Jenis budidaya di Desa
Talun, kecamatan Kayen, kabupaten Pati, adalah budidaya ikan bandeng sistem
polikultur tanpa menggunakan pakan tambahan hanya dengan pemupukan anorganik
dengan urea dan SP-36. Ikan mas merupakan bagian jenis ikan konsumsi air tawar
yang dibudidayakan. Untuk pembenihan ikan Mas/ Karper mereke menggunakan pakan
buatan dengan kadar protein tertentu, sering kali dipergunakan pakan buatan
untuk ikan dewasa uang di giling untuk mencuku[i kebutuhan.
Permintaan benih ikan
mas maupun ikan mas konsumsi yang sangat pesat menyebabkan budidaya ikan mas
dilakukan secara ekstensif. Untuk mengantipasi kegiatan budidaya dari bahaya penyakit,
salah satunya disebabkan oleh bakteri Aeromonas salmonicida. Selama ini memang
tidak ada penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas salmonicida. Untuk mencegah dan menanggulangi penyakit pada
budidaya umumnya menggunakan antibiotik. Pemakaian antibiotik sebagai obat utama dalam
penanganan suatu penyakit akan menimbulkan resistensi dari bakteri penyebab
penyakit dan dapat mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, diperlukan alternative
untuk menggantikan antibiotik. Salah satunya yaitu dengan penambahan
imunostimulan pada pakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Aeromonas salmonicida.
Sistem pertahanan tubuh
atau imunitas terdiri dari substansi, sel-sel dan organ-organ yang diperlukan
untuk membentuk sistem pertahanan yang kompeten. Hampir semua hewan mempunyai
kombinasi pertahanan tubuh antara kekebalan alamiah dan proses stimulasi berupa
adaptasi pertahanan tubuh melalui antigen untuk menanggulangi serangan infeksi
. Sistem kekebalan ini yang dikenal dengan nama imun . Sistem ini dapat terjadi
secara buatan ataupun alamiah . Di dalam proses pengebalan tubuh ini dapat pula
dibantu dengan imunostimulan (TIZARD, 1987).
Secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa imunostimulan adalah suatu bahan bila diberikan pada hewan dan
manusia dapat menyebabkan peningkatan sistem pertahanan tubuh untuk menghadapi
serangan penyakit . Imunostimulan meningkatkan limfosit T sebagai imunitas
seluler yang penting artinya dalam rangka proteksi terhadap bakteri dan virus
intra seluler .
Limfosit B juga
ditingkatkan, dalam rangka meningkatkan imunitas humoral, dan tingkat serum
antibodi . Serum ini untuk menetralisasi endotoksin, sehingga pada akhirnya
imunostimulan digunakan ternak untuk meningkatkan kemampuan membunuh bakteri,
dan menurunkan waktu yang diperlukan untuk memperbanyak antibodi (BETA GLUKAN,
2004d) .
Imunostimulan dapat
digolongkan yang bekerja spesifik dan non spesifik . Beberapa materi atau
subtansi yang terlibat di dalam proses sistem yang spesifik adalah imunisasi
aktif dan pasif baik oleh virus, bakteri maupun cendawan sedangkan yang non
spesifik berupa stimulasi limfosit, dan makrofag (TIzARD, 1987). Manfaatnya
secara umum imunostimulan dapat meningkatkan aktivitas pertahanan tubuh dan
mempercepat proses penyembuhan. Sistem pertahanan tubuh dapat dibagi menjadi 2
golongan yaitu kekebalan humoral dan selular. Humoral terdapat pada darah yang
dikenal dengan antibodi, juga dapat ditemui sebagai molekul protein serum .
Sedangkan respon selular berupa mekanisme fagositosis dengan cara peningkatan
sensitivitas dari sistem R.E.S (Reticulo endothelial system) yaitu : ginjal,
hati, limpa dan timus . Limfosit dapat digolongkan menjadi set B dan set T. Set
T ditemukan dalam peredaran darah hewan tingkat tinggi dan memegang peranan
penting dalam imunitas selular .
Sel B pada mamalia
dihasilkan oleh sumsum tulang dan untuk unggas sel-sel B dihasilkan oleh bursa
Fabricius, sel T dihasilkan oleh timus . Selanjutnya sel B menghasilkan
antibodi, yang merupakan salah satu elemen humoral untuk beradaptasi secara
imunitas, sedangkan sel T membantu sel B dengan mengaktivasi makrofag untuk
mempertahankan tubuh terhadap serangan infeksi mikroba . sel makrofag merupakan
salah satu sel yang termasuk dalam kekebalan alamiah dengan cara menghasilkan
subtansi kimia . Selanjutnya substansi ini menjadi pertahanan sel imun yang
penting dengan cara bergerak ke arah sisi yang diserang oleh sel asing .
