Tuesday, July 3, 2012

MANFAAT AZOLLA YANG BERSIFAT ORGANIK BAGI PERIKANAN

July 03, 2012 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Azolla bukan tanaman air sembarangan, a

zolla memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman air lain, yaitu menambat nitrogen (N) dari udara. Udara yang kita hirup > 75%nya adalah N. Sayangnya N ini tidak bisa langsung diserap oleh tanaman. Azolla – lah yang menambat N udara menjadi N yang bisa diserap oleh tanaman. Kandungan N di dalam Azolla sangat tinggi untuk ukuran bahan organik, bisa mencapai 4 – 5% dari berat keringnya. Bahan organik yang lain umumnya hanya < 2%.
Kemampuan Azolla untuk menyuburkan tanaman sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Orang-orang China dan Vietnam sudah sejak abad 15 dan 17 sudah memanfaatkan Azolla untuk pupuk tanaman. Kini Azolla telah tersebar di penjuru bumi.
Azolla adalah nama tumbuhan paku-pakuan akuatik yang mengapung di permukaan air berdaun kecil-kecil dan warna daunnya bisa sangat hijau dan tebal. Azolla bukan tanaman air sembarangan. Azolla memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman air lain, yaitu menambat nitrogen (N) dari udara. Tumbuhan ini bersimbiosis dengan Anabaena azollae, alga biru hijau (Cyanobacteria) dan Azolla sebagai inangnya atau rumah bagi alga. Alga hidup di rongga yang ada di sisi permukaan bawah daun Azolla. Dalam hubungan saling menguntungkan ini, Anabaena bertugas memfiksasi dan mengasimilasi gas nitrogen dari atmosfer. Nitrogen ini selanjutnya digunakan oleh Azolla untuk membentuk protein.
Azolla sangat kaya akan protein, asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12 dan Beta- Carotene), mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, zat besi, dan magnesium. Berdasarkan berat keringnya, mengandung 25 – 35% protein, 10 – 15% mineral dan 7 – 10% asam amino, senyawa bioaktif dan biopolymer. Sementara kandungan karbohidrat dan lemak Azolla sangat rendah. Komposisi nutrisinya membuat Azolla sangat efisien dan efektif sebagai pakan ikan, ternak, dan unggas. Ternak dengan mudah dapat mencernanya, karena kandungan protein yang tinggi dan lignin yang rendah.
Azolla merupakan satu-satunya genus dari paku air mengapung suku Azollaceae. Terdapat tujuh spesies yang termasuk dalam genus ini. Suku Azollaceae sekarang dianjurkan untuk digabungkan ke dalam suku Salvineaceae, berdasarkan kajian morfologi dan molekular dari Smith et al. (2006). Azolla dikenal mampu bersimbiosis dengan cyanophyta Anabaena azollae dan mengikat nitrogen langsung dari udara.
Azolla adalah tanaman paku air yang mampu hidup di perairan tawar dengan ketebalan air optimal 3-5 cm atau bahkan pada permukaan tanah yang lembab. Azolla bersimbiosis dengan simbionnya yaitu Cyanobakteria Anabaena azollae, sehingga mampu memfiksasi N2 (BNF= biological nitrogen fixation) dari atmosfer. Penulis cukup lama  (tahun 1996 – 2011) meneliti prospek Azolla (tanaman paku air) yaitu spesies Azolla  microphylla.  Pada penelitian awal (1996-1997, 2001, 2003, 2006) diketahui bahwa pada tumpangsari Padi-Azolla Azolla  microphylla (Am) mampu menurunkan volatilisasi NH3(93-97%) lahan basah, meningkatkan produktivitas tanah sawah, dan menyediakan biomassa untuk pembuatan pupuk organik.  