Sunday, July 14, 2013

PAKAN IKAN DIGANTIKAN DENGAN BAHAN NABATI

July 14, 2013 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment

Harga pakan ikan semakin mahal di pasaran, dengan semakin meningkatnya usaha budidaya perikanan semi intensif maka kebutuhan akan pakan ikan semakin naik. Untuk mengantisipasi kebutuhan pakan ikan tersebut maka mjulai di coba penggunaan singkong (Manihot utilissima). Tumbuhan tersebut mudah dijumpai di areal tegalan atau pekarangan di desa. Ini karena singkong gampang ditanam. Di berbagai belahan dunia, seperti Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Asia (termasuk  Indonesia), umbi-umbian yang bisa tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis ini bahkan menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat. Tak hanya bisa dikonsumsi manusia, singkong ternyata juga bagus untuk dijadikan pakan ikan, terutama pada daunnya. Peneliti Nutrisi Ikan di Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok, Jawa Barat yang melakukan penelitian dengan membuat tepung daun singkong sebagai alternatif sumber protein untuk pakan ikan.
Untuk kandungan protein tepung daun singkong berkisar 25 - 28 %, lemak 7 – 13 %; serat kasar 12 – 17 %; kalsium 1,3 - 1,4 %; fosfor 0,3 %; lysin 2 %; methionin 0,4 %; dan threonin 3 %. Kandungan nutrisi dari tepung daun singkong ini setara dengan bahan baku alternatif sumber protein lainnya seperti DDGS (Dried Distillers Grains with Solubles/hasil ikutan produksi ethanol), tepung daun lamtoro, dan lain-lain.
Tentang teknis pembuatan tepung daun singkong sangat mudah dan sederhana. Yang pertama, daun singkong yang tidak terlalu muda di-copper/cacah, lalu dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2 - 3 hari. Setelah daun singkong kering, kemudian digiling dengan mesin penggiling.
Kemudidan kedelai juga tanaman yang sudah sangat akrab dengan penduduk di Indonesia, sering di buat tahu dan tempe yang merakyat. Tanaman ini biasanya ditanam setelah tanam padi pada bulan kemarau musim palawija. Kedelai ditanam dengan hanya membabat jerami di sawah dan membuat saluran pembuangan air di sawah.
Pada saat ini harga pakan ikan semakin mahal di pasaran, padahal pakan merupakan komponen budidaya ikan yang menyerap banyak biaya sampai ± 60 %. Kita selama ini berfikir bagaimana budidaya ikan tetap berhasil dengan biaya pakan yang murah dan sukur semua bisa di produksi sendiri dari bahan-bahan di sekitar kita. Dari berbagai penlitian dan kegunaan bahan selain tepung ikan ternyata ada bahan nabati yang bisa di manfaatkan di sekitar kita, memiliki kecernaan protein dan energi sebaik tepung ikan dengan harga yang lebih terjangkau.
Berita dari majalah Trobos pada 15 Oktober – 14 Nopember 2012 di beritakan bahwa pada Outlook Perikanan 2012, Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) Divisi Akuakultur, menyerukan kepada para pemangku kepentingan perikanan budidaya untuk mencari bahan baku alternatif pengganti tepung ikan. Hal ini karena harga tepung ikan impor yang terus meningkat. Sementara pasokan tepung ikan dalam negeri hanya mampu memenuhi 20  - 25 % dari total kebutuhan pabrikan pakan yang mencapai 120.000 ton.
Dari kondisi global tepung ikan, American Soybean Association – International Marketing (ASA-IM) bahkan menyebutkan, produksi global dari tepung ikan akan terus menurun. Sehingga mengakibatkan harga tepung ikan akan terus meroket, sehingga berdampak pada harga pakan ikan naik terus.
Terkait dengan itu Divisi Akuakultur itu, belum lama ini di Jakarta, sebuah perusahaan asal Brasil, Selecta, coba tawarkan solusi. Produk bahan baku yang ditawarkan oleh Selecta adalah Soy Protein Concentrate (SPC). Produk ini merupakan sumber protein nabati yang merupakan hasil pengolahan dari kedelai.
Menurut informasi produsen pakan di Eropa kini sudah mulai menggunakan Soy Protein Concentrate (SPC). Bahkan di negara Norwegia, SPC digunakan hingga 70 % untuk mengganti tepung ikan pada pakan ikan salmon.
