atau penambahan Na2C2O4 dan NaHCO3
dengan konsentrasi yang bervariasi pada pembuatan garam dapur dari air tua.
METODE
Spektrofotometer
serapan atom (SSA) merk Perkin Elmer 3110, neraca digital merk Ohaus Explorer,
oven, satu set alat titrasi, baumeter, seperangkat alat gelas.
Air
tua 24,5 0Be, Na2CO3 (teknis), Na2C2O4 (teknis), NaHCO3 kadar 99,5 %, AgNO3
kadar 99,8 %, NaCl, kadar 99,5 %, K2CrO4 kadar 99,7 %, HCl pekat 37 % , (HNO3
pekat 65% , kertas saring (whatman 42), indikator universal, Aquades
Cara
Penelitian
Sampel
dalam penelitian ini adalah air tua 24,5 0Be dari Meteseh-Rembang Jawa Tengah
yang diambil secara acak. Kristalisasi Garam Dapur Tanpa Penambahan Bahan
Pengikat Pengotor
Lima
puluh mL air tua diuapkan hingga membentuk kristal kering, kemudian kristal
yang diperoleh ditimbang dan ditentukan kadar air, kadar pengotor dan kadar
NaCl.
Kristalisasi
Garam Dapur dengan Penambahan Bahan Pengikat Pengotor ke dalam 50 ml air tua
ditambahkan Na2CO3 dengan konsentrasi bervariasi (0,1; 0,5; 1) M. Kemudian
ditambahkan larutan Na2C2O4 (0,1; 0,5; 1) M tetes demi tetes sampai tidak
membentuk endapan lagi. Larutan dibiarkan 10 menit, kemudian disaring. Filtrat diuapkan
hingga kering. Kristal yang diperoleh ditentukan kadar air, kadar pengotor dan
kadar NaClnya. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada penambahan bahan
pengikat pengotor Na2C2O4 – NaHCO3.
Sampel
garam dapur hasil kristalisasi sebelumnya sebanyak 2 gram dimasukkan dalam
botol timbang lalu dikeringkan pada suhu 110 oC selama 2 jam. Kemudian
didinginkan dalam desikator dan ditimbang hasilnya. Kadar air ditentukan
sebelum dan sesudah garam dapur dimurnikan dengan bahan pengikat pengotor
Sampel
garam dapur hasil kristalisasi sebelumnya sebanyak 0,025 gram dilarutkan dalam
labu takar 10 mL dan diencerkan sampai batas. pH larutan dicek, bila terlalu
asam ditambahkan larutan NaHCO3 0,1 M tetes demi tetes sampai netral, bila
terlalu basa ditambahkan larutan HNO3 0,1 M tetes demi tetes sampai netral,
Ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4 5%. Larutan dititrasi dengan larutan AgNO3
yang telah distandarisasi sampai warna merah coklat dan dihitung kadar NaCl.
Ion-ion
yang akan ditentukan adalah ion Fe3+, ion Ca2+ dan ion Mg2+. Kadar ion pengotor
ditentukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Penentuan
karakteristik garam dapur sangat bermanfaat untuk mengetahui besar pengotor
yang ada dan kadar NaCl sebelum dimurnikan melalui metode kristalisasi tanpa
dan dengan penambahan bahan pengikat pengotor sehingga dapat diketahui layak
tidaknya garam dapur tersebut untuk dikonsumsi.
kotor
NaCl
80,1170 %
Mg2+
0,0399 %
Ca2+
2,7812 %
Fe3+
Kadar air Tidak terdeteksi
5,2141 %
Berdasarkan
hasil di atas, dapat diketahui bahwa zat pengotor yang ada dalam garam dapur
yang berasal dari air tua dengan kristalisasi biasa (tanpa penambahan zat
pengikat pengotor) masih tinggi dan kadar NaCl yang terkandung didalamnya masih
rendah, sedangkan secara teori garam yang beredar di masyarakat sebagai garam
konsumsi harus mempunyai kadar NaCl minimal 94,7% untuk garam yang tidak
beriodium (Nitimihardja, 2005:6). Oleh
karena itu tahap selanjutnya dilakukan pemurnian garam dapur dengan
kristalisasi menggunakan bahan pengikat pengotor yaitu larutan Na2C2O4, Na2CO3
dan Na2C2O4, NaHCO3. sehingga diharapkan dapat menaikkan kadar NaCl dan
menurunkan kadar pengotor.
Pada
tahap ini kristalisasi menggunakan bahan pengikat pengotor yaitu larutan
Na2C2O4, Na2CO3 dan Na2C2O4, NaHCO3.. Bahan-bahan ini ditambahkan untuk
mengikat pengotor yang ada pada garam dapur sesuai hasil analisis zat-zat
pengotor garam dapur yang telah dilakukan sebelumnya. Pengotor ion Fe3+ akan
membentuk senyawa Fe(OH)3 sedangkan pengotor dari Mg2+ dan Ca2+ akan membentuk
senyawa MgCO3 dan CaCO3. Semua senyawa yang terbentuk tersebut akan mengendap
sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa (Day dan Underwood, 1986:
677).
Pada
kristalisasi ini bahan pengikat pengotor yang ditambahkan bervariasi
konsentrasinya. Penambahan dilakukan secara bertetes-tetes hingga tidak
terbentuk endapan. Pemurnian ini diharapkan dapat mengurangi kadar air yang
terkandung dalam garam hasil pemurnian sehingga garam tidak mudah mencair.
Hasil penentuan kadar air garam dapur dari pemurnian air tua disajikan dalam
Tabel 2 dan 3 serta Gambar 1 dan 2.
