Tuesday, April 22, 2014

Persemaian dan Pembibitan Mangrove

April 22, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 2 comments


Pembenihan Mangrove
Salah satu faktor keberhasilan penanaman dalam bibit atau benih yang baik dengan mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Bibit dari biji yang sudah tua di pohon
b. Tidak terserang hama dan penyakit
c. Ditangani secara benar dari pemanenan, pengangkutan dan penyimpanan
d. Dipilih bibit yang sehat dari pohon dengan daun yang mengkilap dan hijau
e. Media pembenihan sebaiknya menggunakan tanah lumpur supaya akar tidak goyang
 Pengumpulan Buah
Sebelum melakukan persemaian, lakukanlah pengumpulan buah mangrove terlebih dahulu untuk dijadikan bibit tanaman mangrove.
2.    Penyiapan bibit
  • bibit mangrove diusahakan berasal dari lokasi setempat atau lokasi terdekat
  • bibit mangrove disesuaikan dengan kondisi tanahnya
  • persemaian dilakukan di lokasi tanam untuk penyesuaian dengan lingkungan setempat
3.    Pemilihan bibit mangrove
Penanaman mangrove dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: menanam langsung buahnya, cara ini memiliki tingkat keberhasilan antara 20-30%. Cara lain adalah melalui persemaian bibit, dengan tingkat keberhasilan antara 60-80%.
Untuk memperoleh bibit mangrove yang baik, pengumpulan buah (propagule) dapat dilakukan antara bulan September hingga bulan Maret, dengan karakteristik sebagai berikut berdasarkan jenis tanaman mangrove:
  1. Bakau (Rhizophora spp.), buah sebaiknya dipilih dari pohon yang telah berusia di atas 10 tahun, buah yang baik dicirikan oleh hampir lepasnya bonggol buah dan batang buah, ciri buah yang sudah matang untuk jenis :
  2. bakau besar (Rhizophora mucronata): warna buah hijau tua atau kecoklatan dengan kotiledon (cincin) berwarna kuning
    • bakau kecil (Rhizophora apiculata): warna buah hijau kecoklatan dan warna kotiledon merah.
    • Tancang (Bruguiera spp.), buah dipilih dari pohon yang berumur antara 5-10 tahun, ciri buah yang matang: batang buah hampir lepas dari bonggolnya
  3. Api-api (Avicennia spp.), bogem (Sonneratia spp.) dan bolicella (Xylocarpus granatum)
    • ciri buah yang matang: warna kecoklatan, agak ketas dan bebas dari hama penggerek
    • lebih baik buah yang sudah jatuh dari pohon
4. Persemaian bibit mangrove
  1. Pemilihan tempat:
    • lahan yang lapang dan datar,
    • dekat dengan lokasi tanam,
    • terendam air saat pasang, dengan frekuensi lebih kurang 20-40 kali/bulan, sehingga tidak memerlukan penyiraman.
  2. Pembuatan bedeng persemaian
    • ukuran bedeng disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya berukuran 1 x 5 meter atau 1×10 meter dengan tinggi 1 meter,
    • Bedeng diberi naungan ringan dari daun nipah atau sejenisnya,
    • Media bedengan berasal dari tanah lumpur di sekitarnya,
    • Bedeng berukuran 1 x 5 meter dapat menampung bibit dalam kantong plastik (10 x 50 cm) atau dalam botol air mineral bekas (500 ml) sebanyak 1200 unit, atau 2.250 unit untuk bedeng berukuran 1 x 10 meter.
5. Pembibitan Mangrove
  • Buah disemaikan langsung ke kantong- kantong plastik atau ke dalam botol air mineral bekas yang sudah berisi media tanah.
  • Sebelum diisi tanah, bagian bawah kantong plastik atau botol air mineral bekas diberi lubang agar air yang berlebihan dapat keluar.
  • Khusus untuk buah bakau (Rhizopora spp.) dan tancang (Bruguiera spp.), sebelum disemaikan sebaiknya disimpan dulu di tempat yang teduh dan ditutupi dengan karung basah selama 5-7 hari. Hal ini bermanfaat untuk menghindari batang bibit
Pengangkutan Anakan Mangrove
Pengangkutan anakan mangrove dan penanganan sebelum ditanam dari lokasi pembibitan sampai ke tempat penampungan sementara harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Sependek mungkin waktu perjalanan
b. Jangan sampai merusak daun, batang maupun akar
c. Sebaiknya di atas kendaraan dilindungi dengan terpal
d. Dilakukan secara manual dengan tenaga manusia
e. Jumlah bibit yang diangkut ke lokasi penanaman harus diperhitunkan dengan kemampuan menanam dalam satu hari

Persiapan Penanaman Mangrove
Sebelum melakukan penanaman, beberapa hal perlu dipersiapkan yaitu:
Benih: benih yang siap tanam, dipilih yang daunnya berwarna hijau segar dan mengkilat.
* Ajir: adalah sepotong kayu atau belahan bambu yang disiapkan untuk menopang tanaman mangrove. Bila dibuat dari bambu belah, dibuat dengan panjang 70 cm dan dibelah setebal 1 cm yang nantinya akan dipakai sebagai penguat batang mangrove saat ditanam
* Tali Rafia: tali rafia digunakan untuk menarik garis lurus sebagai jalur mangrove ditanam dan mengikat batang mangrove pada ajir agar kuat dan tidak mudah terseret air pasang.
* Sarana penunjang berupa alat kerja yang dipakai waktu menanam mangrove.

