Thursday, October 1, 2015

PENYU SISIK (Eretmochelys imbricata) JENIS YANG TERANCAM PUNAH

October 01, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) adalah jenis penyu terancam punah yang tergolong dalam familia Cheloniidae. Penyu ini adalah satu-satunya spesiesdalam genusnya. Spesies ini memiliki persebaran di seluruh dunia, dengan dua subspesies terdapat di Atlantik dan Pasifik. E. imbricata imbricata adalah subspesies di Atlantik, sedangkan E. imbricata bissa adalah subspesies di wilayah Indo-Pasifik.
Penampilan penyu sisik mirip dengan penyu lainnya. Penyu ini umumnya memiliki bentuk tubuh yang datar, dengan sebuah karapaks sabagai pelindung, dan sirip menyerupai lengan yang beradaptasi untuk berenang di samudra terbuka. Perbedaan E. imbricata dari penyu lainnya yang sangat mudah dibedakan adalah paruhnya yang melengkung dengan bibir atas yang menonjol, dan tampilan pinggiran cangkangnya yang seperti gergaji. Cangkang penyu sisik dapat berubah warna, sesuai dengan temperatur air. Walaupun penyu ini menghabiskan separuh hidupnya di samudra terbuka, sesekali mereka juga mendatangi laguna yang dangkal dan terumbu karang.
Praktik memancing yang dilakukan oleh manusia menyebabkan populasi E. imbricata terancam kepunahan. World Conservation Union mengklasifikasikan penyu sisik sebagai spesies kritis.Cangkang penyu sisik adalah sumber utama dari material cangkang kura-kura yang digunakan untuk bahan dekorasi atau hiasan. Convention on International Trade in Endangered Species melarang penangkapan dan penjualan penyu sisik maupun produk-produk yang berasal darinya.
Anatomi dan morfologi
E. imbricata memiliki tampilan menyerupai kura-kura laut. Seperti anggota keluarganya yang lain, penyu tersebut memiliki bentuk tubuh yang datar dan sirip seperti lengan yang beradaptasi untuk berenang.
Pinggiran karapaks yang bergerigi dan skat-skat yang saling tumpang tindih bisa ditemukan pada individu ini
Rata-rata penyu sisik dewasa diketahui dapat tumbuh sampai sepanjang 1 m (3 ft) dan berat sekitar 80 kg (180 lb). Penyu sisik terbesar yang pernah ditangkap memiliki berat 127 kg (280 lb).[4] Cangkang penyu, atau karapaks, memiliki susunan latar belakang kuning dengan kombinasi garis-garis terang dan gelap yang tak beraturan yang didominasi oleh warna hitam dan bintik-bintik berwarna cokelat yang memancar ke arah samping.[5]
Terdapat beberapa karakteristik penyu sisik yang membedakannya dari spesies penyu lainnya. Salah satunya adalah bentuk kepala yang memanjang dan meruncing serta memiliki sebuah paruh yang menyerupai mulut (seperti itulah nama umum yang diberikan), dan paruhnya lebih tajam dan menonjol ketimbang yang lainnya. Lengan penyu sisik memiliki dua cakar yang terlihat pada setiap sirip.
Paruh penyu sisik dilihat dari jarak dekat
Salah satu karakteristik penyu sisik yang sangat mudah terlihat adalah susunan skat yang menghiasi karapaksnya. Seperti halnya penyu lainnya, karapaks pada penyu sisik memiliki lima skat tengah dan empat pasang skat lateral, dengan bagian belakang skat yang saling tumpang tindih sedemikian rupa sehingga pinggiran belakang karapaksnya terlihat bergerigi, mirip dengan tepi gergaji atau pisau bistik. Karapaks penyu tersebut diketahui dapat mencapai panjang 1 m (3 kaki).
Pasir yang dilalui penyu sisik membentuk pola asimetris, karena mereka merangkak di atas tanah dengan cara berjalan alternatif. Berbeda dengan penyu hijau danpenyu belimbing yang merangkak secara simetris.[7][8]
Karena memakan cnidaria yang berbisa, daging penyu sisik mengandung racun.
Persebaran
Penyu sisik dapat ditemukan di beberapa tempat yang umumnya berada di daerah tropis Samudra Hindia, Pasifik, danAtlantik. Dari seluruh spesies penyu, E. imbricata adalah satu-satunya spesies yang paling terikat dengan perairan tropis yang hangat. Dua subpopulasi utama yang diketahui adalah subpopulasi Atlantik dan Indo-Pasifik.[10]
Peta dunia ini menunjukan concentrated tempat sarang di Karibia dan pesisir timur laut Amerika Selatan. Tempat lainnya berada di sepanjang kepulauan Pasifik selatan, dengan konsentrasi lainnya di Laut Merah dan Teluk Persia, pesisir timur Tiongkok, pesisir tenggara Afrika dan Indonesia.
