Wednesday, March 14, 2018

BUDIDAYA IKAN NILA PADA TAMBAK AIR PAYAU DI PATI JATENG

March 14, 2018 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 5 comments
PENDAHULUAN
Beberapa program nasional telah ditetapkan untuk mendukung program industrialisasi perikanan. Pengembangan perikanan budidaya di Indonesia ke depan diharapkan dapat mendorong masyarakat perikanan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan dan daya saing produk perikanan budidaya secara berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi dan keunggulan komparatif. Pengembangan sumber daya perikanan yang sesuai dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang optimal dapat mengurangi permasalahan khususnya dalam pengembangan wilayah untuk budidaya dan kesempatan kerja serta berusaha bagi masyarakat yang tinggal di areal marjinal dalam kasus ini daerah pesisir.
Dalam upaya percepatan peningkatan produksi selain upaya perbaikan kualitas dari komoditaskomoditas yang dibudidayakan, juga dapat ditempuh melalui perluasan lahan budidaya, pemanfaatan lahan-lahan marjinal yang disesuaikan dengan kemampuan adaptasi dari komoditas yang dipelihara merupakan langkah bijaksana dalam proses ini.
Salah satu lahan marjinal yang berpotensi untuk peningkatan produksi di antaranya adalah lahanlahan tambak. Dalam rangka pengembangan kawasan budidaya ini, selain pembukaan lahan-lahan budidaya baru juga perlu mengoptimalkan lahan yang pada saat ini relatif kurang produktif seperti lahan tambak di sebagian besar pantai Utara Pulau Jawa. Tambak-tambak tersebut merupakan lahan bekas budidaya udang windu yang dalam waktu 10-15  tahun terakhir mengalami kegagalan panen dikarenakan terjadinya wabah penyakit pada usaha budidaya tersebut. Komoditas yang berpeluang dapat dipelihara pada kondisi tersebut antara lain ikan nila. Salah satu contoh adalah uji coba budidaya ikan nila di tambak di wilayah Pati menunjukkan indikasi yang positif dengan penebaran awal benih berukuran 20-30 g dapat dihasilkan ikan nila konsumsi dengan bobot 180-250  g dalam waktu 2  bulan. Demikian pula untuk teknik pembenihan dan pembesaran nila di tambak telah tersedia teknologinya (Anonim, 2010b; Bastiawan & Wahid, 2005).
Salah satu alternatif pilihan komoditas yang cocok dikembangkan di wilayah Kabupaten Pati adalah nila Salin pada tambak air payau, dikarenakan ikan ini dapat tumbuh dengan baik pada media perairan payau dan dari segi harga jual pada saat pemasaran hasil lebih mudah diterima di lokasi tersebut. Selain itu, pihak pemerintah daerah berupaya mencari solusi agar petani padi dapat beralih profesi menjadi pembudidaya ikan. Salah satu jenis ikan yang disukai masyarakat adalah ikan nila. Meskipun telah ada pembudidaya yang mencoba budidaya nila, namun masih bersifat penjajagan. Pembudidaya telah mencoba strain ikan nila GIFT, Nila Larasati , akan tetapi hasilnya belum memuaskan. Polikultur ikan Nila Larasati dengan bandeng telah dicoba di tambak. Dari aplikasi teknologi budidaya ikan nila salin di Pati diharapkan dapat dijadikan alternatif untuk wilayah lain.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memasyarakatkan teknologi budidaya ikan nila sebagai komoditas yang mampu tumbuh dengan baik di tambak kepada masyarakat pembudidaya ikan di Pati. Selain itu, juga mengintroduksikan teknik pembenihan nila tahan salinitas kepada UPT BBI Pati yang dibawah Dinas Kelautan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pati. Diharapkan bahwa sistem budidaya nila akan memberikan manfaat dengan meningkatnya produktivitas tambak di kabupaten Pati dan wilayah di sekitarnya. Selain itu, diharapkan BBI Pangkah dapat berfungsi sebagai produsen benih ikan nila yang adaptif di tambak untuk di distribusikan ke wilayah di sekitar Kabupaten Pati.
Benih yang digunakan diaklimatisasi sampai salinitas yang dibutuhkan. Aklimatisasi dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 5 ppt/hari.
Pembesaran ikan nila larasati di tambak
Persiapan tambak mencakup beberapa aspek, yaitu:
• Pengeringan, pengapuran, dan pemupukan tambak.
• Dosis pengapuran adalah 100 g/m2.
• Dosis pupuk organik adalah 500 g/m2 (berupa kotoran ayam) dan pupuk anorganik dengan dosis urea 20 g/m2 dan SP-36 10 g/m2.
Tambak bersalinitas (10-30 ppt)
•           Sebelumnya benih ikan diadaptasikan pada kondisi perairan yang bersalinitas sampai dengan 1030  ppt. Aklimatisasi dilakukan dengan salinitas 5 ppt/hari.
•           Luas kolam yang digunakan berukuran 2.600 m2, 1.500 m2, 1.300 m2, dan 600 m2. Luas total lahan yang digunakan adalah 6.000 m2.
Pakan ikan
•           Pakan berupa pakan alami dan pakan buatan (pelet).
•           Pakan alami disediakan melalui pemupukan dan pakan buatan yang digunakan berupa pakan komersial.
Penebaran Benih Ikan
•           Penebaran ikan dilakukan pada pagi hari.
•           Sebelum ditebar dilakukan aklimatisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
•           Padat tebar untuk pemeliharaan di tambak adalah 5 ekor/m2, Ukuran benih awal yang ditebar 5-7 cm/ekor.
Pemberian Pakan
•           Kandungan protein pakan sebesar 28%-30%.
•           Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari.
•           Jumlah pakan yang diberikan dihitung berdasarkan bobot total ikan dari setiap wadah pemeliharaan. Secara sederhana perhitungan pemberian pakan sebagai berikut: satu bulan pertama 5% dari bobot ikan, satu bulan kedua 4% dari bobot ikan dan bulan berikutnya 3% dari bobot ikan sampai dengan saat panen ikan.
Pemanenan
•           Untuk pemeliharaan di kolam tanah pemanenan melalui beberapa tahapan yaitu pertama dengan menggunakan jaring tarik dan sisanya kolam disurutkan.
•           Ikan yang dipanen kemudian ditampung dalam tempat yang mempunyai aliran air yang baik.
•           Pemberokan dilakukan sebelum ikan didistribusikan dalam keadaan hidup.
•           Proses pengangkutan ikan dilakukan pada pagi hari.
•           Pertumbuhan ikan nila dipantau setiap 2 minggu dengan cara dilakukan sampling sejumlah 50 ekor untuk setiap petakan tambak.
•           Analisis ekonomi yang digunakan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dari aplikasi ikan nila toleran salinitas di tambak yaitu analisis anggaran parsial (Swastika, 2004).
HASIL DAN BAHASAN
Pembenihan Ikan Nila Toleran Salinitas di Balai Benih Ikan Pangkah
Hasil kegiatan pembenihan ikan nila yang telah dilaksanakan di BBI Pangkah menghasilkan benih nila sejumlah 36.000 ekor dalam I siklus pemeliharaan yang berlangsung selama 45 hari. Jumlah induk yang dipijahkan sebanyak 45 ekor induk jantan dan 135 ekor induk betina dalam satu siklus produksi tersebut. Produksi benih sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.


