Di
habitat aslinya gurame hidup di perairan tawar yang tergenang seperti rawa,
danau, dan situ. Namun, beberapa jenis gurame dapat hidup di perairan payau.
Selain itu, gurame dapat hidup di habitat air tergenang yang keruh dan tidak
dapat ditinggali oleh ikan tawes atau ikan mas. Gurame dapat bertelur dan
berkembang biak di air yang keruh sekali pun. Namun, sebenarnya gurame lebih
menyukai perairan yang lebih jernih dan tenang.
Ikan
ini akan hidup sengsara di perairan yang digenangi tanaman air mengapung
seperti eceng gondok. Hal ini karena gurame harus mengambil udara langsung dari
udara bebas dengan labirinnya. Alat ini tidak berguna jika gurame tidak dapat
menyembul ke permukaan air. Di kolam yang ditutupi tanaman air yang mengapung,
gurame akan lebih sering bergerak horisontal.
Klasifikasi
ikan gurame
Di
berbagai Daerah, gurame dikenal dengan berbagai sebutan, di antaranya, gurameh
(Jawa), gurame (Sunda, Betawi), kalau, kala, alui (Sumatera). Dalam bahasa
Inggris, gurami disebut giant gouramy. Menurut Bleeker yang kemudian
disempurnakan oleh Sunier, Weber, dan De Beaufort, klasifikasi gurami sebagai
berikut.
Filum : Cordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Bangsa : Labirinthici
Suku : Anabantidae
Marga : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy Lac.
Sementara
itu, morfologi gurami sebagai berikut.
Bentuk badan oval agak panjang, pipih, dan
punggung tinggi
Mulut kecil, dengan rahang atas dan bawah
tidak rata. Di bagian rahang terdapat gigi-gigi kecil berbentuk kerucut.
Deretan gigi sebelah luar lebih besar dibandingkan dengan gigi sebelah dalam.
Ikan yang sudah tua memiliki dagu menonjol.
Badan berwarna kecoklatan dengan bintik
hitam pada sirip dada. Ukuran sisik besar.
Pada jari pertama sirip perut terdapat alat
peraba berupa benang panjang.
Memiliki alat pernapasan tambahan (labirin)
yang berfungsi menghirup oksigen langsung dari udara. Alat berupa selaput yang
berkelok-kelok dan menonjol ini terdapat di tepi atas insang pertama. Pada
labirin terdapat pembuluh kapiler yang memungkinkan gurami untuk mengambil
oksigen langsung dari udaha dan menyimpannya.
Pada gurame muda, di depan sirip duburnya
terdapat bintik hitam yang menandakan bahwa gurami itu masih berusia muda.
Pada ikan yang sudah tua, terdapat duri di
sirip punggung dan sirip dubur yang ukurannya akan semakin besar.Perkembangbiakan
dan Pertumbuhannya
Gurame
berkembang biak sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Kematangan
kelamin biasanya dicapai saat gurame berumur 2-3 tahun. Sebelum induk betina
bertelur, induk jantan akan membuat sarang untuk meletakkan telur. Sarang telur
dibuat dari ijuk, serpihan bambu, atau tanaman kering yang ada di dalam kolam.
Sarang berdiameter 30 – 40 cm ini diletakkan di tempat yang tersembunyi.
Setelah
induk betina meletakkan telur ke sarang, induk jantan akan membuahi telur
tersebut. Induk jantan juga akan menjaga telur hingga menetas. Biasanya telur
akan menetas setelah berumur lima hari. Usai perkawinan, menjaga keturunan
menjadi kewajiban induk betina. Telur yang menetas menghasilkan larva yang akan
terus tumbuh membesar. Berikut tahap pertumbuhan gurame berdasarkan umurnya.Dilihat
dari kebiasaan makannya, ikan Gurami (Osphronemus gouramy) dapat
digolongkan sebagai ikan herbivora, yakni ikan pemakan tanaman. Di antara jenis
tanaman, tampaknya daun talas / keladi masih menjadi pilihan pembudidaya ikan
sebagai pakan alami utama ikan gurami.
