Thursday, August 4, 2011

Berbudidaya Ikan Hias Botia (Botia macracantha )

August 04, 2011 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Ikan botia merupakan ikan asal Sumatera dan Kalimantan. Ikan ini diketahui pertama kali di eksport ke luar negeri pada tahun 1935 (Grund, 1988). Sampai saat ini, mereka termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri.
Di habitat aselinya, Botia hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh karena itu, untuk pemeliharaan dalam akuarium sering disarankan agar dilengkapi dengan arus buatan. Botia toleran terhadap selang parameter air yang luas. Sedangkan di habitatnya mereka hidup pada selang pH 6 - 7.5, kesadahan: 8 - 12 dH, dan suhu 24 - 26 °C.
Botia merupakan ikan dari famili Cobtidae. Jenis ikan botia tersebar di perairan utamanya daerah tropis. Diantara jenis ikan botia yang laku sebagai ikan hias adalah ikan Botia Badut, Botia Macan, Botia Morleti, Botia India dan Botia Myanmar. Sejak tahun 2004 ikan botia telah ditangkarkan di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT) di Depok.
Sedangkan daerah yang sedang melakukan uji coba pengembangan budidaya ikan ini antara lain adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias di Jambi, Pontianak dan Banyuasin. Bahkan untuk saat ini hasil pendederan di Kalimantan memiliki hasil yang lebih besar, hal ini dimungkinkan masih baiknya kondisi lingkungan sehingga mempengaruhi pembudidayaan ikan botia.Botia termasuk ikan yang berumur panjang, diduga bisa puluhan tahun. Dilaporkan botia bisa hidup dalam akuarium selama 20 tahun. Panjang bisa mencapai 30 - 40 cm. Tetapi dalam lingkungan akuarium jarang yang mencapai panjang potensialnya tersebut.
Pembudidayaan ikan botia yang dimaksud adalah proses dari pencarian induk, kawin suntik, penetasan telur, hingga pendederan. Pembudidayaan ikan botia biasanya dilakukan dengan cara kawin suntik. Tingkat keberhasilan pendederan ikan botia yang padat dalam satu akuarium /kolam sangat dipengaruhi oleh aerator. Ikan botia hingga saat ini cukup rentan pakan pellet. Resiko kematian akibat pemberian pellet mencapai 40 – 80%. Untuk itu, pakan utamanya adalah pakan alami berupa cacing dan udang, hal ini karena botia bersifat karnivora.
Ikan Botia yang berasal dari Indonesia adalah Botia Badut dan Botia Macan. Namun ikan Botia yang paling terkenal di kalangan hobiis, sangat laku di pasar ekspor dan nilainya terus meningkat dari tahun ke tahun adalah Botia Badut dengan nama spesies Chromobotia macrachantus. Nama daerah ikan botia adalah bajubung sedangkan nama dagangnya Clown Loach. Ikan ini berasal dari sungai-sungai di Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan.
Bentuk ikan botia agak bulat memanjang dan agak pipih kesamping, badan tidak bersisik dengan mulut agak ke bawah (seperti torpedo) dengan empat pasang sungut diatasnya. Ikan botia berwarna kuning cerah dengan 3 garis lebar berwarna hitam (Satyani et al., 2007). Habitat hidupnya di perairan jernih dengan bebatuan dasar, sehingga ikan ini termasuk ikan dasar. Selain itu ikan ini juga merupakan nokturnal yaitu aktif mencari makan pada malam hari. Botia akan sangat bergembira apabila dipelihara secara berkelompok 5-6 ekor atau lebih. Mereka akan berenang bergerombol berkeliling akuarium dan saling bercengkerama diantara mereka, saling meggesekan badan dengan sirip menegak, sehingga dapat menyajikan tontonan sangat menarik bagi pemeliharanya. Perilaku lain yang menarik adalah tiduran tergelatak pada satu sisi tubuhnya. Hal ini sering menimbulkan salah pengertian bagi pemeliharanya karena disangka ikan tersebut sakit atau mati. Perilaku tersebut merupakan perilaku normal ikan Botia. Agar Botia betah, sediakan tempat persembunyian yang banyak dalam akuarium. Tempat persembunyian ini dapat berupa tanaman, atau dekorasi lain yang memadai tapi jangan lupa pula menyediakan ruang berenang yang cukup. Sediakan pula substrat yang "lembut" karena sebagai ikan bawah mereka akan kerap mencari-cari makanan pada substrat dengan mulutnya.
