1. Mina Padi
Istilah mina padi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mina yang berarti ikan. Mina padi dikenal sebagai kegiatan usaha pemeliharaan ikan di sawah bersama dengan tanaman padi. Menurut Supriadiputra dan Setiawan (2003), mina padi merupakan sistem pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan bersama tanaman padi, untuk pendederan atau ikan siap konsumsi. Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan diantaranya yaitu:
1) Meningkatkan pendapatan petani.
2) Meningkatkan produksi tanaman padi.
3) Meningkatkan efisiensi dan produktifitas lahan.
4) Pertumbuhan padi dan ikan lebih terkontrol.
5) Memenuhi kebutuhan protein hewani.
Menurut Suharti (2003)mengungkapkan bahwa Ikan mas dan jenis karper lainnya merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan terhadap panas matahari.
2. Padi
Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman pangan yang dihasilkan dalamjumlah terbanyak di dunia dan menempati daerah terbesar di wilayah tropika.Tumbuhan padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhanGramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruasruasitu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itububungnya ditutup oleh buku. Panjang ruas tidak sama. Ruas yang terpendekterdapat pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas.
Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman-tanamannya
anakberanak. Demikianlah misalnya jika bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang sangat singkat telah dapat membentuk satu dapuran, dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan/tunas-tunas baru.
Tanaman padi pada umumnya merupakan tanaman semusim dengan empat fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif lambat, reproduktif dan pemasakan. Secara garis besar, tanaman padi terbagi kedalam dua bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif, dimana bagian vegetatif terdiri dari akar, batang, daun dan bagian generatif terdiri dari malai yang terdiri dari bulir-bulir, daun dan bunga.
3. Jenis-jenis Padi untuk Mina Padi
Menurut Supriadiputra dan Setiawan (2005), padi yang akan ditanam sebaiknya dipilih yang cocok dengan lahan mina padi. Varietas padi itu harus memenuhi kriteria berikut :
1) Tahan genangan pada awal pertumbuhan
2) Ketinggian tanaman sedang
3) Perakaran dalam
Karena sawah merupakan lahan yang terendam, maka tanaman padi yang ditanam sebaiknya mempunyai perakaran yang dalam dan kuat agar tidak mudah roboh.
4) Cepat beranak
Kurang lebih 7 hari setelah penanaman padi, areal akan digenang air. Untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas akibat genangan tadi, sebaiknya dipilih tanaman padi yang cepat bertunas banyak.
5) Batang kuat dan tidak mudah rebah
Karena banyak air disekitar perakaran, maka kemungkinan air yang diserap tanaman lebih banyak. Akibatnya, batang tanaman padi menjadi lemah. Untuk mencegah masalah itu, sebaiknya padi yang ditanam mempunyai batang yang kuat dan tidak mudah rebah.
6) Tahan hama dan penyakit
Semua tanaman yang akan ditanam harus mempunyai sifat tahan terhadap hama penyakit.
7) Produksi tinggi
Rata – rata hasil produksi padi 7,2 ton/ha.
8) Daun tegak
Untuk memperbanyak sinar matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga diharapkan hasil fotosintesis besar dan hasil padi tentunya akan meningkat.
9) Rasanya enak sehingga disukai masyarakat
Jenis padi yang digunakan untuk mina padi pada lokasi penelitian menggunakan varietas padi ciherang, Menthik, Sri Wulan, dan Inpari 30.
4. Ikan
Ikanmerupakan salah satu biota yang digunakan dalam usaha mina padi. Menurut Murniati et al (1989)ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup dalam lingkungan air, gerakan dan keseimbangan badannya menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan menggunakan insang.
Jenis ikan yang akan dipelihara perlu diperhatikan faktor ikan itu sendiri dan lingkungan tempat hidupnya. Menurut Supriadi dan Setiawan (2003) mengatakan bahwa faktor ikan menyangkut kualitas ikan dan kesesuaiannya dengan lingkungan, adapun faktor lingkungan menyangkut irigasi yang baik dan tingkat kesuburan yang berhubungan dengan keberadaan makanan alam bagi ikan.