Selain talas, sebenarnya masih banyak bisa dijumpai ragam jenis tanaman air yang potensial untuk pakan ikan Gurami. Tanaman air ini, bahkan sering terlihat tumbuh melimpah di kolam dan sawah menjadi gulma. Lantas, jenis tanaman air apa saja yang potensial untuk pakan ikan gurami?
Selain talas, sebenarnya masih banyak bisa dijumpai ragam jenis tanaman air yang potensial untuk pakan ikan Gurami. Tanaman air ini, bahkan sering terlihat tumbuh melimpah di kolam dan sawah menjadi gulma. Lantas, jenis tanaman air apa saja yang potensial untuk pakan ikan gurami?
Kebiasaan Makan
Di alam bebas, gurame mempunyai kebiasaan makan
makanan yang spesifik pada setiap stadium pertumbuhannya. Gurame stadium larva
dan benih umumnya memakan jasad renik seperti fitoplankton, zooplankton,
chlorella, kutu air, larva serangga, dan serangga air.
Sementara itu, gurame dewasa cenderung lebih
menyukai tumbuhan. Gurame dewasa biasanya memakan tumbuhan air yang lunak
seperti azolla, hydrilla, kangkung air, genjer, dan apu-apu. Di kolam budi
daya, gurame dewasa juga menyukai daun singkong, daun pepaya, dan daun talas
atau sente, yang diberikan oleh petani. Namun dalam budi daya secara intensif,
pemberian pakan alami belum cukup. Petani biasanya juga memberikan pelet atau
pakan buatan pabrik agar pertumbuhanya optimal. .Tanamanair
Ada beberapa jenis tanaman air mengapung jenis biah (istilah Bali) yang potensial untuk pakan ikan gurami karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Di antarnya adalah biah sawah (Monocharia vaginalis). Ciri utama tanaman ini, memiliki lembar daun berbentuk jantung berwarna hijau dan tangkainya panjang.
Tanaman air mengapung yang memiliki akar serabut yang lebat ini biasa tumbuh di areal persawahan. Bila diberikan sebagai pakan gurami, tanaman ini perlu dicincang tcrlebih dulu. Dilihat dari nilai gizinya, biah sawah mengandung protein sekitar 12,1 persen.
Ada beberapa jenis tanaman air mengapung jenis biah (istilah Bali) yang potensial untuk pakan ikan gurami karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Di antarnya adalah biah sawah (Monocharia vaginalis). Ciri utama tanaman ini, memiliki lembar daun berbentuk jantung berwarna hijau dan tangkainya panjang.
Tanaman air mengapung yang memiliki akar serabut yang lebat ini biasa tumbuh di areal persawahan. Bila diberikan sebagai pakan gurami, tanaman ini perlu dicincang tcrlebih dulu. Dilihat dari nilai gizinya, biah sawah mengandung protein sekitar 12,1 persen.
Jenis
tanaman air mengapung lainnya adalah Eceng Gondok (Eichomia crassipes)
Tanaman ini memiliki daun lebar yang ditopang oleh tangkai bergelombang
menggondok di pangkalnya. Tanaman yang sering tumbuh sebagai gulma ini,
memiliki kandungan protein sekitar 13,2 persen dan serat kasar lebih dari 17
persen. Setelah dicincang, tanaman ini dapat diberikan untuk ikan gurami
sebagai pakan. Pemberian pakan dari jenis tanaman ini, sebaiknya dibatasi
maksimal 30 persen dari total ransum.
Aneka ganggang
Selain itu, aneka ganggang yang tumbuh di perairan bisa juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurami. Tercatat ada tiga jenis ganggang yang potensial untuk pakan ikan gurami. Jenis ganggang ini adalah ganggang hidrilla, ganggang rumput dan lenatopikan.
