Tuesday, January 14, 2014

PEMBUATAN PAKAN IKAN BERKUALITAS DENGAN BAHAN MUDA DAN MURAH

January 14, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


PENDAHULUAN
Budidaya bandeng air tawar merupakan solusi bagi lahan rawa yang tidak produktif di daerah Kecamatan kayen khususnya Desa Talun dan sekitarnya. Dengan keberhasilanya ikan bandeng di budidaya di bekas lahan rawa yang jenis airnya tawar, pakan buatan merupakan salah satu faktor produksi yang penting untuk menunjang keberhasilan kegiatan tersebut.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan pakan buatan sangat besar bila dibandingkan dengan biaya produksi lainnya yaitu mencapai 50 – 60% dari total biaya produksi. Pakan buatan yang dibutuhkan harus mempunyai formula yang lengkap, mengandung bahanbahan yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan sintasan kultivan yang pada ahirnya dapat meningkatkan produktifitas dan keuntungan. Hal ini dapat diperoleh dari pakan buatan yang dibuat dengan cermat dan perhitungan kandungan nutrien yang teliti dari bahan-bahan penyusunnya yang mudah dan murah serta ada disekitar daerahnya.
Kendala teknis yang dihadapi pembudidaya ikan bandeng adalah kesuburan tambak yang semakin menurun. Plankton sebagai pakan alami yang dihidupkan dari pemupukan kolam dengan jenis Urea dan SP-36. Kondisi ini semakin lama kebutuhan pupuk meningkat dan pertumbuhan ikan bandeng menurun. Penerapan teknologi semi intensif adalah cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan  tersebut. Pada  teknologi  tersebut   pemberian pakan  buatan akhirnya merupakan suatu keharusan  yakni dua kali sehari dengan jumlah ± 5 % total biomas.
IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN BAHAN
Dalam membuat pakan buatan untuk ikan/udang, hal pertama yang harus dipertimbangkan ádalah persyaratan bahan baku pakan  yaitu :
1.  Bahan baku tidak  mengandung racun. Bahan baku yang mengandung racun dapat  menghambat  pertumbuhan, ikan mabuk dan stress bahkan

dapat menyebabkan kematian ikan/udang yang diperihara secara masal.
2.  Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia.
3.  Bahan baku harus tersedia dalam waktu lama, atau tersedia secara kontinyu.
4.  Harga bahan baku, walaupun dapat digunakan tetapi harganya mahal.

Sebenarnya harga murah atau mahalnya suati bahan baku harus dinilai dari manfaat bahan baku tersebut. Sebagai contoh tepung ikan harganya memang mahal tetapi bila dibandingkan dengan nilai kegunaannya terutama kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya  maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.
5.  Kualitas  gizi  bahan  baku,  menjadi  persyaratan  penting,  walaupun  harganya murah,  dan  tersedia  cukup  melimpah  tetapi  kandungan  gizinya  buruk,  maka bahan baku seperti ini tidak dapat digunakan.
Pakan untuk bandeng dapat dikategorikan  menjadi :
1.  Pakan alami merupakan kelompok pakan yang  tersedia secara alami maupun dari  hasil  kultur  yang  dikumpulkan.  Contoh ; klekap, cacing. Pakan alami yang berasal  dari tumbuhan lumut sutera, plankton, dan daun talas untuk ikan gurami.
2.  Pakan segar, yaitu berupa cincangan ikan  rucah dan langsung diberikan pada ikan, pakan  segar  ini  ketahanannya  sangat  rendah  oleh  karena  itu  perlu disimpan dalam freezer.
Pakan buatan, merupakan pakan berbentuk pelet, fleke dan crumble, pakan ini dalam kondisi kering sehingga daya tahannya antara > 4 bulan, kandungan gizinya  lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan.  Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam.
