zolla memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman air lain, yaitu menambat nitrogen (N) dari udara. Udara yang kita hirup > 75%nya adalah N. Sayangnya N ini tidak bisa langsung diserap oleh tanaman. Azolla – lah yang menambat N udara menjadi N yang bisa diserap oleh tanaman. Kandungan N di dalam Azolla sangat tinggi untuk ukuran bahan organik, bisa mencapai 4 – 5% dari berat keringnya. Bahan organik yang lain umumnya hanya < 2%.
Kemampuan
Azolla untuk menyuburkan tanaman sebenarnya sudah diketahui sejak lama.
Orang-orang China dan Vietnam sudah sejak abad 15 dan 17 sudah memanfaatkan
Azolla untuk pupuk tanaman. Kini Azolla telah tersebar di penjuru bumi.
Azolla
adalah nama tumbuhan paku-pakuan akuatik yang mengapung di permukaan air
berdaun kecil-kecil dan warna daunnya bisa sangat hijau dan tebal. Azolla bukan
tanaman air sembarangan. Azolla memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh
tanaman air lain, yaitu menambat nitrogen (N) dari udara. Tumbuhan ini
bersimbiosis dengan Anabaena azollae, alga biru hijau (Cyanobacteria) dan
Azolla sebagai inangnya atau rumah bagi alga. Alga hidup di rongga yang ada di
sisi permukaan bawah daun Azolla. Dalam hubungan saling menguntungkan ini,
Anabaena bertugas memfiksasi dan mengasimilasi gas nitrogen dari atmosfer.
Nitrogen ini selanjutnya digunakan oleh Azolla untuk membentuk protein.
Azolla
sangat kaya akan protein, asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12
dan Beta- Carotene), mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, zat besi, dan
magnesium. Berdasarkan berat keringnya, mengandung 25 – 35% protein, 10 – 15%
mineral dan 7 – 10% asam amino, senyawa bioaktif dan biopolymer. Sementara
kandungan karbohidrat dan lemak Azolla sangat rendah. Komposisi nutrisinya
membuat Azolla sangat efisien dan efektif sebagai pakan ikan, ternak, dan
unggas. Ternak dengan mudah dapat mencernanya, karena kandungan protein yang
tinggi dan lignin yang rendah.
Azolla
merupakan satu-satunya genus dari paku air mengapung suku Azollaceae. Terdapat
tujuh spesies yang termasuk dalam genus ini. Suku Azollaceae sekarang
dianjurkan untuk digabungkan ke dalam suku Salvineaceae, berdasarkan kajian
morfologi dan molekular dari Smith et al. (2006). Azolla dikenal mampu
bersimbiosis dengan cyanophyta Anabaena azollae dan mengikat nitrogen langsung
dari udara.
Azolla
adalah tanaman paku air yang mampu hidup di perairan tawar dengan ketebalan air
optimal 3-5 cm atau bahkan pada permukaan tanah yang lembab. Azolla
bersimbiosis dengan simbionnya yaitu Cyanobakteria Anabaena azollae, sehingga
mampu memfiksasi N2 (BNF= biological nitrogen fixation) dari atmosfer. Penulis
cukup lama (tahun 1996 – 2011) meneliti
prospek Azolla (tanaman paku air) yaitu spesies Azolla microphylla.
Pada penelitian awal (1996-1997, 2001, 2003, 2006) diketahui bahwa pada
tumpangsari Padi-Azolla Azolla
microphylla (Am) mampu menurunkan volatilisasi NH3(93-97%) lahan basah,
meningkatkan produktivitas tanah sawah, dan menyediakan biomassa untuk
pembuatan pupuk organik. Selain itu
penelitian lain menyatakan produksi biomassa Am pada lahan sawah adalah antara
15-20 ton kering tiris/ha/2 minggu, nisbah C/N 14-15, kandungan C-organik 40-43
%. Kandungan biomassa Am kering mengandung total N basah tiris 2,80 – 3,04 %
(kering 5 – 6 %), P2O5 2,02 – 2,10 %; K2O 9,06 – 9,72 %, Ca total 5,88 – 6,20
%; Mg total 0,06 – 0,09 % dan C-organik
40,75 – 42,88 % (data primer Widyasunu, 2009). Kandungan K dan Ca dari Am
ternyata bisa tinggi bila air dan lumpur habitatnya berkandungan K+ dan Ca2+
tinggi; feed-backnya Amberprospek menjadi penyerap kation tersebut. Dengan
demikian, Azolla sangat prospektif untuk mendukung pertanian organic atau
program “ go organic 2010” dan seterusnya.Hanya saja kita harus melihat pada
pertimbangan criteria kualitas pupuk organik menurut Permentan dan ketersediaan
bahan organic lain untuk digunakan meramu pupuk organic (curah, cair).
