Sunday, July 5, 2015

BAHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN SEDERHANA DAN MURAH

July 05, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Pakan untuk ikan yang instan (buatan pabrik) biasanya mempunyai harga yang relatif mahal. Untuk menyiasati mahalnya harga pakan ikan, petani ikan (pembudidaya ikan) membuat pakan sendiri dengan bahan-bahan yang alami, aman, lebih murah dan biasanya dapat ditemukan dengan mudah di sekitar lingkungan tempat tinggal kita.
Kita perlu memahami bahwa pakan buatan sendiri hanya bersifat pelengkap atau tambahan guna memenuhi kebutuhan energi ikan yang dipelihara. Pakan tambahan atau yang bersifat pelengkap peran utamanya adalah sebagai penyedia energi. Pakan ini bersifat melengkapi pakan komersial buatan pabrik atau pelengkap bagi pakan alami yang tersedia dalam kolam.
Membuat pakan untuk ikan herbivora, seperti ikan nila, gurami, maupun ikan-ikan lainnya relatif lebih mudah karena ikan ini dikenal sebagai hewan herbivora, yaitu hewan yang suka makan tumbuhan.
Oleh karena itu bahan-bahan untuk membuat pakan ikan herbivor dapat menggunakan tumbuh-tumbuhan yang terdapat di lingkungan kita. Kita dapat menggunakan daun singkong, kedelai maupun daun lainnya yang disukai oleh ikan tersebut. Untuk mengujinya maka daun tersebut bisa kita berikan langsung kepada ikan gurami, jika respon yang diberikan positif (ikan mau memakannya) berarti daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pakan.
Tanaman dari kelompok Leguminosa atau kacang-kacangan misal : kedelai, kacang tanah, sudah sering digunakan sebagai bahan makanan ternak, baik daun maupun biji-bijiannya. Bahan-bahan ini mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu sekitar 20 – 30 %.  Kita perlu mengolah terlebih dahulu bahan baku tersebut agar dapat menghilangkan atau mengurangi dampak negatif dari senyawa anti nutrisi yang terdapat di dalamnya.
Bahan lainya seperti jagung kuning
Cara yang biasa digunakan adalah dengan merendam daun/ biji-bijian dalam air dicampur kapur selama 24 jam, atau dengan merebusnya di dalam air  selama 1 jam.  Proses ini akan melarutkan sebagian senyawa anti nutrisi tetapi juga akan menghilangkan sebagian dari vitamin yang terkandung di dalamnya.
Setelah itu bahan-bahan tersebut digiling hingga halus.  Untuk menggiling biji-bijian dapat menggunakan gilingan kopi, sedangkan untuk daun-daunan harus dicincang terlebih dulu sebelum digiling.  Meskipun mempunyai nilai gizi yang tinggi, tetapi karena mengandung berbagai senyawa anti nutrisi maka penggunaan bahan baku ini untuk pakan ikan terbatas maksimum 10 kg/100 kg pelet.
Sumber protein hewani yang biasanya mudah di dapat, yaitu bekicot dan keong (Mollusca), jika di daerah pesisir, kerang-kerangan adalah protein hewani yang sangat mudah didapat. Mollusca mengandung protein tinggi, bisa mencapai 60 % (menyamai tepung ikan), selain itu  juga mengandung lemak dan asam-asam lemak yang dibutuhkan sebagai sumber energi bagi ikan.  Kandungan lemak keong dan sejenisnya biasanya sekitar 6% -9%.
Keong mas merupakan hewan lunak dari divisio Mollusca, kelas Gastropoda yang berarti berjalan dengan perut, ordo Pulmonata, famili Pomaceatidae, genus Pomacea, spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas dapat bertahan hidup antara 2 sampai 6 bulan dengan fertilitas yang tinggi. Cangkangnya berwarna coklat muda, dagingnya berwarna putih susu sampai merah keemasan atau oranye (Anonimus, 2008).
Keong mas merupakan hama tanaman, tetapi disisi lain dapat bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi ternak. Kandungan nutrisi tepung keong mas adalah protein kasar (PK) 46,2%, energi metabolis (ME) 1920 Kkal/Kg, kalsium (Ca) 2,9%, dan fosfor (P) 0,35% (BPTP Kaltim, 2001). Pemberian keong mas sebesar 10% dalam bentuk tepung pada ransum meningkatkan laju pertumbuhan produksi telur hingga 80% dari total produksi telur (Sulistiono, 2007). 
