Pakan
adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak atau peliharaan.
Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi
bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup. Pakan Buatan adalah pakan
yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan pembuatnya.
Pembuatan pakan buatan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi
hewan ternak yang bersangkutan, sumber dan kualitas bahan baku, dan nilai
ekonomis. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, diharapkan dapat dihasilkan
pakan ikan yang memiliki standar mutu tinggi dengan biaya yang murah.
Dalam
budidaya ikan secara intensif, pakan buatan merupakan sumber energi utama bagi
perkembangan dan pertumbuhan ikan. Berdasarkan tingkat kebutuhannya, pakan
buatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) pakan tambahan, (2) pakan
suplemen, dan (3) pakan utama.
Pakan
tambahan adalah pakan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pakan.
Dalam hal ini, ikan yang dibudidayakan sudah mendapatkan pakan dari alam,
tetapi jumlahnya belum memenuhi kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan
yang lebih baik. Sementara itu pakan suplemen adalah pakan yang dibuat untuk
memenuhi komponen nutrisi tertentu yang tidak bisa atau minim disediakan oleh
pekan alamai. Sedangkan pakan utama adalah pakan yang dibuat untuk
menggantitikan sebagian besar atau keseluruhan pakan alami. Pakan utama ini biasanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan pada budidaya ikan yang dilakukan
secara intensif.
Pabrik
pakan berupaya menciptakan pakan buatan yang disukai dan mudah dicerna oleh
ikan, sehingga nutrisi yang terkandung dalam pakan tersebut dapat digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan ikan secara optimal. Komponen bahan baku pembuatan
pakan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu komponen penghasil energi dan
komponen bukan penghasil energi.
Fungsi
Pakan Pada Ikan
Ikan
memenuhi kebutuhan engerginya dari pakan, baik pakan alami maupun pakan buatan.
Namun, pakan tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ikan.
Beberapa fungsi pakan bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan antara lain
A.
Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai Pengobatan
Pada
dasarnya, ikan yang memperoleh kecukupan pakan dengan kualitas dan kuantitas
yang memadai akan tumbuh dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit. Pakan
akan membantu terciptanya sistem ketahanan tubuh pada ikan. Sistem ketahanan
tubuh tersebut akan menciptakan imunitas atau kekebalan terhadap serangan
penyakit, dan sangat dipengaruhi oleh sistem hormonal. Sementara mekanisme
sistem hormonal sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi. Dengan
demikian, apabila pakan yang dikonsumsi berkualitas baik, maka sistem hormonal
juga akan berjalan dengan baik dan dengan sendirinya akan terbentuk sistem
ketahanan tubuh yang baik pula.
B.
Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai Pembentuk Warna Tubuh
Salah
satu fungsi pakan bagi ikan adalah sebagai pembentuk warna tubuh atau pigmen.
Biasanya fungsi pakan tersebut terkandung dalam pakan buatan dan dimanfaatkan
dalam budidaya ikan hias. Pakan buatan yang digunakan untuk mementuk warna
tubuh pada ikan tidak beda jauh dengan pakan buatan lainnya, hanya ditambah
dengan pigmen.
Pakan
buatan yang diperkaya dengan pigmen mudah dibedakan karena memiliki warna yang
khas, biasanya berwana hijau atau merah. Selain itu, keterangan yang
menyebutkan adanya tambahan pigmen biasanya juga tertera pada kemasan. Ikan
yang diberi pakan dengan kandungan pigmen yang proporsional akan memiliki warna
tubuh yang lebih cemerlang dan tajam.
C.
Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai Peningkat Cita Rasa
Cita
rasa ikan dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi, baik pakan buatan maupun
pakan alami. Setiap lingkungan perairan memiliki pakan alami yang berbeda-beda.
Dengan demikian, ikan disuatu perairan akan memiliki aroma dan citarasa yang
relatif berbeda dengan ikan sejenis yang hidup di lingkungan perairan lain.
Demikian pula ikan sejenis yang ditangkap di lingkungan perairan yang sama
namun pada musim berbeda akan memiliki aroma dan cita rasa yang relatif
berbeda. Cita rasa ikan yang dipelihara di kolam tradisional juga berbeda
dengan ikan yang dipelihara secara intensif. Ikan bandeng yang dipelihara
ditambak yang banyak ditumbuhi ganggang tertentu ternyata memiliki cita rasa
dengan aroma lumpur yang kuat.