Bahan Baku.Pakan, berdasarkan sifatnya maka bahan baku dibagi menjadi 2 kelopok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani.  Sekitar 70-75 % bahan baku nabati merupakan bici-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan dan selebihnya berupa hijauan. Bahan pakan nabati  sebagian merupakan sumber energi yang baik, dan sumber vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan.
2.1.Bahan Baku Nabati
a.       Jagung Kuning.
Selain jagung kuning, ada jagung warna  putih dan jagung merah. Diantara ke tiga warna tersebut yang banyak teredia dan diproduksi di Indonesia hanyalah jagung kuning. Jagung ini merupakan bahan baku pakan ternak dan ikan/udang, bahan baku jenis ini digunakan sebagai  bahan baku pakan sumber energi, karena kadar proteinnya rendah ( 8.9%)  bahkan desifisiensi terhadap asam amino penting terutama lysine dan triptofan.

Jagung sebagai sumber energi dengan kandungan serat kasar yang rendah dan sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik. Untuk mengetahui kualitas jagung harus dilakukan uji labhoratorium .
b.      Dedak halus.
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya.
Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada  jagung kering, merupakan factor  pembatas,  sehingga  dedak  tidak  dapat  digunakan berlebihan.. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya.
c.       Bungkil kedelai.
Kacang kedelai  mentah mengandung penghambat  typsin,  dan dapat lepas melalui pemanasan  atau metoda lain, edangkan bungkil kacang kedelai merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai. Yang menjadi factor pembatas pada penggunaan kedelai hádala asam amino metionin
d.      Bungkil Kacang Tanah
Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah atau loan lanilla. Koalitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan koalitas bungkil ini, selain dari kualitas kacang tanah, pengolahan dan varietas kacang Sangray  berpengaruh terhadap kandungan nutrisi. Kadar metionin, triptopan,treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh jamur beracun (Aspergillus flavus )
e.  Minyak Nabati.
Pengunaan  minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan, terutama yang membutuhkan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabatai yang dipergunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2- 6 %
f.  Hijauan.
Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena ternyata sampai tertentu hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepunbg ikan. Hijauan yang dimaksdu antara lain azola, turi dan daun talas, yang bila akan digunakan  harus  diolah  terlebih  dahulu, yaitu dikeringkan tetapi tidak sampai merusak warna, selanjutnya ditepungkan. Selain ketiga jenis daun tersebut beberapa jenis hijauan yang lain seperti ; daun singkong, kacang, eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan campuran pakan.
2.2. Bahan Baku  Hewani.
a. Tepung ikan.
Tepung ikan, berasal dari ikan  rucah, atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan            industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya Sangay beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60-70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya  Sangay ting gi, karena beberapa keunggulan inilah maka tepung ikan menjadi mal.
b.Tepung Darah.
Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang   yang    banyak dipergunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas religi. Baik buruknya koalitas tepung darah ini Sangat tergantung pada penanganan dalam penampungan jangan sampai tercampur dengan kotoran.
Kelemahan dari tepung darah adalah miskin isoleusin ,  rendah kalsium dan fosfor pemakaian maksimum 5%.
c.Tepung Keong mas
Keong mas, merupakan bahan baku local yang digunakan    sebagai bahan alternatif dalam mensubstitusi tepung ikan.    Kandungan tepung ikan dan tepung keong mas.
Daging keong mas mempunyai kandungan protein sekitar 60,9 %. Kadar  ini setara atau hampir sebanding dengan kadar protein yang dimiliki tepung ikan yaitu sekitar 65,65 %. Dari segi kandungan asam amino, tepung   keong mas memiliiki kandungan asam amino yang tinggi sehingga tepung keong mas dapat di jadikan makanan dengan kualitas yang baik dan mampu manggantikan tepung ikan.
d. Protein sel tunggal (Algae)
Sebagai sumber protein, sel tunggal dapat dijadikan  sebagai alternatif sumber protein  pengganti  tepung ikan  dalam formula pakan ikan.  Kandungan proteinnya sangat beragam mulai dari 30 – 80%
PENGHITUNGAN  FORMULASI PAKAN.
