Menganekaragamkan produk olahan hasil
perikanan perlu dikembangkan dan
dapat dijadikan alternatif cara menumbuhkan kebiasaan mengkonsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Mengkonsumsi
produk olahan ikan atau produk yang
mengandung ikan, juga merupakan upaya
untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat melalui protein ikan.
Jenis-jenis
ikan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat sosis ikan adalah ikan
kakap, tenggiri, ekor kuning, taking-talang dan ikan remang. Di samping itu ada
beberapa jenis ikan dasar yang merupakan hasil samping tangkapan udang
(golongan trasfish) seperti bloso, selanget, kuniran, mata besar, tigawaja,
dll. Ikan tersebut termasuk ikan yang harganya relatif murah, berkulit keras
tetapi dagingnya mengandung protein yang sama dengan jenis ikan lain. Ikan yang
berwarna putih/krem, bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sosis ikan.
Daging ikan dari golongan trasfish biasanya diolah menjadi surimi yang dapat
digunakan sebagai bahan baku sosis ikan.
Salah satu bentuk dari aneka produk olahan hasil perikanan adalah
sosis ikan.Sosis ikan merupakan produk daging giling
yang
bersifat kenyal
dan berbentuk silinder dengan pembungkus khusus (casing). Pada umumnya sosis dibuat
dari daging sapi, tetapi sosis
juga bisa dibuat dari daging
ikan. Sosis ikan belum banyak dikenal masyarakat
Indonesia. Jenis ikan
yang sering digunakan untuk pembuatan
sosis adalah ikan tengiri.
Pada dasarnya, hampir semua
jenis ikan dapat dimanfaatkan untuk membuat sosis, seperti ikan tuna, ikan lemuru, ikan tongkol dan ikan remang.
Proses
pembuatan sosis ikan dan membuat sosis ikan dengan hasil yang berkulitas baik.
Sosis ikan yang bermutu tinggi
dapat diperoleh dari penanganan bahan baku yang baik hingga ke pemasaran, dengan menerapkan
prinsip-prinsip kendali mutu selama proses pengolahan.
Sosis merupakan produk daging giling yang bersifat kenyal dan berbetuk silinder, dengan pembungkus khusus
(casing). Produk ini sangat populer di Jepang dan
dipasarkan dalam kemasan plastik atau kaleng. Di
Indonesia sosis
ikan belum
begitu banyak
dikenal masyarakat.
Semua jenis ikan dapat dimanfaatkan dagingnya
untuk membuat sosis ikan. Untuk membuat sosis ikan harus menggunakan bahan
baku ikan segar, tidak cacat
fisik dan berkualitas baik. Mutu protein pada ikan segar masih baik karena mengandung protein yang larut dalam
air (water soluble protein) dan protein yang larut dalam garam
(salt soluble protein) yang berfungsi sebagai emulsifer dalam pembuatan
adonan sosis ikan. Kesegaran ikan dapat diketahui
dengan
cara mengamati penampilan
fisik, mata, insang, tekstur dan
baunya. Ikan segar
tampak mengkilap sesuai jenis. Lendir di permukaan tubuh tidak ada, kalau ada tipis dan bening. Sisik menempel
kuat dan tidak
mudah lepas, perut utuh dan elastis,
lubang anus
tertutup berwarna putih. Mata cembung, cerah, pupil
hitam dan tidak berdarah. Insang merah cerah dan tidak berlendir
atau sedikit lendir. Tekstur daging kenyal,
lentur dan berbau segar atau sedikit amis.
Penyimpanan Ikan Segar
Dalam industri perikanan, penanganan ikan segar memegang
peranan penting. Baik buruknya
penanganan akan menentukan mutu ikan sebagai bahan baku pengolahan
lebih lanjut. Penanganan ikan segar bertujuan mempertahankan kesegaran ikan
dalam waktu yang cukup lama, supaya mutunya tetap baik sampai
ke tempat pengolahan.
Pada proses pengolahan
sosis ikan,
dibutuhkan bahan baku
ikan segar. Sebagai cadangan,
maka ikan
disimpan dulu
sampai waktunya
diolah. Penyimpanan ikan jangka panjang yang
lebih
cocok
dilakukan
pembekuan,
tetapi bila untuk jangka pendek
cukup diberikan es dalam peti
berinsulasi (cool
box) atau blung. Ikan disortasi, disiangi dan dicuci bersih
kemudian disusun berselang-seling antara ikan dan es.
Es yang digunakan
untuk mendinginkan ikan, dihancurkan
terlebih
dahulu sampai kecil-kecil
berbentuk es curai. Banyaknya es yang digunakan tergantung jenis ikan, jarak
yang ditempuh dan keadaan musim. Umumnya perbandingan antara jumlah es dengan ikan adalah 1 : 1.