Pemberian
pakan berupa tepung darah di Amerika, bungkil kacang di Israel, dan kepompong
ulat sutra di Jepang ternyata telah menghasilkan cita rasa daging ikan yang
lebih baik dibanding dengan ikan Indonesia yang diberi pakan pelet.
D.
Fungsi Pakan Pada Ikan Untuk Mempercepat Reproduksi
Fungsi
lain dari pakan buatan adalah untuk membantu mempercepat proses pematangan
gonad sehingga proses reproduksi bisa dipercepat. Pakan yang baik akan
menunjang kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja lebih baik, termasuk sistem
hormon dan endokrin. Sistem endokrin sangat membantu proses reproduksi, yaitu
dengan cara mengatur pengangkutan hormon reproduksi menuju organ reproduksi.
Jenis
pakan yang dapat memacu perkembangan dan pematangan gonad adalah cumi-cumi,
udang, kepiting, dan kerang yang masih segar. Penambahan vitamin E ke dalam
pakan juga diketahui dapat merangsang pematangan gonad. Vitamin E berfungsi
untuk mencegah oksidasi EPA (eikosapentanoic acid). EPA diubah menjadi
prostaglandin yang berberan dalam mempercepat pematangan gonad. Bersama dengan
vitamin A yang berperan sebagai antioksidan, penambahan vitamin E juga akan
meningkatkan fungsi PUFA (polyunsaturated fatty acid) yang diperlukan dalam
proses pembentukan hormon.
E.
Fungsi Pakan Pada Ikan Untuk Perbaikan Metabolisme Lemak
Ikan
lebih mudah mencerna protein untuk memenuhi kebutuhan energinya daripada
mencerna lemak atau karbohidrat. Kondisi ini kurang menguntungkan, mengingat
sebaiknya protein diperuntukkan bagi pertumbuhan, sedangkan energi diperoleh
dari lemak dan karbohidrat. Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan ikan dalam mencerna lemak dan karbohidrat sehingga energi yang
terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan.
Beberapa
pabrik pakan menggunakan asam bile untuk meningkatkan kemampuan ikan dalam
mencerna lemak. Asam bile merupakan cairan yang dihasilkan oleh hati. Senyawa
ini banyak mengandung garam natrium dan garam kalium. Dalam proses pencernaan
lemak, kedua jenis garam ini akan menurunkan tegangan permukaan lemak dan
mengubah bentuk lemak menjadi bola-bola kecil (micelle). Lemak berbentuk
bola-bola kecil ini relatif larut dalam air (membentuk emulsi) sehingga mudah
diserap oleh tubuh.
Untuk
meningkatkan daya cerna ikan terhadap lemak juga dapat dilakukan dengan
penambahan lesitin. Lesitin merupakan lemak yang mengandung gliserol dan asam
fosfat. Senyawa ini banyak terdapat di otak, kedelai, biji bunga matahari,
jagung, dan kuning telur. Selain sebagai sumber lemak, lesitin juga berfungsi
untuk menstabilkan lemak dalam saluran pencernaan. Dengan kandungan gliserol
yang tinggi, lesitin mudah dicerna oleh ikan.
Upaya
lain yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan mikroba. Selain menguraikan
lemak sehingga mudah dicerna oleh ikan, mikroba juga dapat membantu pencernaan
karbohidrat dan protein. Mikroba ini juga bisa ditambahkan dalam formulasi
pakan ikan.
Enzim
adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma,
yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda
dalam waktu yang sama.
Enzim
terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang
tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun
atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim
(tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).Kebutuhan
Nutrisi Pada Ikan
Pada
usaha budidaya ikan yang dilakukan secara tradisional, kebutuhan pakan ikan
dapat dipenuhi oleh pakan alami yang tumbuh di kolam. Akan tetapi pada usaha
budidaya ikan secara intensif, ketersediaan pakan alami tersebut sudah tidak
mampu menopang pertumbuhan ikan secara optimal.
Telah
kita sebutkan bahwa komponen bahan baku pembuatan pakan ikan dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu komponen penghasil energi dan komponen bukan
penghasil energi.
