Saturday, April 20, 2013

PEMBENIHAN IKAN Corydoras Paleatus

April 20, 2013 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment
Corydoras paleatus, ikan yang berasal dari La Plata, Brasil, ini juga dikenal dengan nama Preppered Corydoras. Corydoras paleatus mudah memijah walaupun berada di lingkungan pemeliharaan yang terbatas, namun lingkungan yang disenanginya bersuasana damai dan tenang.
Dalam upaya memelihara corydoras paleatus, kualitas air harus dijaga (usahakan suhu 28-30 °C & pH 4-6) dan kebersihannya juga perlu diperhatikan sehingga perlu mengganti air secara rutin maksimal dua hari sekali. Jumlah air yang diganti adalah 2/3 bagian, sisa pakan dan kotoran yang ada di dasar akuarium harus selalu dibersihkan dengan cara menyipon.
Induk Corydoras paleatus baru dapat dipijahkan saat usia minimal 10 bulan dengan ukuran kurang lebih 7 cm. Ikan jantan memiliki ciri tubuh bagian atas berwarna hijau olive kegelapan atau cokelat olive, sedangkan bagian bawah kuning pucat, sirip dorsal, anal, dan ekor berwarna abu-abu sedikit bebercak gelap. Ikan betina memiliki bentuk tubuh yang membesar di bagian perut (seperti diamond), sedangkan yang jantan runcing (seperti terpedo).
Latar Belakang
Corydoras panda yang berasal dari Rio Ucayali mulai dikenal tahun 1995. Warna tubuhnya kekuningan atau coklat muda dengan tanda hitam menyilang di bagian mata, sirip punggung dan pangkal ekor. Paduan warna di tubuhnya tersebut menyebabkan penampilannya mirip seperti binatang panda, sehingga dinamakan corydoras panda. Sistematika corydoras menurut Hoedemen (1975)  sebagai berikut :
Filum               : Chordata
Kelas               : Osteichthyes
Subkelas          : Actinopterygii
Ordo                : Siluriformes         
Subordo          : Siluroidei
Famili              : Callichthyidae
Genus              : Corydoras
Tujuan
Pembenihan Corydoras Panda ini bertujuan sebagai literatur didalam pembenihan dan pengembang biakan ikan.
Morfologi
   Ciri-ciri morfologi dari genus Corydoras ini antara lain tubuhnya pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibanding perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, serta pada rahang atas dan bawah terdapat dua pasang kumis. Ukuran tubuh ikan ini berkisar 2,5-12 cm dengan ukuran mayoritas 5-7 cm. Corydoras ada sekitas 100 spesies atau jenis. Setiap jenisnya memiliki ciri khas yang membedakan satu dengan yang lainnya, terutama dari warna tubuhnya yang bervariasi. Namun dari sekian banyak jenisnya tersebut, hanya ada beberapa jenis saja yang terkenal. Umumnya jenis corydoras yang dikenal tersebut mudah berkembangbiak. Beberapa jenis yang sudah dikembangkan secara massal di Indonesia diantaranya :  Corydoras panda, Corydoras paleatus, Coridoras sterbai, Corydoras albino dan Corydoras bronze.
2.2. Seleksi dan Pengelolaan Induk
Induk yang dipijahkan yaitu induk yang berumur 7 bulan keatas atau dengan panjang tubuh 3 – 4,5 cm. Ikan jantan memiliki bentuk tubuh seperti terpedo. Bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh ikan jantan lebih langsing dan ukurannya lebih kecil daripada betina. Sirip dorsalnya tampak lebih runcing, sementara induk betina memiliki tubuh yang lebih besar dibanding jantan dan perutnya tampak membundar karena berisi telur.
          Pemeliharaan induk dilakukan dengan cara bersama antara jantan dan betina dalam satu akuarium, selama pemeliharaan induk diberi pakan berprotein tinggi untuk menjaga kualitas dan kuantitas telur, yang didapat dari pakan alami berupa tubifex (cacing sutera) atau larva chironomus (cacing darah).
         Penggantian air harus dilakukan setiap hari untuk menjaga kualitas induk dan kualitas air.
2.3. Proses Pemijahan
Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, maka setiap hari dapat ditemukan telur yang menempel pada rumbai-rumbai rafia dan pada kaca akuarium bagian atas atau didasar akuarium. Waktu pemijahan terjadi menjelang pagi atau pada pagi hari, saat berpijah corydoras perlu ketenangan atau suasana yang tenang. Keberhasilan saat memijah dapat diamati dari telur yang menempel pada substrat, jika telur berwarna bening maka mutu telur bagus, sedangkan jika berwarna putih maka mutu telur tidak bagus, kemudian substrat yang sudah ditempeli telur diambil/diangkat dan dipindahkan ketempat penetasan berupa akuarium.
