Transplantasi
Terumbu Karang merupakan salah satu upaya rehabilitasi terumbu karang yang
semakin terdegradasi melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup yang
selanjutnya ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan atau menciptakan
habitat baru. Teknik ini semakin populer baik di pihak pemerintah (KKP-red)
maupun di kalangan masyarakat.
Transplantasi
karang dapat dilakukan untuk berbagai tujuan yaitu : (1). Untuk pemulihan
kembali terumbu karang yang telah rusak; (2).Untuk pemanfaatan terumbu
karangsecara lestari (perdagangan karang hias); (3).Untuk perluasan Terumbu
Karang; (4). Untuk tujuan pariwisata;(5). Untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat akan statusterumbu karang; (6). Untuk tujuan perikanan; (7). Terumbu
karang buatan; (8.) Untuk tujuan penelitian. Tercatat hampir seluruh dinas
perikanan kota maupun provinsi di Indonesia yang memiliki kawasan terumbu
karang dan mulai rusak mempunyai program rehabilitasi karang melalui teknik
transplantasi karang.
Seiring
dengan perjalanan di lapangan, telah muncul beberapa persepsi yang cenderung
salah kaprah mengenai teknik transplantasi karang tersebut. Program
rehabilitasi yang tidak didukung dengan sosialisasi mengenai pentingnya terumbu
karang membuat program rehabilitasi ini diartikan sebagai salah satu cara yang
paling efektif atau bahkan sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk
merehabilitasi karang. Sehingga teknik ini menjadi populer dan muncul persepsi
di masyarakat bahwa jika terumbukarang mulai rusak maka saatnya dilakukan
transplantasi karang. Beberapa kasus terjadi ketika nelayan sadar bahwa
tangkapan ikan karangnya mulai menurun, dan mereka menganggap bahwa
transplantasi karang dapat mengembalikan stok ikan karang dengan cepat. Di sisi
lain praktik perikanan yang tidak lestari masih terus berlangsung. Padahal
kegiatan tersebut merupakan faktor utama yang menyebabkan kerusakan karang yang
pada akhirnya stok ikan karang pun menurun. Sehingga usaha-usaha perlindungan
kawasan menjadi pilihan yang tidak populer dan menurut mereka cenderung
merugikan karena adanya pembatasan mengenai penggunaan alat tangkap maupun
pembatasan fishing ground.
1.
Pemulihan Terumbu Karang yang Telah Rusak.
Transplantasi
karang dengan tujuan pemulihan terumbu karang yang telah rusak dilakukan dengan
memindahkan potongan karang hidup dari terumbu karang yang kondisinya masih
baik ke lokasi terumbu karang telah rusak. Teknik dan prosedurnya sebagai
berikut: (1) Lokasi pengambilan bibit di sekitar terumbu karang yang telah
rusak (tidak boleh jauh dari lokasi penanaman) dengan kondisi terumbu karang
yang masih baik. (2) Antara lokasi pengambilan bibit dengan lokasi terumbu
karang yang telah rusak mempunyai kondisi lingkungan (kedalaman dan keadaan
arus) yang mirip. (3) Pengambilan bibit dilakukan dengan memotong cabang karang
induk di tempat, dan tidak melakukan pemotongan koloni karang induk yang
letaknya saling berdekatan untuk menghindari kerusakan ekosistem secara
menyolok. (4) Transportasi bibit dari lokasi pengambilan bibit dengan lokasi
transplantasi tidak lebih dari satu jam.
2.
Pemanfaatan Terumbu Karang Secara Lestari (Perdagangan Karang Hias).
