Saturday, April 19, 2014

PREDATOR BAGI IKAN DAN UDANG YANG MERUGIKAN DALAM USAHA BUDIDAYA

April 19, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Secara umum, hama ikan dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan sifat hidupnya, yaitu :
1.  Predator
            Predator secara harfiah diartikan sebagai pemangsa.  Pada dasarnya predator adalah binatang yang sifatnya karnivora (pemakan daging) dengan cara memangsa atau menyantap targetnya. Predator sejatinya selalu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya atau kalau predatornya berukuran kecil, biasanya memiliki “senjata” yang mematikan seperti bisa, racun dan sejenisnya. Predator yang berukuran jauh lebih besar dari mangsanya, biasanya memangsa santapan dalam jumlah banyak dan biasanya dilakukan berkali-kali.  Predator ini hidup menetap di kolam atau di lingkungan sekitar areal budidaya walaupun ada juga yang sekedar mampir di areal budidaya tersebut dalam rangka mencari makan atau bermigrasi (berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya).
 Predator adalah hewan pemangsa yang secara sengaja maupun tidak sengaja masuk ke areal budidaya ikan dan memangsa ikan yang dibudidayakan.  Jenisnya dapat berupa ikan yang lebih besar, hewan air jenis lain, hewan darat dan beberapa jenis serangga/insekta air.  Contohnya ikan tagih (Mystus nemurus), lele (Clarias batrachus), kakap (Lates calcalifer), bulan-bulan (Megalops cyprinides), ikan gabus atau pemangsa lainnya seperti linsang, ular atau burung (seperti bangau, kuntul, blekok, ibis,burung raja udang, dsb.) anjing, katak pada fase dewasa dan lain-lain.
2.    Kompetitor
 Kompetitor adalah organisme yang menimbulkan persaingan dalam mendapatkan oksigen, pakan dan ruang gerak.  Hama ini tidak dikehendaki keberadaannya dalam wadah atau areal budidaya. Kompetitor yang sering menyebabkan terjadinya persaingan dalam memperoleh pakan adalah ikan mujair (Tilapia mossambica).  Spesies ikan mujair ini selain rakus juga mudah berkembang biak, sehingga populasinya di dalam kolam akan meningkat dengan cepat, sehingga ikan budidaya menjadi terganggu, lambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian. Masuknya jenis organisme lain ke kolam pemeliharaan merupakan kompetitor selain dapat menyebabkan terjadinya persaingan untuk mendapatkan pakan juga akan menyebabkan terjadinya kompetisi untuk memperoleh oksigen dan ruang gerak, sehingga kompetisi yang terjadi adalah kompetisi biological requirement, yakni ruang dan makanan.  Contoh hama kompetitor lainnya adalah jenis ketam, seperti yuyu (Saesarma spp.), kepiting (Scylla serrata), katak (pada fase berudu), keong dan sebagainya.
3.    Pengganggu/Pencuri
 Pengganggu adalah organisme atau aktivitas lain diluar ikan budidaya yang keberadaannya dapat mengganggu ikan budidaya.  Perlakuan manusia yang kurang baik dalam mengelola ikan dapat dikategorikan sebagai pengganggu, seperti saat sampling yang tidak sesuai aturan atau cara panen yang kurang baik.  Selain itu, ada juga literatur yang mengelompokkan hama ketiga ini dalam istilah ”pencuri”, yang merupakan hama menakutkan bagi petani ikan. Selain hama predator, kompetitor dan pengganggu/pencuri, terdapat pula sekelompok hewan yang dapat digolongkan ke dalam insekta air yang membahayakan ikan budidaya yang dikenal dengan istilah predator kelompok serangga air. Golongan insekta air ini biasanya ditemukan di areal pembenihan dan pendederan ikan di mana golongan hewan ini akan menyerang dan memangsa larva dan benih ikan. 
          Sementara itu untuk predator benih ikan, ada yang hidup di air bersama ikan yang dipelihara dan ada pula yang hidup di darat (di luar kolam ikan). Predator benih ikan ini ada yang tinggal menetap di sekitar kolam dan ada pula yang hanya sekedar lewat dalam rangka migrasi. Dalam prakteknya, predator benih ikan, ada yang memakan atau menyantap langsung benih ikan secara utuh dan ada pula yang mematikan target terlebih dahulu beberapa waktu kemudian dimakan setelah menjadi bangkai. Selain itu, ada juga predator benih ikan yang hanya mematikan benih ikan untuk dihisap darah atau cairan tubuhnya, sementara tubuh benih yang sudah mati tidak dimakan tetapi dibiarkan begitu saja.
Predator benih ikan umumnya merupakan binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu atau mengancam kehidupan ikan. Benih ikan yang berukuran kecil dengan kondisi tubuh yang masih lemah dan cenderung hidup berkelompok, maka benih ikan merupakan santapan empuk sang predator ketimbang ikan yang sudah berukuran dewasa. Selain itu, benih yang masih berukuran kecil tidak mampu menghindar apalagi melakukan perlawanan terhadap predator.  Beberapa contoh insekta tersebut adalah : kini-kini (dari larva capung Odonanta); ucrit (Peupeundeuyan) dari larva Cybister (kumbang air); kelompok ordo Hemiptera yaitu  Notonecta spp. (bebeasan), Corixa spp. (Famili Corixidae), Nepa spp. (Famili Nepidae),  Belestoma indicum (Famili Belestematidae) dan lintah. 

