Harga pakan ikan semakin mahal di pasaran, dengan semakin meningkatnya usaha budidaya perikanan semi intensif maka kebutuhan akan pakan ikan semakin naik. Untuk mengantisipasi kebutuhan pakan ikan tersebut maka mjulai di coba penggunaan singkong
(Manihot utilissima). Tumbuhan tersebut mudah dijumpai di areal tegalan atau
pekarangan di desa. Ini karena singkong gampang ditanam. Di berbagai belahan
dunia, seperti Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Asia (termasuk Indonesia), umbi-umbian yang bisa tumbuh di
daerah tropis maupun sub tropis ini bahkan menjadi makanan pokok bagi sebagian
masyarakat. Tak hanya bisa dikonsumsi manusia, singkong ternyata juga bagus
untuk dijadikan pakan ikan, terutama pada daunnya. Peneliti Nutrisi Ikan di
Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok, Jawa Barat yang melakukan penelitian
dengan membuat tepung daun singkong sebagai alternatif sumber protein untuk
pakan ikan.
Untuk
kandungan protein tepung daun singkong berkisar 25 - 28 %, lemak 7 – 13 %;
serat kasar 12 – 17 %; kalsium 1,3 - 1,4 %; fosfor 0,3 %; lysin 2 %; methionin
0,4 %; dan threonin 3 %. Kandungan nutrisi dari tepung daun singkong ini setara
dengan bahan baku alternatif sumber protein lainnya seperti DDGS (Dried
Distillers Grains with Solubles/hasil ikutan produksi ethanol), tepung daun
lamtoro, dan lain-lain.
Tentang
teknis pembuatan tepung daun singkong sangat mudah dan sederhana. Yang pertama,
daun singkong yang tidak terlalu muda di-copper/cacah, lalu dijemur di bawah
sinar matahari selama kurang lebih 2 - 3 hari. Setelah daun singkong kering,
kemudian digiling dengan mesin penggiling.
Kemudidan
kedelai juga tanaman yang sudah sangat akrab dengan penduduk di Indonesia,
sering di buat tahu dan tempe yang merakyat. Tanaman ini biasanya ditanam
setelah tanam padi pada bulan kemarau musim palawija. Kedelai ditanam dengan
hanya membabat jerami di sawah dan membuat saluran pembuangan air di sawah.
Pada
saat ini harga pakan ikan semakin mahal di pasaran, padahal pakan merupakan
komponen budidaya ikan yang menyerap banyak biaya sampai ± 60 %. Kita selama
ini berfikir bagaimana budidaya ikan tetap berhasil dengan biaya pakan yang
murah dan sukur semua bisa di produksi sendiri dari bahan-bahan di sekitar
kita. Dari berbagai penlitian dan kegunaan bahan selain tepung ikan ternyata
ada bahan nabati yang bisa di manfaatkan di sekitar kita, memiliki kecernaan
protein dan energi sebaik tepung ikan dengan harga yang lebih terjangkau.
Berita
dari majalah Trobos pada 15 Oktober – 14 Nopember 2012 di beritakan bahwa pada
Outlook Perikanan 2012, Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) Divisi
Akuakultur, menyerukan kepada para pemangku kepentingan perikanan budidaya
untuk mencari bahan baku alternatif pengganti tepung ikan. Hal ini karena harga
tepung ikan impor yang terus meningkat. Sementara pasokan tepung ikan dalam
negeri hanya mampu memenuhi 20 - 25 %
dari total kebutuhan pabrikan pakan yang mencapai 120.000 ton.
Dari
kondisi global tepung ikan, American Soybean Association – International
Marketing (ASA-IM) bahkan menyebutkan, produksi global dari tepung ikan akan
terus menurun. Sehingga mengakibatkan harga tepung ikan akan terus meroket,
sehingga berdampak pada harga pakan ikan naik terus.
Terkait
dengan itu Divisi Akuakultur itu, belum lama ini di Jakarta, sebuah perusahaan
asal Brasil, Selecta, coba tawarkan solusi. Produk bahan baku yang ditawarkan
oleh Selecta adalah Soy Protein Concentrate (SPC). Produk ini merupakan sumber
protein nabati yang merupakan hasil pengolahan dari kedelai.
Menurut
informasi produsen pakan di Eropa kini sudah mulai menggunakan Soy Protein
Concentrate (SPC). Bahkan di negara Norwegia, SPC digunakan hingga 70 % untuk
mengganti tepung ikan pada pakan ikan salmon.