Habitat
Azolla adalah lingkungan air terutama kolam, sawah dan saluran-saluran air
(Lumpkin dan Plucknett, 1982), dilaporkan pula terdapat pada rawa-rawa dekat
pantai dan pada sungai-sungai di benua Amerika maupun benua Asia dan kawasan
kepulauannya. Nama daerah (lokal) Azolla
tentunya di seluruh dunia berbeda, di pulau Jawa khususnya di Jawa Tengah
terkenal namanya dengan apon-apon dan di Banyumas namanya apu-apuhan. Azolla,
azo artinya mau kering dan ollyo artinya akan terbunuh, jadi artinya bila
biomassnya menjadi kering tanaman tidak akan hidup. Azolla adalah genus dari
paku air dengan heterospora yang berkembang dari satu sel awalan
(leptosporangiate) (Lumpkin dan Plucknett, 1982). Ada tujuh spesies Azolla
yaituA. caroliniana, A. filiculoides, A. mexicana, A. microphylla, A. rubra, A.
nilotica, dan A. pinnata. Azolla microphylla dicirikan oleh trichome hanya pada
lembar daunnya, kondisi masih berkembang tiap frond-nya berdiameter horisontal
1-3 cm dan mempunyai dua atau lebih flabelliform rhizome utama dengan cabang
lateral. Warnanya hijau muda sampai hijau agak tua dengan sedikit warna lebih
kuning dari spesies lainnya; akar panjangnya bisa 1-2 cm bila tumbuh subur.
Temperatur udara yang sesuai untuk Azolla berkisar antara 20-35°C, sedangkan
keperluan pH air/lumpur juga juga
bervariasi antara 4-7 dan bertahan pada penerimaan pencahayaan > 25 %
(Lumpkin, 1987); pada pH masam 4,5-5,0 kolam nutrisi fermentative juga masih
berkembang beberapa hari namun akan ikut terdekomposisi setelah lebih dari satu
minggu (Widyasunu et al., 2011 d). A. microphylla dapat berkembang dengan
optimal di wilayah kabupaten Banyumas baik pada saat musim hujan maupun kemarau
asalkan ada suplai air di sawah, pada kondisi sedikit melumpur masih bertahan
untuk berkembang, pH air antara 6,0-8,5 masih berkembang baik, temperatur udara
28-30° C belum menunjukkan daun terbakar (Widyasunu, 1997), namun bila
penyinaran sampai permukaan frond (populasi) melebihi 70-80% A. microphylla menunjukkan daun coklat dan
terbakar sehingga pertumbuhan dan perkembangan juga terhambat (data primer Widyasunu,
2009), namun dapat diperbaiki dengan pemberian fosfat dan glukosa (data primer
Widyasunu, 2010). Menurut Tel Or et al. (1991), gula (sukrosa, fruktosa dan
glukosa) mampu meningkatkan fiksasi N udara oleh Cyanobacteria simbion dari
Azolla karena alga biru hijau tersebut memerlukan gula sebagai sumber karbon.
Mekanisme penggunaan gula oleh Cyanobacteria dalam Azolla dapat direview dalam
tulisan berbagai tim peneliti dalam Tel Or et al. (1991).