Model lainnya dari kemungkinan distribusi E. imbricata: Lingkaran merah menunjukan tempat sarang utama yang diketahui. Lingkaran kuning adalah tempat sarang minor.
Subpopulasi Atlantik
Foto penyu berenang dengan memanjangkan siripnya
Seekor penyu sisik di Saba, Antilles Belanda
Di Atlantik, rentang populasi penyu sisik berada di barat Teluk Meksiko dan tenggara Tanjung Harapan di Afrika Selatan.[10][11][12] Mereka hidup di lepas pantaiBrasil (khususnya Bahia) hingga selatan Florida dan perairan lepas Virginia.[4]Sebaran spesies tersebut dapat meluas hingga bagian utara Long Island Sounddan Massachusetts[13] di bagian barat Atlantik dan perairan dingin Selat Inggris di bagian timur (penampakan spesies paling utara sampai saat ini).
Di Karibia, pantai-pantai yang dijadikan sebagai sarang utama berada di Antilles Kecil, Barbados,[14] Guadeloupe,[15] Tortuguero di Kosta Rika,[16] dan di Yucatan. Penyu sisik juga mencari makan di lepas pantai Kuba[17] dan di sekitar Pulau Monadekat Puerto Riko,[18] serta di berbagai tempat lainnya.
Subpopulasi Indo-Pasifik
Di Samudra Hindia, penyu sisik umumnya terdapat di pesisir timur Afrika, termasuk laut yang berada di sekitar Madagaskar dan kelompok pulau-pulau terdekat, dan di seluruh pesisir selatan Asia, termasuk Teluk Persia, Laut Merah, dan pesisir Anak benua India dan Asia Tenggara. Mereka muncul di sepanjang Kepulauan Melayudan sebelah utara Australia. Di Pasifik, penyu sisik hanya terdapat di wilayah samudra tropis dan subtropis. Di bagian barat, hewan tersebut terdapat di sebelah barat daya Semenanjung Korea dan Kepulauan Jepang sampai sebelah utaraSelandia Baru.
Filipina memiliki beberapa sarang penyu sisik, termasuk pulau Boracay.[19] Sekelompok kecil pulau-pulau di sebelah barat daya kepulauan Filipina dinamakan "Kepulauan Penyu" karena dua spesies penyu bersarang di sana: penyu sisik danpenyu hijau.[20] Di Hawaii, penyu sisik kebanyakan bersarang di pulau-pulau "utama" yakni Oahu, Maui, Molokai, danHawaii.[21] Di Australia, penyu sisik diketahui bersarang di Pulau Milman di Karang Penghalang Besar.[22] Penyu sisik bersarang di sebelah barat Pulau Cousine di Seychelles, di mana spesies tersebut telah dilindungi secara hukum sejak 1994, dan beberapa populasi telah dipulihkan.[23] Pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil di Seychelles, seperti Aldabra, merupakan tempat makan yang populer bagi penyu sisik yang belum dewasa.[8][24]
Subpopulasi Pasifik Timur
Di bagian timur Pasifik, penyu sisik diketahui berada di Semenanjung Baja di sebelah selatan Meksiko sampai pesisir selatan Peru.[10] Meskipun demikian, pada tahun 2007, sebagian besar spesies tersebut telah dianggap punah di wilayah tersebut.[25] Sejak ditemukannya sisa-sisa tempat bertelur dan mencari makan penyu sisik di Meksiko, El Salvador,Nikaragua, dan Ekuador, peluang untuk meneliti dan mengkonservasi spesies ini semakin besar. Berbeda dengan kebiasaan mereka di tempat lainnya di dunia, di mana penyu sisik biasanya tinggal di terumbu karang dan wilayah berbatu, di bagian timur Pasifik, penyu sisik umumnya mencari makan dan bertelur di muara hutan bakau, misalnya di Bahia de Jiquilisco (El Salvador), Teluk Fonseca (Nikaragua, El Salvador, dan Honduras), Estero Padre Ramos (Nikaragua), danTeluk Guayaquil (Ekuador).[26] Insiatif multinasional, seperti Eastern Pacific Hawksbill Initiative, baru-baru ini menggalakkan upaya penelitian dan pengonservasian populasi penyu sisik yang masih kurang dipahami pada saat ini.