Komponen
Penghasil Energi. Komponen yang termasuk dalam kelompok ini akan menghasilkan
energi bila dicerna oleh ikan. Tiga komponen zat gizi yang dapat menghasilkan
energi yaitu protein, lemak, dan karbohidrat. Sebagian penulis menyebut ketiga
komponen pakan tersebut merupakan komponen makro (macro component) karena
dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah relatif besar. Nilai energi dari komponen
pakan adalah 4,0 kkal/g untuk protein; 9,0 kkal/g untuk lemak; dan 4,0 kkal/g
untuk karbohidrat. Efisiensi energi pakan dalam budi daya ikan dianggap baik
apabila berkisar antara 25-40%. Artinya, untuk memperoleh energi bagi
pertumbuhanan sebesar 100 kkal dibutuhkan energi dalam pakan sehesar 250-400
kkal. Hal ini berarti energi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan kurang dari
50% total energi dalam pakan, selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
untuk hidup (cost of living).
Komponen
Bukan Penghasil Energi. Meskipun tidak menghasilkan energi, komponen yang
termasuk dalam kelompok ini tetap diperlukan oleh ikan untuk menjaga
keseimbangan gizi di dalam tubuhnya. Komponen pakan yang tidak menghasilkan
energi adalah vitamin dan mineral. Kedua komponen ini sangat besar peranannya
dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Sebagian penulis
menyebut komponen zat gizi ini merupakan komponen mikro (micro component) karma
dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil.
Beberapa
penulis menambahkan air sebagai zat gizi keenam. Meskipun bukan pakan dalam
arti sehenarnya, air tetap diperlukan sebagai media proses metabolisme dan
pembentukan cairan tubuh ikan.
A.
Protein
Protein
adalah senyawa yang terbentuk dari rangkaian asam amino yang berikatan
sesamanya melalui ikatan peptida dan ikatan silang antara ikatan sulfhidril,
ikatan hidrogen, dan ikatan van der waal. Dengan kata lain, protein merupakan
suatu polimer heterogen yang terdiri atas ratusan, bahkan ribuan, molekul
senyawa asam amino, yaitu komponen terkecil yang menyusun protein.
Protein
merupakan material organik utama dalam jaringan dan organ tubuh ikan.
Persentase protein di dalam tuhuh ikan berada pada posisi kedua setelah air,
yakni berkisar antara 18-30%. Protein bersama komponen nitrogen lainnya juga
membentuk senyawa-senyawa tertentu, seperti asam nukleat, enzim, hormon,
vitamin, dan lain-lain.
Fungsi
Protein. Ikan menggunakan protein secara efisien sebagai sumber energi.
Sebagian besar energi yang dapat dicerna (digestible energy) dalam protein
dapat dimetabolisme dengan lebih baik oleh ikan dibandingkan dengan hewan
lainnya. Demikian pula, peningkatan panas akibat mengonsumsi protein pada ikan
lebih rendah, yang berarti nilai energi produktif yang diberikan oleh protein
kepada ikan lebih besar. Secara garis besar fungsi utama protein di dalam tubuh
ikan adalah sebagai berikut :
Merupakan
sumber energi bagi ikan, terutama apabila komponen lemak dan karbohidrat yang
terdapat di dalam pakan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi.
Berperan
dalam pertumbuhan maupun pembentukan jaringan tubuh.
Berperan
dalam perbaikan jaringan tubuh yang rusak.
Merupakan
komponen utama dalam pembentukan enzim, hormon, dan antibodi.
Turut
berperan dalam pembentukan gamet.
Berperan
dalam proses osmoregulasi di dalam tubuh.
Protein
yang diserap oleh ikan akan digunakan sebagai sumber energi, untuk memperbaiki
protein jaringan, dan untuk pertumbuhan. Ketersediaan protein dibutuhkan secara
terus-menerus karena asam amino digunakan secara terus-menerus untuk membentuk
protein baru (selama pertumbuhan dan reproduksi) atau mengganti protein yang rusak
(pemeliharaan).
B.
Lemak
Lemak
adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (0) sebagai unsur utama. Beberapa di antaranya ada yang mengandung
nitrogen (N) atau fosfor (P).
Secara
umum, lemak dan minyak (keduanya sering disebut lipid) merupakan sumber energi
paling tinggi dalam pakan ikan. Perbedaan antara lemak dan minyak hanya
terletak pada titik cairnya (melting point). Lemak cenderung mempunyai titik
cair lebih tinggi. Selain itu, lemak memiliki rantai molekul lebih panjang dan
bobot molekul lebih berat.
Lemak
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan
lemak turunan.
Lemak
sederhana (simple lipids) terdiri atas lemak netral (trigliserida), ester
gliserol, wax (ester kolesterol, ester vitamin A atau D), dan lain-lain. Wax
merupakan ester asam lemak dari alkohol berantai panjang, berperan sebagai
sumber energi dan memperbaiki karakteristik fisika dan kimia.