Menurut Khairuman dan Amri (2002) dalam barniati (2007) mengungkapkan bahwa jenis ikan yang akan dipelihara di sawah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Mudah beradaptasi dengan lingkungan.
2) Laju pertumbuhan ikan cepat.
3) Memiliki rasa daging yang disukai masyarakat atau konsumen.
Menurut Supriadiputra dan Setiawan (2005), agar mendapatkan hasil yang tinggi, ikan yang akan ditebarkan sebaiknya memenuhi persyaratan berikut :
1) Warna tidak mencolok
Hal ini untuk menghindari hewan pemangsa sebab warna yang mencolokakan menarik perhatian hewan pemangsa. Sebaiknya dihindari warnamerah dan kuning keemasan. Paling baik adalah warna gelap.
2) Tahan hidup di air dangkal dan panas
Ketinggian air pada sistem mina padi biasanya sekitar 20-30 cm dan bersuhu tinggi. Oleh karena itu, harus dicari jenis ikan yang tahan terhadap dua kondisi tersebut agar pertumbuhan ikan tidak terganggu.
3) Dipilih dari induk unggul dan sehat
Apabila ikan yang ditebar berasal dari induk yang unggul dan sehat, maka diharapkan pertumbuhannya akan baik. Induk yang unggul dan sehat untuk ikan mas, misalnya, yaitu yang berasal dari strain majalaya.
4) Disukai oleh masyarakat dan mempunyai harga jual yang memuaskan
Menurut Khairuman dan Amri (2002), Beberapa jenis ikan yang cocok dipelihara di sawah diantaranya adalah ikan mas, tawes, nila, gurame, lele dumbo dan udang galah.Jenis ikan yang digunakan untuk mina padi pada lokasi penelitian menggunakan ikan nila dan ikan mas.
5. Biaya Produksi Usaha Tani
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi meliputi biaya untuk pembelian input-input dan jasa-jasa yang digunakan dalam satu kali proses produksi. Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung (Soekartawi, 1995).Jenis-jenis biaya produksi dapat digolongkan menjadi:
1) Biaya variabel, yaitu biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan produk yang dihasilkan.
2) Biaya tetap, yaitu biaya yang totalitasnya tetap walaupun produk yang dihasilkan berubah.
3) Biaya eksplisit, yaitu biaya yang secara nyata dibayarkan atau dikeluarkan selama proses produksi oleh petani untuk input yang berasal dari luar.
4) Biaya implisit, yaitu biaya faktor produksi milik petani sendiri yang diikutsertakan dalam proses produksi atau yang menghasilkan output.
Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan petani. Biaya ini didapat dari penjumlahan biaya tetap (TFC) dan biaya variabel(TVC), sehingga dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC =Total Cost (Total Biaya Produksi)
TFC =Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
TVC =Total Variabel Cost (Total Biaya Variabel)
6. Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil penjualan produk yang dihasilkan dikurangi dengan biaya eksplisit atau biaya yang benar – benar dikeluarkan (Soekartawi 1990).
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
NR = TR - TEC
TR = P x Q Keterangan :
NR = Net Return (Pendapatan)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
TEC = Total Eksplisit Cost (Total Biaya Eksplisit)
P = Harga per-satuan output
Q = Jumlah Output
7. Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya baik eksplisit maupun implicit (Soekartawi 1990). Secara umum keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Π = TR- TC
TC = TEC + TIC Keterangan :
Π = Keuntungan
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TEC = Total Exsplisit Cost (Total Biaya Eksplisit)
TIC = Total Implicit Cost (Total biaya implisit)
9. Kelayakan Usaha
Produktivitas dapat dilihat dengan berbagai cara tergantung untuk apa produktivitas dilihat. Menurut (Sinungan, 2003) produktivitas adalah rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap apa yang digunakan (input) untuk memperoleh hasil.Dapat pula diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa yaitu pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang dan jasa.