Ekologi dan Habitat
Penyu sisik dewasa biasanya ditemukan di terumbu karang tropis. Mereka biasanya terlihat sedang beristirahat di gua-gua dan sekitaran terumbu karang sepanjang hari. Sebagai spesies yang bermigrasi sangat jauh, mereka dapat mendiami berbagai habitat, dari samudra terbuka sampai laguna dan rawa hutan bakau di muara.[27] Sedikit yang diketahui mengenai preferensi habitat kehidupan awal E. imbricata; seperti penyu muda lainnya, mereka digolongkan sebagai pelagik sempurna, yang tetap berada di laut sampai masa dewasa.[28]
Makanan
E. imbricata di sebuah terumbu karang di Venezuela
Penyu sisik adalah omnivora, dengan spons laut sebagai makanan utamanya. Di Karibia, 70–95% penyu sisik menjadikan spons sebagai makanannya. Namun, seperti kebanyakan spongivora, mereka hanya memakan spesies tertentu dan tidak memakan yang lainnya. Populasi di Karibia utamanya memakan mangsa yang berasal dari ordo Astroforida, Spiroforida, dan Hadromerida dalam kelasDemospongiae.[29] Selain memakan spons, penyu sisik juga memakan alga,cnidaria, Ctenofora, dan ubur-ubur lainnya, serta anemon laut. Mereka juga memakan ubur-ubur berbahaya seperti ubur-ubur api (Physalia physalis) dari kelashydrozoa. Penyu sisik menutup mata untuk melindungi mata mereka ketika memakan cnidaria. Sengatan dari ubur-ubur api tak mempan terhadap lapisan kepala penyu tersebut.[4]
Penyu sisik memiliki ketangguhan dan ketahanan yang tinggi terhadap mangsa mereka. Beberapa spons yang mereka makan, seperti Aaptos aaptos, Chondrilla nucula, Tethya actinia, Spheciospongia vesparium, dan Suberites domuncula, sangat (seringkali mematikan) beracun bagi organisme lainnya. Selain itu, penyu sisik memilih untuk mengkonsumsi spesies spons yang mengandung silika spikula dalam jumlah signifikan, misalnya Ancorina, Geodia (G. gibberosa[4]),Ecionemia, dan Placospongia.[29]
Sejarah kehidupan
E. imbricata muda dari Pulau Réunion
Tidak banyak yang diketahui mengenai sejarah kehidupan penyu sisik.[30] Sejarah kehidupan mereka dapat dibagi menjadi tiga fase, yakni fase pelagik, dari mulai menetas (tukik) sampai berukuran sepanjang 20 cm; fase bentik, ketika penyu yang belum dewasa mulai mencari tempat makan; dan fase reproduksi, ketika penyu telah mencapai kematangan seksual.[31][32] Fase pelagik kemungkinan berakhir pada usia 1 sampai 4 tahun.[33][34] Penyu sisik akan menunjukan tingkat kesetiaan pada kelompoknya setelah mencapai fase bentik,[35] meskipun perpindahan ke habitat lainnya yang serupa juga bisa terjadi.[36]
Perkembangbiakan
Penyu sisik kawin sebanyak dua kali dalam setahun di laguna terpencil yang berada di lepas pantai tempat mereka bersarang di pulau-pulau yang terpantau oleh kelompoknya. Musim berkembang biak penyu sisik Atlantik belangsung pada bulan April sampai November. Populasi Samudra Hindia, seperti populasi penyu sisikSeychelles, berkembang biak dari bulan September sampai Februari.[8] Setelah kawin, penyu sisik betina akan menyeret tubuhnya sampai ke pantai saat malam hari. Penyu betina membersihkan area di sekelilingnya dan membuat lubang yang digunakan untuk menyimpan telur dengan menggunakan sirip belakangnya, kemudian mengeluarkan telur-telur tersebut dari tubuhnya dan menutupinya dengan pasir. Sarang E. imbricata di Karibia dan Florida biasanya berisi sekitar 140 telur. Setelah proses yang panjang, betina tersebut kemudian kembali ke laut.[11]
Bayi penyu, biasanya memiliki berat kurang dari 24 g (0.85 oz), akan merangkak keluar dari lubangnya pada malam hari sekitar dua bulan kemudian. Tukik yang baru menetas berwarna gelap, dengan karapaks berbentuk hati berukuran panjang sekitar 2.5 cm (0.98 in). Mereka secara naluriah merangkak menuju laut saat tertarik dengan pantulan cahaya bulan di atas air (bisa juga sumber pencahayaan lain seperti lampu jalan dan penerangan). Ketika bergerak di bawah naungan kegelapan, bayi penyu yang tidak mencapai air pada saat fajar bisa dimangsa oleh burung pantai, kepiting pantai, dan predator lainnya.
