
Terumbu karang adalah
ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil
kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama
dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska,
krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota
lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan
jenis-jenis nekton.
Kerentanan ekosistem
terumbu karang dan berbagai ulah manusia terus memaksa terdegradasinya terumbu
karang. Kebijakan pengelolaan terumbu karang sangat diperlukan mengingat adanya
dua kepentingan utama, yakni adanya kebutuhan untuk melindungi dan melestarikan
terumbu karang serta Kebutuhan untuk mengelola terumbu karang secara rasional,
mengatasi konflik pemanfaatan dan mencapai keseimbangan antara pemanfaatan dan
pelestarian.
Tipe- Tipe Terumbu
Karang :
1. Terumbu Karang Tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi
atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau
besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar
menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk
melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang
mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas
mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten),
Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini
terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut
lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang
membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan
kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau
benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great
Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan
(Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang
berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam
sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu
karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan
kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua
(Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), dan Mapia (Papua).
4. Terumbu karang
datar/gosong terumbu (patch reefs)
Terumbu karang yang
berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal dan
tumbuh dari dasar pemukaan laut hingga atas permukaan laut. Terumbu karang
sejenis ini bisa kalian temukan di Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) dan Kepulauan
Ujung Batu (Aceh)
Fungsi dan manfaat
terumbu karang dan perannya Terhadap sistem perikanan
Terumbu karang
merupakan ekosistem laut dangkal tropis yang paling kompleks dan produktif.
Terumbu karang juga merupakan ekosistem yang rentan terhadap perubahan lingkungan,
namun tekanan yang dialaminya semakin meningkat seiring dengan penambahan
jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat di wilayah pesisir. Tingginya tekanan
ini diakibatkan oleh banyaknya manfaat dan fungsi yang disediakan oleh terumbu
karang dengan daya dukung yang terbatas, sedangkan kebutuhan manusia terus
bertambah sepanjang waktu.
Secara alami, terumbu
karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan,
peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging),
terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting. Banyaknya
spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan
ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut. Saat ini, peran
terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai
sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan
farmasi.
Manfaat Terumbu Karang
untuk kita
1. Sumber ikan dan makanan laut lainnya
yang mengandung protein tinggi.
2. Melindungi pantai dan penduduk dari
hantaman ombak dan arus.
3. Sumber penghasilan bagi nelayan
(tangkapan ikan).
4. Kekayaan pariwisata bahari yang berdaya
jual tinggi (memancing, menyelam, snorkeling).
5. Sumber kekayaan laut yang bisa
digunakan sebagai obat-obatan alami.
6. Sebagai laboratorium alam untuk
pendidikan dan penelitian.
Ternyata terumbu karang
itu banyak manfaatnya yaa.. kita patut bangga terhadap Negara kita Indonesia.
karena sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari perairan yang pastinya
terdapat kekayaan laut didalamnya, salah satunya adalah Terumbu Karang. Untuk
itu kita sebagai masyarakat harus ikut peduli terhadap lingkungan dan
melestarikan kekayaan yang dimiliki oleh Negara kita.
Manado—Indonesia
dikenal sebagai salah satu penyumbang kekayaan hayati terumbu karang (coral
reefs) terbesar di dunia. Menurut data
World Resources Institute 2002, dengan luas total sebesar 50.875 km2, maka 51 %
terumbu karang di kawasan Asia Tenggara dan 18 % terumbu karang di dunia,
berada di wilayah perairan Indonesia.
Sulawesi Utara menjadi
salah satu penyumbang terumbu karang (coral) di Indonesia, daerah Coral yang
paling terkenal di Sulut terdapat di Pulau Bunaken. Menurut penelitian yang
dilakukan Prof. Mineo Okamoto, Ph.D, salah satu pakar dan peneliti coral dan.
Dosen senior di Tokyo University of Marine Science and Tecnhnology Japan
menyebutkan bahwa kerusakan terumbu karang di Sulut telah sampai pada tahap
mengkhawatirkan.
Hal ini dikatakan
Okamoto saat melakukan konfrensi pers mengenai Implementasi Program
Rehabilitasi dan Restorasi Terumbu Karang di Sulawesi Utara, Tahun 2012-2014,
hasil kerjasama Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, Bapeda Sulut, Tokyo
University of Marine Science and Tecnhnology Japan, Fakultas perikanan dan Ilmu
Kelautan Unsrat, Universitas Negeri Manado dan JFE Japan dan Pacific Institute
Manado.
Okamoto yang ditemani
oleh Dr. Andries Ruru dari Unsrat, Kabid Pengawasan Kelautan Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil DKP Sulut Ronald Sorongan, serta Heidy Malingkas mewakili
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Joy Korah, MSI . Dalam pemaparan hasil
penelitiannya di perairan Sulut, Prof. Okamoto menyampaikan “terumbu karang
telah rusak karena terkena dampak peningkatan suhu air laut yang ditimbulkan
akibat global warming sehingga menimbulkan kerusakan terumbu karang di seluruh
dunia”.
Di Sulut sendiri dari
hasil penelitian Prof. Okamoto selain global warming, faktor lain yang juga
menjadi penyebab rusaknya terumbu karang serta tidak bisa bekembangnya terumbu
karang di Bunaken dan Likupang karna pencemaran dan sendimentasi (sampah).
Terumbu karang
merupakan produser lingkungan hidup utama di wilayah pantai laut tropis dan sub
tropis. Terumbu karang memberikan andil besar dalam pembentukan bukit karang
yang berfungsi sebagai pemecah ombak laut. Masalah lokal disebutkan bahwa
kerusakan terumbu karang merupakan isu lama sebelum isu peningkatan suhu air
laut.
0 comments:
Post a Comment