Jumlah es yang cukup dalam wadah berinsulasi dapat menurunkan suhu ikan dari suhu udara luar (30 OC) menjadi 0 OC. Proses penurunan suhu terjadi ketika es mencair, sebab pencairan es
perlu panas yang diambil dari
tubuh ikan yang didinginkan. Air dari es yang mencair dapat
berfungsi untuk mencuci dan
menghilangkan substrat-substrat yang diperlukan oleh mikroorganisme, sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Sosis ikan
merupakan salah satu produk olahan
daging ikan yang dibuat dengan cara menggiling dan menghaluskan daging serta
diberikan bumbu, kemudian dibentuk seperti silinder (bulat panjang) menggunakan selongsong (casing sosis). Sosis dibuat
menurut selera lokal, sehinga komposisi dan jenis bumbu yang digunakan
bervariasi sesuai daerah masing-masing.
Protein
merupakan faktor terpenting dalam pembentukan emulsi daging yang stabil,
sehingga suhu selama penggilingan harus dikontrol agar tidak lebih dari 22 OC
. Untuk mempertahankan suhu di bawah 22 OC selama penggilingan dan pencampuran bahan tambahan perlu ditambahan es sekitar 15 – 30% dari berta filet. Adonan sosis merupakan emulsi minyak dalam air. Untuk memperkuat emulsi air dan lemak, dapat ditambahakn bahan pengikat seperti susu skim atau konsentrat protein kedelai. Penambahan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti tepung tapioka, tepung terigu, tepung sagu atau tepung beras dapat membentuk tekstur sosis yang kompak (padat). Pembungkus sosis (casing ) khususnya pada sosis ikan dapat digunakan casing buatan yang terbuat dari slulosa, serat dan kalogen.
Bahan
tambahan dan bumbu untuk pembuatan sosis ikan adalah tepung tapioka 10% - 15%,
garam halus 2,5 – 3%, bawang putih
3%, bawang merah
2,5%, minyak goreng
3%, lada halus 0,5%, gula halus 1,5% dan MSG 0,75 - 1%
dari berat filet.
Pemasakan
sosis dapat dilakukan dengan perebusan atau pengasapan. Pemasakan sosis bertujuan
untuk menyatukan komponen adonan sosis, memantapkan warna, memberikan aroma dan
rasa (flavor) yang khas, menonaktifkan enzim dan mikroorganisme sehingga dapat
memperpanjang masa simpan. Pemasakan
dengan perebusan dapat
dilakukan dengan dua tahapan.
1. Perebusan
pertama, menggunakan suhu 60 OC selama 15 – 20 menit. Perebusan kedua dengan suhu 80 OC - 90 OC
sampai matang (15 menit). Sedangkan
untuk proses pengasapan, dimulai dari suhu rendah (32 – 38 OC dengan kelembaban
90%) selama 10-20 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 74 OC dengan kelembaban
75% - 80% sampai matang.
2. Pembuatan
Sosis Ikan, proses pembuatan sosis ikan meliputi langkah-langkah sebagai beikut
:
a. Filet
yang telah bersih dilumatkan menggunakan alat penggiling daging atau meat sparator / food prosessor
sehingga diperoleh daging lumat. Jika daging
lumat ini masih mengandung serat dan duri, dipisahkan terlebih dahulu.
b. Daging lumat yang sudah bersih tersebut digiling sambil ditambahkan sedikit demi sedikit
es batu, minyak goreng, tepung tapioka, gula, bawang putih dan bawang merah yang
sudah digiling, lada halus dan penyedap rasa.
Pengadukan dilakukan sampai adonan homogen.
c. Adonan
yang sudah terbentuk dimasukkan ke dalam stuffer (alat pencetak kue), kemudian
dimasukkan ke casing dan diikat dengan ukuran panjang yang dikehendaki.
d. Setelah
semua adonan masuk casing, dilakukan perebusan dengan suhu 60 OC selama 15 – 20
menit, dan dilanjutkan dengan suhu 80 – 90 OC sampai matang. Perebusan dilakukan secara bertahap, agar tekstur
sosis kompak dan casing tidak pecah.
e. Sosis
yang telah matang diangkat dan didinginkan, kemudian digunting ikatan benangnya
dan dikemas dengan plastik menggunakan
vakum sealer. Sosis yang sudah dikemas disimpan di ruang pendingin atau
refrigerator yang bersuhu 5 OC.
Panjang Sekali!!! Wkwkwk
ReplyDelete