Selain itu penelitian lain menyatakan produksi biomassa Am pada lahan sawah adalah antara 15-20 ton kering tiris/ha/2 minggu, nisbah C/N 14-15, kandungan C-organik 40-43 %. Kandungan biomassa Am kering mengandung total N basah tiris 2,80 – 3,04 % (kering 5 – 6 %), P2O5 2,02 – 2,10 %; K2O 9,06 – 9,72 %, Ca total 5,88 – 6,20 %; Mg total 0,06 – 0,09 % dan  C-organik 40,75 – 42,88 % (data primer Widyasunu, 2009). Kandungan K dan Ca dari Am ternyata bisa tinggi bila air dan lumpur habitatnya berkandungan K+ dan Ca2+ tinggi; feed-backnya Amberprospek menjadi penyerap kation tersebut. Dengan demikian, Azolla sangat prospektif untuk mendukung pertanian organic atau program “ go organic 2010” dan seterusnya.Hanya saja kita harus melihat pada pertimbangan criteria kualitas pupuk organik menurut Permentan dan ketersediaan bahan organic lain untuk digunakan meramu pupuk organic (curah, cair).
Habitat Azolla adalah lingkungan air terutama kolam, sawah dan saluran-saluran air (Lumpkin dan Plucknett, 1982), dilaporkan pula terdapat pada rawa-rawa dekat pantai dan pada sungai-sungai di benua Amerika maupun benua Asia dan kawasan kepulauannya.  Nama daerah (lokal) Azolla tentunya di seluruh dunia berbeda, di pulau Jawa khususnya di Jawa Tengah terkenal namanya dengan apon-apon dan di Banyumas namanya apu-apuhan. Azolla, azo artinya mau kering dan ollyo artinya akan terbunuh, jadi artinya bila biomassnya menjadi kering tanaman tidak akan hidup. Azolla adalah genus dari paku air dengan heterospora yang berkembang dari satu sel awalan (leptosporangiate) (Lumpkin dan Plucknett, 1982). Ada tujuh spesies Azolla yaituA. caroliniana, A. filiculoides, A. mexicana, A. microphylla, A. rubra, A. nilotica, dan A. pinnata. Azolla microphylla dicirikan oleh trichome hanya pada lembar daunnya, kondisi masih berkembang tiap frond-nya berdiameter horisontal 1-3 cm dan mempunyai dua atau lebih flabelliform rhizome utama dengan cabang lateral. Warnanya hijau muda sampai hijau agak tua dengan sedikit warna lebih kuning dari spesies lainnya; akar panjangnya bisa 1-2 cm bila tumbuh subur. Temperatur udara yang sesuai untuk Azolla berkisar antara 20-35°C, sedangkan keperluan pH air/lumpur  juga juga bervariasi antara 4-7 dan bertahan pada penerimaan pencahayaan > 25 % (Lumpkin, 1987); pada pH masam 4,5-5,0 kolam nutrisi fermentative juga masih berkembang beberapa hari namun akan ikut terdekomposisi setelah lebih dari satu minggu (Widyasunu et al., 2011 d). A. microphylla dapat berkembang dengan optimal di wilayah kabupaten Banyumas baik pada saat musim hujan maupun kemarau asalkan ada suplai air di sawah, pada kondisi sedikit melumpur masih bertahan untuk berkembang, pH air antara 6,0-8,5 masih berkembang baik, temperatur udara 28-30° C belum menunjukkan daun terbakar (Widyasunu, 1997), namun bila penyinaran sampai permukaan frond (populasi) melebihi 70-80%  A. microphylla menunjukkan daun coklat dan terbakar sehingga pertumbuhan dan perkembangan juga terhambat (data primer Widyasunu, 2009), namun dapat diperbaiki dengan pemberian fosfat dan glukosa (data primer Widyasunu, 2010). Menurut Tel Or et al. (1991), gula (sukrosa, fruktosa dan glukosa) mampu meningkatkan fiksasi N udara oleh Cyanobacteria simbion dari Azolla karena alga biru hijau tersebut memerlukan gula sebagai sumber karbon. Mekanisme penggunaan gula oleh Cyanobacteria dalam Azolla dapat direview dalam tulisan berbagai tim peneliti dalam Tel Or et al. (1991).