Hasi uji
kandungan nutri SPC dan tepung ikan
No
|
Komposisi
|
SPC
|
Tepung
ikan
|
1.
|
Protein
|
55
-65
|
55
– 63
|
2.
|
Abu
|
5
|
19
|
3.
|
Serat
kasar
|
4
|
0,7
|
4.
|
Lemak
kasar
|
1
|
9,4
|
5.
|
Lysin
|
4
– 4,5
|
4,5
– 4,8
|
6.
|
Methionine
|
0,9
– 1
|
1,7
– 1,8
|
7.
|
Cystine
|
0,8
– 1
|
0,5
– 0,6
|
8.
|
Treonine
|
2,7
– 2,9
|
2,6
– 2,7
|
9.
|
Tryptophan
|
0,7
– 0,8
|
0,6
– 0,8
|
Sumber : Kim dkk dalam
presentasi Marcos Raze
ASA-IM
memprediksi, permintaan SPC secara global untuk industri perikanan budidaya
akan meningkat hingga 1,5 juta MT (Metrik Ton) dalam 10 tahun mendatang.
Disebutkan pula, ke depan SPC akan menjadi bahan baku penting pada pakan udang
dan ikan. Alasannya, karena SPC merupakan sumber asam amino yang baik dengan
harga yang terjangkau.
Keunggulan
SPC lebih jauh tentang SPC, Razze menjelaskan, SPC diproduksi melalui proses
ekstraksi alkohol dari kedelai yang telah dihilangkan lemaknya. ”Tujuan dari
proses ekstraksi alkohol tersebut adalah untuk menghilangkan lectin, trypsin
inhibitor, glycinin, beta-conglycinin, saponin, dan oligosakarida yang
merupakan zat anti-nutrisi. Ini artinya level anti-nutrisi SPC jauh lebih
rendah ketimbang tepung kedelai,” jelasnya.
Tentang
keunggulan SPC, papar Razze, SPC memiliki kecernaan protein dan energi yang
sama dengan tepung ikan, ini telah dibuktikan secara in-vivo pada udang dan
ikan. SPC memiliki stabilitas penyimpanan yang baik dan mudah penanganannya.
”Kemudian yang terpenting, variasi harga SPC jauh lebih rendah dibanding tepung
ikan. Sehingga SPC adalah bahan baku pengganti tepung ikan yang terbaik.
Dari
penelitian ini didasari atas keprihatinan akan kian melambungnya harga tepung
ikan (bahan baku protein pakan) dari hari ke hari. Daun singkong adalah bahan
baku protein pakan yang murah dan mudah didapat. Produksi singkong Indonesia
yang mencapai 21 juta ton per tahun menduduki peringkat ke-4 dunia setelah
Nigeria, Thailand, dan Brasil.
Singkong
berbeda dengan biji-bijian (kedele dan jagung) yang menyimpan protein dan
karbohidrat pada bijinya. Tanaman ini menyimpan pati (karbohidrat) dalam
umbinya, sedangkan proteinnya tersimpan dalam daun. Karena kandungan proteinnya
rendah, umbi singkong jarang sekali digunakan dalam pakan unggas dan ikan,
lebih sering digunakan sebagai bahan pakan ternak terutama sapi.
Menyoal
protein untuk ikan merupakan hal yang sangat penting. Sebab 70 % bobot kering
bahan organik jaringan tubuh ikan
terdiri atas protein. Meski begitu, ikan tidak membutuhkan protein dalam arti
yang sebenarnya, tetapi memerlukan kombinasi seimbang 20 asam amino esensial
dan non esensial utama yang menyusun protein. Karena itu kandungan protein dan
asam amino bahan baku, termasuk tepung daun singkong harus tercatat.
Untuk
hasil uji coba SPC secaraIn Vivo pada udang oleh institut perikanan di Brazil,
LABOMAR – CEAC, oleh Dr.Alberto Nunes dengan membandingkan antara tepung ikan
dengan SPC level 5%, 7% dan 10% pada pakan udang. Pada parameter konversi pakan
Feed Convertion Rate (FCR). Pada SPC level 7%
menghasilkan FCR 1,77 sedangkan pakan dengan tepung ikan menghasilkan
FCR 1,85. Artinya ada perbaikan 4,3% dengan menggunakan teung SPC dibanding
tepung ikan.
Sedangkan
dari efek bobot badan udang pada SPC 5% memberikan dampak fektifitas biaya
sebesar 1,95% sedangkan pada tepung ikan 2,04% sehingga ada penurunan sebesar
4.4%.
Sookying
dkk (2011) menyimpulkan bahwa penggunaan SPC hingga 12% pada pakan udang Vanamei
berbasis kedelai tidak berefek nagatif pada pertmbuhan, FCR, daya hidup dan
total panen.
Dari
gambaran penggunaan tepung kedelai pada udang dan mungkin akan ditindak lanjuti
dengan penelitian penggunaan bahan lainnya dari nabati yang lebih murah dan
mudah tersedia maka akan membangkat minat pembudidaya ikan dan udang.
Trims info nya,dan mohon kalu boleh bisa dirinci cara pembuatan pakan ikan dengan memanfaatkan limbah seperti cangkang singkong
ReplyDelete