Energi yang hilang  dari tubuh ikan sebagai faeses, urine, ekskresi insang dan panas.. Energi yang hilang sebgai panas sulit untuk diukur.yakni :
1).  Metabolisme  standar,  yaitu  energi  yang  digunakan  ikan  pada  kondisi  tidak bergerak pada air  yang tenang.
2). Aktifitas fisik sukarela, yaitu enrgi yang digunakan ikan untuk mencari makan, mempertahankan posisi dll.
3). Energi yang dikeluarkan berkenaan dengan  aktifitas system pencernaan.
3.1.  Pengetahuan Gizi.
Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk hidupnya yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel -sel yang rusak dan untuk tumbuh. Zat gizi yang dibutuhkan adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.
a. Protein
Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan/udang, baik untuk pertumbuhan maupun untuk menghasilkan tenaga. Protein nabati (asal dari tumbuhan), lebih sulit dicernakan dari pada protein hewani (asal dari hewan), hal ini disebabkan karena protein nabati terbungkus dalam dinding selulosa yang memang sukar dicerna.
Pada umumnya ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewan ternak di darat (unggas, dan mamalia). Selain itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh pada kebutuhan protein. Ikan carnívora membutuhkan protein lebih tinggi daripada ikan herbivora, sedangkan ikan omnivora berada diantara keduanya. Pada umumnya ikan membutuhkan  protein  sekitar  20    60%,  dan optimum 30 -36%,.
b. Lemak.
Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensiilnya yaitu asam-asam lemak tak jenmuh atau PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) antara lain asam oleat,  asam linoleat  dan  asam linolenat.  Asam lemak  esensiil  ini  banyak terdapat di tepung kepala udang, cumi-cumi dll. Kandungan lemak angat dipengaruhi oleh factor usuran ikan, kondisi lingkungan dan adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi antara 4 – 18%.
c. Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku nabati. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 – 50%. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini  tergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilose) ikan karnivora biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 12 % sedangkan untuk omnivore kadar karbohidratnya dapat mencapai 50%.
d. Vitamin.
Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya hádala nafsu makan hilang, kecepatan  tumbuh  bekurang,  warna  abnormal,  keseimbangan  hilang,  gelisah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang sempurna, pembentukqn le ndir terganggu dll.    Kebutuhan akan vitamin Sangay dipengaruhi  usuran ikan, umur, kondisi lingkungan dan suhu air.
e. Mineral
Mineral dalam bahan   anorganik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhan jaringan  tubuh,               proses            metabolismo dan mempertahankan keseimbangan osmosis. Mineral yang penting untuk pembentukan tulang gigi dan sisik hádala kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium, kalium,  klor,  boron, aluminium,  seng,  arsen  dll.   Makanan alami  biasanya  telah cukup mengandung mineral, bahkan beberapa dapat diserap langsung dari dalam air. Namur pada umunya, mineral-mineral itu didapatkan dari makanan. Oleh karena itu, beberapa macam mineral yang penting perlu kita tambahkan pada proses pembuatan pakan.
Selain kandungan gizi, ada beberapa bahan tambahan dalam meramu pakan buatan. bahan-bahan ini cukup sedikit saja, diantaranya : antioksidan, perekat dan pelezat. Sebagai antioksidan atau zat anti tengik dapat ditambahkan fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin, BHT, BHA dan lain-lain dengan pemnggunaan 150 -200 ppm. Beberapa bahan dapat berfungsi sebagai perekat seperti agar-agar gelatin,       kanji, tepung terigu dan tepung sagu, dengan pemakaian maksimal 10% bahan  perekat ini menjadi penting pada pembuatan pakan udang. Sebab pakan udang harus mempunyai  ketahanan  yang  tinggi,  agar  tidak  cepat  hancur  dalam air.  Sebagai pelezat, pada umumnya diberi garam dapur sebanyak 2%.. Untuk pakan ikan bandeng bahan perekat  diberikan sekitar  5%,.
