1. Memilih calon
induk ikan mas
Keberhasilan
usaha budidaya ikan dipengaruhi kesediaan benih ikan, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Untk menghasilan banih ikan yang berkualitasbaik, harus tersedia
induk yang baik pula. Selain itu untuk menghasilkan benih dalam jumlah cukup
induk ikan yang berkualitas baik biasanya memeiliki kemampuan meghasilkan telur
yang relatif banyak. Umumnya fekunditas induk ikan mas adalah 15-20% dari berat
tubuh.
Pemilihan calon
induk ikan dilakukan sejak ikan berukuran benih. Pemilihan calon induk tersebut
didasarkan pada ikan yang pertumbuhannya lebih cepat dan memilki morfologi
normal. Benih yang sudah terpilih dipelihara pada kolam yang terpisah dari ikan
lainnya. Selanjutnya calon induk ikan tersebut dipilih secara berthap, sehingga
jumlah dan kualitas calon induk sesuai dengan yang diinginkan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan calon induk ikan adalah antara calon induk betina
dengan calon induk jantan tidak boleh berasal dari satuketurunan.
Ciri-ciri calon
induk ikan mas yang baik:
– Dalam keadaan
sehat dan tidak cacat
– Memiliki sisik
yang tersebar teratur dan berukuran relatif besar
– Pada bagian
tubuh tidak terdapat luka
– Pangkal ekor
relatif lebar dan terlihat kokoh
– Tubuh relatif
panjang
– Perut relatif
lebar dan datar
– Tubuh tidak
keas dan tidak lembek
– Kepala relatif
kecil
– Punggung
relatif tinggi
Untuk memperoleh
calon induk ikan mas, seleksi dilakukan sejak ikan masih berukuran 5-8 cm atau
8-12 cm. Calon induk yang dipelihara tersebut dipelihara secara terpisah dari
ikanmas lainnya. Selanjutnya, setelah ikan cukup besar dilakukan seleksi lagi
berdasarkan ciri-ciri sekunder.
Ciri-ciri induk
ikan mas yang baik
a. Jantan
– Sehat dan
tidak terdapat cacat
– Sisik teratur
– Gerakan lincah
– Lubang kelamin
tidak menonjol
b. Betina
– Kepala relatif
kecil dan bentuknya agak meruncing
– Badan tebal
dan berpunggung tingi
– Sisik teratur
rapi
– Sirip dada
halus
– Batang ekor
lebar dengan sirip ekor lebih terbuka
Kriteria calon
induk ikan mas
Betina Jantan
– Sirip dada
relatif pendek, lunak dan jari-jari luar tipis
– Lapisan dalam
sirip dada licin
– Badan bagian
perut melebar
– Tubuh lebih
tebal dibandingkan ikan jantan
– Lubang kelamin
menonjol – Sirip dada relatif panjang dan jari-jari luar tebal
– Lapisan dalam
sirip dada kasar
– Badan bagian
perut tidak melebar
– Tubuh lebih
tinggi dan ramping dibanding ikan betina
– Lubang kelamin
tidak menonjol
2. Menentukan
induk ikan mas yang siap memijah
Untuk menentukan
induk ikan mas yang siap memijah terlebih dahulu harus mengetahui ciri seks
primer dan sekunder. Ciri seks primer ikan dapat diketahui dengan melihat alat
kelaminnya. Sedangkan ciri seks sekunder ikan dapat diketahui dengan melihat
perubahan warna, sirip, sisik, bentuk kepala dan gerakannya.
Pemilihan induk
yang siap memijah bertujuan untuk memperoleh ikan yang sehat, mengetahui jenis
kelamin, dan tingkat kematangan gonad ikan
Tingkat
Kematangan Gonad.
Tingkat
kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan setelah
ikan itu memijah. Penentuan tingkat kematangan gonad pada ikan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu penelitian mikroskofik dengan mengamati pertumbuhan sel –
sel gonad dan penentuan berdasarkan keadaan dan ukuran gonad.
Untuk mengetahui
tingkat kematangan gonad dapat dilihat dari beberapa parameter sebagai berikut
:
BETINA JANTAN
– Bentuk ovarium
– Bentuk testes
– Besar Kecilnya
Ovarium – Besar Kecilnya testes
– Pengisian
ovarium dalam rongga tubuh – Pengisian testes dalam rongga tubuh
– Warna ovarium
– Warna testes
– Halus tidaknya
ovarium – Keluar tidaknya cairan dari testes
– Ukuran telur
dalam ovarium.
– Kejelasan
bentuk dan warna telur.