Kehidupan awal
Sejarah kehidupan penyu sisik saat masih muda tidak diketahui. Saat mencapai laut, tukik dianggap telah memasuki tahap hidup pelagik (seperti penyu laut lainnya) untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Meskipun tingkat pertumbuhan penyu sisik tidak diketahui, ketika penyu remaja mencapai ukuran 35 cm (14 in), mereka beralih dari gaya hidup pelagik menuju ke kehidupan di terumbu karang.
Masa dewasa
Penyu sisik memasuki masa dewasa setelah berusia 30 tahun.[11] Mereka dipercaya dapat hidup selama 30 sampai 50 tahun di alam liar.[37] Seperti penyu lainnya, sebagian besar hidup penyu sisik dihabiskan dengan menyendiri; mereka bertemu hanya untuk mendapatkan pasangan. Minat hewan tersebut terhadap migrasi sangat tinggi.[30] Karena karapaks mereka keras, predator penyu sisik dewasa hanya hiu, buaya muara, gurita, dan beberapa spesies ikan pelagik.[30]
Serangkaian tanda biotik dan abiotik, seperti genetik individu, baik secara kuantitas maupun kualitas[38] atau kepadatan populasi, dapat memicu pematangan organ reproduksi dan produksi gamet, dan dengan demikian bisa menentukan kematangan seksual. Seperti kebanyakan reptil, seluruh penyu laut dari agregasi yang sama tidak bisa mencapai kematangan seksual pada ukuran dan usia yang sama.[39] Masa kedewasaan terjadi antara usia 10[40] sampai 25 tahun[41]untuk penyu sisik Karibia. Penyu yang bersarang di wilayah Indo-Pasifik mengalami masa dewasa minimal pada usia 30 sampai 35 tahun.[42][43]
Sejarah evolusi
Sebagai penyu laut, E. imbricata memiliki beberapa ciri-ciri anatomi dan ekologi yang unik. Hewan ini adalah satu-satunya reptil yang berasal dari spongivora. Karenanya, proses evolusinya agak tidak jelas. Analisis molekuler menggolongkanEretmochelys ke dalam tribus taksonomi Carettini, yang meliputi penyu tempayan karnivora dan penyu belimbing, bukannya tribus Chelonini, yang meliputi penyu hijau herbivora. Penyu sisik kemungkinan berevolusi dari hewan purba yang karnivora.[44]
Sejarah etimologi dan taksonomi
Penyu sisik (kanan atas) dalam sebuah gambar dari tahun 1904 karya Ernst Haeckel
Linnaeus awalnya menamakan penyu sisik sebagai Testudo imbricata pada tahun 1766, dalam Systema Naturae edisi ke-12.[45] Pada tahun 1843, seorang ahli zoologi Austria yang bernama Leopold Fitzinger memasukkan hewan tersebut dalam genus Eretmochelys.[46]Pada tahun 1857, spesies tersebut selama beberapa saat disalahartikan sebagaiEretmochelys imbricata squamata.[47]
Dua subspesies dimasukkan dalam takson E. imbricata. E. i. bissa (Rüppell, 1835) merujuk pada populasi yang berada di Samudra Pasifik.[48] Populasi yang berada Atlantik adalah subspesies yang terpisah, yakni E. i. imbricata (Linnaeus, 1766). Subspesies tersebut tergolong dalam takson Atlantik, karena jenis spesimen Linnaeus berasal dari Atlantik.[49]
Fitzinger menggunakan nama genus Eretmochelys, gabungan dari kata eretmo dan chelysdalam bahasa Yunani, yang masing-masingnya berarti "dayung" dan "penyu". Nama tersebut merujuk pada sirip penyu bagian depan yang menyerupai dayung. Nama spesiesimbricata berasal dari bahasa Latin, yang artinya lapisan. Penamaan ini sangat tepat untuk mendeskripsikan skat bagian belakang pada penyu tersebut yang bertumpang tindih. Nama subspesies penyu sisik Pasifik, bissa, adalah bahasa Latin untuk "ganda". Subspesies tersebut awalnya dinamakan Caretta bissa; istilah tersebut dipakai karena hewan tersebut adalah spesies kedua dalam genus tersebut.[50] Caretta adalah genus penyu sisik yang berukuran lebih besar, yakni penyu tempayan.
Pemanfaatan oleh manusia
Uang wanita bangsa Palau (toluk)
Di berbagai belahan dunia, penyu sisik ditangkap oleh manusia secara ilegal di berbagai negara dengan cara memburunya.[51] Di beberapa bagian dunia, penyu sisik dikonsumsi sebagai makanan lezat. Sejak abad ke-5 SM, penyu, termasuk penyu sisik, dikonsumsi sebagai makanan lezat di Tiongkok.
