Ikan pelagis pada umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Tujuan pemben- tukan kelompok adalah sebagai upaya memudahkan mencari makan, mencari pasangan dalam memijah dan taktik untuk menghindar atau mempertahankan diri dari serangan predator[1] . Densitas terbesar ikan pelagis di kolom perairan pada umumnya adalah pada zona epipelagis[2] yang kedalamannya sampai sekitar (100 - 150 m). Ikan pelagis dikelompokkan ke dalam 3 sub kelompok yakni Karangid (Layang, Selar dan Sunglir), Klupeid (Teri, Japuh, Tembang, Lemuru dan Siro) dan Skombroid (Kembung)[3] .
Wilayah laut Arafura
merupakan salah satu daerah
penangkapan ikan yang potensial dengan
sumber daya ikan utama terdiri dari
ikan demersal, ikan
pelagis dan udang. Estimasi potensi, produksi,
dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis
kecil di Laut Arafura, pada
tahun 1997 mencapai produksi 33,400 ton/tahun dengan tingkat pengusahaan
sebesar 7,13% dari potensi lestari 468,660 ton/tahun. Adapun pada Tahun
2001 mencapai produksi
12,310 ton/tahun dengan tingkat
pengusahaan sebesar 2,63%
dari potensi lestari
468,660 ton/tahun[4] .
Tingkat pengusa- haan yang
semakin menurun dan
besarnya potensi lestari
menunjukkan bahwa peluang pengembangan di Laut Arafura hanya
terdapat pada sumber daya
ikan pelagis kecil saja.
Penelitian mengenai
densitas ikan pelagis
kecil di perairan Laut Arafura
penting untuk dilakukan mengingat peluang pengembangannya yang cukup be-
sar yakni 82,87% dari
potensi lesatrinya pada tahun
1997[3]
.
Maraknya
aktifitas IUU (illegal, unreported, unreg- ulated fishing )
di Laut Arafura
seperti dinyatakan dalam Kompas[5]
rata-rata setiap tahun
sekitar 70 kapal asing
beroperasi di perairan Papua serta
ku- rang akuratnya metode statistik dan penghitungan pendaratan ikan
di pelabuhan (fish
landing data ) seperti keabsahan data tangkapan dari nelayan
dan keterbatasan informasi stok sumberdaya perikanan. Sehingga diperlukan suatu metode
untuk menggam- barkan densitas
dan keberadaan ikan yang lebih
akurat. Menurut aziz et.al.[3] , metode yang dapat digunakan untuk menduga densitas dan potensi sumberdaya daya ikan
pelagis kecil adalah metode akustik. Teknologi hidroakustik
merupakan teknologi yang dapat digu- nakan untuk
mendeteksi sumberdaya hayati dan non- hayati secara
lebih akurat, cepat, dalam
jangkauan yang luas, tidak
mengganggu biota dan tidak merusak lingkungan. Penelitian ini ditujukan
untuk mendapat- kan data Target Strength
dan densitas ikan pelagis ke- cil
secara vertikal di perairan Laut Arafura.
Manfaat
penelitian ini adalah sebagai informasi bagi nelayan mengenai
daerah penyebaran ikan pelagis
ke- cil di laut Arafura pada
bulan Nopember, sehingga menghasilkan tangkapan yang
optimum. Mengingat masih terbukanya peluang pemanfaatan ikan pelagis kecil, diharapkan dapat dijadikan
informasi awal bagi pengambil kebijakan
maupun stakeholder lainnya ter- hadap
potensi ikan pelagis kecil di WPP
Arafura.
Komposisi
Jenis Ikan Pelagis Kecil
Kelompok ikan
pelagis kecil yang tertangkap
dengan sampling alat tangkap trawl di perairan Arafura bulan Nopember 2006 terdiri dari 42 spesies, yang tergolong
dalam 5 famili (Tabel 1). Jenis paling
dominan adalah famili Clupeidae
dengan spesies dominan
Pelona ditcela, Sardinella gibbosa (tembang), Dussumieria elopsoides (japuh) dan
Illisha sp, disusul Carangidae dengan spesies dominan Deccapterus ruselli (layang), Carangoides
malabricus (Kwee) dan Selaroides lep-
tolepis (Selar kuning), Engraulidae
dengan spesies do- minan Stelophorus
comersoni (teri) dan Thrissa Mis- tax (Bulu
ayam), Scombridae dengan
spesies domi- nan Rastreliger kanagurta (kembung lelaki)
dan ter- akhir Formionidae
dengan spesies dominan
Formio niger (bawal hitam).
