Minyak hati ikan Cod (Cod liver oil), merupakan salah satu jenis minyak ikan yang sudah digunakan selama ratusan tahun.
Masyarakat
miskin di Inggris bagian utara, Skotlandia, Irlandia, Eropa bagian utara,
Islandia, dan Newfoundland memberikan minyak hati ikan Cod untuk hewan ternak
mereka.
Setelah
melihat bahwa minyak hati ikan Cod ini membuat hewan ternak begitu sehat,
akhirnya mereka mulai mengonsumsi minyak ikan tersebut untuk diri mereka
sendiri.
Para
nelayan menggosokkan minyak hati ikan Cod pada kulit dan sendi yang terasa
nyeri. Mereka juga mengonsumsi minyak ikan untuk melawan pilek dan flu ketika
berada di laut.
Komposisi
Minyak Ikan
Minyak
ikan berasal dari jaringan pada jenis ikan tertentu yang berminyak. Minyak ikan
mengandung asam lemak omega-3, eicosapentaenoic acid (EPA), dan docosahexaenoic
acid (DHA), yang merupakan prekursor untuk eicosanoids yang bisa mengurangi
peradangan di seluruh tubuh.
Beberapa
ikan kecil tertentu mendapatkan minyak ikan dari hasil memakan ganggang mikro
(microalgae) yang memproduksi asam lemak tersebut.
Ikan
yang lebih besar yang mengandung minyak menjadi predator dengan memakan ikan
kecil yang tubuhnya kaya akan asam lemak.
Manfaat
Minyak Ikan
Minyak
Ikan
Dari
hasil riset diketahui bahwa minyak ikan dapat menstabilkan mood seseorang
penderita gangguan bipolar. American Heart Association (AHA) merekomendasikan
agar mengkonsumsi suplemen minyak ikan setidaknya 2 kali seminggu (sekitar 0,5
– 1,8 gram minyak ikan perhari). Lemak ikan yang baik bisa didapatkan dari ikan
tuna, makarel dan salmon.
Pada
konggres seafood dunia (World Seafood Congress) pada September 2007 di Dublin,
Irlandia menghadirkan beberapa ahli gizi dan kesehatan manusia terkemuka dunia
yang berasal dari beberapa negara. Salah satunya Prof. Crawford, Direktur
Institute of Brain Chemistry and Human Nutrition, University of North london
menjelaskan bahwa isu kesehatan yang menonjol di abad 21 adalah problem
kesehatan mental daripada isu kegemukan, dan cara untuk mengatasinya adalah
dengan mengkonsumsi seafood lebih banyak.
Beliau
menerangkan bahwa peningkatan kerusakan otak dan problem kesehatan mental
akibat dari kekurangan asam lemak atau minyak omega 3. Dijelaskan bahwa otak
manusia adalah terbuat dari marine fats. Jika kita tidak memberi otak dengan
asupan pangan yang sesuai untuk menjaga kesehatannya, misalnya dengan ikan dan
khususnya asam lemak omega 3, maka akan didapati kasus-kasus gangguan otak atau
mental seperti depresi, gangguan bipolar, atau problem perilaku anak seperti
ketidak mampuan berkonsentrasi, dyslexia dan dyspraxia. Sebagai contoh pada
penderita alzheimer diakibatkan oleh kehilangan DHA secara signifikan dalam
otaknya dan dapat dihindari dengan konsumsi seafood secara proporsional.
Dalam
uraiannya Prof. Crawford menjelaskan jika penduduk di negara barat mempunyai
peluang 50 kali lebih besar terhadap gangguan depresi dibandingkan dengan
penduduk Jepang yang mempunyai tingkat konsumsi ikan tinggi. Bahwa diet dengan
basis daging merah dan gandum dan sedikitnya konsumsi ikan telah menyebabkan
asupan lemak omega 3 menjadi sangat rendah sehingga berpeluang lebih besar
terhadap gangguan kesehatan mental.
Sumber:
http://www.p2hp.kkp.go.id/artikel-858-minyak-ikan-mengurangi-eefek-gangguan-bipolar.html#ixzz3N6NCxmRbBeberapa
penelitian menunjukkan bahwa kadar DHA dan EPA dalam ikan atau suplemen minyak
ikan memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu:
1.
Menurunkan kadar trigliserida
2.
Memperlambat pembentukan plak pada pembuluh darah
3.
Menurunkan tekanan darah
4.
Mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada orang yang diketahui
menderita penyakit jantung
5.
Menjaga kulit terlihat lebih muda
6.
Meningkatkan fungsi otak
7.
Mencegah dan menunda demensia.
8.
Anti peradangan
9.
Melebarkan pembuluh arteri dan vena
Jenis-Jenis
Asam Lemak Omega-3
Selain
dari minyak ikan, makanan lain yang mengandung asam lemak omega-3 diantaranya
adalah biji rami, telur, daging, beberapa jenis kacang-kacangan, bayam, pasta
biji wijen, dan kacang polong.
Asam
lemak yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan disebut alpha-linolenic acid (ALA).
Di dalam tubuh, asam lemak tersebut dikonversi menjadi EPA dan DHA.
Minyak
yang mengandung asam lemak yaitu minyak kacang (soya bean oil), canola oil, dan
minyak biji rami.
Dosis
Minyak Ikan
Dosis
900 mg/hari telah terbukti memiliki efek yang menguntungkan dalam menurunkan
perkembangan penyakit jantung.
Direkomendasikan
untuk mengonsumsi setidaknya dua porsi ikan setiap minggu karena dapat
memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
American
Heart Association (AHA) merekomendasikan minimal mengonsumsi 1 gr EPA + DHA
untuk orang yang memiliki penyakit jantung.
AHA
juga merekomendasikan 2-4 gr/hari EPA + DHA untuk orang yang ingin menurunkan
kadar trigliserida dalam darah mereka, namun harus di bawah pengawasan dokter.
Efek
Samping Minyak Ikan
Dianjurkan
untuk membatasi konsumsi beberapa jenis spesies ikan berlemak seperti albacore
tuna, hiu, dan swordfish karena tingginya kadar kontaminan beracun yang mungkin
terkandung dalam ikan tersebut.
Oleh
karena itu, Anda juga harus berhati-hati memilih suplemen minyak ikan terkait
dengan kandungan kontaminan seperti merkuri atau logam berat lainnya, pilih
yang berlabel “bebas logam berat.”
Perhatikan
juga efek samping lain yang mungkin timbul jika Anda mengonsumsi minyak ikan
atau asam lemak omega-3 dalam jumlah besar, misalnya:
1.
peningkatan risiko perdarahan atau memar
2.
mual
3.
diare
4.
perut kembung
0 comments:
Post a Comment