3.2.  Metoda Menghitung  Kebutuhan bahan baku.
Sebelum mulai menghitung harap diingat bahwa suatu bahan baku disebut bahan sumber protein apabila kadar proteinnya > 20%. Karena harga protein cukup mahal, maka yang pertama dihitung adalah protein , sedangkan yang lainnya menyesuaikan, misalnya dengan menambahkan sumber energi. Yang paling mudah adalah menggunakan metoda Bujur Sangkar.
Bila akan menggunakan lebih dari 2 bahan baku, kelompokkan dahulu bahan baku basal (kadar protein < 20%) dan bahan baku protein (> 20%) di rata -ratakan dahulu setiap kelompok setelah itu dimasukkan ke metoda bujur sangkar.
Bungkil kedelai + tepung kepala Udang /2    = ( 44 + 48,35)/2 = 48,35 % Protein dedak + protein  Jagung/2        = ( 8,2 + 10,2)/2 =            9,20 %
Bungkil kedelai + T. kepala udang  48,35 %  27        - 9,2  = 17,827 %
Dedal halus  + Jagung 9,2%    48,35-27 = 21,35
Sehingga  :      Bahan baku basal 21,35/39,15            = 54,53 % Bahan baku protein 17,8/39,15     = 45,47 %
Jadi untuk membuat 100 kg pakan ikan dapat mencampur:
- Dedak halus  : 27,265 kg
- jagung           : 27,265 kg
- Bungkil kedelai         : 22,735 kg
- Tepung kep Udang   : 22,735 kg
Metoda ini dapat juga digunakan berdasarkan kebutuhan kalori, hal ini dilakukan bila kita akan membuat pakan dengan kalori tertentu.
Langkah diatas merupakan langkah pertama pada formulasi pakan, langkah ke 2 adalah menguji kadar asam amino yang dapat dilaklukan di laboratorium.
PEMBUATAN           PAKAN
Teknologi pembuatan pakan mengalami perubahan yang substancial dalam beberapa tahun terakhir. Enam puluh tahun yang lalu pencampuran bahan baku pakan dilakukan di lantai gudang dengan menggunakan sekop. Selanjutnya pencampuran bebarapa bahan pakan menggunakan tangan, kemudian pencampuran mekanis pencampuran kontinyu dan Sekarang pencampuran menggunakan mesin yang dikontrol oleh komputer. Tetapi konsep dasar pencampuran tidak lepas dari pertimbangan “nutrisi yang berimbang”. Proses  pembuatan pakan  secara berturut-turut adalah  sebagai berikut :
-          Penurunan ukuran partikel (penepungan)
-          Pencampuran awal (pre mixing)
-          Pelleting
-          Pengemasan.
-          Penyimpanan
Penurunan ukuran partikel dilakukan menggunakan mesin penepung yang disebut hamer mill. Mesin penepung ini dilengkapi dengan saringan sesuai ukuran partikel yang dikehendaki,  biasanya  ukuran saringan 2,5 , 5 dan 8 mm.
Dalam proses pembuatan pakan ikan terdapat 2 proses pencampuran, yaitu pencampuran bahan-bahan yang berjumlah kecil  (pre mixing) dan pencampuran, semua  komponen  pakan. Bahan-bahan yang  berjumlah  kecil  (mikro ingrident) antara lain; vitamin dan mineral-mineral yang esencial tapi diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga diperlukan bahan pengisi yang berat jenisnya mendekati bahan-bahan mikro tadi.
Pencampuran bahan dengan mesin sederhana dapat digunakan mixer pembuat adonan  roti,  bahan  diaduk  sampai  merata  agar  pelet  yang  dihasilkan  memiliki kualitas yang sama pada setiap butirnya.  Setelah bercampur menjadi adonan  siap dicetak menjadi pelet.
