Sunday, October 12, 2014

RANCANG BANGUN ALAT PEMANGGANG KERUPUK KEMPLANG

October 12, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
PENDAHULUAN
Kerupuk kemplang merupakan makanan tradisional yang populer di daerah
Sumatera, khususnya di Palembang. Produk kerupuk kemplang terbuat dari daging ikan,
garam, tepung tapioka dan bumbu, yang dicampur dalam bentuk adonan dan diiris dengan
ketebalan 2 sampai 3 mm. Pembuatan kemplang biasanya dilakukan dengan cara digoreng
dan dipanggang (Mohamed, 1998). Kemplang panggang sangat sesuai bagi konsumen
yang mempunyai pantangan terhadap makanan berminyak (Romlah dan Tri Wardani,
1999).

Permintaan akan produk krupuk kemplang panggang terus meningkat tiap tahun.
Akan tetapi pengrajin kecil belum dapat memenuhi peningkatan permintaan tersebut
karena masih menggunakan cara tradisional, yaitu proses pemanggangan dilakukan secara
manual di atas bara api arang kayu yang memerlukan waktu yang lama dan hasil yang
tidak seragam serta kurang higienis.

Dalam rangka memenuhi peningkatan permintaan jumlah dan mutu kerupuk
kemplang panggang sesuai yang diperlukan oleh konsumen, perlu dilakukan beberapa
usaha perbaikan proses untuk meningkatkan hasil dan mutu kerupuk kemplang panggang
tersebut. Salah satu kelemahan pada proses pengolahan kemplang panggang secara
tradisional adalah pada proses pemanggangan dilakukan secara manual di atas bara api
arang kayu yang memerlukan waktu yang lama dan hasil yang tidak seragam serta kurang
higienis. Oleh sebab itu usaha perbaikan proses pemanggangan kerupuk kemplang
panggang perlu diteliti dalam rangka meningkatkan jumlah dan mutu kerupuk kempnag
panggang.

Hasil produk kerupuk kemplang panggang oleh pengrajin tradisional di Sumatera
Selatan pada umumnya tidak seragam yang berhubungan dengan ukuran, warna,
kerenyahan, mutu dan higienis. Selain itu jumlah produk yang dihasilkan juga masih
terbatas karena dilakukan secara manual yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah
besar.
Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah karena proses pemanggangan kerupuk
kemplang dilakukan secara manual di atas bara api arang kayu. Dengan cara ini panas
yang disalurkan ke kerupuk kemplang tidak merata, sehingga menyebabkan warna produk
yang tidak seragam. Selanjutnya banyak energi panas yang terbuang selama
pemanggangan sehingga menghasilkan efisiensi pemanggangan yang rendah. Selain itu
proses tersebut memerlukan waktu yang lama untuk pemanggangan karena produk harus
dibolak balik. Pada sisi lain lingkungan pemanggangan yang terbuka akan menyebabkan
hasil poduk kerupuk kemplang yang kurang higienis. Secara keseluruhan hal tersebut
menghasilkan produk kerupuk kemplang panggang dalam jumlah sedikit, mutu yang
kurang baik serta biaya proses pemanggangan yang mahal.

Sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah produk kerupuk kemplang panggang,
meingkatkan mutu produk kerupuk kemplang panggang, serta mengurangi biaya yang
diperlukan pada proses pemanggangan, maka perlu dilakukan penelitian pada proses
pengolahan kerupuk kemplang, terutama pada proses pemanggangan kerupuk kemplang
panggang, sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah dan mutu produk kerupuk
kemplang panggang, serta mengurangi biaya yang diperlukan pada proses pemanggangan.
Proses pemanggangan yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan alat
pemanggangan yang dirancang secara terkendali, bersifat sederhana, efektif, mempunyai
kapasitas kerja yang tinggi serta dengan biaya yang layak, sehingga diharapkan dapat
digunakan oleh pengrajin kerupuk kemplang panggang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerupuk kemplang ikan merupakan salah satu jenis makanan ringan yang banyak
digemari oleh masyarakat pada umumnya. Menurut Anonim (1990), kemplang ikan adalah
makanan kering yang terbuat dari tepung tapioka, daging ikan, air, garam, dan bahan
tambahan lain yang diijinkan. Kemplang termasuk lauk pauk yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi.