Sumber: Data statistik Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Pati 2010 dan data hasil penelitian 2011*
Dari Tabel 1 terlihat bahwa produksi benih nila di BBI dalam satu siklus mampu mencapai 36.000 ekor dengan menggunakan induk nila toleran salinitas hasil perakitan BPPI Sukamandi. Jumlah produksi benih nila pada siklus ke-I yang dicapai itu baru memanfaatkan 180 ekor induk. Pada siklus ke-II produksi benih nila mencapai 25.000 ekor. Prediksi peningkatan produksi benih nila di BBI Pangkah dapat dilihat pada Gambar 2.
Predikisi peningkatan produksi benih nila di BBI Pangkah berdasarkan jumlah induk yang ditransfer sejumlah 800 ekor yang merupakan induk yang telah siap untuk dipijahkan. Kualitas induk yang diberikan relatif baik serta teknologi pembenihan yang diberikan telah teruji.
Pembesaran Ikan Nila Larasati di Tambak
Hasil yang telah dicapai selama 10 minggu pemeliharaan benih ikan nila di tambak menunjukkan hasil yang positif dalam mencapai pertumbuhan yang cepat. Peningkatan produktivitas ikan nila toleran salinitas dari Sukamandi telah mencapai 150% lebih tinggi dibandingkan dengan nila GIFT dengan pola budidaya konvensional. Perkembangan bobot ikan nila di tambak selama 10 minggu Aplikasi teknologi budidaya nila di tambak akan meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan, karena nilai ekonomi ikan nila cukup tinggi. Harga jual nila adalah Rp 11.000,-/kg dengan ukuran 67  ekor/kg. Dengan menggunakan benih nila yang adaptif di tambak, maka peningkatan pendapatan masyarakat dapat direalisasikan. Jika menggunakan komoditas bandeng, pembudidaya hanya memperoleh hasil sebesar Rp 11.220.000,-/ha/6 bulan. Namun dengan mengadopsi teknologi budidaya nila Larasati, maka nilai produksi yang diperoleh pembudidaya adalah sebesar Rp 45.576.000,-/ha/3 bulan. Hal ini berarti ada peningkatan nilai produksi dari budidaya nila sebesar Rp 34.356.000,-/ha/ 3  bulan. Hasil analisis anggaran secara parsial pada budidaya nila dapat dilihat pada Tabel  3.
Tabel. Analisis anggaran parsial usaha budidaya nila Larasati di tambak selama 3 bulan masa pemeliharaan
Komponen biaya dan pendapatan
Jumlah
A. Komponen biaya (Rp/6.000 m2/3 bulan) Tenaga kerja 3 orang x 90 hari x Rp 6.300,Bahan
-   Pakan (2.026 kg x Rp 6.250,-)
-   Benih nila (26.000 x Rp 50,-)
-   Alat perikanan
-   Pupuk cair (1,5 L x Rp 30.000,-)
-   Probiotik (5 botol x Rp 250.000,-)
-   Saponin (75 kg x Rp 7.500,-)
-   Kapur (2 karung x Rp 25.000,-)
Total biaya
1.701.000
        12.662.500
          1.300.000
384.000
               45.000
          1.250.000
             562.500
50.000
16.254.000
B. Komponen pendapatan
Penerimaan (2.486 kg @ Rp 11.000,-)
   27.346.000
C.    Keuntungan finansial
D.    R/C atas biaya total
   
