I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara ekonomis
usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga sangat mendukung bagi
pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat
akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan semakin meningkat.
Ketersediaan
sumberdaya perairan yangluas dan sumberdaya manusia yang melimpah merupakan
modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan pembangunan perikanan di
Indonesia.
Ikan mas
(Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan mempunyai
kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat
Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung protein 4,5 gram,
karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain itu mengandung kalori, fosfor
(P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan air
sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan
mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Budidaya ikan
mas semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat untuk di kembangkan dalam
bentuk usaha, baik itu usaha pembenihan maupun pembesarannya. Ikan mas mas
termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam pemeliharaannya karena
cenderung bersifat adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya,
pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit serta
mempunyai peluang usaha yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
B. Tujuan
Adapun tujuan
daripada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui teknik pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio) yang baik dan tepat.
2. Untuk
mengetahui berbagai permasalahan dalam pengembangan dan peningkatan usaha
pembenihan ikan mas.
3. Untuk
mengetahui Kesehatan Ikan
4. Untuk
mengetahui Jenis Kelamin Ikan
5. Untuk
Mengetahui Tingkat kematangan Gonad ikan
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A. Klasifikasi
Ilmiah
Berdasarkan
Taksonominya Ikan Mas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
B. Morfologi
Secara
morfologis, tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak
diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil), bagian anterior
mulut terdapat dua pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas
ditutupi oleh sisik. Hanya sebagian kecil saja.ubuhnya yang tidak tertutup oleh
sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam sisik tipe
sikloid. Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip.
C. Habitat dan
penyebaran
Ikan mas
menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu
dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau
danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150–600 meter di
atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan
air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai
yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%o.
Menurut Djoko
Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa
dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat
penting.
Sementara itu,
menurut R.O Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga
awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper
diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan
abad ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban – subtrat
untuk pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860,
sehingga budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang
berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Sedangkan
penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada
permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari
“Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu.
Dari Jawa, ikan
karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892.
Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895,
daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan
Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan
Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari
Negeri Belanda, yakni jenis Galisia (karper gajah) dan kemudian tahun 1930
didatangkan lagi karper jenis Frankisia (karper kaca).
Menurut Djoko
Suseno (2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena
rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih
cepat dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.
D. Kebiasaan
makan
Ikan mas
tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis
makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan
utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
E.
Perkembangbiakan
Siklus hidup
ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina
yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma).
Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada
awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang
tergenang air.
Secara alami,
pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah,
induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau
rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan
digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika
terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan
mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna
bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi,
tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam
telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari
kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas
mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan
makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4
hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva
antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah
menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini,
ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya.
Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina,
dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70%
dari bobotnya.
Setelah 2-3
minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5
gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang
siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan
tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang
bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan
tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan
jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai
bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai
kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.
F. Jenis-jenis
Ikan Mas (Karper)
Saat ini, banyak
sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang
berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki
jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari
adalah jenis ikan mas majalaya. Di daerah lain, jenis ini belum tentu disukai,
begitu juga sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera
masyarakat dan kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.
Dari beberapa
jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, varietas majalaya termasuk jenis
unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999
dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.
Jenis-jenis ikan
mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi
dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang
dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk
memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di
kolam-kolam taman atau akuarium.
A. Ikan Mas
Konsumsi
1. Ikan Mas
Punten
Ras ini
dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur.
Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena
itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big
belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1.
Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan
bersifat jinak.
2. Ikan Mas
Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak diketahui
pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini
mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang
(long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas
punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.
Sisiknya
berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih
muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua.
Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan
mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau
jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000 dan diameternya 0,3—1,5 mm. Induk
ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan,
sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit
Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.
3. Ikan Mas
Taiwan
Ikan mas taiwan
memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak
membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi
sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap
makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang
ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di
Indonesia.
4. Ikan Mas
Merah
Ciri khas dari
ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif,
tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif
memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih
rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.
5. Ikan Mas
Majalaya
Sesuai dengan
namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih
membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan
antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.
Bentuk tubuhnya
semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini
relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau
keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang
dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung,
warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas
majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat,
tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih,
dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan
ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram
induk.
5. Ikan Mas
Yamato
Ikan mas ini
kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya
memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan
dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
6. Ikan Mas
Lokal
Ikan mas ini
sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas.
Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan
paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk tubuh dan
warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada.
Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan
besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan
jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.
B. Ikan Mas Hias
Jenis-jenis ikan
mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.
1. Ikan Mas
Kumpay
Ciri yang
menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai
sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi,
ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang
seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan
mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
2. Ikan Mas
Kancra Domas
Bentuk tubuhnya
memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan kurang
jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya
bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna
gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.
3. Ikan Mas Kaca
Ciri khas ikan
ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup
sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea
lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih
mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.
4. Ikan Mas
Fancy
Bentuk tubuh
ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada
tubuhnya terdapat totol-totol berwarna hitam. Karena warnanya yang
bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy.
5. Ikan Mas Koi
Ikan mas koi
atau yang lebih populer disebut koi (saja) ini berasal dari Jepang. Mulai
dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna
sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut.
Hobiis ikan mas
umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang
indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup
jinak.
Ikan koi
memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya
platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi,
dan taishusanshoku nishikigoi.
0 comments:
Post a Comment