Selain itu, aneka ganggang yang tumbuh di perairan bisa juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurami. Tercatat ada tiga jenis ganggang yang potensial untuk pakan ikan gurami. Jenis ganggang ini adalah ganggang hidrilla, ganggang rumput dan lenatopikan.
Jenis
pertama, yakni ganggang hidrilla (Hydrilla verticilata) biasa tumbuh
di dalam air. Ciri utama tanaman ini, memiliki daun kecil memanjang dengan
tepian bergerigi. Daun ini tersusun melingkar pada batang yang tumbuh
memanjang. Kandungan protein ganggang ini sekitar 12,9 persen dan tergolong
tanaman air yang disukai untuk pakan ikan gurami.
Jenis
ganggang kedua adalah ganggang rumput (Najas graminal). Ganggang ini
memiliki batang berukuran ramping dan tumbuh bercabang. Sosok daunnya mirip
dengan sosok daun hidrilla, namun lebih ramping dan bertekstur agak kaku.
Ganggang yang tumbuh terendam di dalam air ini, memiliki nilai protein yang tergolong
tinggi, yakni mencapai sekitar 22,2 persen.
Berikutnya
adalah Ganggang Lenatopikan (Ceratophylum sp). Sama seperti jenis
ganggang di atas, ganggang ini juga tumbuh terendam di dalam air.
Sepintas, ganggang ini tampak seperti hidrilla. Namun bila diamati lebih
seksama, daun ganggang Lenatopikan bercabang dua. Kandungan protein ganggang
ini berkisar antara 12 persen. Sama seperti ganggang hidrilla dan ganggang
rumput, jenis ganggang Lenatopikan ini bisa langsung diberikan pada ikan gurami
tanpa dicincang terlebih dahulu.
Tanaman
lain
Selain
jenis tanaman apung dan ganggang yang sudah disebutkan di atas, ada lagi
beberapa jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan gurami. Beberapa
di antaranya adalah kapu-kapu, emping-emping dan toko-toko.
Kapu-kapu
(Pistia stratistes) dikenal petani di Bali dengan nama Kol air. Sosok
kapu-kapu sepintas memang tampak seperti sosok tanaman kubis (kol). Tanaman
air yang memiliki kandungan protein sekitar 7,4 persen ini, sering
terlihat tumbuh terapung di perairan kolam dan sawah.
Tanaman
air lainnya yang tumbuh terapung adalah emping-emping (Lemna
perpussila). Tanaman ini berukuran kecil dan daunnya berupa lembaran
bentuk membulat berukuran lebar 1,5 mm dan panjang 3 mm. Pada tiap lembar daun
ini, tumbuh sehelai akar tunggal yang menjuntai ke dalama air. Kandungan
protein Emping-emping ini, tercatat sekitar 12,3 persen.
Tanaman
air potensial berikutnya adalah toko-toko atau azolla (Azolla
pinnata) yang memiliki kandungan protein sekitar 30 persen. Tanaman yang
tumbuh terapung ini, tergolong berukuran kecil. Lebar daunnya hanya sekitar 1
mm. Daun ini tersusun bertumpuk pada percabangan tangkai. Daun toko-toko
atau azolla ini biasanya berwarna hijau muda dan bisa berubah menjadi
hijau tua sampai ungu jika media tumbuhnya kekurangan unsur Nitrogen.
Selain
dimanfaatkan untuk pakan ikan gurami, aneka tanaman air tersebut di atas juga
bisa dimanfaatkan untuk jenis ikan herbivore lainnya seperti Tawes dan karper
rumput. Bahkan belakangan seiring mahalnya harga pellet (pakan ikan buatan
pabrik), tanaman air tersebut juga dimanfaatkan untuk pakan ikan lele, patin,
karper dan ikan budidaya lainnya
0 comments:
Post a Comment