Thursday, February 11, 2016

TENTANG EKONOMI ISLAM HUBUNGANYA DENGAN KELAUTAN

February 11, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments

Menurut Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam
Allah menjelaskan bahwa Dia telah mengendalikan lautan untuk manusia. Termasuk juga pengendalian isi laut yang dapat dipergunakan manusia sebagai bagian dari karunia-Nya kepada manusia. Seperti daging-daging lembut dari cumi-cumi, udang laut, ikan laut dan lainnya (sea food),
لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا
“lita’kulu minhu lahman thariyyan.” Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Ibnu Syaibah bahwa Rasulullah SAW bersabda,”huwaththahuru ma’uhulhillu maitatuhu” yang artinya air laut itu suci airnya dan halal dagingnya. Bangkai binatang air laut yang halal dimakan adalah binatang yang ditangkap manusia, uang terlempar ke daratan dan bukan bangkai binatang laut yang membusuk.
Selain memakan daging lembut dari binatang laut, menusia juga bisa mempergunakan perhiasan seperti mutiara laut,
حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا
”hilyatan talbasunaha.” Perhiasan lainnya adalah marjan sebangsa tumbuh-tumbuhan yang hidup di dasar laut yang mirip karang. Marjan dapat dikelola oelh manusia sehingga dapat digunakan untuk perhiasan seperti kalung atau gelang.
Kenikmatan lain yang diberikan Allah melalui lautan yaitu aman untuk berlayar menggunakan perahu,
مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ
”mawakhira fiha wa litabtaghu min fadhlihi.” Manusia dapat menggunakan lautan sebagai sarana transportasi untuk tujuan pariwisata, militer atau perdagangan. Misalnya untuk perdagangan antarpulau atau antarnegara sehingga menghasilkan keuntungan. Semua sumber daya kelautan tersbut diciptakan untuk manusia sehingga dapat bersyukur, وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ  “ wa la’allakum tasykuruna.” [6]
e. Menurut Tafsir Qur’anul Karim
Allah menjadikan laut supaya kamu dapat menangkap ikan yang di dalamnya, untuk makanan kamu dan mengeluarkan mutiara  untuk perhiasan. Di sana engkau lihat kapal berlayar dengan kencangnya, guna mencari rezeki dan penghidupanmu moga-moga kamu mengucapkan terima kasih kepada allah. Dalam ayat ini terang benar kepada kita bahwa agama Islam mementingkan benar dari hal ekonomi, yaitu sebagian kita berusaha menangkap ikan (memukat). Bukan saja dengan perkakas yang lama, melainkan juga dengan alat-alat modern, sebagaimana yang diperbuat oleh orang Japan. Maka bukanlah usaha memukat ikan itu pekerjaan yang hina, melainkan adalah suruhan agama Islam. Begitu juga mengeluarkan mutiara dari laut adalah suatu mata pencaharian yang bukan sedikit mendatangkan untung. Sebab itu hendaklah kita kaum muslimin berusaha kejurusan itu, agar sempurna kita menurut yang termaktub di dalam Qur’an. Sebab itu diwajibkan kaum muslimin insaf akan hal ekonomi itu. [7]
f. Menurut Tafsir al Karim al Rahman
Dikatakan bahwa Allah sendiri yang menyediakan kebutuhan yang bermacam-macam bagi manusia; dari berbagai jenis ikan, juga kapal-kapal yang berlayar dari satu negeri ke negeri lain dengan membawa barang-barang perdagangan dan para penumpang yang bepergian.[8]
g. Menurut Ulama Tafsir Sayyid Quthb
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ adalah betapa sangat indahnya pemandangan di permukaan laut dengan kapal-kapal yang berlayar di atasnya. Kemudian untuk kelanjutan ayat ini dia mengungkapkan bahwa adalah merupakan kebutuhan yang dharuriy; seperti ikan-ikan yang ada di dalamnya, dan barang tambang yang dikandung bagi kebutuhan ummat manusia.[9]
VI. Pesan Hukum Ayat Ekonomi
Dari ayat-ayat yang dipaparkan di atas kita melihat bahwa Allah SWT telah memberikan ayat-ayat yang cukup jelas tentang laut dan kemanfaatanya. Dimulai dari mengingatkan akan kapal-kapal yang berlayar di lautan dengan membawa barang-barang dagangan sebagai aktivitas perdagangan mereka. Semua itu adalah satu di antara tanda kebesaran-Nya.
Kemudian Allah jualah yang menundukkan laut agar manusia dapat mengambil segala yang ada di dalamnya dengan cara langsung atau up date. Allah-lah yang telah menundukkan kapal dari segala goncangan ombak dan badai serta gangguan lain agar manusia dapat mengambil sebagian dari karunia-Nya.
Kebesaran-Nya menjadikan laut asin dan tawar untuk kehidupan manusia, agar manusia dapat memakan daging yang segar, mengambil perbendaharaan yang ada di dalam laut berupa; perhiasan dan barang tambang.
