Keberhasilan dalam proses budidaya rumput laut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemilihan bibit unggul. Bibit rumput laut yang digunakan dapat berasal dari bibit alam ataupun yang berasal dari hasil budidaya (murni). Dengan demikian untuk penyediaan bibit awal sebaiknya bibit diambil dari luar daerah dan untuk pengembangan selanjutnya, bibit-bibit tersebut dapat diadakan melalui perkembang biakan/pembibitan secara vegetatif maupun generatif.
BUDIDAYA EUCHEUMA
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut : pemilihan lokasi yang memenuhi persyaratan budidaya, penyediaan bibit yang baik dan cara pembibitan, metoda budidaya dan perawatan, panen, dan penyimpanan.
1. Pemilihan Lokasi Budidaya
Faktor utama menunjang keberhasilan budidaya rumput laut adalah pemilihan lokasi yang tepat. Pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan oleh kondisi ekologi setempat. Penentuan suatu lokasi harus disesuaikan dengan metode budidaya yang akan digunakan. Penentuan lokasi yang salah berakibat fatal bagi usaha budidaya rumput laut, karena laut yang dinamis tidak dapat diprediksi.
Dalam pemilihan lokasi untuk budidaya rumput laut, perlu dipertimbangkan faktor resiko, kemudahan (aksesibilitas) dan faktor ekologis. Faktor tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Untuk memperoleh lokasi tang baik untuk budidaya, pemilihan perlu dilakukan di beberapa lokasi.
A. Faktor Resiko
a. Masalah Keterlindungan; Untuk menghindari kerusakan secara fisik sarana budidaya maupun rumput laut dari pengaruh angin dan gelombang yang besar, maka diperlukan lokasi yang terlindung. Lokasi yang terlindung biasanya didapatkan di perairan teluk atau perairan terbuka tetapi terlindung oleh adanya penghalang atau pulau di depannya.
b. Masalah Keamanan; Masalah pencurian dan perbuatan sabotase mungkin dapat dialami, sehingga upaya pendekatan kepada beberapa pemilik usaha lain atau menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar, perlu dilakukan.
c. Masalah Konflik Kepentingan.; Beberapa kegiatan perikanan (kegiatan penangkapan ikan, pengumpul ikan hias) dan kegiatan lain (pariwisata, perhubungan laut, industri, taman nasional laut) dapat berpengaruh terhadap aktivitas usaha rumput laut dan dapat mengganggu beberapa sarana rakit.
B. Faktor Kemudahan
Pemilik usaha budidaya rumput laut cenderung memilih lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal, sehingga kegiatan monitoring dan penjagaan keamanan dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian lokasi diharapkan berdekatan dengan sarana jalan, karena akan mempermudah dalam pengangkutan bahan, sarana budidaya, bibit, dan hasil panen. Hal tersebut akan mengurangi biaya pengangkutan.
C. Faktor Ekologis
Parameter ekologis yang perlu diperhatikan antara lain : arus, kondisi dasar perairan, kedalaman, salinitas, kecerahan, pencemaran, dan ketersediaan bibit dan tenaga kerja yang terampil.
a. Arus; Rumput laut merupakan organisma yang memperoleh makanan melalui aliran air yang melewatinya. Gerakan air yang cukup akan menghindari terkumpulnya kotoran pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya fluktuasi yang besar terhadap salinitas maupun suhu air. Suhu yang baik untuk pertumbuhan rumput laut berkisar 20 – 28o. Arus dapat disebabkan oleh arus pasang surut. Besarnya kecepatan arus yang baik antara : 20 – 40 cm/detik. Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik biasanya ditumbuhi karang lunak dan padang lamun yang bersih dari kotoran dan miring ke satu arah.
b. Kondisi Dasar Perairan; Perairan yang mempunyai dasar pecahan-pecahan karang dan pasir kasar, dipandang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii. Kondisi dasar perairan yang demikian merupakan petunjuk adanya gerakan air yang baik, sedangkan bila dasar perairan yang terdiri dari karang yang keras, menunjukkan dasar itu terkena gelombang yang besar dan bila dasar perairan terdiri dari lumpur, menunjukkan gerakan air yang kurang.