– Ukuran garis
tengah telur
Sedangkan untuk
menentukan tingkat kematangan gonad parameter yang digunakan adalah sebagai berikut
:
a. TKG Pada
Jantan.
• Belia: Tempat
sperma bening seperti cuka, tidak berwarna keabuan.
• Belia
Berkembang: Tempat sperma keruh, tembus cahaya, merah, keabuan dan kecil.
• Perkembangan
I: Tempat sperma tidak tembus cahaya, kemerahan, kaya permbuluh darah.
• Perkembangan
II: Tempat sperma putih hingga putih kemerahan dan puncak pembentukan sperma.
• Berentang:
Tempat sperma tidak tembus cahaya, jika ditekan akan keluar testes yang liat
dan sperma telah bsempurna.
• Matang sipa
pijah: Tempat sperma tidak tembus cahaya, berwarna putih,jika ditekan mengalir
seperti susu, terjadi puncak tingkatan masak sperma.
• Setengah
Terpijah: Tempat sperma tidak tembus cahaya, berwarna sedikit kemerahan kalau
ditekan spermannya akan keluar.
• Terpijah:
Tempat sperma merah tua hingga abu – abu kemerahan, tidak ada sperma lagi, kaya
pembuluh darah, lambat laun kembaqli seperti pada tingkat belia.
b. TKG Pada
Betina.
• Dara: Ovarium
sangat kecil dan terletak dibawah tulang punggung, tidak berwarna sampai abu –
abu transparan, butir – butir telur tidak terlihat dengan mata biasa.
• Dara
Berkembang: Ovarium jernih sampai abu – abu kemerahan, butir telur dapat
terlihat menggunakan kaca pembesar.
• Perkembangan
I: Ovarium berbentuk bulat telur, warna kemerahan, butir – butir telur mirip
serbuk putih.
• Perkembangan
II: Ovarium berwarna orange kemerahan.
• Bunting:
Ovarium mengisi penuh ruangan rongga bawah, telur bulat dan jernih.
• Mijah: Telur
keluar jika ditekan perutnya, kebanyakan telur jernih.
• Mijah
Salin:Ovarium belum kosong sama sekali
• Mijah Salin:
Ovarium kosong sama sekali
• Pulih Salin:
Ovarium jernih sampai abu – abu kemerahan.
3. Pemijahan
1. Persyaratan
Budi Daya Ikan Mas
Di alam aslinya
ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang
berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai
25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala
sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing
dan lain sebagainya. Pada modelbudidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat
menyerupai alam aslinya.
Model budidaya
ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah,
kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam
budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai
pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada
media untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran
7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia
berbahaya.
2. Model Budi
Daya Ikan Mas
Peluang usaha
budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. Ada beberapa
peluang usaha dalam budidaya ikan mas ini yaitu pembibitan dan pembesaran ikan
mas untuk keperluan konsumsi.
1. Usaha
Pembibitan Ikan Mas
Pembibitan ikan
mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup
cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja
menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap
usia ikan mas memiliki potensi ekonomi.
Persiapan induk
Ikan Mas
Induk ikan mas
yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan
dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%.
Dosis pemberian pakan ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan
tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah dapat
dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk
jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan
betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar
cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.
Ciri-ciri ikan
mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:
– Pergerakan
ikan lamban
– Pada malam
hari sering meloncat-loncat
– Perut
membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
– Lubang anus
agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan
ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna
putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit.
Pemijahan Ikan
Mas
Untuk
keberhasilan pemijahan ikan mas, ada beberapa syarat penting yang harus
dipenuhi sesuai dengan kebiasaan berkembang biaknya. Ikan mas menghendaki air
yang selalu barn untuk merangsang pemijahannya. Selain itu, harus selalu
disediakan alat penempel telur setiap kali memijahkannya karena sifat telur
ikan mas yang menempel.
1. Konstruksi
kolam
Kolam harus
dibuat agar sirkulasi air dapat berjalan dengan lancar. Amara pintu air
pemasukan dan pengeluaran terletak di sudut kolam berseberangan sehingga
memungkinkan pergantian air pada seluruh bagian. Pintu pemasukan air harus
selalu terletak di atas permukaan air tertinggi di kolam pemijahan itu sehingga
pemasukan air mengocor. Hal ini bertujuan agar terjadi penambahan kandungan
oksigen dalam air secara difusi. Sementara pintu pengeluaran air harus dibuat
dengan sistem monik ataupun sifon yang memungkinkan air bagian bawah yang
berkualitas kurang baik bersama kotoran-kotoran dapat terhanyut seluruhnya.