Tabel
2. Kadar air berdasarkan variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3
Konsentrasi
Konsentrasi
Variasi
Kadar air (%)
Na2C2O4
(M) Na2CO3 (M)
1 0,1 0,1
14,186
2 0,1 0,5
9,970
3 0,1 1,0
11,203
4 0,5 0,1
0,626
5 0,5 0,5
0,438
6 0,5 1,0
11,323
7 1,0 0,1
8,295
8 1,0 0,5
14,012
9 1,0 1,0
7,100
Pada
variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3 kadar air tertinggi diperoleh pada
penambahan Na2C2O4 0,1 M dan Na2CO3 0,1 M yaitu sebesar 14,1859 % dan kadar air
terendah pada penambahan Na2C2O4 0,5 M dan Na2CO3 0,5 M, yaitu sebesar 0,4376
%.
Tabel
3. Kadar air berdasarkan variasi penambahan Na2C2O4 dan NaHCO3
Konsentrasi
Konsentrasi Kadar air
Variasi
Na2C2O4
(M) NaHCO3 (M) (%)
1 0,1 0,1
14,3807
2 0,1 0,5
15,8393
3 0,1 1,0
15,0413
4 0,5 0,1
14,3118
5 0,5 0,5
14,7863
6 0,5 1,0
14,2633
7 1,0 0,1
24,9327
8 1,0 0,5
15,6944
9 1,0 1,0
16,5083
Pada
variasi penambahan Na2C2O4 dan NaHCO3 kadar air tertinggi diperoleh pada
penambahan Na2C2O4 1,0 M dan NaHCO3 0,1 M yaitu sebesar 24,9327 % dan kadar air
terendah pada penambahan Na2C2O4 0,5 M dan NaHCO3 1,0 M, yaitu sebesar 14,2633
%.
Apabila
dibandingkan antara dua variasi bahan pengikat pengotor yang digunakan terlihat
bahwa kadar air yang rendah terdapat pada garam hasil pemurnian menggunakan
Na2C2O4 dan Na2CO3. Hal ini berarti Na2C2O4 dan Na2CO3 lebih efektif untuk
mengurangi kadar pengotor yang dapat menyebabkan kadar air pada garam rendah
dibandingkan Na2C2O4 dan NaHCO3.
Tahap
selanjutnya adalah penentuan kadar NaCl hasil kristalisasi dengan bahan
pengikat pengotor. Tabel 4 dan 5 serta Gambar 3 dan 4 menyajikan data kadar
NaCl dengan variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3.
Konsentrasi
Konsentrasi
Variasi
NaCl
Na2C2O4
(M) NaHCO3 (M) (%)
1 0,1 0,1
76,161
2 0,1 0,5
82,359
3 0,1 1,0
80,334
4 0,5 0,1
84,014
5 0,5 0,5
84,758
6 0,5 1,0
90,979
7 1,0 0,1
79,220
8 1,0 0,5
87,126
9 1,0 1,0
89,603
Pada
penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3 diperoleh kadar NaCl tertinggi pada penambahan
Na2C2O4 0,5M dan Na2CO3 0,5M yaitu sebesar 96,460 % sedangkan pada penambahan
Na2C2O4 dan NaHCO3 diperoleh kadar NaCl tertinggi pada penambahan Na2C2O4 0,5M
dan NaHCO3 0,5M yaitu sebesar 90,979 %. Dilihat dari hasil penambahan bahan
pengikat pengotor terhadap kadar NaCl, secara umum diperoleh kadar NaCl yang
tinggi pada penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3. Hal ini menunjukkan bahwa yang
paling efektif dalam menaikkan kadar NaCl adalah penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3
sebagai bahan pengikat pengotor dalam proses pembuatan garam dapur.
Tabel
6 dan 7 menunjukkan karakterisasi garam dapur murni atau hasil kristalisasi air
tua yang ditambahkan dengan bahan pengikat pengotor terlebih dahulu.
Tabel
6 Hasil karakterisasi sampel garam dengan penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3
Parameter
uji Kadar pada garam kotor
NaCl
96,460 % Mg2+ 0,00396 %
Ca2+
Tidak terdeteksi
Fe3+
Tidak terdeteksi
Kadar
air 0,4376 %
Tabel
7 Hasil karakterisasi sampel garam dengan penambahan Na2C2O4 dan NaHCO3
Parameter
uji Kadar pada garam kotor
NaCl
90,979 % Mg2+ 0,07784 %
Ca2+
0,07794 %
Fe3+
Tidak terdeteksi
Kadar
air 14,2633 %
Berdasarkan
hasil penelitian yang disajikan pada tabel 6 dan 7 diperoleh penurunan kadar
pengotor Mg2+ dan Ca2+ yang cukup besar. Secara umum diperoleh kadar pengotor
yang rendah pada penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3. Hal ini menunjukkan bahwa
penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3 adalah yang paling efektif sebagai bahan pengikat
pengotor dalam proses pembuatan garam dapur.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Kadar
NaCl garam dapur dapat ditingkatkan secara efektif dengan pemurnian secara
kristalisasi air tua menggunakan bahan pengikat pengotor, Na2C2O4 dan Na2CO3
dibandingkan dengan Na2C2O4 dan NaHCO3. Kadar NaCl sebelum dimurnikan sebesar
80,117 % meningkat menjadi 96,460 %.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian ini disarankan bagi petani garam dapat menambahkan pengikat
pengotor, Na2C2O4 dan Na2CO3 pada air tua pada pembuatan garam sehingga kadar
pengotornya dapat diturunkan dan kadar NaCl tinggi.
0 comments:
Post a Comment