a) Return on Cost (R/C)
Analisis imbangan penerimaan dan biaya (analisis R/C) digunakan untuk dapat melihat berapa penerimaan yang diperoleh petani dari setiap rupiah yang telah dikeluarkan untuk usahataninya sebagai manfaat. Adapun rumus R/C sebagai berikut (Hernanto, 1991):
Istilah mina padi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mina yang berarti ikan. Mina padi dikenal sebagai kegiatan usaha pemeliharaan ikan di sawah bersama dengan tanaman padi. Menurut Supriadiputra dan Setiawan (2003), mina padi merupakan sistem pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan bersama tanaman padi, untuk pendederan atau ikan siap konsumsi. Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan diantaranya yaitu:
1) Meningkatkan pendapatan petani.
2) Meningkatkan produksi tanaman padi.
3) Meningkatkan efisiensi dan produktifitas lahan.
4) Pertumbuhan padi dan ikan lebih terkontrol.
5) Memenuhi kebutuhan protein hewani.
Menurut Suharti (2003)mengungkapkan bahwa Ikan mas dan jenis karper lainnya merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan terhadap panas matahari.
2. Padi
Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman pangan yang dihasilkan dalamjumlah terbanyak di dunia dan menempati daerah terbesar di wilayah tropika.Tumbuhan padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhanGramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruasruasitu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itububungnya ditutup oleh buku. Panjang ruas tidak sama. Ruas yang terpendekterdapat pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas.
Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman-tanamannya
anakberanak. Demikianlah misalnya jika bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang sangat singkat telah dapat membentuk satu dapuran, dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan/tunas-tunas baru.
Tanaman padi pada umumnya merupakan tanaman semusim dengan empat fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif lambat, reproduktif dan pemasakan. Secara garis besar, tanaman padi terbagi kedalam dua bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif, dimana bagian vegetatif terdiri dari akar, batang, daun dan bagian generatif terdiri dari malai yang terdiri dari bulir-bulir, daun dan bunga.
3. Jenis-jenis Padi untuk Mina Padi
Menurut Supriadiputra dan Setiawan (2005), padi yang akan ditanam sebaiknya dipilih yang cocok dengan lahan mina padi. Varietas padi itu harus memenuhi kriteria berikut :
1) Tahan genangan pada awal pertumbuhan
2) Ketinggian tanaman sedang
3) Perakaran dalam
Karena sawah merupakan lahan yang terendam, maka tanaman padi yang ditanam sebaiknya mempunyai perakaran yang dalam dan kuat agar tidak mudah roboh.
4) Cepat beranak
Kurang lebih 7 hari setelah penanaman padi, areal akan digenang air. Untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas akibat genangan tadi, sebaiknya dipilih tanaman padi yang cepat bertunas banyak.
5) Batang kuat dan tidak mudah rebah
Karena banyak air disekitar perakaran, maka kemungkinan air yang diserap tanaman lebih banyak. Akibatnya, batang tanaman padi menjadi lemah. Untuk mencegah masalah itu, sebaiknya padi yang ditanam mempunyai batang yang kuat dan tidak mudah rebah.
6) Tahan hama dan penyakit
Semua tanaman yang akan ditanam harus mempunyai sifat tahan terhadap hama penyakit.
7) Produksi tinggi
Rata – rata hasil produksi padi 7,2 ton/ha.
8) Daun tegak
Untuk memperbanyak sinar matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga diharapkan hasil fotosintesis besar dan hasil padi tentunya akan meningkat.
9) Rasanya enak sehingga disukai masyarakat
Jenis padi yang digunakan untuk mina padi pada lokasi penelitian menggunakan varietas padi ciherang, Menthik, Sri Wulan, dan Inpari 30.
