EKOLOGI
PERAIRAN
Ekologi
perairan merupakan cabang ilmu mengenai lingkungan yang fokus mempelajari
interaksi atau hubungan timbal balik antara organisme di perairan dengan
lingkungannya. Lingkungan sangat berpengaruh sebab ia memegang peranan dalam menciptakan
kenyamana hidup organisme di perairan. Faktor-faktor yang ada di lingkungan
adalah faktor fisika mencakup kecerahan, suhu, arus dan lain-lain. Faktor kimia
antara lain pH, Do, sementara itu faktor biologi antara lain sifat plankton,
substrat dan masih banyak lagi lainnya. Seseorang yang mempelajari ekologi
perairan diharapkan bisa dan mampu mengidentifikasi hubungan timbal balik
lingkungan dan organisme di perairan.
Ekologi
perairan ini mencakup banyak lingkup antara lain ekologi perairan tawar,
ekologi perairan laut, ekologi perairan kolam, ekologi perairan tambak dan
semua ekosistem yang melibatkan air sebagai komponen abiotik. Di dalam
ekosistem perairan baik itu tawar, pesisir maupun lautan, ada beragam jasad
hidup atau biotik juga abiotik yang tak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Mereka saling terkait dan memungkinkan terjadinya pertukaran zat atau energi di
antara kedua komponen tersebut. Hampir 70% bumi ini merupakan wilayah perairan,
dengan demikian, mempelajari ekologi perairan adalah hal yang sangat penting
sebab dengan mengidentifikasi komponen abiotik dan biotik tersebut manusia bisa
memperoleh manfaat yang optimal dari perairan tersebut.
Ekologi
berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya
rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya
Dalam
ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh
Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ekologi
adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu
pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk
pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di
antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama
guna meningkatkan produktivitas.
Ekologi
berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam
hubungan timbal balik tersebut.
Dalam
studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada
komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi
berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu,
air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Faktor
Biotik
Faktor
biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen,
hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer.
Faktor
biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme
makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling
mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih
terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.
A.
Individu
Individu
merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang
pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan
hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya,
seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh
alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme
harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk.
Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau
melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku
demikian disebut adaptasi.
Ada
bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi
morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
1.
Adaptasi morfologi
Adaptasi
morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.
Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.
a.
Gigi-gigi khusus
Gigi
hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar
dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong
yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya. Lihat Gambar 6.5.
b.
Moncong
Trenggiling
besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan.
Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan
ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan
lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini
mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut
untuk menangkap serangga.
c.
Paruh
Elang
memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam.
Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perhatikan Gambar 6.7
d.
Daun
Tumbuhan
insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun
yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat
menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan
insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini
memperoleh unsur yang diperlukan.
e.
Akar
Akar
tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh
di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
2.
Adaptasi fsiologi
Adaptasi
fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a.
Kelenjar bau
Musang
dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b.
Kantong tinta
Cumi-cumi
dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang,
tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat
kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c.
Mimikri pada kadal
Kulit
kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini
dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta
keadaan sekitarnya.
3.
Adaptasi tingkah laku
Adaptasi
tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya
sebagai berikut :
a.
Pura-pura tidur atau mati
Beberapa
hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
b.
Migrasi
Ikan
salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai
untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang
berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat
Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan
mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa
biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah
menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
B.
Populasi
Kumpulan
individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut
populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun 1989
berjumlah 2552 batang.
Ukuran
populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut
dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus
perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi.
Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian
pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut
kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200
batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah
batang pohon yang berkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi :
700
- 500 = 200batang
1990-1980
10 tahun
=
20 batang/tahun
Dari
rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya
pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab
kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin
disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari
manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai
karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh
masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan
(densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi
biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas
merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika
populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk
organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi
adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa
didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang
didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan
populasi.
Emigrasi
adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme,
sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan
meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan
jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan
tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila
ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana
alam, dan wabah hama.
C.
Komunitas
Komunitas
ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu
dan populasi.
Dalam
komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
D.
Ekosistem
Antara
komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan
kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah
produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan
dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
Faktor
Abiotik
Faktor
abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor
fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
a.
Suhu
Suhu
berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada
kisaran suhu tertentu.
b.
Sinar matahari
Sinar
matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.
c.
Air
Air
berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan
sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi
ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan
sebagai pelarut dan pelapuk.
d.
Tanah
Tanah
merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme
yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting
bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e.
Ketinggian
Ketinggian
tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f.
Angin
Angin
selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
g.
Garis lintang
Garis
lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu
saja.
Interaksi
antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi,
dan antarkomunitas.
A.
Interaksi antar organisme
Semua
makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi
antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
a.
Netral
Hubungan
tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat
tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Contohnya : antara capung dan sapi.
b.
Predasi
Predasi
adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat
sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya,
yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c.
Parasitisme
Parasitisme
adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme
hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga
bersifat merugikan inangnya.
contoh
: Plasmodium dengan manusia
d.
Komensalisme
Komensalisme
merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan
dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.
e.
Mutualisme
Mutualisme
adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada
bintil akar kacang-kacangan.
B.
Interaksi Antarpopulasi
Antara
populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi
adalah sebagai berikut.
Alelopati
merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat
yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon
walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini
menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati
dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan
antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi
merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
C.
Interaksi Antar Komunitas
Komunitas
adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas
sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung,
ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi
interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran
organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga
aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya
pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut
dan darat. Lihat Gambar 6.16.
D.
Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi
antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam
sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur
atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan
adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh
maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan
baru.
Adanya
perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas.
Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan
ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini
merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan
dariluar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu
mendorong terbentuknya keseimbangan baru.
Rangkaian
perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis sampai mencapai ekosistem
klimaks disebut suksesi. Terjadinya suksesi dapat kita amati pada daerah yang
baru saja mengalami letusan gunung berapi. Rangkaian suksesinya sebagai
berikut.
Mula-mula
daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan ditumbuhi
oleh tumbuhan perintis, misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan
menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan
kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan makin
gembur karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan tanah, juga karena
rumput yang mati akan mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk
menguraikan sisa tumbuhan yang mati. Dengan semakin subur dan gemburnya tanah
maka biji-biji semak yang terbawa dari luar daerah itu akan tumbuh, sehingga
proses pelapukkan akan semakin banyak. Dengan makin gemburnya tanah,
pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan mendesak kehidupan
rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi oleh pepohonan. Sejalan
dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni daerah tersebut juga
mengalami perubahan tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada
hewan yang datang dan ada hewan yang pergi. Komunitas klimaks yang terbentuk
dapat berupa komunitas yang homogen, tapi dapat juga komunitas yang heterogen.
Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus, hutan jati. Contoh
komunitas klimaks yang heterogen misalnya hutan hujan tropis.
0 comments:
Post a Comment