        Sementara itu, khususnya untuk hama yang menyerang ikan hias dibedakan dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu hama kompetitor dan hama predator.  Hama kompetitor biasanya berupa ikan yang mudah berkembang biak seperti ikan guppy dan mujair  sedangkan hama predator pada ikan hias adalah kucing, ular, ikan lele, ikan gabus dan burung.
Sementara itu, ada juga ahli dan pengamat budidaya perikanan khususnya dalam pembenihan ikan mengidentifikasi tersendiri jenis predator pada ikan tersebut. Kategorinya adalah :
a.) Predator kelompok Hewan Besar seperti buaya, biawak, ular, katak, burung, labilabi dan sebagainya.
b.)        Predator ikan buas seperti ikan gabus dan belut. 
c.) Predator kelompok hewan kecil (serangga air) seperti ucrit, notonecta, dan kini-kini.       Untuk areal / lokasi budidaya ikan/udang di tambak, keberadaan hama diartikan sebagai segala macam hewan yang ada ditambak, selain yang dibudidayakan, dan dianggap merugikan karena mengurangi produktifitas maksimal, disebabkan hilangnya hewan (ikan/udang) yang dibudidayakan  karena proses makan memakan (predasi), terjadinya persaingan dalam pemanfaatan sumber energi atau menimbulkan kerugian di bidang fasilitas budidaya ikan/udang.
Hama tambak dapat dikelompokan menjadi:
a.       Hama predator adalah hewan yang secara langsung membunuh dan memakan udang, sehingga jumlah udang dalam petakan menjadi kurang. Disamping jumlah udang berkurang, juga menimbulkan dampak lain seperti persaingan dalam pemanfaatan oksigen, mengurangi ruang lingkup bagi udang, disamping itu jatah makanan yang seharusnya untuk udang, akan dimakan juga oleh hewan pemangsa sehingga pertumbuhan udang menjadi terhambat. Jenis-jenis hewan termasuk dalam golongan predator sangat banyak, mulai dari vertebrata tingkat rendah, yaitu ikan sampai vertebrata tingkat tinggi seperti lingsang. Bahkan jenis-jenis ikan, seperti ikan mujair, ikan Bulan-bulan (Megalops cyprinoides), Kerapu (Epinephelus sp.) dan Sphyraena sp, dan lain-lain.  Pada Gambar 4 di bawah ini dapat dilihat contoh-contoh hama predator yang biasanya ada di tambak ikan/udang. 



b.      Hama Penyaing.
Jenis-jenis hewan penyaing yang sering ditemukan di tambak dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1. Kelompok Hama Penyaing di Tambak
Penyaing
Famili
Jenis-jenis
Cacing
Polychaeta
Dendronereis sp(Palolo)


Udangudangan





Mesopodopsis (Jembret)
Metapenaus monoceros (udang api-api)
Penaeus merguiensis (udang putih)
Penaeus indicus (udang jaring)
Serangga

Chironomus sp.
Moluska
Cerithidae
Trisipan

Ikan


Cichlidae
       Chanos chanos (Bandeng)
Microryridae
Aplocheilus panchax (Kepala timah)
Mugiliidae
Mugil cephalus (Belanak)
Siganiidae
Siganus sp. (Samadar)

Keberadaan hama ini dapat menimbulkan beberapa kerugian diantaranya kerusakan pada tanggul atau pematang sehingga menyebabkan kebocoran. Jenis perusak antara lain kepiting (Scylla serrata) dan udang pantus (Thalassina sp). Kepiting biasanya membuat lubang-lubang pada tanggul sehingga kedalaman air sulit dipertahankan dan dapat mengakibatkan masuknya hama pemangsa dan penyaing dalam petakan tambak. Selain itu menyebabkan udang yang dipelihara akan lolos melalui lubang kepiting tersebut.
Apapun bentuk serangan hama baik predator, kompetitor dan pengganggu ternyata berdampak besar dan dapat pula mengancam kelangsungan usaha budidaya. Terutama jika jumlah hama yang menyerang selain berkelompok juga dalam jumlah besar sehingga tingkat kematian ikan budidaya tinggi.
Walaupun sampai saat ini belum ada yang mencoba menghitung seberapa besar tingkat kematian akibat adanya hama di areal budidaya, tetapi dari tingginya tingkat kematian yang dapat disebabkannya, terutama dari golongan predator maka dapat diyakini bahwa keberadaan hama dapat menimbulkan kerugian di dalam usaha budidaya ikan/udang.

0 comments:

Post a Comment