Karena pemijahannya bersifat masal dalam satu wadah maka perbandingan antara jantan dan betina adalah satu banding satu. Saat memijah mulut betina mendekati bagian genital jantan untuk menghisap sperma jantan agar dapat mengumpulkan sperma jantan di dalam mulutnya. Sesaat kemudian betina meninggalkan jantannya, dari mulut induk betina tersebut sperma jantan akan dikeluarkan bersamaan dengan telur-telur dari dalam tubuhnya, kemudian ditempelkan pada substrat, dengan demikian telur sudah terbuahi. Jumlah telur yang mampu dihasilkan untuk satu ekor induk yaitu sebanyak 200 – 300 butir telur.
Penetasan Telur
         Telur-telur corydoras panda yang berada di tempat penetasan (berupa akuarium) dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm dengan ketinggian air 35 cm, akan menetas menjadi benih pada hari ke 4 (empat). Sementara substrat yang telur-telurnya sudah menetas segera diangkat dan dicuci bersih sebelum digunakan lagi. Pencucian tersebut bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa telur yang tidak menetas dan membersihkan jamur yang menempel pada substrat.
         Benih yang baru menetas tidak langsung diberi pakan karena benih tersebut masih membawa kuning telur sebagai makanannya, pada hari ketiga baru diberikan pakan berupa artemia dengan dosis 75 gr. Pakan artemia diberikan secara rutin selama 7 hari, pada hari ke 8 sampai hari ke 14 diberi campuran antara artemia dengan cacing sutera yang diblender  atau dihaluskan, dengan dosis satu sendok teh cacing sutera per akuarium.
Pendederan
         Pendederan merupakan tahapan pemeliharaan benih corydoras setelah dirawat di akuarium selama 7 – 10 hari. Pendederan ini dilakukan hingga benih berukuran sekitar 1,75 cm atau selama 1 – 1,5 bulan. Wadah pendederan dapat berupa bak semen, fiberglas, atau akuarium.
Selama pemeliharaan, corydoras akan lebih banyak memanfaatkan dasar perairan. Oleh karena itu, padat penebarannya jangan telalu tinggi, cukup sekitar 1.000 – 2.000 ekor/m². Jika kepadatannya terlalu tinggi, ikan akan bersaing memperoleh pakan.
Tinggi air medianya pun disarankan tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 10 cm. Hal ini disebabkan ikan akan sering naik ke permukaan air untuk mengambil oksigen dari udara. Bila tinggi airnya melebihi tinggi ideal, dikhawatirkan akan banyak energi yang terbuang. Pakan yang digunakan selama masa pendederan ini adalah cacing sutera. Dosis secukupnya saja sesuai kebutuhan ikan. Sesuai pengalaman, biasanya dosisnya sekitar 10% dari bobot total ikan. 
Kualitas Air
         Kualitas air selama pemeliharaan benih harus selalu dijaga kebersihannya sehingga perlu diadakan penggantian air secara rutin sehari atau dua hari sekali, jumlah air yang diganti adalah 2/3 bagian, karena benih corydoras menyukai air yang bening dan bersih maka sisa pakan dan kotoran yang ada di dasar akuarium harus selalu dibersihkan/dibuang dengan cara menyipon. Parameter air yaitu suhu 28°C – 30°C, pH 4 – 6, Kesadahan 2 – 4, Oksigen 2 – 5.
Pemijahan
Waktu pemijahan terjadi menjelang pagi hari atau pada pagi hari, saat memijah corydoras perlu ketenangan atau suasana yang tenang. Ikan ini akan mengeluarkan telurnya secara bertahap, maka jangan heran setiap harinya Anda ditemukan telur menempel pada rumbai-rumbai rafia dan pada kaca akuarium bagian atas atau didasar akuarium.
Keberhasilan saat memijah dapat diamati dari telur yang menempel pada substrat, jika telur berwarna bening maka mutu telur bagus sedangkan yang berwarna putih maka mutu telur tidak bagus. Saat memijah mulut betina mendekati bagian genitikal jantan untuk menghisap sperma jantan agar dapat mengumpulkan sperma jantan di dalam mulutnya.
Sesaat kemudian betina meninggalkan jantannya, dari mulut betina tersebut sperma jantan akan dikeluarkan bersamaan dengan dikeluarkannya telur-telur dari dalam tubuhnya kemudian ditempelkan pada substrat, dengan demikian telur sudah terbuahi. Jumlah telur yang mampu dihasilkan untuk satu ekor induk yaitu sebanyak 200-350 butir telur.
Penetasan
Siapkan akuarium dengan ukuran 100 x 50 x 50 cm dengan ketinggian air 35 cm, telur-telur corydoras paleatus akan menetas menjadi benih pada hari keempat. Sementara substrat yang telur-telurnya sudah menetas segera diangkat dan dicuci bersih sebelum digunakan lagi.