Botia dapat menerima berbagai jenis pakan. Meskipun demikian perlu diingat bahwa mereka sebenarnya adalah karnivora, sehingga perlu diberi pakan dengan diet protein tinggi. Mereka dapat menerima hampir semua jenis pakan hidup atau beku, seperti artemia, bloodworm, daging udang, daging ikan, beefheart, bahakn kacang polong rebus. Botia akan senang apabila diberi makan dalam jumlah sedikit tetapi sering (beberapa kali sehariĆ . Botia dewasa secara umum akan lebih pemilih dalam hal pakan dibandingkan dengan ikan muda.
Berikut klasifikasi ikan botia lengkapnya :
* Kingdom : Animalia
* Fillum : Chordate
* Kelas : Osteichthyes
* Subkelas : Actinopterygii
* Ordo : Teleostei
* Subordo : Cyprinoidea
* Famili : Cobitidae
* Genus : Botia
* Spesies : Botia macaracanthus,Botia hymenphysa, Botia reversaSebagai ikan tidak bersisik Botia diketahui rentan terhadap penyakit ick dan boleh dikatakan hampir tidak memiliki perlindungan terhadap bahan-bahan beracun dalam akuarium. Oleh karena itu hindarkan segala jenis kondisi lingkungan yang dapat memicu berjangkitanya ick atau keracunan.
Botia memiliki duri dibagian bawah matanya. Hati-hatilah dengan duri tersebut, terutama saat pemindahan atau pada waktu dijaring. Macracantha sendiri (nama latin dari ikan ini) berarti ikan yang memiliki duri "besar".
 Jenis Kelamin:
Betina pada umumnya memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan dengan jantan. Sedangkan jantan ditandai dengan sirip ekor lebih panjang dibandingkan dengan betina.
Breeding:
Pemijahan dilaporkan berhasil dilakukan dalam akuarium, akan tetapi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Beberapa analisis menyebutkan bahwa sering kali yang menjadi penghambat adalah faktor umur. Banyak yang menyangka ikan ini termasuk ikan berukuran kecil sehingga sering mencoba dipijahkan pada usia yang sebenarnya belum dewasa.
Ikan dengan panjang 15-20 cm dalam akuarium boleh dikatakan sudah matang untuk dipijahkan. Beberapa hobiis melaporkan bahwa botia betina mengandung terlur setelah mencapai panjang tersebut.
Botia termasuk dalam golongan egg layer. Di alam mereka memijah di musim hujan. Sehingga direkomendasikan dalam memijahkan mereka dibuat simulasi musim hujan ini, yaitu: pH diturunkan dan air diganti sebanyak 15%, setiap 20 menit.
Pemilihan Indukan Ikan Botia
Di alam ikan ini dapat mencapai ukuran 30 – 40 cm sedangkan di akuarium dapat mencapai panjang maksimal 11 – 14 cm. ikan botia betina dapat mencapai berat 80 gram setelah dewasa. Sementara jantannya dapat mencapai 40 gram. Umur ikan botia termasuk panjang. Usianya dapat mencapai umur 20 tahun.
Indukan yang di pilih berumur 8-10 bulan
Karakteristik Perairan Ikan Botia
Karakteristik perairannya sesuai dengan habitat ikan botia yang menyukai perairan tenang, gelap dan suka bersembunyi tapi ia tidak menyukai adanya lumpur. Ikan botia yang suka hidup berkelompok
Pemijahan Buatan Ikan Botia
Rangsangan Pemijahan
Dilakukan dengan cara stimulasi yaitu dengan menyuntikan hormon gonadotropin. Biasanya hormaon yang sering digunakan untuk merangsang pemijahan adalah “Ovaprim”.
Ovaprim merupakan hormaon GNRH dan domperidon. Dosis yang digunakan dalam penyuntikan yaitu 1 ml/kg berat induk. Penyuntikan biasanya dilakukan dua kali.
Penyuntikan pertama dilakukan bertujuan untuk pematangan sel telur dengan dosis 0,4 ml/kg.
Setelah 6 jam dilakukan penyuntikan kedua
Sedangkan penyuntikan kedua bertujuan untuk proses pemijahan dengan dosis 0,6 ml/kg.
Stripping / Pengeluaran Telur Ikan Botia    Stripping adalah proses pengeluaran telur dan dan sperma dari induk betina maupun jantan dengan cara mengurut bagian genetal induk.
Sebelum induk dilakukan stripping dilakukan pembiusan dengan menggunakan MS22 (phenoxy ethanol) dengan dosis 0,3 ml/L air.