Fungsi kolam
pemijahan ikan mas ini hanya sebagai tempat mem*pertemukan induk jantan betina
sehingga dapat dibuat dengan ukuran yang kecil, misalnya 3 m x 10 m atau 6 m x
10 m. Kolam pemijahan ini harus dibuat pada tanah yang keras, tetapi bukan
merupakan cadas hidup. Hal ini untuk menghindari pengikisan pematang oleh
aliran air dan teraduknya Lumpur dasar bila kolam terisi air nantinya.
Dengan
adanyalumpur yang melekat pada alat penempel telur, akan mengganggu daya tetas
telur ikan tersebut karena lumpur akan menutupi dan menghambat pernapasan telur
ikan tersebut.
Dasar kolam yang
terdiri dari tanah lunak yang cukup tebal akan menyebabkan pengeluaran air
terganggu bila digali terlalu dalam karena dasar kolam lebih rendah
dibandingkan pintu pengeluaran air. Dasar kolam ini dapat dilapisi dengan
kerikil yang agak tebal. Dengan kolam yang tidak berlumpur, diharapkan
pengeringan kolam dapat berjalan dengan lancar sehingga kegiatan pemijahan ikan
mas ini tidak terhambat. Manipulasi lingkungan seperti pengeringan biasanya
dilakukan setiap akan melakukan pemijahan.
Bila kolam sudah
memenuhi syarat, usahakan kolam pemijahan selalu mendapatkan air segar pertama
kali atau belum digunakan oleh kolam lain. Kolam ini harus terletak di bagian
atas dari unit kolam yang ada. Tentunya hal ini harus direncanakan sejak
perencanaan pembuatan kolam pertama kali. Bila air yang masuk ke dalam unit
perkolaman tersebut cukup banyak mengandung lumpur maka harus dibuat kolam
pengen*dapan dan sekaligus dengan bak saringan atau filter.
2. Persiapan
kolam
Sebelum
pemijahan, biasanya kolam dikeringkan dan dijemur selama 2-3 hari bila panasnya
terik. Namun, bila matahari sering tertutup awan, lamanya penjemuran kolam ini
harus ditambahkan hingga 5-7 hari.
Penjemuran kolam
untuk ikan mas mutlak dilakukan. Dengan cara ini, akan timbul bau ampo atau
sangit sehingga begitu dialirkan air baru, ikan terangsang untuk memijah.
Bagaimana bila kolam tersebut tidak bisa kering? Musim hujan, misalnya, apakah
mungkin diharapkan keber*hasilan pemijahan ikan ini? Namun, masalah ini akan
menjadi sederhana bila mau belajar dari alam. Ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah pengeringan dan penjemuran kolam ini. Pertama
dengan melakukan pembakaran merang padi atau daun pisang kering yang asapnya
diusahakan masuk ke dasar kolam maupun pematang. Semakin banyak daun pisang
atau padi yang dibakar, akan semakin menjamin keberhasilan usaha penipuan
terhadap ikan mas.
Cara kedua
dengan melapisi dasar kolam yang tidak kering ini dengan tanah yang berasal
dari kolong rumah. Cara ini tentunya dapat dilaksanakan pada daerah-daerah yang
masyarakatnya mempunyai rumah panggung. Tanah dari kolong rumah ini dipindahkan
ke kolam pemijahan. Dengan kedua cara tersebut dapatlah kiranya dijadikan jalan
keluar bila akan memijahkan ikan pada saat matahari sukar terlihat.
Setelah kolam
dijemur, air dimasukkan ke dalam kolam dengan terlebih dahulu melewati saringan
yang dipasang pada pintu pemasukan. Pintu pengeluaran (monik dan sifon) diatur
sedemikian rupa sehingga tinggi air konstan, 75 cm di pintu pengeluaran air.
Kemudian, kakaban dipasang di atas sebatang bambu yang utuh agar dapat
terapung. Kakaban ini terbuat dari ijuk yang harus direntang sedemikian rupa
sehingga lebarnya 40 cm. Panjang kakaban ini biasanya berkisar 1,5-2 m. Kakaban
dijepit dan dipaku pada bilah bambu. Kakaban yang disusun di atas bambu utuh
ini kemudian dijepit lagi dengan bambu belch agar tidak berantakan bila ikan
mas memijah.
3. Pemijahan
Setelah kolam
pemijahan siap, induk ikan yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam kolam
pemijahan pada pukul 10.00. Beberapa petani memasukkan induk Setelah kolam
dipasang kakaban. Namun, tidak jarang pemasangan kakaban ini dilakukan sesudah
induk dimasukkan.
