Corydoras
paleatus, ikan yang berasal dari La Plata, Brasil, ini juga dikenal dengan nama
Preppered Corydoras. Corydoras paleatus mudah memijah walaupun berada di
lingkungan pemeliharaan yang terbatas, namun lingkungan yang disenanginya
bersuasana damai dan tenang.
Dalam upaya memelihara
corydoras paleatus, kualitas air harus dijaga (usahakan suhu 28-30 °C & pH
4-6) dan kebersihannya juga perlu diperhatikan sehingga perlu mengganti air
secara rutin maksimal dua hari sekali. Jumlah air yang diganti adalah 2/3
bagian, sisa pakan dan kotoran yang ada di dasar akuarium harus selalu
dibersihkan dengan cara menyipon.
Induk Corydoras
paleatus baru dapat dipijahkan saat usia minimal 10 bulan dengan ukuran kurang
lebih 7 cm. Ikan jantan memiliki ciri tubuh bagian atas berwarna hijau olive kegelapan
atau cokelat olive, sedangkan bagian bawah kuning pucat, sirip dorsal, anal,
dan ekor berwarna abu-abu sedikit bebercak gelap. Ikan betina memiliki bentuk
tubuh yang membesar di bagian perut (seperti diamond), sedangkan yang jantan
runcing (seperti terpedo).
Latar Belakang
Corydoras panda
yang berasal dari Rio Ucayali mulai dikenal tahun 1995. Warna tubuhnya
kekuningan atau coklat muda dengan tanda hitam menyilang di bagian mata, sirip
punggung dan pangkal ekor. Paduan warna di tubuhnya tersebut menyebabkan
penampilannya mirip seperti binatang panda, sehingga dinamakan corydoras panda.
Sistematika corydoras menurut Hoedemen (1975)
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Subordo : Siluroidei
Famili : Callichthyidae
Genus : Corydoras
Tujuan
Pembenihan
Corydoras Panda ini bertujuan sebagai literatur didalam pembenihan dan
pengembang biakan ikan.
Morfologi
Ciri-ciri morfologi dari genus Corydoras ini
antara lain tubuhnya pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibanding
perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun
dalam dua baris, serta pada rahang atas dan bawah terdapat dua pasang kumis.
Ukuran tubuh ikan ini berkisar 2,5-12 cm dengan ukuran mayoritas 5-7 cm.
Corydoras ada sekitas 100 spesies atau jenis. Setiap jenisnya memiliki ciri
khas yang membedakan satu dengan yang lainnya, terutama dari warna tubuhnya
yang bervariasi. Namun dari sekian banyak jenisnya tersebut, hanya ada beberapa
jenis saja yang terkenal. Umumnya jenis corydoras yang dikenal tersebut mudah
berkembangbiak. Beberapa jenis yang sudah dikembangkan secara massal di
Indonesia diantaranya : Corydoras panda,
Corydoras paleatus, Coridoras sterbai, Corydoras albino dan Corydoras bronze.
2.2. Seleksi dan
Pengelolaan Induk
Induk yang
dipijahkan yaitu induk yang berumur 7 bulan keatas atau dengan panjang tubuh 3
– 4,5 cm. Ikan jantan memiliki bentuk tubuh seperti terpedo. Bagian dari
belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh ikan jantan lebih langsing dan
ukurannya lebih kecil daripada betina. Sirip dorsalnya tampak lebih runcing,
sementara induk betina memiliki tubuh yang lebih besar dibanding jantan dan
perutnya tampak membundar karena berisi telur.
Pemeliharaan induk dilakukan dengan
cara bersama antara jantan dan betina dalam satu akuarium, selama pemeliharaan
induk diberi pakan berprotein tinggi untuk menjaga kualitas dan kuantitas telur,
yang didapat dari pakan alami berupa tubifex (cacing sutera) atau larva
chironomus (cacing darah).
Penggantian air harus dilakukan setiap
hari untuk menjaga kualitas induk dan kualitas air.
2.3. Proses
Pemijahan
Corydoras
mengeluarkan telurnya secara parsial, maka setiap hari dapat ditemukan telur
yang menempel pada rumbai-rumbai rafia dan pada kaca akuarium bagian atas atau
didasar akuarium. Waktu pemijahan terjadi menjelang pagi atau pada pagi hari,
saat berpijah corydoras perlu ketenangan atau suasana yang tenang. Keberhasilan
saat memijah dapat diamati dari telur yang menempel pada substrat, jika telur
berwarna bening maka mutu telur bagus, sedangkan jika berwarna putih maka mutu
telur tidak bagus, kemudian substrat yang sudah ditempeli telur diambil/diangkat
dan dipindahkan ketempat penetasan berupa akuarium.
