Wednesday, November 23, 2011

MANFAAT TERUMBU KARANG BAGI BIOTA LAUT

November 23, 2011 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments




Pernahkah kalian melihat terumbu karang? Bagi yang belum pernah dan sudah pernah, yuk bersama melihat dan mengenal terumbu karang secara dekat. Terumbu karang terdiri dari dua kata, yaitu terumbu dan karang. Terumbu dapat diartikan sebagai sebuah endapan batu kapur, yaitu kalsium karbonat, yang dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, sementara karang dapat diartikan sebagai sejenis hewan yang berasal dari ordo Scleractinia yang mampu menyekresi kalsium karbonat. Selanjutnya, hewan itu dikenal dengan sebutan karang tunggal atau polip. Sebagai catatan, kalian tidak bisa mengartikan terumbu karang secara terpisah. Jika diartikan secara terpisah, maknanya akan berbeda.
Terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton.
Kerentanan ekosistem terumbu karang dan berbagai ulah manusia terus memaksa terdegradasinya terumbu karang. Kebijakan pengelolaan terumbu karang sangat diperlukan mengingat adanya dua kepentingan utama, yakni adanya kebutuhan untuk melindungi dan melestarikan terumbu karang serta Kebutuhan untuk mengelola terumbu karang secara rasional, mengatasi konflik pemanfaatan dan mencapai keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian.           
Tipe- Tipe Terumbu Karang :
 1. Terumbu Karang Tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter  dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
 2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).
 3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), dan Mapia (Papua).
4. Terumbu karang datar/gosong terumbu (patch reefs)
Terumbu karang yang berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal dan tumbuh dari dasar pemukaan laut hingga atas permukaan laut. Terumbu karang sejenis ini bisa kalian temukan di Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) dan Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
Fungsi dan manfaat terumbu karang dan perannya Terhadap sistem perikanan
Terumbu karang merupakan ekosistem laut dangkal tropis yang paling kompleks dan produktif. Terumbu karang juga merupakan ekosistem yang rentan terhadap perubahan lingkungan, namun tekanan yang dialaminya semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat di wilayah pesisir. Tingginya tekanan ini diakibatkan oleh banyaknya manfaat dan fungsi yang disediakan oleh terumbu karang dengan daya dukung yang terbatas, sedangkan kebutuhan manusia terus bertambah sepanjang waktu.
Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting. Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut. Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi.
Manfaat Terumbu Karang untuk kita
1.         Sumber ikan dan makanan laut lainnya yang mengandung protein tinggi.
2.         Melindungi pantai dan penduduk dari hantaman ombak dan arus.
3.         Sumber penghasilan bagi nelayan (tangkapan ikan).
4.         Kekayaan pariwisata bahari yang berdaya jual tinggi (memancing, menyelam, snorkeling).
5.         Sumber kekayaan laut yang bisa digunakan sebagai obat-obatan alami.
6.         Sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian.
Ternyata terumbu karang itu banyak manfaatnya yaa.. kita patut bangga terhadap Negara kita Indonesia. karena sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari perairan yang pastinya terdapat kekayaan laut didalamnya, salah satunya adalah Terumbu Karang. Untuk itu kita sebagai masyarakat harus ikut peduli terhadap lingkungan dan melestarikan kekayaan yang dimiliki oleh Negara kita.
Manado—Indonesia dikenal sebagai salah satu penyumbang kekayaan hayati terumbu karang (coral reefs)  terbesar di dunia. Menurut data World Resources Institute 2002, dengan luas total sebesar 50.875 km2, maka 51 % terumbu karang di kawasan Asia Tenggara dan 18 % terumbu karang di dunia, berada di wilayah perairan Indonesia.
Sulawesi Utara menjadi salah satu penyumbang terumbu karang (coral) di Indonesia, daerah Coral yang paling terkenal di Sulut terdapat di Pulau Bunaken. Menurut penelitian yang dilakukan Prof. Mineo Okamoto, Ph.D, salah satu pakar dan peneliti coral dan. Dosen senior di Tokyo University of Marine Science and Tecnhnology Japan menyebutkan bahwa kerusakan terumbu karang di Sulut telah sampai pada tahap mengkhawatirkan.
Hal ini dikatakan Okamoto saat melakukan konfrensi pers mengenai Implementasi Program Rehabilitasi dan Restorasi Terumbu Karang di Sulawesi Utara, Tahun 2012-2014, hasil kerjasama Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, Bapeda Sulut, Tokyo University of Marine Science and Tecnhnology Japan, Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat, Universitas Negeri Manado dan JFE Japan dan Pacific Institute Manado.
Okamoto yang ditemani oleh Dr. Andries Ruru dari Unsrat, Kabid Pengawasan Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil DKP Sulut Ronald Sorongan, serta Heidy Malingkas mewakili Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Joy Korah, MSI . Dalam pemaparan hasil penelitiannya di perairan Sulut, Prof. Okamoto menyampaikan “terumbu karang telah rusak karena terkena dampak peningkatan suhu air laut yang ditimbulkan akibat global warming sehingga menimbulkan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia”.
Di Sulut sendiri dari hasil penelitian Prof. Okamoto selain global warming, faktor lain yang juga menjadi penyebab rusaknya terumbu karang serta tidak bisa bekembangnya terumbu karang di Bunaken dan Likupang karna pencemaran dan sendimentasi (sampah).
Terumbu karang merupakan produser lingkungan hidup utama di wilayah pantai laut tropis dan sub tropis. Terumbu karang memberikan andil besar dalam pembentukan bukit karang yang berfungsi sebagai pemecah ombak laut. Masalah lokal disebutkan bahwa kerusakan terumbu karang merupakan isu lama sebelum isu peningkatan suhu air laut.
 

0 comments:

Post a Comment