Menurut bentuk dan cara pembuatannya, kemplang ikan Palembang dibedakan
menjadi kemplang goreng dan kemplang panggang (Ilyas, 1993). Secara umum proses
pembuatan kemplang adalah sebagai berikut. Pertama kali, kulit, kepala, dan isi perut ikan
dipisahkan dan dibersihkan sehingga diperoleh daging ikan yang bersih. Selanjutnya
daging ikan digiling, dicampur dengan larutan garam hingga homogen, ditambah tepung
tapioka sedikit demi sedikit sehingga menjadi adonan yang siap dibentuk kelesan dengan
bentuk gelondongan. Setelah itu kelesan direbus dalam air mendidih hingga matang serta
dikeringanginkan dan selanjutnya dilakukan pengirisan dengan ketebalan 2 sampai 3 mm.
Selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari, kemudian digoreng pada
suhu 1700C sampai 2500C hingga mengembang. Selain dengan cara penggorengan,
pengrajin juga biasa mengolah kemplang dengan cara pemanggangan.

Pembuatan kemplang tergolong sebagai industri rumah tangga yang tradisional.
Industri kemplang di Sumatera Selatan belum dapat berkembang dengan baik karena
terdapat beberapa hambatan teknis seperti peralatan yang masih sederhana, serta faktor
lain seperti permodalan dan keterbatasan sumber daya manusia.
Masalah yang sering dihadapi oleh pengrajin kemplang panggang adalah proses
pengolahan akhir kemplang berupa pemanggangan. Menurut Romlah dan Widowati
(2000), sampai saat ini pemanggangan kemplang dilakukan oleh pengrajin satu demi satu.

Pemanggangan kerupuk kemplang dilakukan secara manual di atas bara api arang kayu.
Dengan cara ini panas yang disalurkan ke kerupuk kemplang tidak merata, sehingga
menyebabkan warna produk yang tidak seragam. Selanjutnya banyak energi panas yang
terbuang selama pemanggangan sehingga menghasilkan efisiensi pemanggangan yang
rendah. Selain itu proses tersebut memerlukan waktu yang lama untuk pemanggangan
karena produk harus dibolak balik. Pada sisi lain lingkungan pemanggangan yang terbuka
akan menyebabkan hasil poduk kerupuk kemplang yang kurang higienis. Sering terjadi
hangus atau bantat, serta cara tersebut tidak bisa menghasilkan produk bermutu dalam
skala besar.

Rancang bangun alat pemanggang kemplang dilakukan untuk mengatasi beberapa
kelemahan yang terdapat pada proses pemanggangan secara tradisional. Rancangan ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan rancangan teknik dan rancangan fungsional.
Rancangan teknik dalam hal ini meliputi pemilihan bahan yang digunakan, ukuran alat,
dan bentuk alat. Rancangan fungsional meliputi fungsi dari masing masing bagian alat
yang akan menentukan kinerja alat secara menyeluruh. Rancangan fungsional meliputi
tabung gas elpji beserta kelengkapannya sebagai sumber panas, saluran pipa pemanasan,
ruang pemanasan berupa lempeng gipsum untuk pemanggangan, ban berjalan untuk
menyalurkan produk dari hopper input ke ruang pemanggangan, bak penampung produk
kemplang panggang, motor listrik sebagai sumber energi penggerak ban berjalan, reducer
dan sistem pulley serta sabuk untuk mengatur kecepatan ban berjalan, thermometer
sebagai pencatat suhu pemanggangan, kerangka alat dan ruang pemanggangan, bearing
(laker) sebagai penerus tenaga, serta beberapa alat bantu lainnya. Variabel yang digunakan
pada rancang bangun alat pemangangan kerupuk kemplang meliputi kecepatan ban
berjalan, suhu pemanggangan, lama pemanggangan, kebutuhan bahan bakar gas elpiji, dan
kebutuhan tenaga listrik.

0 comments:

Post a Comment