c. Kedalaman Air; Kedalaman perairan yang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii adalah 30 – 60 cm pada waktu surut terendah untuk (lokasi yang ber arus kencang) metoda lepas dasar, dan 2 – 15 m untuk metoda rakit apung, metode rawai (long-line) dan sistem jalur. Kondisi ini untuk menghindari rumput laut mengalami kekeringan dan mengoptimalkan perolehan sinar matahari.
d. Salinitas; Eucheuma cotonii (sinonim: Kappaphycus alvarezii) adalah alga laut yang bersifat stenohaline, relatif tidak tahan terhadap perbedaan salinitas yang tinggi. Salinitas yang baik berkisar antara 28 – 35 ppt dengan nilai optimum adalah 33 ppt. Untuk memperoleh perairan dengan salinitas demikian perlu dihindari lokasi yang berdekatan dengan muara sungai.
e. Kecerahan; Rumput laut memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi guna pembentukan bahan organik yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangannya yang normal. Kecerahan perairan yang ideal lebih dari 1 (satu) m. Air yang keruh biasanya mengandung lumpur yang dapat menghalangi tembusnya cahaya matahari di dalam air, sehingga kotoran dapat menutupi permukaan thallus, yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
f. Pencemaran; Lokasi yang telah tercemar oleh limbah rumah tangga, industri, maupun limbah kapal laut harus dihindari.
g. Ketersediaan Bibit; Lokasi yang terdapat stock alami rumput laut yang akan dibudidaya, merupakan petunjuk lokasi tersebut cocok untuk usaha rumput laut. Apabila tidak terdapat sumber bibit dapat memperolehnya dari lokasi lain. Pada lokasi dimana Eucheuma cottonii bisa tumbuh, biasanya terdapat pula jenis lain seperti Gracilaria dan Sargassum.
h. Tenaga Kerja; Dalam memilih tenaga kerja yang akan ditempatkan di lapangan sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi budidaya, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan sekaligus menghemat biaya transportasi.
2. Penyediaan Bibit
Bibit sebaiknya dipilih dari tanaman yang masih segar yang dapat diperoleh dari tanaman rumput laut yang tumbuh secara alami maupun dari tanaman budidaya.
Penyediaannya segera dilakukan setelah konstruksi rakit kegiatan budidaya telah terpasang dan sumber bibit telah tersedia. Bibit yang digunakan berupa stek, harus baru, serta masih muda dan banyak cabang.
• Kriteria Bibit :
Dalam penyediaan bibit sebaiknya diseleksi bibit yang baik dari hasil panen dengan ciri-ciri : (a). Bercabang banyak, rimbun dan runcing (b). Tidak terdapat bercak dan terkelupas (c). Warna spesifik (cerah). (d). Umur 25 – 35 hari. Berat bibit yang ditanam adalah antara 50 – 100 gram per rumpun dan (e). Tidak terkena penyakit ice-ice.
• Penanganan Bibit :
Yang harus diperhatikan dalam membawa bibit agar tidak terjadi kerusakan selama dalam perjalanan adalah :
Bibit harus tetap dalam keadaan basah/lembab selama dalam perjalanan
Tidak terkena air tawar atau hujan
Tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain
Jauh dari sumber panas seperti mesin kendaraan dan lainnya
Tidak terkena sinar matahari.
CIRI – CIRI BIBIT YANG BAIK
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal, bibit rumput laut yang digunakan harus berkualitas. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit dengan kriteria sebagai berikut:
Thallus rumput laut secara morfologis bersih dan segar (ditandai dengan thallus yang keras dan berwarna cerah).
Umur 25 – 35 hari.
Bebas dari penyakit (tidak terdapat bercak, tidak terkelupas, warna spesifik cerah).
Thallus memiliki cabang yang banyak, rimbun dan berujung agak runcing.
Bibit seragam dan tidak tercampur dengan jenis lain.
Berat bibit awal sebaiknya seragam 50 – 100 gr per ikatan.
