Thursday, August 25, 2016

MENGENAL IKAN MAS KOKI

August 25, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Maskoki, ikan “buntek” imut-imut yang mungil itu ternyata memiliki sejarah panjang sebelum menjadi bentuk unik seperti sekarang ini. Dengan cara alami mupun campur tangan manusia, terjadi mutasi dan persilangan beberapa kali yang bersifat menetap. Bentuk aneh yang dihasilkan justru menyebabkan ikan ini jadi favorit hobiis di seluruh dunia hingga saat ini.
sejarah ikan dewa, sejarah ikan gabus, sejarah ikan kering, sejarah ikan duyung, sejarah ikan cupang, sejarah ikan nila, sejarah ikan patin, sejarah ikan paus
crucian carp (Carassius carassius)
Konon nenek moyang maskoki adalah crucian carp (Carassius auratus), meskipun bila dilihat sekilas ikan tersebut amat berbeda penampilannya dengan maskoki saat ini. Jika maskoki berbentuk bundar dan cantik, sebaliknya tubuh crucian carp panjang mirip ikan mas yang banyak dipelihara di Indonesia.
Namun berdasarkan penelitian terhadap kromosom, para ahli sepakat mengatakan adanya hubungan erat antara kedua jenis ikan tersebut. Menurut mereka, crucian corp memang memiliki pertalian yang kuat dengan maskoki. Jadi yang pertama kali disebut goldfish adalah crucian corp, walaupun tak ada persamaan bentuk dengan maskoki. Dari ikan itulah nantinya diturunkan seluruh varietas maskoki dengan beragam bentuk dan warna.
1. Mutasi Secara Spontan
Sebenarnya tak ada catatan yang berhasil ditemukan mengenai mutasi yang terjadi mengenai mutasi yang terjadi pada crucian corp. namun mayoritas ahli menyatakan Cina adalah tempat pertama ditemukannya nenek moyang maskoki. Menurut perkiraan mereka, bentuk maskoki modern muncul lantaran crucian corp mengalami mutasi secara besar-besaran. Perubahan bentuk dan warn ikan terjadi melalui suatu proses evolusi secara spontan.
Kejadian tersebut diawali dengan ditemukannya pertama kali ikan ini di Negeri Cina pada tahun 800 – 1000. Ketika itu tampuk pemerintahan Cina dipegang Dinasti Sung (960 – 1279). Penemuan ikan tersebut terus berkembang sampai suatu saat muncul crucian corp berpenampilan aneh. Di Chiang Su Cheng dan Che Chiang Chen dua distrik yang terletak di Cina pertama kali dihasilkan ikan karper berwarna merah. Penampilan ikan ini cukup membuat geger distrik lantaran perbedaan warna dengan ikan umumnya.
Ada yang menduga mutasi berawal dari perubahan warna tubuh menjadi keemasan. Turunan yang berwarna merah keemasan ini disebut scarlet crucian. Proses perubahan, warna putih itu berlangsung berangsur-angsur. Mula-mula warna hitam berubah menjadi kuning berbintik-bintik. Selanjutnya seluruh tubuh yang telah berubah menjadi kuning, berganti lagi dengan warna oranye. Warna terakhir ini kemudian berubah jadi lebih tua hingga menjadi merah cerah.
Di samping warna, mutasi berlanjut pada sirip ekor. Sirip yang semula hanya terdiri satu lapis beralih menjadi lebih dari satu lapis, misalnya tiga atau empat lapis. Bentuk sirip juga mengalami perubahan, dari yang normal berganti menjadi bentuk mirip daun bunga ceri atau ekor merak.
Setelah mutasi secara spontan terjadi, penampilan crucian corp makin menarik minat masyarakat untuk mengembangbiakkannya. Lewat teknik kawinsilang antarindividu berlainan ras, terciptalah berbagai bentuk dan warna masa kini. Penampilannya yang indah dan lucu membuat ikan ini amat digemari sebagian masyarakat dunia sebagai hewan peliharaan. Akhirnya orang membedakannya dengan crucian corp. ikan maskoki terakhir ini diberi nama Carrasius carrasius varauratus.Untuk membedakan antara maskoki jantan dan betina tidaklah sulit. Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dipilih. Pertama dengan melihat bentuk organ reproduksinya dan kedua melalui tanda yang ada pada siripnya. Untuk mengenali perbedaan organ reproduksinya, maskoki harus ditangkap dan dibuat terlentang. Bila organ reproduksinya berbentuk oval dan kecil, maskoki tersebut berkelamin jantan. Namun, bila organ reproduksinya berbentuk bulat dan sedikit menonjol, dapat dipastikan maskoki berjenis kelamin betina. Adapun mengenali jenis kelamin melalui siripnya dengan memperhatikan sirip keseimbangan di bagian depan yang juga berfungsi sebagai sirip insang. Bila tulang siripnya besar dan pada bagian pangkalnya ada beberapa benjolan kecil berwarna putih maka dipastikan maskoki ini berjenis kelamin jantan karena betina tidak ada tanda tersebut. Tulang sirip insang jantan lebih tebal dibandingkan dengan tulang sirip insang betina.