Pencetakan pelet         menggunakan  peralatan          sederhana , sebagai contoh mesin pelet buatan lokal, mesin giling daging  dapat juga menggunakan mesin briket batu bara.  Besar kecilnya ukuran pelet sangat tergantung ukuran lubang cetakan, pada umumnya  1.5 , 2 dan 3 mm.
Pada peralatan sederhana ini     semua bahan yang telah dicampur secara merata, selanjutnya ditambahkan air antara 25 – 30% atau bila bahan campuran   bila dikepal membentuk  gumpalan tidak lekas hancur,         selanjutnya bahan dicetak menjadi pelet.
Proses pengemasan pakan meliputi penimbangan, pengemasan,  perekatan, pengkodean dan penjahitan.    Setelah dikeringkan     pakan harus segera disimpan agar tidak mengalami kerusakan/ penurunan mutu. Disimpaan dalam karung yang diberi lapisan plastik pada bagian dalam karung (iner).
d.) Pencetakan pakan
-   Untuk mencetak pakan, baik berupa pelet, flake atau remahan, prinsipnya adalah sama, yaitu penambahan bahan perekat (binder) agar teksturnya kompak dan memiliki ketahanan dalam air untuk beberapa lama.
-   Ketahanan dalam air untuk ikan berbeda-beda. Untuk ikan mas, nila dan ikan- ikan yang aktif pada saat diberi makan, maka ketahanannya cukup 1 jam. Sedangkan untuk pakan udang, harus lebih lama yaitu antara 2  – 3 jam sesuai dengan kebiasaan makannya.
-   Siapkan binder yang di masak dengan air, sehingga berbentuk sepeti lem, kemudian sedikit-sedikit campuran bahan-bahan.
- Masukkan kedalam mesin pencetak, lalu dicetak dengan ukuran yang diinginkan.
-   Untuk pakan yang berbentuik flake, adonannya digiling terlebih dahulu, baru dikeringkan menggunakan masin pengering.
e.) Pengeringan pakan
- Pada pabrik pakan skala besar, pada umumnya mesin pengering sudah terintegrasi dengan mesin pencetak, sedangkan pabrik pakan skala rumah tangga, pengeringannya dilakukan dengan tenaga surya.
-   Pengeringan pelet dibawah sinar matahari, dilakukan pembalikan setiap 2 jam sekali.
-   Apabila kadar air pelet        kurang lebih 10% yang ditandai dengan mudahnya pelet dipatahkan tapi tidak hancur, selanjutnya pelet diangkat dan dikemas.
PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PAKAN
Pengemasan pakan dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas pakan, karena dengan pengemasan yang baik proses penurunan mutu pakan dapat ditekan. Wadah  untuk pengemasan pakan sangat bervariasi, mulai dari karung plastik, kertas emen dan plastik tebal, untuk kapasitas besar dan kapasitas kecil dapat digunakan aluminium.
Tiga  hal  yang  perlu  diperhatikan dalam  proses  penyimpaman, yakni serangga,   organisme mikroskopis dan perubahan deterioratif, yang akan menyebabkan kehilangan bobot, kualitas, resiko kesehatan dan ekonomis.
Kehadiran serangga dipengaruhi oleh dua faktor : yaitu suhu dan kelembaban. Kelembaban > 70%  meyebabkan perkembangan serangga dan jamur pada pakan, bakteri dan jamur tidak dapat hidup  pada kelembaban < 29%
Ketengikan  merupakan  gabungan  dari  3  proses,  yaitu  oksidasi,  hidr olisis  dan pembentukkan  keton,            faktor  yang  mempengaruhi  oksidasi  lipid  yaitu  enzim, hematin, peroksida, cahaya, temperatur dan katalis dari logam berat.
Hal terpenting dalam penyimpanan bahan pakan dan pakan  adalah :
1). Kebersihan ruangan
2). Keluar masuk barang/pakan
3). Ukuran bantalan kayu dan posisi penumpukkan bahan/pakan.

0 comments:

Post a Comment