Transplantasi
untuk tujuan perdagangan karang hias, dilakukan dengan memindahkan potongan
jenis-jenis karang hias yang diperdagangkan ke substrat buatan yang diletakkan
di sekitar habitat terumbu karang alami, yang nantinya akan menjadi induk
karang hias yang akan diperdagangkan. Teknik dan prosedurnya sebagai berikut:
(1) Dilakukan oleh pengusaha karang hias yang telah mempunyai izin sebagai
eksportir karang hias. (2) Jenis-jenis karang hias yang dibiakkan adalah
jenis-jenis karang hias yang diperdagangkan untuk pembuatan aquarium dan tidak
diperdagangkan sebagai karang mati. (3) Jumlah bibit karang hias yang akan
ditanam sebagai induk karang hias sesuai dengan kuota yang telah memperoleh
persetujuan dari MA. (4) Pengusaha melaporkan kepada MA tentang waktu kapan
penanaman dimulai, lokasi pembiakan, jumlah, dan jenis karang hias yang akan
ditanam.
3.
Perluasan Terumbu Karang
Transplantasi
terumbu karang dengan tujuan perluasan terumbu karang merupakan suatu usaha
untuk membuat habitat terumbu karang baru atau merubah habiat lain di luar
habitat terumbu karang menjadi habitat terumbu karang.
Persyaratan
teknik dan prosedur pengambilan bibit dan tempat pengambilan bibit sama dengan
persyaratan pada transplantasi terumbu karang untuk tujuan pemulihan terumbu
karang yang rusak.
4.
Tujuan Pariwisata
Transplantasi
karang untuk tujuan wisata dibedakan dari transplantasi karang untuk tujuan
perluasan terumbu karang. Tujuannya adalah untuk membuat habitat terumbu karang
yang tinggi keanekaragaman hayatinya. Atau membuat panorama yang indah didasar
laut seperti halnya di ekosistem terumbu karang. Untuk itu bibit karang yang
akan dipindahkan harus terdiri dari jenis-jenis karang yang beraneka ragam
bentuk dan warnanya.
Substrat
dasar buatan harus menggambarkan bentuk dasar yang menarik dan tahan terhadap
arus dan air laut. Selain itu, juga harus dibuat peta lokasi trasplantasi
karang menurut kelompok atau jenis karang dan kedalamannya. Peta ini sangat
berguna bagi para wisatawan maupun kelompok pelestarian terumbu karang.
5.
Membangun Kesadaran Masyarakat
Transplantasi
karang dengan tujuan membangun kesadaran masyarakat dilakukan oleh masyarakat
pesisir yang sudah menyadari dampak negatif akibat kerusakan terumbu karang.
Kegiatan pelatihan teknik transplantasi karang, cara penentuan lokasi
pembibitan, cara pengambilan bibit dari induknya, cara pengangkutan bibit, cara
penempelan bibit pada substratnya, dan selanjutnya cara pemeliharaannya
dilaksanakan secara konsisten kepada masyarakat pesisir. Dengan menjaga
keutuhan hasil transplantasi terumbu karang, masyarakat nelayan akan dapat
merasakan hasilnya.
6.
Pengelolaan Perikanan
Transplantasi
karang dengan tujuan meningkatkan produksi perikanan sering disebut“Fish
Aggregation Device” (FAD), yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengubah suatu
perairan yang sepi ikan menjadi perairan yang banyak ikan. Terumbu karang
buatan dibangun di sekitar terumbu karang, sehingga nelayan tidak lagi
menangkap ikan di terumbu karang, tetapi berpindah di terumbu karang buatan.
7.
Penelitian
Transplantasi
karang untuk tujuan penelitian, dibedakan dari persyaratan yang harus dilakukan
oleh pelaksana keenam transplantasi diatas, transplantasi untuk tujuan
penelitian ini diberbolehkan mengambil bibit di sekitar lokasi penelitian,
dengan teknik pemotongan cabang di tempat, tanpa memindahkan induknya. Karena
transplantasi untuk tujuan penelitian biasanya tidak memerlukan banyak
specimen, dan dengan biaya dan waktu sangat terbatas.
Tujuan
transplantasi terumbu karang yang mempunyai karakteristik masing-masing. Jika
sahabat ingin ikut berpartisipasi dalam pelestarian (khususnya transplantasi
terumbu karang) bisa dipertimbangkan tujuan pencapaian kegiatan yang
diinginkan. Untuk metode dan tahapan transplantasi terumbu karang saya tulis di
kesempatan lain.
0 comments:
Post a Comment