Lemak
campuran (compound lipids), misalnya fosfolipid yang merupakan ester asam lemak
dan asam fosfatidik. Lemak ini merupakan komponen utama lemak pada membran sel.
Lemak
turunan (derived lipids), yaitu produk hidrolisis dari lemak sederhana dan
lemak campuran. Komponen utama lemak turunan adalah asam lemak.
Berdasarkan
kejenuhannya, lemak dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lemak jenuh dan
tidak jenuh. Kejenuhan lemak dapat diketahui berdasarkan ada tidaknya ikatan
rangkap di antara atom karbon penyusunnya. Lemak tidak jenuh mempunyai satu
atau lebih ikatan rangkap, sedangkan
lemak
jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap. Lemak jenuh relatif sulit bereaksi karena
titik cairnya relatif tinggi dibandingkan dengan lemak tidak jenuh.
Fungsi
Lemak. Ikan menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, pembentuk struktur
sel "prekursor", dan pemelihara keutuhan biomembran yang berperan
dalam pengangkutan antarsel untuk nutrien yang larut lemak, seperti sterol dan
vitamin. Sterol adalah alkohol berantai panjang yang polisiklik. Fungsi utama
senyawa ini adalah sebagai komponen pada sistem hormon, terutama dalam proses
pematangan gonad dan fungsi fisiologis yang berkaitan dengan pemijahan.
Aktivitas biomembran sangat dipengaruhi oleh asam lemak yang terdapat dalam
fosfolipid.
Dalam
pakan maupun daging ikan, lemak umumnya terdapat dalam bentuk trigliserida,
fosfolipid, dan kadang-kadang wax. Trigliserida terbentuk dari molekul gliserol
dengan tiga asam lemak. Fosfolipid juga dibentuk dari molekul gliserol, tetapi
dengan hanya dua asam lemak. Pengganti asam lemak ketiga adalah asam fosfor dan
jenis molekul lain (kolin, inositol, dan lain-lain). Wax merupakan ester yang
terbuat dari asam lemak dan alkohol berantai panjang. Trigliserida berperan
dalam penyimpanan lemak. Fosfolipid penting dalam pembentukan membran sel. Wax
merupakan bentuk umum penyimpanan asam lemak pada beberapa zooplankton.
Sebagai
sumber energi utama, kemampuan lemak untuk menghasilkan energi jauh lebih besar
dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. Namun, karena ikan mempunyai
kemampuan yang sangat baik dalam mengonsumsi protein, peranan lemak sebagai
sumber energi menempati kedudukan kedua setelah protein. Peranan penting lemak
sebagai sumber energi terutama terdapat pada ikan karnivor. Pada ikan karnivor,
ketersediaan karbohidrat sangat rendah. Penambahan lemak sebagai sumber energi
akan meningkatkan keefektifan penggunaan protein (protein sparing effect).
C.
Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan salah satu komponen sumber energi. Tampaknya, peranan karbohidrat
sebagai sumber energi bagi ikan belum dapat dipahami sepenuhnya. Ikan mempunyai
kemampuan untuk menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi, akan tetapi juga
dapat hidup tanpa pemberian karbohidrat. Diduga, ikan tidak mempunyai kebutuhan
karbohidrat secara khusus, tetapi akan tumbuh lebih baik apabila pakan yang
diberikan mengandung karbohidrat. Bahan baku pakan yang mengandung karbohidrat
antara lain jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, dan sagu. Sebagian
bahan di atas, selain berperan sebagai sumber karbohidrat juga berfungsi
sebagai alat perekat (hinder) untuk mengikat komponen bahan baku dalam
pembuatan pakan.
Karbohidrat
terdiri atas serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Serat kasar sangat
sulit dicerna oleh ikan, namun kehadirannya dalam pakan tetap diperlukan, yakni
untuk meningkatkan gerak peristaltik usus. Pemberian serat kasar dalam pakan
perlu diperhatikan. Kandungan serat kasar di dalam pakan udang sebaiknya tidak
lebih dari 30%. Pemberian serat kasar dalam jumlah berlebihan dapat
rnenyebabkan gangguan pada proses penyerapan pakan di dalam usus halus.
Unsur
utama yang membentuk karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Apabila
dibandingkan dengan lemak dan protein, karbohidrat relatif lebih mudah larut di
dalam air, terutama golongan karbohidrat sederhana. Berdasarkan jumlah molekul
yang dimilikinya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan utama.