Karena
pemijahannya bersifat masal dalam satu wadah maka perbandingan antara jantan
dan betina adalah satu banding satu. Saat memijah mulut betina mendekati bagian
genital jantan untuk menghisap sperma jantan agar dapat mengumpulkan sperma
jantan di dalam mulutnya. Sesaat kemudian betina meninggalkan jantannya, dari
mulut induk betina tersebut sperma jantan akan dikeluarkan bersamaan dengan
telur-telur dari dalam tubuhnya, kemudian ditempelkan pada substrat, dengan
demikian telur sudah terbuahi. Jumlah telur yang mampu dihasilkan untuk satu
ekor induk yaitu sebanyak 200 – 300 butir telur.
Penetasan Telur
Telur-telur corydoras panda yang
berada di tempat penetasan (berupa akuarium) dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50
cm dengan ketinggian air 35 cm, akan menetas menjadi benih pada hari ke 4
(empat). Sementara substrat yang telur-telurnya sudah menetas segera diangkat
dan dicuci bersih sebelum digunakan lagi. Pencucian tersebut bertujuan untuk
menghilangkan sisa-sisa telur yang tidak menetas dan membersihkan jamur yang
menempel pada substrat.
Benih yang baru menetas tidak langsung
diberi pakan karena benih tersebut masih membawa kuning telur sebagai
makanannya, pada hari ketiga baru diberikan pakan berupa artemia dengan dosis
75 gr. Pakan artemia diberikan secara rutin selama 7 hari, pada hari ke 8
sampai hari ke 14 diberi campuran antara artemia dengan cacing sutera yang
diblender atau dihaluskan, dengan dosis
satu sendok teh cacing sutera per akuarium.
Pendederan
Pendederan merupakan tahapan
pemeliharaan benih corydoras setelah dirawat di akuarium selama 7 – 10 hari.
Pendederan ini dilakukan hingga benih berukuran sekitar 1,75 cm atau selama 1 –
1,5 bulan. Wadah pendederan dapat berupa bak semen, fiberglas, atau akuarium.
Selama
pemeliharaan, corydoras akan lebih banyak memanfaatkan dasar perairan. Oleh
karena itu, padat penebarannya jangan telalu tinggi, cukup sekitar 1.000 –
2.000 ekor/m². Jika kepadatannya terlalu tinggi, ikan akan bersaing memperoleh
pakan.
Tinggi air
medianya pun disarankan tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 10 cm. Hal ini
disebabkan ikan akan sering naik ke permukaan air untuk mengambil oksigen dari
udara. Bila tinggi airnya melebihi tinggi ideal, dikhawatirkan akan banyak
energi yang terbuang. Pakan yang digunakan selama masa pendederan ini adalah
cacing sutera. Dosis secukupnya saja sesuai kebutuhan ikan. Sesuai pengalaman,
biasanya dosisnya sekitar 10% dari bobot total ikan.
Kualitas Air
Kualitas air selama pemeliharaan benih
harus selalu dijaga kebersihannya sehingga perlu diadakan penggantian air
secara rutin sehari atau dua hari sekali, jumlah air yang diganti adalah 2/3
bagian, karena benih corydoras menyukai air yang bening dan bersih maka sisa
pakan dan kotoran yang ada di dasar akuarium harus selalu dibersihkan/dibuang
dengan cara menyipon. Parameter air yaitu suhu 28°C – 30°C, pH 4 – 6, Kesadahan
2 – 4, Oksigen 2 – 5.
Pemijahan
Waktu pemijahan
terjadi menjelang pagi hari atau pada pagi hari, saat memijah corydoras perlu
ketenangan atau suasana yang tenang. Ikan ini akan mengeluarkan telurnya secara
bertahap, maka jangan heran setiap harinya Anda ditemukan telur menempel pada
rumbai-rumbai rafia dan pada kaca akuarium bagian atas atau didasar akuarium.
Keberhasilan
saat memijah dapat diamati dari telur yang menempel pada substrat, jika telur
berwarna bening maka mutu telur bagus sedangkan yang berwarna putih maka mutu
telur tidak bagus. Saat memijah mulut betina mendekati bagian genitikal jantan
untuk menghisap sperma jantan agar dapat mengumpulkan sperma jantan di dalam
mulutnya.
Sesaat kemudian
betina meninggalkan jantannya, dari mulut betina tersebut sperma jantan akan
dikeluarkan bersamaan dengan dikeluarkannya telur-telur dari dalam tubuhnya
kemudian ditempelkan pada substrat, dengan demikian telur sudah terbuahi.
Jumlah telur yang mampu dihasilkan untuk satu ekor induk yaitu sebanyak 200-350
butir telur.
Penetasan
Siapkan akuarium
dengan ukuran 100 x 50 x 50 cm dengan ketinggian air 35 cm, telur-telur
corydoras paleatus akan menetas menjadi benih pada hari keempat. Sementara substrat
yang telur-telurnya sudah menetas segera diangkat dan dicuci bersih sebelum
digunakan lagi.