Induk jantan
dapat siap setiap scat, sedangkan induk betina mem*butuhkan waktu kurang lebih
tiga bulan sebelum siap dipakai lagi. Perbandingan antara induk jantan dan
betina yang sering dilaksanakan biasanya perbandingan berat 1 : 1.
Dalam proses
pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan
menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara
alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pemijahan ikan mas adalah :
o Mencuci dan
mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
o Mengisi wadah
pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
o Memasang hapa
untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1
meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
o Memasang
kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yang dijepit
bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
o Memasukkan
induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang
dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan
dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga
ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
o Mengangkat
induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.
Setelah telur
berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva ,
beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan
dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva,
kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas
siap ditebar di kolam pembenihan.
Oleh karena
matang kelamin induk jantan lebih cepat dibandingkan induk betina, biasanya
untuk seekor induk betina dibutuhkan beberapa ekor induk jantan. Bila jumlah
induk jantan ini tidak sesuai dengan induk betina, dikhawatirkan banyak telur
yang tidak terbuahi karena kekurangan sperma. Oleh karenanya, bila induk betina
yang akan dipijahkan seberat 3 kg, harus diimbangi dengan jantan seberat 3 kg juga
meskipun mungkin jumlahnya 3-4 ekor. Untuk menjaga agar telur tidak banyak yang
ter atuh, kakaban yang dipasang haruslah cukup.
Sebagai standar,
digunakan 5-8 kakaban yang masih bagus untuk setiap kg induk betina. Jumlah itu
akan membengkak menjadi 10-15 kakaban bila kakabannya rusak. Oleh karena itu,
untuk 5 kg induk betina yang dipijahkan, harus disediakan kakaban terpasang
sebanyak 25-40 buah.
Bila persiapan
telah dilakukan dengan matang dan pergantian air berjalan dengan normal maka
pada pukul 24-00 biasanya induk ikan mas ini mulai memijah. Biasanya,
tanda-tanda pemijahan sudah terjadi sekitar pukul 20.00-22.00 yaitu adanya
aktivitas ikan jantan yang mengejar ngejar induk betina.
Sesekali akan
terdengar suara berkecipak karena induk betina ini menyembul ke permukaan air.
Induk betina yang dikejar*kejar biasanya akan lebih sering melewati air di
bawah kakaban, terkadang malah menyembul dari bawah kakaban.
Setelah puas
berkejar-kejaran, induk betina ini akan mengeluarkan telur-telurnya di bawah
kakaban. Telur tersebut langsung disemprot dengan sperma induk jantan. Induk
tersebut melakukan penijahan tetap dalam posisi berkejar-kejaran.
Telur-telur akan
dengan mudah terlihat menempel di kakaban karena warna telur ini kuning cerah.
Ada telur yang menggerombol dalam kakaban tersebut, ada pula yang merata, tidak
bertumpuk. Bila kakaban telah terisi penuh oleh telur, sedangkan ikan-ikan
tersebut masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti sebaiknya kakaban
diangkat dan diganti dengan yang barn. Setelah selesai memijah, ikan harus
cepat diangkat untuk dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk karena sering
kali induk akan memakan telur-telurnya sendiri.
4. Penetasan
Telur
Telur-telur
kemudian ditetaskan dalam hapa, yaitu kantong berbentuk balok dengan ukuran 1 M
X 1 M X 2 m yang terbuat dari kain trilin. Hapa ini direntangkan dalam kolam
pemijahan atau kolam lain dengan patok bambu pada bagian tengah dan menempel
pematang di bagian pinggirnya.
Banyaknya hapa
disesuaikan dengan jumlah kakaban yang ada telurnya. Kakaban tersebut diatur di
atas bambu batangan sepanjang 2 m. Di atas kakaban dipasang bambu belah yang
berada di kiri-kanan bambu pertama yang dipasang di bawah kakaban. Kemudian, di
atas bambu belah ini ditempatkan gedebok pisang untuk menenggelamkan kakaban
lebih kurang 10 cm.
Pada saat
penetasan telur, aliran air dijaga tetap stabil dan jangan sampai berhenti
karena telur-telur tersebut membutuhkan air yang kaya oksigen dan stabil
suhunya. Setelah 2 hari, telur akan mulai menetas. Penetasan biasanya tidak
berlangsung sekaligus tetapi bertahap, sesuai dengan pengeluaran telurnya.