Bibit rumput laut dapat berasal dari stok alam atau dari hasil budidaya. Keuntungan bila bibit berasal dari stok alam adalah di samping mudah pengadaannya, juga cocok dengan persyaratan pertumbuhan secara alami. Sedangkan kerugiannya adalah bibit sering tercampur dengan jenis rumput laut lain. Bibit yang berasal dari hasil budidaya lebih murni karena hanya terdiri dari satu jenis rumput laut, tetapi bermasalah dalam hal mendatangkannya.
CIRI-CIRI BIBIT YANG BAIK
Mengingat kualitas dan kuantitas produksi rumput laut ditentukan oleh bibit, maka pemilihan bibit ini harus dilakukan secara cermat. Bibit tanaman harus muda, bersih, dan segar agar memberikan pertumbuhan yang optimum. Bibit yang baik berasal dari tanaman induk yang sehat, segar, dan bebas dari jenis lain. Tanaman induk yang sehat dipilih dari hasil budidaya bukan dari stok alam.
PENGADAAN BIBIT
Pengadaan bibit ini dapat dengan memanfaatkan sifat-sifat reproduksi vegetatif dan generatif.
Vegetatif
Ambil bagian ujung-ujungnya dan potong kira-kira sepanjang 10 - 20 cm. Dipilih bagian ujung tanaman karena bagian ini terdiri dari sel dan jaringan muda sehingga akan memberikan pertumbuhan yang optimal.
Ada juga petani/nelayan yang tidak perlu susah-susah mengadakan bibit. Mereka mendapatkan tanaman baru dari sisa panen yang ditinggalkan di tempat budidaya. Jadi, mereka memungut hasil dengan cara memotong rumput laut tanpa membuka ikatan. Dan menyisakan bagian tanaman tetap dalam ikatan di lokasi budidaya. Akan tetapi, cara ini akan didapat keraginan yang lebih sedikit karena bibit berasal dari tanaman tua.
Generatif
Di samping kedua cara di atas, ada cara lain dalam pengadaan bibit ini, yaitu dengan memanfaatkan sifat reproduksi generatif tanaman. Mula-mula dipilih tanaman dewasa yang sehat dan segar. Tempatkan tanaman ini dalam bak yang berisi air laut dan kulit kerang, balik semen, jaring, atau benda padat lain yang dapat berfungsi sebagai bahan substrat. Dari tanaman ini akan keluar spora yang selanjutnya menempel pada substrat. Setelah spora menjadi tanaman kecil, maka substrat harus dipindahkan ke lokasi budidaya.
JUMLAH BIBIT YANG DIPERLUKAN
Bila sumber perolehan bibit sudah ada dan konstruksi untuk budidaya sudah siap di lokasi budidaya, maka bibit harus sudah tersedia dan siap ditanam. Bibit yang disediakan harus cukup, sesuai dengan luas areal budidaya.
Untuk metode lepas dasar, luas tiap petakan budidaya adalah satu are (100 m2) dengan bibit sekitar 240 kg. Sementara untuk metode rakit, rakit berukuran 2,5 X 5 m2 memerlukan bibit sekitar 30 kg. Sedangkan budidaya rumput laut di tambak setiap hektarnya memerlukan bibit Gracilaria antara 800 - 1000 kg.
PERLAKUAN DAN PENGANGKUTAN BIBIT
Bila di daerah sekitar lokasi budidaya tidak terdapat sumber bibit, maka kita harus mendatangkannya dari daerah lain. Untuk menjaga agar kondisi rumput laut tetap segar diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu.
Pengangkutan bibit dari lokasi sumber ke lokasi budidaya dapat dilakukan dengan cara pengepakan. Bibit rumput laut disusun dalam kantong plastik secara berselang-seling dengan spons, atau kain, atau kapas yang telah dibasahi air laut. Agar bibit tidak rusak, penyusunan ini jangan dipadatkan. Ikat bagian atas plastik bila sudah penuh, dan buat lubang pada bagian ini dengan cara menusuk-nusukkan jarum. Masukkan plastik ke dalam kotak. Akhirnya bibit siap diangkut lewat darat atau udara. Sedangkan pengangkutan rumput laut dengan perahu atau sampan cukup disimpan di dasar perahu, dan ditutup. Perlakuan seperti itu dimaksudkan agar selama dalam perjalanan bibit tetap lembap atau basah, terhindar dari panas matahari langsung dan panas mesin, tidak terkena air tawar dan air hujan, bibit selalu mendapat sirkulasi udara, serta bibit tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain.