Azolla micropylla mampu menghasilkan N dalam ekosistem perairan karena dalam rongga-rongga kamar daunnya tersimpan hidup Anabaena azollae secara mutualistik yang mampu memfiksasi N2 udara (Lumpkin dan Plucknett, 1982).  Oleh karena itu,Azolla-Anabaena azollae mampu menyumbang N-BNF bagi padi sawah (Lumpkin, 1987; Mabbayad, 1987; Johal, 1986; Roger dan Ladha, 1992).  Di samping itu Azolla juga dilaporkan oleh banyak peneliti mampu meningkatkan efisiensi pemupukan urea (Moeller, 1994; Vlek et al., 1995; Widyasunu, 1997; Widyasunu et al., 1998). Di Thailand (Loudhapasitiporn dan Kanareugsa, 1987), Filipina (Roger dan Watanabe, 1977; Mabbayad, 1987), India (Kannaiyan, 1987), Cina (Zhang et al., 1987), dan banyak negara lainnya (IRRI, 1987).
Di kawasan Timur, Selatan dan Tenggara Asia termasuk Indonesia di mana banyak diusahakan padi sawah, salah satu masalah yang dihadapi adalah kesuburan lahan yang berkelanjutan. Hal ini sangat penting karena saat sekarang yang dipacu adalh produksi yang semakin tinggi dari satu jenis tanaman yaitu padi sawah, dengan target kenaikan produksi untuk setiap tahun. Justru pada lahan sawah di kawasan tersebut, bahan organik tanah dan tingkat nitrogen acapkali terbatas. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan sumber nitrogen alternatif sebagai suplemen pupuk kimia. Sumber nitrogen alternatif ini adalah pupuk hijau. Salah satu sumber N alternatif yang cocok untuk padi sawah adalah Azolla.
Suatu penelitian internasional di mana Indonesia (Batan) ikut terlibat yang diseponsori oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA-Wina) menggunakan 15N menunjukkan bahwa Azolla yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae dapat memfiksasi N2-udara dari 70 – 90%. N2-fiksasi yang terakumulasi ini yang dapat digunakan sebagai sumber N bagi padi sawah.
Beberapa kegunaanAzolla untuk sektor pertanian dan perikanan antara lain:
a.       Sumber N dapat mengganti pupuk urea sampai 100 kg
b.      Pakan ternak/hijauan, terutama ayam dan itik
c.       Pakan ikan
d.      Menekan pertumbuhan gulma
e.       Tanaman hias
f.       Kontrol terhadap perkembangan nyamuk
A.   Pengganti Urea
Pemanfaatan azolla sebagai pupuk ini memang memungkinkan. Pasalnya, bila dihitung dari berat keringnya dalam bentuk kompos (azolla kering) mengandung unsur antara lain :
1.      Nitrogen (N) 3 - 5 %
2.      Phosphor (P) 0,5 - 0,9%
3.      Kalium (K) 2 - 4,5 %
Mengandung hara mikro berupa di antaranya :
1.      Calsium (Ca) 0,4 - 1 %
2.      Magnesium (Mg) 0,5 - 0,6 %
3.      Ferum (Fe) 0,06 - 0,26 %
4.      Mangaan (Mn) 0,11 - 0,16 %

Dalam sumber lain disebutkan beberapa unsur yang ada di azolla adalah sebagai berikut :
No
Unsur Hara dalam Azolla
% / ppm
1
N
1.96-5.30 (%)
2
P
0.16-1.59 (%)
 3
K
0.31-5.97 (%)
4
Ca
0.45-1.70 (%)
5
Mg
0.22-0.66 (%)
6
S
0.22-0.73 (%)
7
Si
0.16-3.35 (%)
8
Na
0.16-1.31 (%)
9
Cl
0.62-0.90 (%)
10
Al
0.04-0.59 (%)
11
Fe
0.04-0.59 (%)
12
Mn
66 - 2944 (ppm)
13
Co
0.264 (ppm)
14
Zn
26 - 989 (ppm)

Sumber :  www.batan.go.id

0 comments:

Post a Comment