Benih yang baru menetas jangan langsung diberi pakan, jika sudah memasuki hari ketiga baru berikanlah pakan berupa artemia dengan dosis 75 gr. Pakan artemia diberikan secara rutin selama 7 hari, pada hari ke 8 sampai hari ke 14 diberi campuran antara artemia dengan cacing sutera yang dihaluskan dengan dosis satu sendok teh cacing sutera per akuarium
orydoras paleatus yang berasal dari La Plata Brasil, dikenal juga dengan nama Preppered Corydoras. Jenis ini mudah memijah walaupun berada di lingkungan pemeliharaan yang terbatas. Lingkungan yang disenaginya bersuasana damai dan tenang.
Sistematika Corydoras
            Sistematika corydoras menurut Hoedemen (1975) sebagai berikut :
§  Filum                 : Chordata
§  Kelas                 : Osteichthyes
§  Subkelas          : Actinopterygii
§  Ordo                  : Siluriformes
§  Subordo            : Siluroidei
§  Famili                : Callichthyidae
§  Genus               : Corydoras
§  Species             : Corydoras paleatus
II. SELEKSI Induk
            Induk dapat dipijahkan minimal pada umur 10 bulan atau berukuran 7-8 cm.
Tubuh bagian atas hijau olive kegelapan atau cokelat olive, sedangkan bagian bawah kuning pucat. Sirip dorsal, anal, dan ekor berwarna abu-abu sedikit bebercak gelap. Ikan betina memiliki bentuk tubuh yang membesar di bagian perut (seperti diamond), sedangkan yang jantan runcing (seperti terpedo).
III. Pemijahan
            Corydoras mengeluarkan telurnya secara bertahap, maka setiap hari ditemukan telur menempel pada rumbai-rumbai rafia dan pada kaca akuarium bagian atas atau didasar akuarium. Waktu pemijahan terjadi menjelang pagi hari atau pada pagi hari, saat memijah corydoras perlu ketenangan atau suasana yang tenang. Keberhasilan saat memijah dapat diamati dari telur yang menempel pada substrat, jika telur berwarna bening maka mutu telur bagus sedangkan yang berwarna putih maka mutu telur tidak bagus,
            Proses pemijahan , saat memijah mulut betina mendekati bagian genitikal jantan untuk menghisap sperma jantan agar dapat mengumpulkan sperma jantan di dalam mulutnya. Sesaat kemudian betina meninggalkan jantannya, dari mulut betina tersebut sperma jantan akan dikeluarkan bersamaan dengan dikeluarkannya telur-telur dari dalam tubuhnya kemudian ditempelkan pada substrat, dengan demikian telur sudah terbuahi. Jumlah telur yang mampu dihasilkan untuk satu ekor induk yaitu sebanyak 200-350 butir telur. Dengan perbandingan  1:1.
IV. Penetasan Telur
            Telur-telur corydoras paleatus yang berada di tempat penetasan (berupa akuarium) dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm dengan ketinggian air 35 cm, akan menetas menjadi benih pada hari ke 4 (empat). Sementara substrat yang telur-telurnya sudah menetas segera diangkat dan dicuci bersih sebelum digunakan lagi.
            Benih yang baru menetas tidak langsung diberi pakan karena benih tersebut masih membawa kuning telur sebagai makanannya, pada hari ketiga baru diberikan pakan berupa artemia dengan dosis 75 gr. Pakan artemia diberikan secara rutin selama 7 hari, pada hari ke 8 sampai hari ke 14 diberi campuran antara artemia dengan cacing sutera yang diblender
atau dihaluskan, dengan dosis satu sendok teh cacing sutera per akuarium.
V. Kualitas Air
            Kualitas air selama pemeliharaan benih harus selalu dijaga kebersihannya sehingga perlu diadakan penggantian air secara rutin sehari atau dua hari sekali, jumlah air yang diganti adalah 2/3 bagian, karena benih corydoras menyukai air yang bening dan bersih maka sisa pakan dan kotoran yang ada di dasar akuarium harus selalu dibersihkan/dibuang dengan cara menyipon. Parameter air yaitu :
a. Suhu 28°C – 30°C                      c. Kesadahan 2 – 4                       
b. pH 4 – 6                                         d. Oksigen 2 – 5.
  DAFTAR PUSTAKA
Lesmana Darti Satyani, Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias, Jakarta, Penebar Swadaya, 2003.
Mudjiutami Endang, Ikan Hias Air Tawar Corydoras, Jakarta, Penebar Swadaya, 2000.

1 comment:

  1. Selamat pagi pak. Untuk ikan ini, apakah pemijahan nya masih bersifat pemijahan alami atau sudah bisa dengan pemijahan buatan? Terimakasih 😇

    ReplyDelete