Monosakarida.
Monosakarida adalah golongan karbohidrat yang paling sederhana. Contoh: triosa,
pentosa, dan heksosa. Monosakarida yang paling banyak terdapat di dalam sel adalah
pentosa (ribosa dan dioksiribosa) dan heksosa (glukosa dan fruktosa).
Disakarida.
Disakarida adalah golongan karbohidrat yang terdiri atas dua gugus
monosakarida. Contoh: sukrosa (gula tebu), maltosa (gula anggur), laktosa (gula
susu), dan selubiosa (hasil hidrolisis tidak sempurna dari selulosa).
Polisakarida.
Polisakarida adalah kelompok karbohidrat yang terdiri atas sejumlah gugus
monosakarida. Contoh: pati, kanji, selulosa, glikogen, pektin, kitin, lignin,
amilosa, dan amilopektin.
Selain
berfungsi sebagai sumber energi bagi ikan, karbohidrat juga berperan dalam
menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi. Apabila pakan yang
diberikan kekurangan karbohidrat, ikan akan kurang efisien dalam penggunaan
pakan berprotein untuk menghasilkan energi dan kebutuhan metabolik lainnya.
Hubungan antara protein dan karbohidrat sering disebut protein sparing effect
dari karbohidrat, di mana karbohidrat dapat menghemat protein. Diduga bahwa
0,23 g karbohidrat per 100 g pakan dapat menghemat 0,05 gram protein.
Karbohidrat
juga berperan sebagai prekursor untuk berbagai metabolisme internal
(intermediate metabolism) yang produknya dibutuhkan untuk pertumbuhan, misalnya
asam amino non esensial dan asam nukleat. Di dalam tubuh ikan, karbohidrat
disimpan sebagai cadangan energi di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen.
D.
Vitamin
Vitamin
adalah senyawa organik yang esensial bagi pertumbuhan. Meskipun hanya
dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, vitamin berperan sangat penting
untuk menjaga agar proses-proses yang terjadi di dalam tubuh ikan tetap
berlangsung dengan balk.
Vitamin
harus selalu didatangkan melalui pakan sebab tubuh ikan tidak mampu membuatnya
sendiri. !kan yang mengandalkan pakan alami hampir tidak pernah kekurangan
vitamin. Namun, apabila ikan dibudidayakan secara intensif di kolam, saluran,
dan karamba, di mana pakan alami yang tersedia sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan ikan, penambahan vitamin sangat diperlukan.
Kandungan
vitamin di dalam pakan buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan dan
bahan yang ditambahkan. Jumlah vitamin dapat berkurang atau rusak selama proses
pembuatan dan penyimpanan pakan buatan. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan
penambahan vitamin.
Sebagian
besar vitamin akan rusak karena penanganan yang kurang cermat, baik selama
proses pembuatan maupun penyimpanan pakan yang terlalu lama (lebih dari tiga
bulan). Tiamin akan kehilangan aktivitasnya apabila pembuatan atau penyimpanan
pakan dilakukan dalam kondisi basa atau mengandung sulfida. Beberapa vitamin
akan mengalami perombakan lebih lanjut apabila terkena cahaya matahari secara
langsung. Riboflavin harus dilindungi dari cahaya matahari atau cahaya lampu.
Piridoksin tidak tahan terhadap udara dan cahaya matahari. Asam pantotenat
kurang stabil apabila disimpan di tempat yang panas dan lembap. Cahaya matahari
dan penyimpanan yang terlalu lama akan merusak aktivitas asam folat. Fungsi
vitamin B-12 akan menurun apabila disimpan di tempat yang bersuhu tinggi.
Vitamin E sangat sensitif terhadap proses oksidasi. Vitamin K dalam bentuk
sintetis harus terlindung dari cahaya matahari secara langsung.
Tampak
jelas bahwa fungsi vitamin mudah terganggu sehingga lebih baik segera
digunakan. Jika terpaksa disimpan, sebaiknya vitamin di letakkan di tempat
kering dan dingin, serta terhindar dari pengaruh cahaya matahari maupun cahaya
lampu yang terlalu terang.
Klasifikasi
dan Fungsi Vitamin. Secara garis besar, vitamin dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut
dalam air. Golongan vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan
K. Sementara, goloagan yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C. Vitamin B
terdiri atas tiamin (B-1), riboflavin (B-2), piridoksin (B-6), sianokobalamin
(B-12), niasin, biotin, kolin, asam folat, inositol, dan asam pantotenat.