Benih yang baru
menetas jangan langsung diberi pakan, jika sudah memasuki hari ketiga baru
berikanlah pakan berupa artemia dengan dosis 75 gr. Pakan artemia diberikan
secara rutin selama 7 hari, pada hari ke 8 sampai hari ke 14 diberi campuran
antara artemia dengan cacing sutera yang dihaluskan dengan dosis satu sendok
teh cacing sutera per akuarium
orydoras
paleatus yang berasal dari La Plata Brasil, dikenal juga dengan nama Preppered
Corydoras. Jenis ini mudah memijah walaupun berada di lingkungan pemeliharaan
yang terbatas. Lingkungan yang disenaginya bersuasana damai dan tenang.
Sistematika
Corydoras
Sistematika corydoras menurut
Hoedemen (1975) sebagai berikut :
§ Filum : Chordata
§ Kelas : Osteichthyes
§ Subkelas : Actinopterygii
§ Ordo : Siluriformes
§ Subordo : Siluroidei
§ Famili : Callichthyidae
§ Genus : Corydoras
§ Species : Corydoras paleatus
II. SELEKSI
Induk
Induk dapat dipijahkan minimal pada
umur 10 bulan atau berukuran 7-8 cm.
Tubuh bagian
atas hijau olive kegelapan atau cokelat olive, sedangkan bagian bawah kuning
pucat. Sirip dorsal, anal, dan ekor berwarna abu-abu sedikit bebercak gelap.
Ikan betina memiliki bentuk tubuh yang membesar di bagian perut (seperti
diamond), sedangkan yang jantan runcing (seperti terpedo).
III. Pemijahan
Corydoras mengeluarkan telurnya
secara bertahap, maka setiap hari ditemukan telur menempel pada rumbai-rumbai
rafia dan pada kaca akuarium bagian atas atau didasar akuarium. Waktu pemijahan
terjadi menjelang pagi hari atau pada pagi hari, saat memijah corydoras perlu
ketenangan atau suasana yang tenang. Keberhasilan saat memijah dapat diamati
dari telur yang menempel pada substrat, jika telur berwarna bening maka mutu
telur bagus sedangkan yang berwarna putih maka mutu telur tidak bagus,
Proses pemijahan , saat memijah
mulut betina mendekati bagian genitikal jantan untuk menghisap sperma jantan
agar dapat mengumpulkan sperma jantan di dalam mulutnya. Sesaat kemudian betina
meninggalkan jantannya, dari mulut betina tersebut sperma jantan akan
dikeluarkan bersamaan dengan dikeluarkannya telur-telur dari dalam tubuhnya
kemudian ditempelkan pada substrat, dengan demikian telur sudah terbuahi.
Jumlah telur yang mampu dihasilkan untuk satu ekor induk yaitu sebanyak 200-350
butir telur. Dengan perbandingan 1:1.
IV. Penetasan
Telur
Telur-telur corydoras paleatus yang
berada di tempat penetasan (berupa akuarium) dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50
cm dengan ketinggian air 35 cm, akan menetas menjadi benih pada hari ke 4
(empat). Sementara substrat yang telur-telurnya sudah menetas segera diangkat
dan dicuci bersih sebelum digunakan lagi.
Benih yang baru menetas tidak langsung
diberi pakan karena benih tersebut masih membawa kuning telur sebagai
makanannya, pada hari ketiga baru diberikan pakan berupa artemia dengan dosis
75 gr. Pakan artemia diberikan secara rutin selama 7 hari, pada hari ke 8
sampai hari ke 14 diberi campuran antara artemia dengan cacing sutera yang
diblender
atau dihaluskan,
dengan dosis satu sendok teh cacing sutera per akuarium.
V. Kualitas Air
Kualitas air selama pemeliharaan
benih harus selalu dijaga kebersihannya sehingga perlu diadakan penggantian air
secara rutin sehari atau dua hari sekali, jumlah air yang diganti adalah 2/3
bagian, karena benih corydoras menyukai air yang bening dan bersih maka sisa
pakan dan kotoran yang ada di dasar akuarium harus selalu dibersihkan/dibuang
dengan cara menyipon. Parameter air yaitu :
a. Suhu 28°C –
30°C c. Kesadahan 2
– 4
b. pH 4 – 6 d.
Oksigen 2 – 5.
DAFTAR PUSTAKA
Lesmana Darti
Satyani, Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias, Jakarta, Penebar
Swadaya, 2003.
Mudjiutami
Endang, Ikan Hias Air Tawar Corydoras, Jakarta, Penebar Swadaya, 2000.
Selamat pagi pak. Untuk ikan ini, apakah pemijahan nya masih bersifat pemijahan alami atau sudah bisa dengan pemijahan buatan? Terimakasih 😇
ReplyDelete