4. Ikan
Ikanmerupakan salah satu biota yang digunakan dalam usaha mina padi. Menurut Murniati et al (1989)ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup dalam lingkungan air, gerakan dan keseimbangan badannya menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan menggunakan insang.
Jenis ikan yang akan dipelihara perlu diperhatikan faktor ikan itu sendiri dan lingkungan tempat hidupnya. Menurut Supriadi dan Setiawan (2003) mengatakan bahwa faktor ikan menyangkut kualitas ikan dan kesesuaiannya dengan lingkungan, adapun faktor lingkungan menyangkut irigasi yang baik dan tingkat kesuburan yang berhubungan dengan keberadaan makanan alam bagi ikan.
Menurut Khairuman dan Amri (2002) dalam barniati (2007) mengungkapkan bahwa jenis ikan yang akan dipelihara di sawah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Mudah beradaptasi dengan lingkungan.
2) Laju pertumbuhan ikan cepat.
3) Memiliki rasa daging yang disukai masyarakat atau konsumen.
Menurut Supriadiputra dan Setiawan (2005), agar mendapatkan hasil yang tinggi, ikan yang akan ditebarkan sebaiknya memenuhi persyaratan berikut :
1) Warna tidak mencolok
Hal ini untuk menghindari hewan pemangsa sebab warna yang mencolokakan menarik perhatian hewan pemangsa. Sebaiknya dihindari warnamerah dan kuning keemasan. Paling baik adalah warna gelap.
2) Tahan hidup di air dangkal dan panas
Ketinggian air pada sistem mina padi biasanya sekitar 20-30 cm dan bersuhu tinggi. Oleh karena itu, harus dicari jenis ikan yang tahan terhadap dua kondisi tersebut agar pertumbuhan ikan tidak terganggu.
3) Dipilih dari induk unggul dan sehat
Apabila ikan yang ditebar berasal dari induk yang unggul dan sehat, maka diharapkan pertumbuhannya akan baik. Induk yang unggul dan sehat untuk ikan mas, misalnya, yaitu yang berasal dari strain majalaya.
4) Disukai oleh masyarakat dan mempunyai harga jual yang memuaskan
Menurut Khairuman dan Amri (2002), Beberapa jenis ikan yang cocok dipelihara di sawah diantaranya adalah ikan mas, tawes, nila, gurame, lele dumbo dan udang galah.Jenis ikan yang digunakan untuk mina padi pada lokasi penelitian menggunakan ikan nila dan ikan mas.
5. Biaya Produksi Usaha Tani
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi meliputi biaya untuk pembelian input-input dan jasa-jasa yang digunakan dalam satu kali proses produksi. Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung (Soekartawi, 1995).Jenis-jenis biaya produksi dapat digolongkan menjadi:
1) Biaya variabel, yaitu biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan produk yang dihasilkan.
2) Biaya tetap, yaitu biaya yang totalitasnya tetap walaupun produk yang dihasilkan berubah.
3) Biaya eksplisit, yaitu biaya yang secara nyata dibayarkan atau dikeluarkan selama proses produksi oleh petani untuk input yang berasal dari luar.
4) Biaya implisit, yaitu biaya faktor produksi milik petani sendiri yang diikutsertakan dalam proses produksi atau yang menghasilkan output.
Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan petani. Biaya ini didapat dari penjumlahan biaya tetap (TFC) dan biaya variabel(TVC), sehingga dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC =Total Cost (Total Biaya Produksi)
TFC =Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
TVC =Total Variabel Cost (Total Biaya Variabel)
6. Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil penjualan produk yang dihasilkan dikurangi dengan biaya eksplisit atau biaya yang benar – benar dikeluarkan (Soekartawi 1990).