Setelah dilakukan stripping, telur dan sperma dimasukan pada wadah terpisah. Biasanya sperma diencerkan dengan larutan fisiologis (perbandingan 1:3).
Pembuahan Ikan Botia
Pembuahan ika botia dilakukan secaran buatan yaitu dengan mencampur telur dan sperma. Setelah telur dan sperma tercampur, ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma dan diaduk perlahan dengan bulu ayam. Selanjutya telur diletakan pada corong penetasan selama 15-26 jam pada suhu 26-27C.
Pemanenan Larva Ikan Botia
Pemanenan larva dilakukan setelah telur menetas atau setelah 15-26 inkubasi. Larva yang baru menetas tidak langsung dipindahkan ke dalam akuarium sebab larva botia sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Setelah 4 hari didalam corong penetasan dan larva sudah dapat makan artemia, larva botia baru bisa dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan larva atau akuarium.
Pemeliharaan Larva Ikan Botia
Pemeliharaa larva ikan botia dilakukan pada akuarium dengan padat tebar 5 ekor/liter. Pada larva berumur 4 hari, larva diberi makan dengan aetrmia sampai latva berumur 13 hari. Setelah itu larva diberi makan  cacing darah sampai panen.
Ikan botia asli Indonesia berwarna kuning dengan garis sebanyak tiga buah dengan warna hitam serta memiliki sirip dan ekor berwarna oranye. Ikan botia yang banyak disukai berasal dari Kalimantan karena memiliki warna yang cerah dibandingkan botia dari Sumatera. Perairan Sumatera yang agak tercemar menjadi salah satu indikasi buramnya warna ikan botia. Untuk meningkatkan kualitas warna dapat dilakukan dengan upaya pemberian suplemen makanan. Warna ikan botia lama kelamaan akan memudar seiring bertambahnya usia. Warna ikan ini akan memudar saat ukurannya kurang lebih 11,5 inchi. Oleh sebab itu, penjualan ikan botia biasanya dilakukan saat berukuran 1 – 2 inchi yang ketika warnanya mulai terlihat cerah.
Ikan botia yang banyak diperdagangkan adalah berukuran 0,5 – 2 inchi, sedangkan untuk ekspor biasanya berukuran 2 – 4 inchi. Untuk ikan botia berukuran > 15 cm tidak boleh diekspor karena diperlukan untuk menjadi indukan. Adapun syarat mutu ikan botia untuk diperdagangkan adalah memiliki nilai organoleptik minimal 7, dengan penilaian organoleptik sesuai SNI 2346:2011. Sedangkan media air sesuai standar mutu yang dibutuhkan oleh ikan botia memiliki suhu 24 – 30 ‘C, pH 6,5 – 7, oksigen terlarut > 3 ppm, Amonia maksimal 1 ppm, Nitrit maksimal 0,2 ppm dan Nitrat maksimal 50 ppm (Rancangan Standar Nasional Indonesia, BSN).
Usaha ikan botia saat ini lebih banyak pada level pengumpul , pedagang eceran hingga eksportir. Hal ini karena pemenuhan permintaan ikan Botia didominasi dari alam, sehingga kontinyuitas ketersediaannya tidak dapat diprediksi dengan tepat. Harga jual ikan botia masih sangat dipengaruhi oleh musim. Saat musim botia di alam melimpah, biasanya terjadi pada musim hujan yaitu sekitar bulan Oktober hingga Januari, harga ikan botia hanya Rp. 2.000 – Rp. 6.000 per ekor, sedangkan pada saat ikan jarang ditemukan, harga ikan botia dapat mencapai Rp. 15.000 per ekor.
Hingga saat ini belum ada asosiasi yang khusus menangani ikan botia. Sedangkan peran pemerintah untuk ikan botia yang sedang diusahakan saat ini adalah Pembudidayaan Ikan Botia di instansi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dikarenakan ketersediaan ikan botia di alam sangat terbatas sehingga tidak dapat mencukupi permintaan pasar. Berdasarkan undang-undang prrdagangan satwa dan tumbuhan yang dilindungi, ikan botia termasuk dalam komoditas CITES 2 atau sumberdaya yang jika tidak dilindungi kelestariannya akan mengakibatkan kepunahan dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian ikan hias di Indonesia terutama ikan Botia, mari kita jaga keberadaannya dengan cara pembudidayaan yang bertanggung jawab. (NDK108

0 comments:

Post a Comment