Penafsiran-penafsiran yang ada; lebih menekankan dari sisi akidah, tentang kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya dalam menundukkan lautan yang bisa tenang dan ganas, serta menundukkan kapal-kapal agar bisa berlayar di atas permukaannya. Ulasan ini kemudian dibawa untuk difikirkan bagi manusia apakah belum cukup semua ini menjadikan manusia bersyukur.Pesan Ayat dan Kontekstualisasinya Dengan Persoalan Ekonomi
Dari ayat-ayat di atas yang membicarakan Potensi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, maka salah satu entry-point untuk memulai dan melangsungkan pembangunannya adalah pengembangan investasi di sektor ini, yang diyakini dapat menjadi industri kelautan yang kuat dan terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. Paling tidak terdapat 5 (lima) kelompok industri kelautan yakni:
a. industri mineral dan energi laut,
b. industri maritim termasuk industri galangan kapal,
c. industri pelayaran,
d. industri pariwisata, dan
e. industri perikanan.
Berdasarkan pendekatan pembangunan industri yang terpadu, 5 (lima) kelompok industri kelautan tersebut memiliki saling keterkaitan satu dengan lainnya, yakni (1) sebagian dari konsumen industri mineral/energi dan industri maritim adalah industri perikanan, pelayaran dan pariwisata, (2) sebagian dari konsumen industri pelayaran adalah industri perikanan dan pariwisata, dan (3) sebagian dari konsumen industri perikanan adalah industri pariwisata.
Dalam kerangka ini maka industri perikanan dapat diproyeksikan sebagai salah satu lokomotif pembangunan keempat industri kelautan lainnya. Artinya apabila industri perikanan berkembang akan dapat menarik pertumbuhan keempat industri lainnya. Oleh karenanya, untuk membangun industri kelautan yang tangguh diperlukan industri perikanan yang kuat.
Dengan pemikiran tersebut, sudah sewajarnya apabila pembangunan perikanan menjadi prime mover dalam sektor ini. Lebih-lebih dalam situasi krisis ekonomi, usaha perikanan mampu bertahan, bahkan dapat menyumbangkan penerimaan devisa negara, utamanya usaha perikanan yang menghasilkan komoditas ekspor.[10]
Segenap pesan ayat tidak akan bisa menanggulangi masalah kemiskinan, jika pengelolaanya tidak juga diatur dengan cara yang benar “agama”, sebab fakta membuktikan bahwa selama ini kondisi para masyarakat peisisir juga belum banyak mengalami perubahan. Dan pijakan kebijakan penanggulangan kemiskinan ini juga bukan hanya dari peningkatan pertumbuhan ekonomi, namun lebih ke arah individu masyarakat, sistem kapitalis terbukti tidak mampu merubah kemiskinan ini sebab akan berimbas pada semua potensi hanya ada pada orang-orang kaya, dimana hal ini sangat dilarang dalam Islam, sebagaimana firman-Nya: dalam surat al-Hasyr ayat 7 yang artinya:
”… Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. ”
An-Nabhani mengatakan bahwa kemiskinan yang harus dipecahkan adalah kemiskinan yang menimpa individu sehingga yang harus dilakukan adalah menjamin pemenuhan kebutuhan pokoknya serta mendorong mereka untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya, dan jalan untuk mencapainya adalah dengan menciptakan distribusi ekonomi yang adil di tengah-tengah masyarakat.[11]
Peran pemerintah dalam mengatur hajat hidup orang banyak ini juga ikut menentukan, anggaran pengelolaan kelautan harus senantiasa ditingkatkan sejalan dengan kemajuan yang yang akan dicapainya.[12]
Kesimpulan dan Penutup
Dengan melihat paparan alQur’an di atas dapat kita simpulkan bahwa Islam telah memberikan gambaran secara jelas bahwa laut memberikan kemanfaatan yang luar biasa besar. Semua yang terkandung di dalamnya adalah untuk manusia agar digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran manusia.
Bagi bangsa Indonesia pengelolaan yang baik dan sesuai aturan akan sangat mempengaruhi keberhasilan program pengentasan kemiskinan, lebih kusus masyarakat pesisir.
Tema yang digunakan dalam al Qur’an untuk menggambarkan laut cukup beragam, sementara untuk yang terkait dengan eksplorasi dan eksploitasi dapat memberikan gambaran kepada kita akan sunber yang ada di dalamnya.
Adalah sebuah kewajiban untuk memakmurkan dunia dan seisinya, semua yang dilakukan agar difokuskan untuk mencoba mensyukuri segenap nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita, manusia.

0 comments:

Post a Comment