Larva ikan yang
barn menetas belum membutuhkan pakan tambahan dari luar karena masih menyimpan
pakan dalam tubuhnya berupa kuning telur (yolk sack). Selama memakan kuning telurnya,
alat-alat pencernaan benih muda ini akan terbentuk sempurna sehingga siap
menerima pakan dari luar. Namun, bukan berarti benih ini dapat diberi pakan
sembarangan. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkannya. Oleh
karena itu, pakan yang paling cocok bagi benih yang telah habis kuning telurnya
adalah plankton yang diperoleh dengan pemupukan dasar kolam.
Dalam proses
pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan
menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara
alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pemijahan ikan mas adalah :
o Mencuci dan
mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
o Mengisi wadah
pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
o Memasang hapa
untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1
meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
o Memasang
kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit
bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
o Memasukkan
induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang
dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan
dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga
ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
o Mengangkat
induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.
Setelah telur
berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva ,
beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan
dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva,
kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas
siap ditebar di kolam pembenihan.
5. Pendederan
Ikan Mas
Setelah larva
cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan
pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen.
Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15
karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5
hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan
alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2
tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa tepung
pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit
ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda.
Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih
besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi.
2. Usaha
pembesaran Ikan Mas
Usaha pembesaran
ikan mas merupakan upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan mas konsumsi, ikan
mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg. Usaha
pembesaran ini bisa dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring apung atau Kolam
Air Deras.
Pembesaran Ikan
Mas di Keramba Jaring Apung
Pembesaran Ikan
Mas dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan
umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat
menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang
tepat antara lain adalah air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus
kuat, Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, badan air
cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, kedalaman
air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0
meter, kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai
300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang
dari 80 cm.
Usaha Pembesaran
Ikan Mas Di Kolam Air Deras
Pemeliharaan
ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain
lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain) dengan
topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi,
kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan
oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air
deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun
oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan
pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 –
1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan.
Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus
memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh
karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5 %). Padat tebar ikan
ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam. Dosis pakan yang
diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari.
Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka
jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong
jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri
empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan
kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring
terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa steerofoam atau
drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena. Frekuensi pemberian
pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif
disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh
size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang
di dalam badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan
air. Dengan penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan
menghasilkan ikan mas konsumsi 1.5 sampai 2 ton.
Usaha Pembesaran
Ikan Mas Di Kolam Lumpur
Jika tidak
memungkinkan dibesarkan pada jaring apung atau air deras ikan mas bisa
dibesarkan di kolam tanah. Kolam ukuran 1.000 m2, diolah, dan ditebarkan
kotoran ayam kemudian diisi air setinggi 60 cm dan rendam selama kurang lebih 5
hari. Benih ikan mas seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3
sampai persen dari berat benih ikan mas setiap hari, panen dapat dilakukan
panen setelah 3 bulan. Dengan model pemeliharaan seperti ini kolam dapat
menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.
V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari Laporan
diatas Diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
1. Ikan mas
dapat dipijahkan secara alamai, dan juga dapat dipijahkan secara semi buatan
melalui hormon rangsangan.
2. Ikan mas
baiknya dipijahkan pada ukuran 500 – 1 kg jantan umur 6-8 bulan dan betina
ukuran 2 – 4 kg dengan umur 1,5 – 2 tahun.
3. Pemijahan
semi alami merupakan salah satu tehnik pemijahan yang dilakukan dengan
menggunakan hormone ovavrim (perangsang)
4. Perbandingan
jantan dan betina pada pemijahan semi alami menggunakan 3:1 yaitu 3 kg jantan
dan 1 kg betina.
5. Larva yang
dihasilkan dalam 1 kali pemijahan dapat mencapai 50.000 – 100.000 ekor/kg induk
betina.
6. Pendederan
adalah kelanjutan pemeliharaan benih ikan mas dari hasil kegiatan pembenihan
untuk mencapai ukuran tertentu yang siap dibesarkan.
7. Pemanenan
dilakukan pada pagi hari hal ini dilakukan untuk menghidari terik matahari.
B. SARAN
1. Sebaiknya
sebelum melakukan pemijahan pemijahan induk harus ditangani benar-benar agar
induk jangan sampai stress.
2. Apabila induk
ikan mas telah memijah segeralah angkat kakaban, agar induk tidak memakan
telurnya yang ada di kakaban
Trmksh informasi budidaya yang sangat bermanfaat... Saya ijin copy data ini. Trmksh..!!!
ReplyDeleteThanks infonya. Jangan lupa kunjungi kami https://bit.ly/2NjQtoh
ReplyDelete