Sunday, January 4, 2015

BUDIDAYA UDANG VANNAMAMEI DI AIR TAWAR

January 04, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments

 Di bagian wilayah Kabupaten Pati terdapat daerah yang tepi sungai Silugonggo atau Juwana, dan kawasan area tepi sungai ini memanjang ke arah laut Jawa. Sungai ini apabila musim kemarau air laut masuk sampai sepanjang ± 14 – 17 km dari arah laut Jawa, tetapi dahulu dipercaya bahwa sungai sepanjang ini yang melewati wilayah Kabupaten Kudus sampai  kaupaten Pati dahulu kala adalah laut yang memanjang dari Kabupaten Demak sampai dengan Kabupaten Pati.
Di daerah Pati sudah sejak tahun 1998 telah berhasil di budidayakan Bandeng air tawar di Desa Talun, Kecamatan Kayen, bandeng memang memiliki sifat Euryhalien artinya bisa hidup pada kadar garam yang berubah ubah. Sekarang masyarakat Kayen, Gabus, Sukolilo sudah terbiasa berbudidaya ikan bandeng sistem air tawar. Diversifikasi budidaya telah banyak dilakukan antara lain, udang galah, bawal, patin, dan setelah lama juga ingin di versifikasi budidaya udang vannamei pada air tawar juga. Telah di coba budidaya udang vannamei pada beberapa petak kolam air tawar dan hasilnya belum seperti yang diharapkan.
Untuk itu perlu uji coba yang berulang-ulang supaya berhasil, budidaya udang vannamei air tawar di daerah Talun Kayen sangat  cocok karena wilayah ini merupakan daerah yang air tanahnya agak terasa asin, dan sering kali ditemukan bekas-bekas karang laut pada kerukan pembuatan kolam baru. Maka pengertian air tawar dalam konsep budidaya di sini bukan air tawar seperti di pedalaman, melainkan air tawar yang sangat sedikit mengandung garam sangat sesuai dengan persyaratan hidup udang vannamei. Karena kandungan garamnya sangat minim maka rasanya mendekati air tawar/
Udang merupakan hewan euryhaline, yaitu mampu beradaptasi pada kisaran salinitas/ kadar garam yang besar, mulai hampir 0,5 promil sampai 50 promil. Karena itu udang vannamei bisa dibudidayakan pada salinitas sangat rendah, bahkan mendekati tawar. Tetapi bukan berarti udang vannamei bisa dipelihara di tanah pedalaman. Selama ini udang tersebut dipelihara di kolam pesisir dengan air tawar atau bersalinitas rendah.
Selain itu kepadatan udang dan ukuran panen udang yang bisa dicapai juga terbatas. Biasanya para pembudidaya air tawar hanya bisa memelihara sekitar 6,6 12,5 gram saja, atau sekitar size 150 80 ekor /kg. Teknik budidayanya secara ringkas ada 2 tahap, yaitu tahap pendederan dan tahap pembesaran.
Tahap pendederan merupakan tahap penentu dari kelanjutan usaha budidaya karena langkah ini adalah proses adaptasi benur dari lingkungan yang salinitasnya tinggi ke lingkungan yang nantinya bersalinitas mendekati nol (0). Benur yang dibeli dari hatchery biasanya bersalinitas sekitar 30 promil. Benur tersebut lalu ditebar di petakan yang salinitasnya hampir sama dengan di hatchery yaitu sekitar 30 permil.
Selanjutnya dilakukan penambahan air tawar pelan - pelan selama 10 sampai 14 hari, sehingga salinitasnya mendekati 0,5 ppt. Air yang dipakai untuk kucuran lebih baik jika dari petak yang air tawarnya akan digunakan untuk membesarkan udang nantinya. Harapannya adaptasi bisa lebih sempurna. Jika kolam pendederan hanya mempunyai air tawar, maka sebaiknya mendatangkan air laut. Jangan menambahkan garam untuk membuat air laut tiruan. Bisa juga menggunakan air asin dari tambak garam, kemudian air tersebut diencerkan.