11.752.500 1 , 75
Komponen biaya dan pendapatan      Jumlah
Menurut Swastika (2004), analisis anggaran parsial merupakan cara sederhana untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh oleh pembudidaya tanpa dibebani cara analisis yang rumit. Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa budidaya nila cukup menguntungkan, hal ini terlihat dari nilai R/C yang mencapai 1,75. Standar yang umum digunakan yaitu jika R/C lebih dari 1,0 maka usaha tersebut menguntungkan.
Program revitalisasi tambak di Desa Likupang II, Minahasa Utara dengan memanfaatkan nila merah ternyata juga berdampak positif terhadap pembudidaya di lokasi setempat. Dalam satu siklus produksi dapat dihasilkan break event point (BEP) harga sebesar Rp 11.631,-; dan BEP produksi 1.832 kg, serta benefit/cost mencapai 1,03. Meskipun keuntungan yang didapat belum terlalu besar, namun dari segi pemanfaatan tambak hasil ini cukup memuaskan (Mantau & Tirajah, 2008).
KESIMPULAN
Hasil aplikasi sistem budidaya nila Larasati yang toleran salinitas menunjukkan adanya peningkatan produksi tambak dari 1.020 ton/ha menjadi 4.143 ton/ha dalam waktu tiga bulan. Analisis anggaran parsial dari budidaya nila toleran salinitas di tambak tersebut menunjukkan R/C atas biaya total mencapai 1,75. Indikator ekonomi ini memperlihatkan bahwa inovasi sistem budidaya nila Larasati di tambak mampu meningkatkan produksi, dan dampak dari kondisi tersebut akan sangat mendukung program revitalisasi tambak di wilayah pantura.
Lies Emmawati Hadie*), Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi**), Sularto**), dan Wartono Hadie*)
*) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya
Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
E-mai: info@cria.indosat.net.id
**) Balai Penelitian Pemuliaan Ikan
Jl. Raya Sukamandi No. 2, Subang 41256
DAFTAR ACUAN
Anonim. 2008. Petunjuk teknis pembenihan dan pembesaran ikan nila (O. niloticus). http:// www.litbang.kkp.go.id/rica-maros/images/pdf/037/materi., 28 hlm.
Anonim. 2010. Statistik Perikanan Kabupaten Pati. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, 10  hlm.
Anonim. 2010. Budidaya nila di tambak Pandu Pati. http://www.radar-karawang.com/2010/05/ budidaya-ikan., 3  hlm.
Anonim.2011a. Industrilalisasi Perikanan butuh Sinergitas Pusat – Daerah. http://www.kkp.go.id/index/php/arsip/c/6476/wira usaha-perikanan-didorong
Anonim. 2011b. Standar operasional prosedur pembenihan dan pembesaran ikan nila. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan. Sukamandi, 4 hlm.
Bastiawan, D. & Wahid, A. 2005. Tehnik pembenihan nila GIFT secara massal dan pembesaran ikan nila merah di tambak. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor, 2 hlm.
Indarjo, A., Samidjan, Driristiyanto, Zaenuri, M., & Rachmawati, D. 2009. Kaji terap teknologi budidaya ikan nila GIFT di tambak sebagai upaya penanggulangan rawan gizi, kemiskinan pasca tsunami. Project report. Fakultas Perikanan dan Kelautan. UNDIP. Semarang. http://eprint.undip.ac.id/27852.
Mantau, Z. & Tirajah, S. 2008. Kajian pembesaran ikan nila merah dalam tambak di Desa Likupang II, Kabupaten Minahasa Utara http://saluargominut.blogspot.com/2008/01/kajian-pembesaran.
Swastika, D.K.S. 2004. Beberapa teknik analisis dalam penelitian dan pengkajian teknologi pertanian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 7(1): 90-103.