Kedalaman perairan
selama cruise track akustik
an- tara 10 - 100 m. Untuk
ikan pelagis kecil, pengukuran nilai target strength
diambil pada strata kedalaman 2- 90 m. Pasaribu[8]
mengkategorikan TS ikan pelagis menjadi 4 (kategori) yaitu ikan
pelagis kecil, sedang, cukup besar dan besar. Adapun
jumlah kisaran target strength yang diperoleh sesuai dengan
kategori ikan pelagis kecil sebanyak
17,619 ekor ikan atau sebanyak 90,34%
dari seluruh total ikan pelagisIkan Pelagis adalah ikan yang
umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200m. Ikan pada
pelagis umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumberdaya
ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu kelompok Pelagis Kecil seperti
Ikan Selar (Selaroides leptolepis) dan Sunglir (Elagastis bipinnulatus),
Klupeid Teri (Stolephorus indicus), Japuh (Dussumieria spp), Tembang (Sadinella
fimbriata), Lemuru (Sardinella Longiceps) dan Siro (Amblygaster sirm), dan
kelompok Skrombroid seperti Kembung (Rastrellinger spp)
Nama Indonesia: Pelagis
Kecil
Nama Internasional:
Small Pelagic Fish
Contoh Spesies:
Bandeng, Bandeng, Bangkok/Bulu Ayam, Banyar/Kembung Lelaki, Baronang, Bawal
hitam.
Ikan
pelagis kecil biasa berada di tubiran karang dan selalu berpindah tempat. Ikan
pelagis kecil misalnya : teri, lemuru, tembang, japuh, kembung. Ditangkap
dengan alat penangkap berupa jaring, seperti jaring insang, jaring lingkar,
pukat cincin, payang, bagan, pukat tepi dan pakaya.
Ikan
pelagis besar biasanya dapat ditemukan dekat terumbu karang atau tubiran dimana
arus hangat dekat perairan pantai. Juga ditemukan di laut terbuka dengan suhu
yang berubah ubah, bahkan ada beberapa ikan pelagis besar di terumbu yang
dalam. Ikan pelagis besar: Ikan tuna, cakalang dan cucut ditangkap dengan
teknik memancing: pancing trolling atau tonda. Umpan buatan yang umum dipakai
untuk mencari ikan pelagis besar adalah: Poppers, Plugs, Crankbaits, Spooner
serta Trolling lures memakai Rapala ™ dan Konahead : untuk ikan sejenis Marlin,
Layaran dan Lemadang . Ikan demersal adalah jenis ikan yang
habitatnya berada di bagian dasar perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan
demersal adalah ikan yang tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti
trawl dasar (bottom trawl), jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar
(bottom long line), bubu dan lain sebagainya.Ikan tersebut antara lain : kakap
merah/bambangan (Lutjanus spp), peperek (Leiognatus spp), manyung (Arius spp),
kurisi (Nemipterus spp), kuniran (Upeneus spp), tiga waja (Epinephelus spp),
bawal (Pampus spp) dan lain-lain. Ikan pelagis adalah kelompok Ikan yang berada
pada lapisan permukaan hingga kolom air dan mempunyai ciri khas utama, yaitu
dalam beraktivitas selalu membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan
migrasi untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Ikan pelagis berdasarkan ukurannya
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Ikan pelagis besar, misalnya jenis Ikan
tuna, cakalang, tongkol, dan lain-lain, serta Ikan pelagis kecil, misalnya Ikan
layang, teri, kembung, dan lain-lain. Pesisir selatan Jawa Timur umumnya
berpantai terjal dan berhadapan langsung dengan Samudra Indonesia.
Ikan
pelagis (pelagic fish) disebut juga ikan berminyak adalah ikan yang memiliki
minyak di jaringan tubuh mereka dan dalam rongga perut di sekitar usus. Fillet
mereka mengandung hingga 30 persen minyak, meskipun angka ini bervariasi baik
di dalam dan antar spesies. Contohnya termasuk tengiri, marlin, wahoo, tuna,
sarden, salmon, trout, ikan teri, dan barakuda.
0 comments:
Post a Comment