Persyaratan
Lokasi Budidaya Ikan Baronang (Siganus
Spp)
Untuk
mencapai produksi jenis komoditas budidaya laut secara optimal memerlukan
kecermatan dalam penentuan lokasi budidaya yang akan dikembangkan serta
kecocokan metoda yang digunakan. Dalam hal ini, pemilihan lokasi untuk budidaya
ikan di laut harus akan mempertimbangkan dari aspek teknis dan non teknis.
Dari
segi aspek teknis hal-hal yang harus diperhatikan meliputi:
Perairan/lokasi yang dipilih harus
terlindung dari pengaruh angin/musim dan gelombang, hal ini untuk
mengamankan/melindungi salinitas budidaya.
Pergerakan air harus cukup baik dengan
kecepatan arus antara 20 ~ 40 cm/detik, apabila kecepatan arus kurang mengakibatkan
penyediaan air kurang dan O2 yang di supplay juga akan berkurang dan sebaliknya
apabila kecepatan arus cukup besar pertumbuhan ikan akan terganggu sebab energi
yang didapatkan dari makanan banyak keluar untuk melawan arus.
Lokasi harus bebas dari pengaruh pencemaran
atau polusi baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Lokasi juga harus bebas dari hama yang
meliputi antara lain ikan-ikan besar dan buas, binatang yang selain potensial
dapat mengganggu (predator).
Hal yang sangat penting lokasi harus
memenuhi persyaratan kualitas air yang baik untuk pertumbuhan ikan seperti :
Kadar garam berkisar antara 27 ~ 32 ppt.
Suhu air berkisar antara 28 ~ 320C.
O2 (oksigen) berkisar antara 7 ~ 8 ppm.
Nitrat 0,9 ~ 3,2 ppm dan phospat 0,2 ~ 0,5
ppm.
Untuk
mempermudah kelancaran kegiatan yang berhubungan dengan usaha budidaya yang
meliputi sarana jalan, telpon, listrik, sumberdaya manusia, pakan, pasar,
ketersediaan bimbingan harus dalam jumlah yang cukup memadai serta bahan-bahan
untuk komoditi budidaya mudah diperoleh. Sedangkan aspek dari aspek non teknis
harus memperhatikan sektor-sektor yang berkaitan dengan kebijaksanaan
penggunaan lahan dalam hubungan dengan kepentingan sektor lain seperti
pariwisata, pelayaran, dll.Ikan baronang adalah salah satu jenis komoditas yang
potensial untuk dikembangkan mengingat harganya yang cukup mahal. Saat ini
sudah banyak masyarakat yang membudidaya-kannya dengan menggunakan benih dari
alam. Sejak tahun 1988 ikan baronang sudah dapat dibenihkan dengan berbagai
upaya baik secara alami maupun penggunaan hormon dan stripping.
2) Persyaratan Lokasi
a. Sumber air laut bersih dan jernih
sepanjang tahun.
b. Bebas dari pencemaran.
c. Dasar perairan laut berpasir atau
berkarang.
d. Dekat dengan lokasi pemasaran/pemasok
induk
2. TEKNIK PEMBENIHAN
1)
Bahan
a. Induk ikan jantan dan betina
perbandingannya 1 : 1.
b. Bak pemijahan.
c. Bak penetasan.
d. Bak pemeliharaan larva.
2) Seleksi Induk
Induk
yang matang telur hasil pembesaran dalam kurungan apung dipindahkan ke dalam
bak-bak pemijahan dengan volume air + 3 m3.
3) Metoda Pemijahan
Metoda
yang digunakan adalah pemijahan alami, pemijahan dengan rangsangan rangsangan
hormon dan pemijahan dengan stripping.
a. Pemijahan alami
Induk
ikan baronang umumnya memijah pada bulan gelap, waktu memijah sekitar petang
menjelang malam atau dinihari menjelang subuh. Ikan baronang memijah umumnya
pada bulan Pebruari s/d September.
b. Pemijahan dengan hormon
Induk
ikan yang sudah matang telur dirangsang untuk memijah dengan suntikan hormon
gonadotropin. Induk betina disuntik dengan 500 MU dan induk jantan disuntik
dengan 250 MU (mouse unit). Biasanya setelah 6 -8 jam ikan akan memijah.
c. Pemijahan dengan stripping
Stripping
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.
c.1.Cara
kering
Sel
telur hasil stripping dari induk betina dicampur dengan sperma jantan,
pencampuran dilakukan dengan bulu ayam/bulu bebek, kemudian dibiarkan
selama +
10 menit. Setelah itu dicuci dengan air laut yang telah disaring dan
disterilisasi, baru telur dipindahkan ke bak penetasan.
c.2.Cara
basah
Sel
telur dan sperma hasil stripping dicampur dalam air laut yang telah
disterilisasi dan dibiarkan selama + 10 menit, kemudian dicuci dan dipindahkan
ke dalam bak penetasan.
Gambar
1. 4) Penetasan Telur
a. Persiapan
Bak
penetasan disiapkan dengan dibersihkan menggunakan bahan kimia chlorin dengan
dosis 200 ppm. Kualitas air seperti oksigen, pH, salintas, suhu, kecerahan,
kandungan gas dan logam berat harus dijaga agar tidak melebihi batas ambangnya.
b. Penetasan
Telur
yang dibuahi akan menetas dalam waktu 22 - 24 jam pada suhu air 26 - 280 C.
Telur yang tidak dibuahi akan tenggelam ke dasar bak.
5) Pemeliharaan Larva
Larva
yang dirawat dengan seksama terutama sesudah kuning telurnya habis. Pada tahap
ini larva diberi pakan hidup alami berupa chlorella sp, rotifera dan daging
ikan yang dicincang.
Dari
beberapa macam jenis jasad pakan tersebut tidak diberikan secara bersamaan
melainkan disusun menurut jadwal yang tertentu sesuai dengan perkembangan
larva.
6) Pengelolaan Kualitas Air
Air
laut untuk pemeliharaan larva adalah air laut yang sudah mengalami beberapa
saringan, pertama melalui saringan pasir kemudian saringan millipore yang
berdiameter 10 dan 15 mikron.
Pembersihan
tangki harus dilakukan secara periodik dengan menggunakan siphon (pipa
plastik), larva telah berumur antara 7 - 20 hari, dasar tangki harus
dibersihkan setiap 2 hari sekali, bila larva berumur di atas 21 hari
pembersihan dasar tangki dilakukan setiap hari.
3. SUMBER
Booklet
Jenis-Jenis Komoditi Laut Ekonomis Penting Pada Usaha Pembenihan, Direktorat
Bina Pembenihan, Dirjen Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta, 1996
4. KONTAK HUBUNGAN
0 comments:
Post a Comment