Untuk tahap pembesaran, faktor penting pada budidaya air tawar adalah mempertahankan alkalinitas dan salinitas sekitar 0,5 ppt. Sehingga diharapkan penerapan pengapuran dan penambahan berkala garam krosok sangat diperlukan sekitar 200 kg per minggu. Ini untuk mengantisipasi hilangnya garam karena proses pergantian air.
Budidaya sistem ini pada umumnya ditujukan untuk memenuhi konsumsi pasar lokal karena rata-rata udang dipelihara antara umur 50 90 hari dengan size 200 100 ekor/kg. Ada pula yang sampai size 70 ekor/ kg dengan umur antara 110 sampai 120 hari. Variasi besar kecilnya size, tonase, angka kehidupan (SR) tergantung dari mutu benur, kepadatan dan masa adaptasi serta faktor pendukung lainnya. Kepadatan 10 hingga 15 ekor/m2 memungkinkan untuk tidak memakai kincir dengan masa budidaya 75 hari. Sedangkan kepadatan 25 ekor/m2 harus sudah memakai kincir menjelang umur 25 hari. Untuk kepadatan 40 ekor/m2, kincir harus sudah operasi sejak udang berusia 7 hari. Kondisi persiapan program pakan dalam keadaan standar.
7 Tips Kunci Sukses Budidaya Vannamei di Air Tawar
1. Prosedur Aklimatisasi dan Penebaran
Monitoring ketat prosedur aklimatisasi dan penebaran karena biasanya benur dari hatchery bersainitas tinggi dan harus diadaptasikan ke salinitas rendah yang komposisi ioniknya berbeda
2. Lokasi Tambak
Lokasi tambak harus berada pada kawasan estuarine yang masih kena dampak pasang surut.Hal ini berkaitan dengan kebutuhan akan kadar ion garam yang diperlukan dalam budidaya udang vannamei.
3. Benur Setidaknya di Atas PL10
Sebaiknya benur telah mempunyai cabang filamen insang yang meluas karena insang memainkan peraan penting dalam osmoregulasi udang. Kapasitas regulasi benur berkaitan dengan jumlah permukaan insang yang tersedia untuk osmoregulasi. Sebelum PL 10, insang mempunyai cabang sedikit sehingga toleransinya terbatas terhadap salinitas rendah.
4. Benur Udang Vannamei Sudah Diadaptasi ke Salinitas Rendah (Tawar)
Penurunan salinitas sebaiknya dilakukan mulai PL10 secara bertahap. Penurunan salinitas dapat dilakukan dengan penurunan salinitas sebanyak 1-2 ppt perharinya sehingga akan didapatkan ukuran tebar benih adalah sekitar PL 30-40.
5. Kadar Ion Garam dan Mineral
Perhatikan kondisi kadar ion garam dan mineral di tambak/kolam yang akan dilakukan penebaran benih udang vaname. Beberapa petani tambak mengalami kendala dalam melakukan budidaya ini karena kadar ion dan mineral yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan tidak terdapat pada sumber airnya. Beberapa solusi untuk masalah ini petani tambak melakukan penambahan ion dan mineral yang dibutuhkan.
6. Kebutuhan Nutrisi
Perlu identifikasi kebutuhan nutrien/nutrisi pakan yang spesifik untuk lingkungan salinitas rendah.
7. Sistem Cluster
Untuk mengurangi resiko infeksi penyakit sebaiknya dibuat sistem cluster sehingga penyebaran penyakit dapat lebih dikontrol.
Sekalipun budidaya udang vannamei dapat dilakukan di air tawar namun penting diingat bahwa dalam pemeliharaan udang vaname di air tawar adalah kandungan ion dan mineral yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan udang vannamei.

0 comments:

Post a Comment