Friday, January 10, 2014

JENIS IKAN PELAGIS

January 10, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments

Ikan pelagis pada  umumnya berenang  berkelompok dalam jumlah  yang sangat  besar.  Tujuan pemben- tukan kelompok  adalah  sebagai  upaya  memudahkan mencari   makan,   mencari   pasangan   dalam  memijah dan  taktik untuk  menghindar atau  mempertahankan diri dari  serangan  predator[1] .  Densitas  terbesar ikan pelagis di kolom perairan pada umumnya adalah  pada zona epipelagis[2]   yang  kedalamannya sampai  sekitar (100 - 150 m).  Ikan  pelagis dikelompokkan ke dalam 3 sub  kelompok  yakni  Karangid (Layang,  Selar  dan Sunglir), Klupeid (Teri, Japuh, Tembang, Lemuru dan Siro) dan Skombroid  (Kembung)[3] .
Wilayah  laut Arafura  merupakan salah satu  daerah penangkapan ikan yang potensial  dengan sumber daya ikan  utama terdiri   dari  ikan  demersal,   ikan  pelagis dan  udang.   Estimasi potensi,  produksi,  dan  tingkat pemanfaatan  sumberdaya ikan  pelagis  kecil di  Laut Arafura,  pada  tahun 1997 mencapai  produksi  33,400 ton/tahun dengan tingkat pengusahaan sebesar 7,13% dari  potensi  lestari 468,660 ton/tahun. Adapun  pada Tahun  2001  mencapai   produksi   12,310  ton/tahun dengan  tingkat  pengusahaan sebesar  2,63% dari  potensi  lestari  468,660 ton/tahun[4] .   Tingkat  pengusa- haan   yang  semakin  menurun  dan  besarnya   potensi lestari menunjukkan bahwa peluang pengembangan di Laut Arafura  hanya  terdapat pada  sumber  daya  ikan pelagis kecil saja.
Penelitian  mengenai   densitas   ikan   pelagis   kecil di perairan Laut Arafura  penting  untuk  dilakukan mengingat  peluang pengembangannya yang cukup be- sar  yakni  82,87% dari  potensi  lesatrinya pada  tahun
1997[3] .
Maraknya aktifitas  IUU (illegal,  unreported, unreg- ulated  fishing )  di  Laut   Arafura   seperti   dinyatakan dalam   Kompas[5]  rata-rata  setiap   tahun  sekitar   70 kapal  asing  beroperasi   di  perairan Papua  serta  ku- rang akuratnya metode statistik dan penghitungan pendaratan  ikan   di  pelabuhan  (fish  landing   data ) seperti  keabsahan data  tangkapan dari  nelayan  dan keterbatasan informasi stok sumberdaya perikanan. Sehingga  diperlukan suatu  metode  untuk  menggam- barkan  densitas  dan  keberadaan ikan yang lebih akurat. Menurut aziz et.al.[3] , metode yang dapat digunakan untuk  menduga densitas  dan potensi sumberdaya daya  ikan  pelagis  kecil adalah  metode akustik. Teknologi hidroakustik merupakan teknologi  yang  dapat digu- nakan  untuk  mendeteksi  sumberdaya hayati  dan non- hayati   secara  lebih  akurat, cepat,   dalam  jangkauan yang luas, tidak  mengganggu  biota dan tidak  merusak lingkungan. Penelitian ini ditujukan untuk mendapat- kan data  Target  Strength  dan densitas  ikan pelagis ke- cil secara vertikal di perairan Laut Arafura.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi nelayan  mengenai  daerah  penyebaran ikan pelagis ke- cil di  laut Arafura   pada  bulan  Nopember,   sehingga menghasilkan tangkapan  yang  optimum.   Mengingat masih  terbukanya peluang  pemanfaatan ikan  pelagis kecil, diharapkan dapat dijadikan informasi  awal bagi pengambil kebijakan maupun stakeholder lainnya ter- hadap  potensi  ikan pelagis kecil di WPP Arafura.
Komposisi Jenis Ikan Pelagis Kecil
Kelompok  ikan  pelagis kecil yang  tertangkap dengan sampling alat tangkap trawl di perairan Arafura  bulan Nopember  2006 terdiri dari 42 spesies, yang tergolong dalam 5 famili (Tabel  1). Jenis paling dominan  adalah famili   Clupeidae    dengan   spesies   dominan    Pelona ditcela,    Sardinella    gibbosa (tembang),   Dussumieria elopsoides  (japuh) dan  Illisha  sp, disusul  Carangidae dengan  spesies dominan  Deccapterus ruselli (layang), Carangoides malabricus  (Kwee) dan Selaroides lep- tolepis (Selar kuning),  Engraulidae dengan  spesies do- minan  Stelophorus  comersoni (teri)  dan  Thrissa Mis- tax  (Bulu  ayam),   Scombridae   dengan  spesies  domi- nan  Rastreliger kanagurta (kembung   lelaki)  dan  ter- akhir  Formionidae  dengan  spesies  dominan   Formio niger  (bawal  hitam).