Hasi uji kandungan nutri SPC dan tepung ikan
No
Komposisi
SPC
Tepung ikan
1.
Protein
55 -65
55 – 63
2.
Abu
5
19
3.
Serat kasar
4
0,7
4.
Lemak kasar
1
9,4
5.
Lysin
4 – 4,5
4,5 – 4,8
6.
Methionine
0,9 – 1
1,7 – 1,8
7.
Cystine
0,8 – 1
0,5 – 0,6
8.
Treonine
2,7 – 2,9
2,6 – 2,7
9.
Tryptophan
0,7 – 0,8
0,6 – 0,8
Sumber : Kim dkk dalam presentasi Marcos Raze
ASA-IM memprediksi, permintaan SPC secara global untuk industri perikanan budidaya akan meningkat hingga 1,5 juta MT (Metrik Ton) dalam 10 tahun mendatang. Disebutkan pula, ke depan SPC akan menjadi bahan baku penting pada pakan udang dan ikan. Alasannya, karena SPC merupakan sumber asam amino yang baik dengan harga yang terjangkau.
Keunggulan SPC lebih jauh tentang SPC, Razze menjelaskan, SPC diproduksi melalui proses ekstraksi alkohol dari kedelai yang telah dihilangkan lemaknya. ”Tujuan dari proses ekstraksi alkohol tersebut adalah untuk menghilangkan lectin, trypsin inhibitor, glycinin, beta-conglycinin, saponin, dan oligosakarida yang merupakan zat anti-nutrisi. Ini artinya level anti-nutrisi SPC jauh lebih rendah ketimbang tepung kedelai,” jelasnya.
Tentang keunggulan SPC, papar Razze, SPC memiliki kecernaan protein dan energi yang sama dengan tepung ikan, ini telah dibuktikan secara in-vivo pada udang dan ikan. SPC memiliki stabilitas penyimpanan yang baik dan mudah penanganannya. ”Kemudian yang terpenting, variasi harga SPC jauh lebih rendah dibanding tepung ikan. Sehingga SPC adalah bahan baku pengganti tepung ikan yang terbaik.
Dari penelitian ini didasari atas keprihatinan akan kian melambungnya harga tepung ikan (bahan baku protein pakan) dari hari ke hari. Daun singkong adalah bahan baku protein pakan yang murah dan mudah didapat. Produksi singkong Indonesia yang mencapai 21 juta ton per tahun menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Nigeria, Thailand, dan Brasil.
Singkong berbeda dengan biji-bijian (kedele dan jagung) yang menyimpan protein dan karbohidrat pada bijinya. Tanaman ini menyimpan pati (karbohidrat) dalam umbinya, sedangkan proteinnya tersimpan dalam daun. Karena kandungan proteinnya rendah, umbi singkong jarang sekali digunakan dalam pakan unggas dan ikan, lebih sering digunakan sebagai bahan pakan ternak terutama sapi.
Menyoal protein untuk ikan merupakan hal yang sangat penting. Sebab 70 % bobot kering bahan organik jaringan tubuh  ikan terdiri atas protein. Meski begitu, ikan tidak membutuhkan protein dalam arti yang sebenarnya, tetapi memerlukan kombinasi seimbang 20 asam amino esensial dan non esensial utama yang menyusun protein. Karena itu kandungan protein dan asam amino bahan baku, termasuk tepung daun singkong harus tercatat.
Untuk hasil uji coba SPC secaraIn Vivo pada udang oleh institut perikanan di Brazil, LABOMAR – CEAC, oleh Dr.Alberto Nunes dengan membandingkan antara tepung ikan dengan SPC level 5%, 7% dan 10% pada pakan udang. Pada parameter konversi pakan Feed Convertion Rate (FCR). Pada SPC level 7%  menghasilkan FCR 1,77 sedangkan pakan dengan tepung ikan menghasilkan FCR 1,85. Artinya ada perbaikan 4,3% dengan menggunakan teung SPC dibanding tepung ikan.
Sedangkan dari efek bobot badan udang pada SPC 5% memberikan dampak fektifitas biaya sebesar 1,95% sedangkan pada tepung ikan 2,04% sehingga ada penurunan sebesar 4.4%.
Sookying dkk (2011) menyimpulkan bahwa penggunaan SPC hingga 12% pada pakan udang Vanamei berbasis kedelai tidak berefek nagatif pada pertmbuhan, FCR, daya hidup dan total panen.
Dari gambaran penggunaan tepung kedelai pada udang dan mungkin akan ditindak lanjuti dengan penelitian penggunaan bahan lainnya dari nabati yang lebih murah dan mudah tersedia maka akan membangkat minat pembudidaya ikan dan udang.



1 comment:

  1. Trims info nya,dan mohon kalu boleh bisa dirinci cara pembuatan pakan ikan dengan memanfaatkan limbah seperti cangkang singkong

    ReplyDelete