CARA PENGEPAKAN BIBIT RUMPUT LAUT
Siapkan kantong plastic lebar sesuai dengan potongan-potongan bibit yang akan dibudidayakan.
Susun bibit rumput laut ke dalam kantong plastic tanpa dipadatkan agar bibit tidak rusak, kemudian ikat bagian atas kantong plastic dengan tali.
Buatlah lubang pada bagian atasnya dengan menggunakan jarum.
Masukkan kantong plastic ke dalam kotak karton yang telah disediakan.
CARA PENGANGKUTAN BIBIT
Bibit dimasukkan dalam karung / styro foam.
Hindarkan dari terkena matahari secara langsung.
Tidak terkena minyak atau kotoran lain.
Tidak terkena air tawar / hujan.
Jauh dari sumber panas, seperti mesin mobil.
Pada dasarnya, perlakuan pengepakan dan pengangkutan ini dimaksudkan agar selama dalam perjalanan bibit tetap lembab atau basah dan tidak layu, dan terhindar dari hal-hal yang dapat merusak kualitas bibit. Oleh karena itu, apabila proses pengangkutan rumput laut dengan perahu atau sampan, maka bibit cukup disimpan di dasar perahu, dan ditutup.
BUDIDAYA EUCHEUMA
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut : pemilihan lokasi yang memenuhi persyaratan budidaya, penyediaan bibit yang baik dan cara pembibitan, metoda budidaya dan perawatan, panen, dan penyimpanan.
1. Pemilihan Lokasi Budidaya
Faktor utama menunjang keberhasilan budidaya rumput laut adalah pemilihan lokasi yang tepat. Pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan oleh kondisi ekologi setempat. Penentuan suatu lokasi harus disesuaikan dengan metode budidaya yang akan digunakan. Penentuan lokasi yang salah berakibat fatal bagi usaha budidaya rumput laut, karena laut yang dinamis tidak dapat diprediksi.
Dalam pemilihan lokasi untuk budidaya rumput laut, perlu dipertimbangkan faktor resiko, kemudahan (aksesibilitas) dan faktor ekologis. Faktor tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Untuk memperoleh lokasi tang baik untuk budidaya, pemilihan perlu dilakukan di beberapa lokasi.
A. Faktor Resiko
a. Masalah Keterlindungan; Untuk menghindari kerusakan secara fisik sarana budidaya maupun rumput laut dari pengaruh angin dan gelombang yang besar, maka diperlukan lokasi yang terlindung. Lokasi yang terlindung biasanya didapatkan di perairan teluk atau perairan terbuka tetapi terlindung oleh adanya penghalang atau pulau di depannya.
b. Masalah Keamanan; Masalah pencurian dan perbuatan sabotase mungkin dapat dialami, sehingga upaya pendekatan kepada beberapa pemilik usaha lain atau menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar, perlu dilakukan.
c. Masalah Konflik Kepentingan.; Beberapa kegiatan perikanan (kegiatan penangkapan ikan, pengumpul ikan hias) dan kegiatan lain (pariwisata, perhubungan laut, industri, taman nasional laut) dapat berpengaruh terhadap aktivitas usaha rumput laut dan dapat mengganggu beberapa sarana rakit.
B. Faktor Kemudahan
Pemilik usaha budidaya rumput laut cenderung memilih lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal, sehingga kegiatan monitoring dan penjagaan keamanan dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian lokasi diharapkan berdekatan dengan sarana jalan, karena akan mempermudah dalam pengangkutan bahan, sarana budidaya, bibit, dan hasil panen. Hal tersebut akan mengurangi biaya pengangkutan.