Untuk mendapatkan calon induk yang berkualitas dapat dengan membeli dari peternak besar yang produksinya berkualitas baik. Sekalipun harganya mahal, tetapi kualitas anak yang dihasilkan memuaskan. Bila menghendaki yang berharga sedikit lebih murah maka pilihlah calon induk yang umurnya muda. Namun, tidak dianjurkan memilih induk yang diperjualbelikan di pedagang ikan hias karena biasanya induk tersebut sudah tidak produkif lagi, kurang subur, atau telurnya sulit menetas. Penyebabnya adalah umur induk sudah melampaui batas produktivitas atau induk pernah terserang penyakit pada organ reproduksinya. Menyilangkan dua strain yang berbeda tidak dianjurkan karena anak yang dlihasilkan tidak berkualitas dan sulit untuk dipasarkan. Namun, perkawinan silang dapat saja dilakukan dalam kurun waktu yang lama untuk menghasilkan bentuk tubuh yang lebih menarik atau variasi warna yang fantastik. Contoh perkawinan silang yang menghasilkan bentuk tubuh lebih menarik yaitu crown pearlscale atau maskoki mutiara jambul. Sementara contoh perkawinan silang yang menghasilkan variasi warna menawan yaitu panda dragon eyes atau maskoki owo hitam putih.
Maskoki sudah matang kelamin pada umur 5-6 bulan, tetapi telur yang dihasilkan berjumlah sedikit, berukuran kecil, dan burayaknya berkualitas rendah. Selain itu, burayak menjadi rentan terhadap serangan penyakit dan perkembangan tubuhnya lambat. Dengan demikian, umur maskoki yang ideal untuk dijadikan induk adalah 1,5-3,5 tahun agar burayak yang dihasilkan cepat besar dan tahan terhadap serangan penyakit. Untuk mengetahui maskoki betina sudah matang kelamin, perhatikan bentuk perut dan organ reproduksinya. Bila kloakanya tampak melebar, perut membesar, dan perut terasa lembek bila dipegang maka dapat dipastikan maskoki betina tersebut sudah matang kelamin dan siap bertelur. Sementara tanda maskoki jantan matang kelamin bila benjolan kecil berwarna putih pada sirip insang terlihat jelas.
Bentuk fisik calon induk yang baik harus sempuma. Tubuh induk ideal di antaranya bulat pendek, sirip punggung lebar dan berdiri tegak, serta ekor terbelah dua simetris sama lebar. Untuk strain yang berjambul, bentuk jambul harus besar, tinggi, dan berwarna cemerlang. Sementara untuk strain bufterfly, kedua mata hams seimbang sama besar, bentangan ekor harus lebar, dan belahan di ekor harus simetris sama besar. Lain halnya untuk strain ryukin, kepala harus kecil dan membentuk segitiga. Selain itu, sirip punggung harus tegak dan lebar, ekor hams panjang dengan belaban ekor simetris sama besar. Adapun untuk strain ranchu, jambul yang menyerupai brokoli harus menutupi seluruh muka. Selain itu, tubuh strain ranchu harus bulat gempal, punggung bungkuk, dan pangkal ekor tegak. Dengan mengetahui syarat-syarat tersebut, agaknya maskoki yang bertubuh cacat tidak baik untuk dijadikan induk.
Pemeliharaan yang terpisah juga memudahkan perawatan karena pakan yang diberikan untuk calon induk betina berlainan dengan calon induk jantan. Dalam pemeliharaan sepuluh ekor calon induk yang terdiri dan lima ekor calon induk betina dan lima ekor calon induk jantan dibutuhkan dua buah akuarium berukuran 100 cm x 70 cm x 50 cm. Sementara lamanya perawatan tergantung dan umur calon induk itu sendiri karena calon induk yang baik berumur minimal 1,5 tahun. Namun, bila hanya menunggu sampai matang kelamin, perawatan dilakukan selama 2-3 bulan.
Pakan yang baik untuk calon induk betina berupa jentik nyamuk (Mosquito larvacide) yang sudah disucihamakan. Sebagai pakan tambahan, berikan pelet yang mengandung mineral kalsium, protein minimal 30%, fiber 2%, dan vitamin (A, D3, B1, seita E). Untuk calon induk jantan dapat diberi cacing super (blood worm) segar dan pelet yang kandungannya sama untuk betina. Pemberian pakan sebaiknya diatur 5-6 kali sehari. Pagi hari pukul 06.30 diberikan pakan segar dengan jumlah sekali makan habis agar tidak tersisa. Selanjutnya, pukul 10.00 dan pukul 13.000 diberikan pelet dengan takaran sekali makan habis. Pemberian pelet diulangi lagi pada pukul 17.00 dengan takaran yang sama. Agar kebersihan air terjaga, setiap kali pemberian pakan tersebut sebaiknya kotoran dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, pakan diberikan lagi pada pukul 20.00 berupa pakan segar dalam jumlah yang lebih banyak sebagai persediaan jika maskoki lapar di malam hari.
Sumber :
Nurleli, 2011. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Ikan Maskoki. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 012/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
PUSTAKA:
Adijaya, S.Dian, “Agar Kemolekannya Dinikmati Lebih Lama”, Trubus, Agustus 2003.
_____________, “Merah Putih Corak Ranchu”, Trubus, Juli 2003
_____________, “Strain Terbaru dari Tirai Bambu”, Trubus, Agustus 2003.
Hisomudin, dkk., “Permasalahan Maskoki dan Solusinya”, Penebar Swadaya, 2003

Suyanto, S.Rachmatun, “Parasit Ikan dan Cara Pemberantasannya” (Jakarta : Pusat Penerbitan Yayasan Sosial Tani Membangun, 1981).

0 comments:

Post a Comment