Teknik Penanaman Mangrove
  1. Tarik tali rafia sepanjang jumlah peserta bila jumlah orang yang akan menanam mangrove banyak, sehingga lurus dan teratur. Bila yang menanam mangrove hanya terdiri satu atau dua orang, tali raffia juga tetap dipasang secara bebas.
  2. Tanam menggunakan alat bantu seperti linggis, kayu atau bambu yang diruncingkan sehingga lebih mudah dan aman.
  3. Pada setiap tanaman mangrove baru, tanamkan ajir dan ikat tanaman mangrove dengan tali raffia agar tidak dihanyutkan air pasang.
  4. Adakan pengontrolan secara rutin untuk segera memperbaiki tanaman baru bila jatuh atau bila hanyut segera diganti dengan yang baru.
  5. Tanaman mangrove dianggap aman, bila sudah berakar kuat sehingga tidak gampang tercabut.
Demikian persiapan dan teknik sederhana yang dapat dipraktekan oleh setiap orang yang hendak melestarikan tanaman mangrove demi menunjang kehidupan dan keselamatan pulau dari bahaya abrasi.
Dari beberapa sumber.

Pohon bakau tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, karena dapat ditemukan di mana-mana. Tetapi mungkin kurang pemahaman atau terdesak kebutuhan lain, membuat banyak wilayah hutan bakau atau mangrove ditebang. Pak Dosen di atas KM. Sirimau menceritakan dengan antusias manfaat pohon bakau. Berikut adalah sajian manfaat hutan bakau, sebelum membahas upaya pelestariannya. 
Manfaat Hutan Bakau / Mangrove
Drs. Bambang Suwignyo  mengelompokkan fungsi mangrove menjadi 5 golongan, yaitu :
1. Fungsi Fisik
a. Menjaga garis pantai agar tetap stabil dan kokoh dari abrasi air laut
b. Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi serta menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat pada malam hari
c. Menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru
d. Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke danau, atau sebagai filter air asin menjadi air tawar.
2. Fungsi Kimia
a. Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen
b. Sebagai penyerap karbondioksida
c. Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal di laut
3. Fungsi Biologi
a. Sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang serta berkembangbiak bagi burung dan satwa lain
b. Sebagai sumber plasma nutfah dan sumber genetika
c. Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut
d. Sebagai penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan penting bagi invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan (detritus) yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar
e. Sebagai kawasan pemijahan (spawning ground) dan daerah asuhan (nursery ground) bagi udang
f. Sebagai daerah mencari makanan (feeding ground) bagi plankton
4. Fungsi Ekonomi
a. Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp, tekstil, makanan ringan
b. Penghasil bibit ikan, udang, kerang dan kepiting, telur burung serta madu (nektar)
c. Penghasil kayu bakar, arang serta kayu untuk bangunan dan perabot rumah tangga
5. Fungsi Wisata
a. Sebagai kawasan wisata alam pantai untuk membuat trail mangrove
b. Sebagai sumber belajar bagi pelajar
c. Sebagai lahan konservasi dan lahan penelitian.

Kelima golongan fungsi dan manfaat di atas, pak Dosen di atas KM. Sirimau menambahkan bahwa oleh proses instrusi sangat memungkinkan munculnya sumber air tanah di daerah yang sebelumnya sangat gersang, contohnya Jeneponto. Proses intrusi itu akan lebih cepat bila ditunjang oleh penghijuauan di darat berupa reboisasi bukit-bukit gundul dengan tanaman pohon yang berumur panjang dan daunnya tidak mudah gugur pada musim kemarau.
Sedangkan proses penyerapan karbon dioksida dikemukakan contoh hasil oleh para petani di Jepang, yaitu bahwa hasil padi di sekitar hutan mangrove 3 sampai 4 kali lebih banyak dari pada daerah lain. Hutan mangrove juga menghasilkan hawa yang sejuk dan mudah terjadi turunnya hujan. Hawa itu ternyata bukan dinikmati manusia saja, tetapi juga oleh semua margasatwa.
Hutan mangrove sangat bermanfaat. Mari berpacu memeliharanya agar menahan meningkatnya panas global dan menyelamatkan pulau-pulau dari abrasi dan erosi. Karena sayang, jumlah penduduk semakin bertambah, lahan di darat semakin sempit, sementara itu secara diam-diam tetapi pasti air laut mengikis senti demi senti setiap hari.

2 comments:

  1. Bagi yang membutuhkan informasi lengkap tentang
    "Teknis Pembuatan Persemaian Mangrove", silahkan
    download langsung disini:
    http://bit.do/TeknisPersemaianMangrove

    Terima kasih,
    I Wayan Suparta

    ReplyDelete
  2. downloadnya di block...
    minta pasword

    ReplyDelete