C. Faktor Ekologis
Parameter ekologis yang perlu diperhatikan antara lain : arus, kondisi dasar perairan, kedalaman, salinitas, kecerahan, pencemaran, dan ketersediaan bibit dan tenaga kerja yang terampil.
a. Arus; Rumput laut merupakan organisma yang memperoleh makanan melalui aliran air yang melewatinya. Gerakan air yang cukup akan menghindari terkumpulnya kotoran pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya fluktuasi yang besar terhadap salinitas maupun suhu air. Suhu yang baik untuk pertumbuhan rumput laut berkisar 20 – 28o. Arus dapat disebabkan oleh arus pasang surut. Besarnya kecepatan arus yang baik antara : 20 – 40 cm/detik. Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik biasanya ditumbuhi karang lunak dan padang lamun yang bersih dari kotoran dan miring ke satu arah.
b. Kondisi Dasar Perairan; Perairan yang mempunyai dasar pecahan-pecahan karang dan pasir kasar, dipandang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii. Kondisi dasar perairan yang demikian merupakan petunjuk adanya gerakan air yang baik, sedangkan bila dasar perairan yang terdiri dari karang yang keras, menunjukkan dasar itu terkena gelombang yang besar dan bila dasar perairan terdiri dari lumpur, menunjukkan gerakan air yang kurang.
c. Kedalaman Air; Kedalaman perairan yang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii adalah 30 – 60 cm pada waktu surut terendah untuk (lokasi yang ber arus kencang) metoda lepas dasar, dan 2 – 15 m untuk metoda rakit apung, metode rawai (long-line) dan sistem jalur. Kondisi ini untuk menghindari rumput laut mengalami kekeringan dan mengoptimalkan perolehan sinar matahari.
d. Salinitas; Eucheuma cotonii (sinonim: Kappaphycus alvarezii) adalah alga laut yang bersifat stenohaline, relatif tidak tahan terhadap perbedaan salinitas yang tinggi. Salinitas yang baik berkisar antara 28 – 35 ppt dengan nilai optimum adalah 33 ppt. Untuk memperoleh perairan dengan salinitas demikian perlu dihindari lokasi yang berdekatan dengan muara sungai.
e. Kecerahan; Rumput laut memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi guna pembentukan bahan organik yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangannya yang normal. Kecerahan perairan yang ideal lebih dari 1 (satu) m. Air yang keruh biasanya mengandung lumpur yang dapat menghalangi tembusnya cahaya matahari di dalam air, sehingga kotoran dapat menutupi permukaan thallus, yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
f. Pencemaran; Lokasi yang telah tercemar oleh limbah rumah tangga, industri, maupun limbah kapal laut harus dihindari.
g. Ketersediaan Bibit; Lokasi yang terdapat stock alami rumput laut yang akan dibudidaya, merupakan petunjuk lokasi tersebut cocok untuk usaha rumput laut. Apabila tidak terdapat sumber bibit dapat memperolehnya dari lokasi lain. Pada lokasi dimana Eucheuma cottonii bisa tumbuh, biasanya terdapat pula jenis lain seperti Gracilaria dan Sargassum.
h. Tenaga Kerja; Dalam memilih tenaga kerja yang akan ditempatkan di lapangan sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi budidaya, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan sekaligus menghemat biaya transportasi.
2. Penyediaan Bibit
Bibit sebaiknya dipilih dari tanaman yang masih segar yang dapat diperoleh dari tanaman rumput laut yang tumbuh secara alami maupun dari tanaman budidaya.
Penyediaannya segera dilakukan setelah konstruksi rakit kegiatan budidaya telah terpasang dan sumber bibit telah tersedia. Bibit yang digunakan berupa stek, harus baru, serta masih muda dan banyak cabang.
• Kriteria Bibit :
Dalam penyediaan bibit sebaiknya diseleksi bibit yang baik dari hasil panen dengan ciri-ciri : (a). Bercabang banyak, rimbun dan runcing (b). Tidak terdapat bercak dan terkelupas (c). Warna spesifik (cerah). (d). Umur 25 – 35 hari. Berat bibit yang ditanam adalah antara 50 – 100 gram per rumpun dan (e). Tidak terkena penyakit ice-ice.