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
NR = TR - TEC
TR = P x Q Keterangan :
NR = Net Return (Pendapatan)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
TEC = Total Eksplisit Cost (Total Biaya Eksplisit)
P = Harga per-satuan output
Q = Jumlah Output
7. Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya baik eksplisit maupun implicit (Soekartawi 1990). Secara umum keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Π = TR- TC
TC = TEC + TIC Keterangan :
Π = Keuntungan
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TEC = Total Exsplisit Cost (Total Biaya Eksplisit)
TIC = Total Implicit Cost (Total biaya implisit)
9. Kelayakan Usaha
Produktivitas dapat dilihat dengan berbagai cara tergantung untuk apa produktivitas dilihat. Menurut (Sinungan, 2003) produktivitas adalah rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap apa yang digunakan (input) untuk memperoleh hasil.Dapat pula diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa yaitu pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang dan jasa.
a) Return on Cost (R/C)
Analisis imbangan penerimaan dan biaya (analisis R/C) digunakan untuk dapat melihat berapa penerimaan yang diperoleh petani dari setiap rupiah yang telah dikeluarkan untuk usahataninya sebagai manfaat. Adapun rumus R/C sebagai berikut (Hernanto, 1991):
Kriteria keputusan yang digunakan untuk melihat hasil analisis R/C tersebut adalah sebagai berikut :
R/C ˃ 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan (missal R/C = 1,5 berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani akan mendatangkan penerimaan sebesar 1,5 rupiah).
R/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan (karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani akan mendatangkan penerimaan kurang dari satu rupiah)
b) Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut ( Soekartawi, 1990), faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses produksi adalah jumlah yang cukup bukan hanya dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan. Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara pendapatan dikurangi biaya implisit kecuali biaya tenaga kerja dalam keluarga dalam jumlah hari kerja orang dalam keluarga. Secara matematis
dapat ditulis :
Usahatani dapat dinyatakan layak jika nilai produktifitas tenaga kerja lebih besar dari upah yang berlaku didaerah penelitian, sedangkan jika dikatakan tidak layak dalam usahatani maka besarnya produktivitas tenaga kerja lebih kecil dari upah yang berlaku didaerah penelitian.
c) Produktivitas modal
Produktivitas modal adalah perbandingan antara pendapatan yang dikurangi biaya implisit (selain bunga modal milik sendiri) dengan biaya eksplisit dinyatakan dalam %. Secara matematis dapat ditulis :
Untuk dapat dikatakan layak dalam usahatani maka besarnya produktivitas modal harus lebih besar dari bunga tabunganbank yang berlaku, sedangkan jika dikatakan tidak layak dalam usahatani maka besarnya produktivitas modal lebih kecil dari bunga tabungan bank yang berlaku
R/C ˃ 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan (missal R/C = 1,5 berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani akan mendatangkan penerimaan sebesar 1,5 rupiah).
R/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan (karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani akan mendatangkan penerimaan kurang dari satu rupiah)
b) Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut ( Soekartawi, 1990), faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses produksi adalah jumlah yang cukup bukan hanya dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan. Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara pendapatan dikurangi biaya implisit kecuali biaya tenaga kerja dalam keluarga dalam jumlah hari kerja orang dalam keluarga. Secara matematis
dapat ditulis :
Usahatani dapat dinyatakan layak jika nilai produktifitas tenaga kerja lebih besar dari upah yang berlaku didaerah penelitian, sedangkan jika dikatakan tidak layak dalam usahatani maka besarnya produktivitas tenaga kerja lebih kecil dari upah yang berlaku didaerah penelitian.
c) Produktivitas modal
Produktivitas modal adalah perbandingan antara pendapatan yang dikurangi biaya implisit (selain bunga modal milik sendiri) dengan biaya eksplisit dinyatakan dalam %. Secara matematis dapat ditulis :
Untuk dapat dikatakan layak dalam usahatani maka besarnya produktivitas modal harus lebih besar dari bunga tabunganbank yang berlaku, sedangkan jika dikatakan tidak layak dalam usahatani maka besarnya produktivitas modal lebih kecil dari bunga tabungan bank yang berlaku
0 comments:
Post a Comment