Dalam
proses osmoregulasi tubuh, vitamin mempunyai peranan yang penting, di antaranya
sebagai berikut:
Merupakan
katalisator (pemacu) dalam proses metabolisme. Vitamin merupakan bagian dari
enzim atau koenzim yang berperan dalam pengaturan berbagai proses metabolisme.
Vitamin mampu mempercepat proses perombakan pakan tanpa mengalami perubahan.
Membantu
protein dalam memperbaiki dan membentuk sel baru.
Mempertahankan
fungsi berbagai jaringan tubuh sebagaimana mestinya.
Turut
berperan dalam pembentukan senyawa-senyawa tertentu di dalam tubuh.
E.
Mineral
Mineral
merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh ikan dalam pembentukan jaringan
dan berbagai fungsi metabolisme dan osmoregulasi. Ikan juga menggunakan elemen
anorganik tersebut untuk mempertahankan keseimbangan osmosis antara cairan
tubuh dan cairan di sekitarnya. Mineral dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil,
namun berperan sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup, mengingat
beberapa proses yang berlangsung di dalam tubuh ikan membutuhkan mineral.
Berdasarkan
kebutuhannya, mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral esensial
dan mineral nonesensial. Mineral esensial harus selalu tersedia di dalam tubuh
ikan dan harus disuplai dari pakan karena tubuh ikan tidak mampu memproduksi
mineral ini. Sementara, mineral nonesensial yaitu mineral yang sebaiknya
tersedia di dalam tubuh ikan.
Berdasarkan
jumlah kebutuhannya, mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
makromineral dan mikromineral. Makromineral yaitu mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh ikan dalam jumlah relatif besar, seperti kalsium (Ca), fosfor (P),
belerang (S), natrium (Na), klorida (CI), magnesium (Mg), dan kalium (K).
Sebaliknya, mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam
jumlah relatif kecil, yaitu kobalt (Co), selenium (Se), tembaga (Cu), seng
(Zn), mangan (Mn), krom (Cr), fluor (F), iodium (I), besi (Fe), dan molibdenum
(Mo). Mikromineral sering pula disebut sebagai trace mineral.
Kelengkapan
mineral dalam pakan buatan belum memberikan jaminan akan kualitas nutrien pakan
yang baik. Kelengkapan mineral akan memberikan dampak positif apabila diikuti
dengan komposisi yang tepat dari nutrisi lainnya, seperti protein, lemak,
karbohidrat, dan vitamin. Komposisi pakan tersebut sangat berpengaruh terhadap
penyerapan mineral oleh tubuh ikan. Sebagai contoh, penyerapan mineral esensial
oleh ikan berlangsung dalam bentuk garam atau senyawa sukar larut (kecuali K
dan Na). Bentuk-bentuk ini memerlukan protein yang berfungsi sebagai pembawa
dan bahan-bahan lain untuk mempermudah penyerapan.
Fungsi
Mineral. Fungsi utama mineral adalah berperan dalam proses pembentukan rangka,
pernapasan, dan metabolisme. Mineral pembentuk rangka berperan dalam
pembentukan struktur tubuh ikan, seperti tulang, gigi, dan sisik ikan. Mineral
yang termasuk kelompok ini adalah Ca, P, F, dan Mg. Mineral Fe, Cu, dan Ca
berperan besar dalam proses pernapasan. Sementara, mineral yang membantu proses
metabolisme meliputi semua mineral, baik yang esensial maupun nonesensial.
Mineral-mineral tersebut berperan dalam pembentukan enzim dan pengaturan
keseimbangan antara cairan tubuh dan cairan lingkungannya.
Selain
fungsi-fungsi utama tersebut, beberapa fungsi lain dari mineral adalah sebagai
berikut:
Mengatur
keseimbangan asam basa dan proses osmosis antara cairan tubuh dan lingkungannya
(terutama Na, K, Ca, dan CI).
Berperan
dalam proses pembekuan darah dan pembentukan hemoglobin (terutama Fe, Cu, dan
Co).
Berperan
penting dalam proses metabolisms (terutama Cl, Mg, dan P).
Mengatur
fungsi sel (Cu dan Zn), membentuk fosfolipid dan bahan inti sel (S dan P),
mematangkan kelenjar kelamin (Br), dan membentuk hormon tiroid (I).
0 comments:
Post a Comment