5 comments:

  1. Thanks for info jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2MBC6vZ

    ReplyDelete
  2. Mencari Situs Judi Taruhan Ayam Terpercaya?

    Tenang saja, kini Agen BOLAVITA menyediakan Judi Taruhan Ayam yang sangat lengkap yang bisa Anda coba daftar dan mainkan.

    Daftar sekarang untuk dapatkan bonus new member 10% dan bonus setiap harinya 5%.

    Minimal Deposit dan Withdraw adalah 50.000.

    Permainan ini bisa dimainkan dimana dan kapanpun juga, baik di pc/laptop atau Handphone.

    Daftar sekarang juga di www.bolavita.ltd !!!!

    Baca juga =
    1. Cara Membuat Akun dan Bermain di Situs S128
    2. Promo Promo BOLAVITA

    Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
    BBM : BOLAVITA / D8C363CA
    Whatsapp : +62812-2222-995
    Livechat 24 Jam

    ReplyDelete
  3. ayo bergabung dengan bolavita khusus new member lgsg di berikan 10%
    tanpa ribet dan masih banyak bonus2 lain nya
    semua di berikan tanpa ribet pelayanan terbaik 24 jam
    depo wd secepat kilat ^^ sabung ayam pilipin


    info lbh lanjut :
    WA: +628122222995

    ReplyDelete
  4. Dalam Merawat Mata Ayam Aduan Berbusa kita harus mengetahui dahulu gejala apa saja yang bisa terjadi pada penyakit ini.

    Mau tau gejalanya apasaja pada mata berbusa ini? Nah, hanya dari situs Tajen Online
    Akan ada di jelaskan secara detail tentunya.

    ReplyDelete