Beberapa kebudayaan juga menggunakan cangkang penyu untuk hiasan. Cangkang penyu sisik yang indah telah dimanfaatkan sejak zaman Mesir, dan material tersebut dikenal sebagai cangkang kura-kura, yang umumnya berasal dari penyu sisik.[53] Di Tiongkok, di mana hewan tersebut dikenal sebagai tai mei, penyu sisik disebut sebagai "penyu bercangkang kura-kura", penamaan utama untuk cangkang tersebut, yang digunakan untuk membuat dan mendekorasi berbagai barang-barang kecil, seperti halnya di negara-negara Barat. Di Jepang, skat cangkang penyu sisik juga dimanfaatkan, yang disebut bekko dalam bahasa Jepang. Hewan ini dimanfaatkan untuk pembuatan barang-barang pribadi, seperti kerangka kacamata dan bahan pembuatan shamisen (alat musik tradisional Jepang yang memiliki tiga dawai).[53] Pada tahun 1994, Jepang menghentikan impor cangkang penyu sisik dari negara lain. Sebelumnya, rata-rata cangkang penyu sisik yang dijual di Jepang mencapai 30,000 kg (66,000 lb) per tahun.[17][54] Di negara-negara Barat, cangkang penyu sisi telah dimanfaatkan oleh bangsa Yunani kuno dan Romawi kuno untuk membuat perhiasan seperti sisir, sikat, dan cincin.[55]Sebagian besar penjualan cangkang penyu sisik berasal dari Karibia. Pada tahun 2006, cangkang yang tersedia diproses secara teratur, seringkali dalam jumlah besar, di berbagai negara termasuk Republik Dominika dan Kolombia.[56]
Konservasi
Anak Penyu Sisik di Penangkaran Pulau Pramuka
Sebuah konensus telah menunjukan bahwa penyu laut, termasuk E. imbricata, berjumlah sangat sedikit. Spesies tersebut terancam karena pertumbuhan dan kedewasaan mereka rendah, serta tingkat reproduksi mereka rendah. Kebanyakan penyu dewasa telah dibunuh oleh manusia, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Selain itu, manusia dan hewan mengancam tempat sarang mereka, dan mamalia kecil membawa pergi telur-telur tersebut. Di Kepulauan Virgin AS, garangan menyerbu telur-telur milik penyu sisik (bersama dengan milik penyu lainnya, seperti Dermochelys coriacea) setelah mereka letakkan.[57]
Pada tahun 1982, IUCN Red List untuk Spesies Terancam pertama kali memasukkan E. imbricata sebagai spesies terancam.[58] Status terancam tersebut berkali-kali dikatakan dalam beberapa pengumuman pada 1986,[59] 1988,[60] 1990,[61] dan 1994[62] sampai hewan tersebut dipindahkan dalam status kritis pada 1996.Sebelumnya, dua petisi menetapkan statusnya sebagai spesies terancam yang mengklaim bahwa penyu tersebut (bersama dengan tiga spesies lainnya) memiliki beberapa ketetapan signifikan terkait populasi tersebut di dunia. Petisi tersebut ditolak berdasarkan analisis mereka terhadap data yang diajukan oleh Marine Turtle Specialist Group (MTSG). Data tersebut diberikan oleh MTSG yang menunjukkan populasi penyu sisik di dunia telah menurun sebanyak 80% dalam tiga generasi terbaru, dan tidak ada peningkatan signifikan pada jumlah populasi-nya pada tahun 1996. Namun status CR A2 ditolak karena IUCN tidak menemukan data yang cukup untuk menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah lebih dari 80% di masa depan.[63]
Spesies tersebut (bersama dengan seluruh anggota keluarga Cheloniidae) masuk pada Lampiran I dari Convention on International Trade in Endangered Species. Mengimpor atau mengekspor produk penyu, atau membunuh, menangkap, atau mengusik penyu sisik adalah tindakan yang dianggap ilegal.[51]
Keterlibatan masyarakat lokal dalam upaya konservasi juga telah meningkat pada beberapa tahun terakhir.
United States Fish and Wildlife Service dan National Marine Fisheries Service mengklasifikasikan penyu sisik sebagai spesies terancam dibawah Undang-Undang mengenai Spesies Terancam sejak 1970. Pemerintahan AS mendirikan beberapa rencana pemulihan[65] untuk melindungi E. imbricata.

0 comments:

Post a Comment