Kedalaman perairan selama  cruise  track akustik  an- tara  10 - 100 m.  Untuk  ikan pelagis kecil, pengukuran nilai target  strength  diambil  pada  strata kedalaman 2- 90 m.  Pasaribu[8]  mengkategorikan TS ikan  pelagis menjadi  4 (kategori) yaitu  ikan  pelagis kecil, sedang, cukup besar dan besar.  Adapun  jumlah  kisaran  target strength yang diperoleh sesuai dengan kategori ikan pelagis kecil sebanyak  17,619 ekor ikan atau  sebanyak 90,34% dari seluruh  total  ikan pelagisIkan Pelagis adalah ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200m. Ikan pada pelagis umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu kelompok Pelagis Kecil seperti Ikan Selar (Selaroides leptolepis) dan Sunglir (Elagastis bipinnulatus), Klupeid Teri (Stolephorus indicus), Japuh (Dussumieria spp), Tembang (Sadinella fimbriata), Lemuru (Sardinella Longiceps) dan Siro (Amblygaster sirm), dan kelompok Skrombroid seperti Kembung (Rastrellinger spp)
Nama Indonesia: Pelagis Kecil
Nama Internasional: Small Pelagic Fish
Contoh Spesies: Bandeng, Bandeng, Bangkok/Bulu Ayam, Banyar/Kembung Lelaki, Baronang, Bawal hitam.
Ikan pelagis kecil biasa berada di tubiran karang dan selalu berpindah tempat. Ikan pelagis kecil misalnya : teri, lemuru, tembang, japuh, kembung. Ditangkap dengan alat penangkap berupa jaring, seperti jaring insang, jaring lingkar, pukat cincin, payang, bagan, pukat tepi dan pakaya.
Ikan pelagis besar biasanya dapat ditemukan dekat terumbu karang atau tubiran dimana arus hangat dekat perairan pantai. Juga ditemukan di laut terbuka dengan suhu yang berubah ubah, bahkan ada beberapa ikan pelagis besar di terumbu yang dalam. Ikan pelagis besar: Ikan tuna, cakalang dan cucut ditangkap dengan teknik memancing: pancing trolling atau tonda. Umpan buatan yang umum dipakai untuk mencari ikan pelagis besar adalah: Poppers, Plugs, Crankbaits, Spooner serta Trolling lures memakai Rapala ™ dan Konahead : untuk ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang . Ikan demersal adalah jenis ikan yang habitatnya berada di bagian dasar perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan demersal adalah ikan yang tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl dasar (bottom trawl), jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan lain sebagainya.Ikan tersebut antara lain : kakap merah/bambangan (Lutjanus spp), peperek (Leiognatus spp), manyung (Arius spp), kurisi (Nemipterus spp), kuniran (Upeneus spp), tiga waja (Epinephelus spp), bawal (Pampus spp) dan lain-lain. Ikan pelagis adalah kelompok Ikan yang berada pada lapisan permukaan hingga kolom air dan mempunyai ciri khas utama, yaitu dalam beraktivitas selalu membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Ikan pelagis berdasarkan ukurannya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Ikan pelagis besar, misalnya jenis Ikan tuna, cakalang, tongkol, dan lain-lain, serta Ikan pelagis kecil, misalnya Ikan layang, teri, kembung, dan lain-lain. Pesisir selatan Jawa Timur umumnya berpantai terjal dan berhadapan langsung dengan Samudra Indonesia.
Ikan pelagis (pelagic fish) disebut juga ikan berminyak adalah ikan yang memiliki minyak di jaringan tubuh mereka dan dalam rongga perut di sekitar usus. Fillet mereka mengandung hingga 30 persen minyak, meskipun angka ini bervariasi baik di dalam dan antar spesies. Contohnya termasuk tengiri, marlin, wahoo, tuna, sarden, salmon, trout, ikan teri, dan barakuda.


0 comments:

Post a Comment