• Penanganan Bibit :
Yang harus diperhatikan dalam membawa bibit agar tidak terjadi kerusakan selama dalam perjalanan adalah :
Bibit harus tetap dalam keadaan basah/lembab selama dalam perjalanan
Tidak terkena air tawar atau hujan
Tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain
Jauh dari sumber panas seperti mesin kendaraan dan lainnya
Tidak terkena sinar matahari.
CIRI – CIRI BIBIT YANG BAIK
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal, bibit rumput laut yang digunakan harus berkualitas. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit dengan kriteria sebagai berikut:
Thallus rumput laut secara morfologis bersih dan segar (ditandai dengan thallus yang keras dan berwarna cerah).
Umur 25 – 35 hari.
Bebas dari penyakit (tidak terdapat bercak, tidak terkelupas, warna spesifik cerah).
Thallus memiliki cabang yang banyak, rimbun dan berujung agak runcing.
Bibit seragam dan tidak tercampur dengan jenis lain.
Berat bibit awal sebaiknya seragam 50 – 100 gr per ikatan.
Bibit rumput laut dapat berasal dari stok alam atau dari hasil budidaya. Keuntungan bila bibit berasal dari stok alam adalah di samping mudah pengadaannya, juga cocok dengan persyaratan pertumbuhan secara alami. Sedangkan kerugiannya adalah bibit sering tercampur dengan jenis rumput laut lain. Bibit yang berasal dari hasil budidaya lebih murni karena hanya terdiri dari satu jenis rumput laut, tetapi bermasalah dalam hal mendatangkannya.
CIRI-CIRI BIBIT YANG BAIK
Mengingat kualitas dan kuantitas produksi rumput laut ditentukan oleh bibit, maka pemilihan bibit ini harus dilakukan secara cermat. Bibit tanaman harus muda, bersih, dan segar agar memberikan pertumbuhan yang optimum. Bibit yang baik berasal dari tanaman induk yang sehat, segar, dan bebas dari jenis lain. Tanaman induk yang sehat dipilih dari hasil budidaya bukan dari stok alam.
PENGADAAN BIBIT
Pengadaan bibit ini dapat dengan memanfaatkan sifat-sifat reproduksi vegetatif dan generatif.
Vegetatif
Ambil bagian ujung-ujungnya dan potong kira-kira sepanjang 10 - 20 cm. Dipilih bagian ujung tanaman karena bagian ini terdiri dari sel dan jaringan muda sehingga akan memberikan pertumbuhan yang optimal.
Ada juga petani/nelayan yang tidak perlu susah-susah mengadakan bibit. Mereka mendapatkan tanaman baru dari sisa panen yang ditinggalkan di tempat budidaya. Jadi, mereka memungut hasil dengan cara memotong rumput laut tanpa membuka ikatan. Dan menyisakan bagian tanaman tetap dalam ikatan di lokasi budidaya. Akan tetapi, cara ini akan didapat keraginan yang lebih sedikit karena bibit berasal dari tanaman tua.
Generatif
Di samping kedua cara di atas, ada cara lain dalam pengadaan bibit ini, yaitu dengan memanfaatkan sifat reproduksi generatif tanaman. Mula-mula dipilih tanaman dewasa yang sehat dan segar. Tempatkan tanaman ini dalam bak yang berisi air laut dan kulit kerang, balik semen, jaring, atau benda padat lain yang dapat berfungsi sebagai bahan substrat. Dari tanaman ini akan keluar spora yang selanjutnya menempel pada substrat. Setelah spora menjadi tanaman kecil, maka substrat harus dipindahkan ke lokasi budidaya.
JUMLAH BIBIT YANG DIPERLUKAN
Bila sumber perolehan bibit sudah ada dan konstruksi untuk budidaya sudah siap di lokasi budidaya, maka bibit harus sudah tersedia dan siap ditanam. Bibit yang disediakan harus cukup, sesuai dengan luas areal budidaya.
