Monday, September 29, 2014

Budidaya Cacing Sutra

September 29, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


PENDAHULUAN
Cacing Sutra (Tubifex sp) mengandung sangat dibutuhkan sebagai pakan alami dalam kegiatan unit perbenihan, terutama pada fase awal (larva) karena memiliki kandungan nutrisi (protein 57% dan lemak 13%) yang baik untuk pertumbuhan ikan dan ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva, disamping itu harganya lebih murah dibanding artemia.
Sementara ketersediaannya masih mengandalkan pencarian tangkapan alam yaitu dari parit saluran air yang banyak mengandung bahan organik sisa limbah pabrik kacang, limbah pasar atau limbah rumah tangga yang mengalir di saluran pembuangan. Permasalahannya adalah cacing sutra di alam tidak selalu tersedia sepanjang tahun, terutama pada saat musim penghujan, dimana pada saat itu kegiatan pembenihan lele/patin/gurame/ikan lainnya banyak dilakukan. Bagi daerah diluar pulau Jawa seperi Sumatera, Kalimantan atau daerah lainnya yang banyak kegiatan pembenihan dan pembesaran, tetapi sulit memperoleh cacing sutera, maka budidaya ini  perlu menjadi salah satu solusi  yang perlu menjadi pertimbangan.
Cacing ini mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang seperti benang sutra dan berwarna merah kecoklatan karena banyak mengandung haemoglobin.
Seperti halnya hewan air lainnya, disini air memegang peranan penting terhadap kelangsungan hidup cacing. Berikut parameter optimal yang diubuthkan oleh cacing tanah.
Tubuhnya sepanjang 1 – 2 cm, terdiri dari 30 – 60 segmen atau ruas
      pH : 5,5 -8,0
      Suhu : 25 – 28 C
      DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
      Amoniak : <3 span="">
Makanan cacing ini adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Di dalam tubuh cacing ini terdapat mekanisme untuk memisahkan sedimen dengan makanan yang dibutuhkannya.
Cacing sutra (Tubifex sp) ini bersifat hermaprodit, pada satu organism mempunyai 2 alat kelamin. Cacing ini dapat dibudidayakan dan digunakan langsung untuk larva  ikan. Cacing ini dapat juga di simpan dalam bentuk beku (fresh) maupun kering (oven).
Klasifikasi cacing sutera:
Phylum            : Annelida,
Kelas               : Oligochaeta,
Ordo                : Haplotaxida,
Famili              : Tubificidae,
Genus              : Tubifex ,
Spesies : Tubifex sp.
B. Langkah-Langkah Budidaya Cacing Sutera
Untuk memulai usaha budidaya cacing sutera ini di perlukan persiapan-persiapan berikut ini.
1.      Persiapan Bibit
Bibit cacing sutera dapat kita peroleh dengan cara langsung mengambil dari alam atau juga bisa dengan membelinya di toko ikan hias. Setelah memperoleh bibit, sebaiknya baiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2.      Persiapan Media Lahan
Dalam pembudidayaan cacing sutera ini diperlukan media lahan yaitu kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air berupa pipa. Pipa pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm. Tiap-tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi tanggul 10 cm, antar tanggul diberi lubang dengan diameter 1 cm. Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.
Proses pembuatan pupuknya adalah sebagai berikut :
§          Kotoran ayam yang sudah disiapkan, dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 6 jam.
§          Siapkan bakteri EM4 untuk memfermentasi kotoran ayam tersebut. Bakteri ini dapat di beli di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
§          Aktifkan bakterin dengan cara memasukan 1/4 sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300ml air. Campuran tersebut didiamkan selama 2 jam. 
§          Campurkan cairan tersebut ke dalam 10kg kotoran ayam yang sudah di jemur emudian aduk hingga rata.
§          Campuran tersebut kemudian dimasukan ke dalam wadah yang tertutup selama 5 hari
           Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
           Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
Setelah melakukan persiapan dan menyediakan bahan-bahan diatas barulah kita bisa memulai proses pembudidayaan cacing sutera ini. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
§          Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing. Sebaiknya juga dilakukan pengecekan kekuatan pipa pengeluaran. 
§          Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-benda keras lainnya.
§          Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
§          Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
§          Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan.
§          Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
§          Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
§          Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya buyar.
§          Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh permukaan kolam secara merata.
§          Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.
§          Cacing Bisa dipanen setelah 8-10 hari.
REFERENSI
http://peluangusaha-oke.com/peluang-usaha-budidaya-cacing-sutra/ http://hobiikan.blogspot.com/2010/06/cara-pintar-budidaya-cacing-sutra.html http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5659815

0 comments:

Post a Comment