Keong mas sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran pakan itik. Akan tetapi dalam penggunaanya sebaiknya direbus terlebih dahulu selama 15-20 menit untuk menghilangkan zat anti nutrisi berupa enzim thiaminase yang terdapat dalam lendir keong mas. Kandungan thiaminase dalam ransum dapat menurunkan produksi telur dan menghambat pertumbuhan ternak (BPTP Kaltim, 2001). Enzim tersebut merusak thiamin (vitamin B1), sebuah senyawa penting dalam metabolisme energi dan membuat thiamin tidak aktif. Defisiensi thiamin  pada ternak dapat menyebabkan beberapa gejala antara lain, penurunan bobot badan dan lemas, hal ini disebabkan karena ternak tidak dapat menggunakan energi pakan secara penuh (Anonimus, 2009).
Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) adalah salah satu hama tanaman padi yang dapat digunakan sebagai sumber protein bagi bahan pangan dan pakan ternak. Kandungan protein daging keong mas kurang lebih 12,2%, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai bahan baku pembuatan pepton yang merupakan sumber nitrogen utama dalam media mikrobiologi untuk pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi papain, suhu dan pH terbaik serta mengetahui pengaruh pepton keong mas pada pertumbuhan mikroba. Penelitian ini dibagi atas tiga tahap, tahap pertama yaitu pengumpulan keong mas dari daerah persawahan, tahap kedua yaitu pembuatan tepung keong dengan cara pengambilan daging keong mas dari dalam cangkangnya setelah direbus selama 20 menit.
Sebelum dijadikan tepung, daging keong mas dikeringkan di dalam oven pada suhu 80 0C selama 24 jam. Tahap terakhir yaitu pembuatan pepton keong mas dari tepung keong mas dengan menggunakan papain untuk menghidrolisisnya. Untuk menghilangkan lemaknya, disimpan di tempat dingin pada suhu ±4C selama 24 jam. Analisis kimia pada tepung keong mas dilakukan untuk menentukan kandungan protein sebelum hidrolisis terhadap tepung keong mas dilakukan, analisis tepung keong mas meliputi pH dan derajat hidrolisis protein, sedangkan untuk pepton meliputi total nitrogen dan kandungannya dengan menggunakan HPLC. Pepton keong mas dianalisis untuk mengetahui kemampuannya menjadi sumber nitrogen bagi pertumbuhan mikroba, termasuk tingkat pertumbuhan spesifik dan produksi biomassa. Mikroorganisme yang digunakan adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus niger. Untuk mengevaluasi kualitas pepton keong mas pada pertumbuhan mikroba, pepton Difco dan Oxoid digunakan sebagai pembanding. Selain itu, perhitungan rendemen dan biaya produksi pepmbuatan pepton keong mas juga dilakukan.Untuk memanfaatkan hewan ini terlebih dahulu harus dikeluarkan dari rumahnya (cangkang), cara sederhana adalah dengan memecah “rumahnya” dan mengambil dagingnya, atau dapat dilakukan dengan merebus dalam air selama 15-20 menit.  Setelah itu keong atau bekicot dipotong-potong lalu dimasukkan dalam gilingan daging.  Prosentase yang digunakan sekitar 5-10 kg/100 kg pelet yang dibuat.
Untuk merekatkan campuran bahan baku yang digunakan menjadi bentuk pelet kita memerlukan bahan yang mengandung kanji, seperti tapioka, tepung jagung, tepung beras, atau tepung terigu.  Bahan yang paling murah sudah tentu tapioka atau limbah industri tapioka.  Bahan-bahan ini sudah berbentuk tepung sehingga mudah menggunakannya.  Agar dapat berfungsi sebagai perekat maka bahan yang mengandung kanji perlu dicampur dengan air panas.  Jumlah yang diperlukan bisa mencapai 25-30 kg/100 kg pelet.
Pada musim panen padi biasanya harga dedak di penggilingan padi menurun.  Dedak juga dapat digunakan sebagai sumber energi bagi ikan-ikan herbivora.  Jumlah yang digunakan antara 15-25 kg/100 kg pelet.
Semua bahan dijadikan satu dan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan untuk memudahkan dalam proses pencetakan pelet. Pencetakan pelet disesuaikan dengan piringannya dengan diameter yang diinginkan.

0 comments:

Post a Comment