Untuk metode lepas dasar, luas tiap petakan budidaya adalah satu are (100 m2) dengan bibit sekitar 240 kg. Sementara untuk metode rakit, rakit berukuran 2,5 X 5 m2 memerlukan bibit sekitar 30 kg. Sedangkan budidaya rumput laut di tambak setiap hektarnya memerlukan bibit Gracilaria antara 800 - 1000 kg.
PERLAKUAN DAN PENGANGKUTAN BIBIT
Bila di daerah sekitar lokasi budidaya tidak terdapat sumber bibit, maka kita harus mendatangkannya dari daerah lain. Untuk menjaga agar kondisi rumput laut tetap segar diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu.
Pengangkutan bibit dari lokasi sumber ke lokasi budidaya dapat dilakukan dengan cara pengepakan. Bibit rumput laut disusun dalam kantong plastik secara berselang-seling dengan spons, atau kain, atau kapas yang telah dibasahi air laut. Agar bibit tidak rusak, penyusunan ini jangan dipadatkan. Ikat bagian atas plastik bila sudah penuh, dan buat lubang pada bagian ini dengan cara menusuk-nusukkan jarum. Masukkan plastik ke dalam kotak. Akhirnya bibit siap diangkut lewat darat atau udara. Sedangkan pengangkutan rumput laut dengan perahu atau sampan cukup disimpan di dasar perahu, dan ditutup. Perlakuan seperti itu dimaksudkan agar selama dalam perjalanan bibit tetap lembap atau basah, terhindar dari panas matahari langsung dan panas mesin, tidak terkena air tawar dan air hujan, bibit selalu mendapat sirkulasi udara, serta bibit tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain.
CARA PENGEPAKAN BIBIT RUMPUT LAUT
Siapkan kantong plastic lebar sesuai dengan potongan-potongan bibit yang akan dibudidayakan.
Susun bibit rumput laut ke dalam kantong plastic tanpa dipadatkan agar bibit tidak rusak, kemudian ikat bagian atas kantong plastic dengan tali.
Buatlah lubang pada bagian atasnya dengan menggunakan jarum.
Masukkan kantong plastic ke dalam kotak karton yang telah disediakan.
CARA PENGANGKUTAN BIBIT
Bibit dimasukkan dalam karung / styro foam.
Hindarkan dari terkena matahari secara langsung.
Tidak terkena minyak atau kotoran lain.
Tidak terkena air tawar / hujan.
Jauh dari sumber panas, seperti mesin mobil.
Pada dasarnya, perlakuan pengepakan dan pengangkutan ini dimaksudkan agar selama dalam perjalanan bibit tetap lembab atau basah dan tidak layu, dan terhindar dari hal-hal yang dapat merusak kualitas bibit. Oleh karena itu, apabila proses pengangkutan rumput laut dengan perahu atau sampan, maka bibit cukup disimpan di dasar perahu, dan ditutup.
ituBola - Situs Judi Bola Online | Sportsbook Terlengkap & Terpercaya
ReplyDeleteSitus Judi Online Sportsbook Terpercaya, Terbaik serta Berlisensi di Indonesia. Menyediakan berbagai macam permainan Sportsbook Terlengkap.
Cukup 1 User id untuk bermain semua taruhan Permainan Meliputi :
- Sportsbook Terlengkap
• Sepak Bola
• BasketBall
• Esports
• Dan Lainnya
Menang Lebih Mudah Disini Serta Dapatkan Juga :
=> Bonus Cashback 5% (Yang dibagikan setiap Hari Seninnya).
=> Pelayanan Terbaik Dengan Customer Service 24 Jam Nonstop.
Deposit Bisa Melalui :
=> Via Bank Lokal Indonesia.
=> Via OVO, GOPAY, PULSA Telkomsel & XL/Axis Atau E-Payment Lainnya.
• Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw 50,000
• Proses Deposit & Withdraw Tercepat
Untuk Pendaftaran Hubungi Kontak Kami:
- LINE : itubola757
- WHATSAPP : +85517696120
- LIVE CHAT : ituBola