Makrofag ini mempunyai reseptor pada sel membran untuk 7 macam residu gula .
Saat reseptor berikatan dengan residu, makrofag diaktifkan dan kemudian
menghasilkan sitokin . Sitokin inilah yang berfungsi sebagai pengatur respon
imun tubuh (TIZARD, 1987) . Demikanlah sistem tersebut secara bersama-sama
membentuk sistem pertahanan di dalam tubuh melawan serangan infeksi penyakit .
Dari uraian di atas
maka jelas bahwa imunostimulan sangat bermanfaat untuk peningkatan sistem
kesehatan tubuh, dan salah satu imunostimulan adalah Beta-D glukan yang akan
diuraikan selanjutnya .
Saccharomyces
Cerevisiae Sebagai Imunostimulan
Salah satu bahan yang
esensial sebagai imunostimulan adalah beta-D glukan, dan bahan ini terdapat
pada barley dan khamir (S. cerevisiae) .
Penemuan substansi
beta-D glukan berawal dari penelitian LOUIS PILLEMER (1940) (dalam LIFE SOURCE
BASIC, 2002), meneliti suatu substansi yang memiliki kemampuan menghasilkan
aktivator mekanisme pertahanan tubuh yang disebut zymosan . Meski dikenal
sebagai substansi yang berkemampuan menstimulasi secara nonspesifik terhadap
respon imun, namun zat aktifnya sendiri betum diketahui .
Komponen tersebut
berasal dari ekstrak dinding sel khamir roti yang tergolong cendawan . Komponen
tersebut mempunyai sebuah campuran unik dengan efektivitas dan intensitasnya
sebagai suatu sistem pertahanan tubuh melalui aktivasi sel darah putih yang
spesifik seperti makrofag dan sel NK (Natural Killer)
Beta-D glukan akan
berikatan dengan permukaan sel makrofag dan sel NK dan berfungsi sebagai triger
untuk proses aktivasi makrofag . Hasil proses ini berupa peningkatan sirkulasi
makrofag di dalam tubuh untuk mencari benda-benda asing yang masuk ke dalam
tubuh, selain itu pula untuk meningkatkan jumlah sel-sel makrofag . Pada khamir
di bagian tertentu dapat dijadikan imunostimulan (LIFE SOURCE BASIC, 2002) .
S. cerevisiae tergolong
cendawan berupa khamir (yeast) pembuat kue dan roti ternyata mempunyai potensi
kemampuan yang tinggi sebagai imunostimulan, dan bagian yang bermanfaat
tersebut adalah dinding selnya yang mengandung β (1,3 dan 1,6) glukan . Bahan
inilah yang dipakai sebagai imunostimulan setelah berhasil dipisahkan pada
bagian dinding sel S. cerevisiae (LIFE SOURCE BASIC, 2002) .
Beta-D glukan
meningkatkan fungsi imun termasuk fagositosis (kemampuan untuk menangkap benda
asing, partikel yang dilepaskan sitokin ; hormon interseluler yaitu : IL-1,
IL-6, GM-CSF, interferon) dan pembuatan antigen. Beta-D glukan juga
menstimulasi RES, di dalam proses peningkatan jumlah makrofag, dan aktivasi
sel-sel darah putih selain makrofag. Sel-sel tersebut ialah : granulosit dan
monosit . Beta-D glukan dapat sebagai imunomodulator untuk meningkatkan
kemampuan sel T, sel B, dan makrofag di dalam rangka melawan infeksi penyakit .
Selain itu membantu perbaikan jaringan yang rusak pada tubuh melalui proses
regenerasi dan penyembuhan (BETA GLUCAN, 2004d).
Di dalam terapannya
bisa diberikan tidak hanaya melalui suntikan tetapi melalui mulut bersama-sama di campurkan pakan ikan buatan bersama-sama makanan. Sedangkan
peningkatan atau penurunan mekanisme pertahanan tubuh tergantung pada jumlah
glukan yang dikonsumsi oleh ikan. Oleh karena itu respon terhadap ternak
sangat bervariasi tergantung ada atau tidaknya reseptor yang dikenal oleh
komponen gula dari beta-D glukan (LIFE SOURCE BASIC, 2002) .
0 comments:
Post a Comment