Azolla
micropylla mampu menghasilkan N dalam ekosistem perairan karena dalam
rongga-rongga kamar daunnya tersimpan hidup Anabaena azollae secara mutualistik
yang mampu memfiksasi N2 udara (Lumpkin dan Plucknett, 1982). Oleh karena itu,Azolla-Anabaena azollae mampu
menyumbang N-BNF bagi padi sawah (Lumpkin, 1987; Mabbayad, 1987; Johal, 1986;
Roger dan Ladha, 1992). Di samping itu
Azolla juga dilaporkan oleh banyak peneliti mampu meningkatkan efisiensi
pemupukan urea (Moeller, 1994; Vlek et al., 1995; Widyasunu, 1997; Widyasunu et
al., 1998). Di Thailand (Loudhapasitiporn dan Kanareugsa, 1987), Filipina
(Roger dan Watanabe, 1977; Mabbayad, 1987), India (Kannaiyan, 1987), Cina
(Zhang et al., 1987), dan banyak negara lainnya (IRRI, 1987).
Di
kawasan Timur, Selatan dan Tenggara Asia termasuk Indonesia di mana banyak
diusahakan padi sawah, salah satu masalah yang dihadapi adalah kesuburan lahan
yang berkelanjutan. Hal ini sangat penting karena saat sekarang yang dipacu
adalh produksi yang semakin tinggi dari satu jenis tanaman yaitu padi sawah,
dengan target kenaikan produksi untuk setiap tahun. Justru pada lahan sawah di
kawasan tersebut, bahan organik tanah dan tingkat nitrogen acapkali terbatas.
Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan sumber nitrogen alternatif sebagai suplemen
pupuk kimia. Sumber nitrogen alternatif ini adalah pupuk hijau. Salah satu
sumber N alternatif yang cocok untuk padi sawah adalah Azolla.
Suatu
penelitian internasional di mana Indonesia (Batan) ikut terlibat yang
diseponsori oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA-Wina) menggunakan 15N
menunjukkan bahwa Azolla yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae dapat
memfiksasi N2-udara dari 70 – 90%. N2-fiksasi yang terakumulasi ini yang dapat
digunakan sebagai sumber N bagi padi sawah.
Beberapa kegunaanAzolla
untuk sektor pertanian dan perikanan antara lain:
a.
Sumber N dapat mengganti pupuk urea
sampai 100 kg
b.
Pakan ternak/hijauan, terutama ayam dan
itik
c.
Pakan ikan
d.
Menekan pertumbuhan gulma
e.
Tanaman hias
f.
Kontrol terhadap perkembangan nyamuk
A. Pengganti Urea
Pemanfaatan azolla
sebagai pupuk ini memang memungkinkan. Pasalnya, bila dihitung dari berat
keringnya dalam bentuk kompos (azolla kering) mengandung unsur antara lain :
1.
Nitrogen (N) 3 - 5 %
2.
Phosphor (P) 0,5 - 0,9%
3.
Kalium (K) 2 - 4,5 %
Mengandung hara mikro
berupa di antaranya :
1.
Calsium (Ca) 0,4 - 1 %
2.
Magnesium (Mg) 0,5 - 0,6 %
3.
Ferum (Fe) 0,06 - 0,26 %
4.
Mangaan (Mn) 0,11 - 0,16 %
Dalam sumber lain
disebutkan beberapa unsur yang ada di azolla adalah sebagai berikut :
No
|
Unsur Hara dalam Azolla
|
% / ppm
|
1
|
N
|
1.96-5.30 (%)
|
2
|
P
|
0.16-1.59 (%)
|
3
|
K
|
0.31-5.97 (%)
|
4
|
Ca
|
0.45-1.70 (%)
|
5
|
Mg
|
0.22-0.66 (%)
|
6
|
S
|
0.22-0.73 (%)
|
7
|
Si
|
0.16-3.35 (%)
|
8
|
Na
|
0.16-1.31 (%)
|
9
|
Cl
|
0.62-0.90 (%)
|
10
|
Al
|
0.04-0.59 (%)
|
11
|
Fe
|
0.04-0.59 (%)
|
12
|
Mn
|
66 - 2944 (ppm)
|
13
|
Co
|
0.264 (ppm)
|
14
|
Zn
|
26 - 989 (ppm)
|
Sumber : www.batan.go.id
0 comments:
Post a Comment