Perkembangbiakan
Ikan nila dapat mencapai saat dewasa
pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk
melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1
tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200
– 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali
dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar
perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri.
Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini
Kebiasaan makan ikan Nila
Ikan nila termasuk dalam ikan
pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka
makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya
adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi
makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas.
Hal yang harus anda ketahui untuk
memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari
pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi
misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu
pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila.
Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal
airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat
dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat
pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat
pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat
pertumbuhannya.
Ikan nila jantan juga memiliki
keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan
40% lebih cepat dibandingkan dengan yang betina. Terlebih jika dipelihara dalam
kolam yang dibedakan. Atau monosex
Pembenihan Ikan Nila
Lahan atau kolam untuk pembenihan
ikan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan.
Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes
), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber
pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing – masing 200
m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan
seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar
agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang,
sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.
Di mancanegara, seperti di Israel,
budi daya ikan sistem kelamin tunggal untuk jenis ikan karper atau ikan mas (Cyprinus
carpio) telah mulai diperkenalkan sejak tahun 1960. Sedangkan di Indonesia
sekitar pertengahan tahun 1980-an. Demikian juga halnya dengan jenis ikan nila
(Oreochromis niloticus) mulai dipopulerkan pada kurun waktu tersebut.
Pada budi daya ikan sistem kelamin
tunggal ini, prinsip atau tekniknya sama seperti pada budi daya ikan yang telah
dikenal pembudidaya ikan selama ini, yakni sistem campuran. Yang membedakanya,
adalah jenis kelamin ikan yang di budidayakan. Pada sistem kelamin tunggal
ini, dalam satu wadah budi daya hanya ikan berjenis kelamin jantan atau betina
saja.
Melalui pemisahan jenis kelamin
dalam satu wadah budi daya ini, praktis aktivitas seksual (pemijahan) ikan
dapat dihindari. Mohon maklum saja, aktivitas seksual ini memang dapat
menghambat pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, terjadinya pemijahan pada wadah
pembesaran ikan harus dicegah agar ikan dapat tumbuh lebih optimal.Dari banyak
jenis ikan air tawar yang ada, untuk saat ini tampaknya jenis ikan mas dan
ikan nila merupakan jenis ikan yang berpeluang untuk dibudidayakan dengan
sistem kelamin tunggal. Alasannya, kedua jenis ikan ini disukai masyarakat dan
banyak diserbu pembeli. Selain itu, dari hasil penelitian dan kaji terap selama
ini, kedua jenis ikan ini teruji lebih menguntungkan bila dibudidayakan dengan
sistem kelamin tunggal.
Untuk jenis ikan mas, bila akan
dipelihara dengan sistem kelamin tunggal, sebaiknya dipilih yang berkelamin
betina. Sedangkan untuk ikan nila, dipilih yang berkelamin jantan. Dari hasil
penelitian, ikan mas betina terbukti lebih cepat tumbuh sekitar 15 – 20
persen dibanding ikan mas jantan. Demikian juga nila jantan, lebih
cepat tumbuh bongsor disbanding nila betina.
Teknik budi daya
Untuk rnenerapkan budi daya ikan
sistem kelamin tunggal ini, caranya cukup mudah. Langkah awal, tentu saja harus
memisahkan benih ikan berdasarkan jenis kelaminnya. Cara ilmiah untuk
“mencetak” ikan berkelamin jantan atau betina sebenarnya bisa dilakukan dengan
penggunaan hormon atau rekayasa genetika. Selain memerlukan pengetahuan dan
keterampilan khusus, cara ini memang sulit diterapkan oleh pembudidaya ikan di
lapangan.
Untuk itu, kita bisa memilih dan
menentukan jenis kelamin ikan yang akan dipelihara secara manual, yakni
mengamati kelamin ikan satu per satu. Untuk membedakan kelamin ikan mas cukup
dengan mengurut perutnya secara pelan. Ikan mas jantan (minimal berukuran 50
gram) akan mengeluarkan cairan sperma berwama putih melalui lubang (urogenital)
dekat anusnya. Ikan mas hasil seleksi yang berkelamin jantan ini,
kemudian disisihkan untuk ditempatkan dalam wadah tersendiri dan hanya
yang berkelamin betina saja yang dipilih untuk dibesarkan.
Sementara untuk jenis ikan nila,
caranya sama saja. Ikan nila jantan, bila diurut perutnya ke arah anus akan
mengeluarkan cairan bening. Bila diamati lebih seksama, pada bagian perut nila
terdapat organ kelamin sekunder yang terletak di belakang anus. Lubang ini
bentuknva bulat
dengan satu lubang kecil. Kalau
tidak mau repot, saat ini sudah ada ikan nila berkelamin jantan yang diproduksi
oleh lembaga perbenihan. Jenis nila ini di antaranya adalah Nila Gesit atau
Nila YY (dibaca: Nila way way)
Benih yang sudah diseleksi sesuai
jenis kelaminnya tersebut, selanjutnya dapat dipelihara di kolam,
keramba, atau jaring apung untuk dibesarkan. Ikan yang berkelamin jantan,
disatukan dengan sesama jantan. Demikian juga dengan yang betina, dipelihara
dalam satu wadah dengan sesamanya yang berkelamin betina.
Selama masa pemeliharaan, pemberian
pakan yang berkualitas jangan sampai diabaikan. Idealnya, jenis pakan yang
diberikan adalah pakan buatan berupa pelet yang mengandung protein minimal 20
persen. Pakan ini diberikan dengan dosis 3 -5 persen per hari. Selain
itu, kualitas air perlu tetap diperliatikan agar tetap sesuai dan ideal bagi
pertuinbuhan ikan.
0 comments:
Post a Comment