Tuesday, August 14, 2018

MANFAAT PERSIAPAN KOLAM BUDIDAYA

August 14, 2018 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 9 comments
Dalam persiapan kolam pemeliharaan ikan bandeng sistem polikultur, langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan bandeng sistem polikultur, untuk itu diperlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan.
Hal-hal yang harus dipersiapkan  adalah sebagai berikut:
1.      Pengurasan air kolam
Untuk permeliharaan dibutuhkan persiapan persiapan  seperti halnya persiapan yang dilakukan oleh tambak air tawar  lainnya, pompanisasi air dari dalam kolam untuk di keluarkan.
2.      Pengeringan  tanah  dasar  tambak
 Tujuanya adalah untuk membuang gas beracun H2S agar sisa gas beracun tidak mengganggu dalam budidaya ikan,.meningkatkan kondisi tanah hingga dapat mempercepat penguraian bahan organik dan menumbuhkan pakan alami dalam jumlah yang cukup.
3. Pengeringan bisa dipercepat dengan pembuatan parit/caren keliling, atau ditengah, pengeringan hingga tanah retak-retak kadar air sekitar 20%.
4. Tanah dasar tambak bisa bernafas dan pertukaran udara disela-sela tanah yang dikeringkan, tanah yang baik untuk  pemeliharaan  kolam  adalah jenis tanah liat   yang mengandung  40-60  prosen  kadar  liat   bila tanah ini  sulit  didapatkan  kita bias memilih  tanah yang  kedua  yang  memiliki  30 prosen kadar lit,
5. Membasmi ikan predator
Cara membasmi ikan-ikan predator atau (competitor) penyaing makanan, dan  maupun hama yang lain bisa saponin 25 kg/100 m3 dengan kedalaman air 5 cm atau  manual,  yaitu  dengan tenaga  manusia.
Menata lahan kolam :
1.      Servis lahan tambak, setelah tambak itu steril dari racun maupun hama maka proses selanjutnya yaitu   memperbaiki pematang tambak yang kurang baik, serta pengangkatan lumpur   organik yang ditimbulkan dari lumut maupun klekap yang mati dicirikan dengan warna hitam dan bau yang menyengat, maka harus diangkat dari dasar tambak,  dan juga menutup  kebocoran-kebocoran  yang ada di pematang tambak.
2.      Bila kandungan bahan organik tanah itu tinggi dibuktikan dengan banyaknya trisipan, besusul, maupun kijing, maka perlu dilakukan penambahan sumber karbon yaitu dengan tepung tapioka dan tetes tebu yaitu dengan 20-40kg/Ha,    semuanya itu bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bakteri untuk meningkatkan proses penguraian bahan organik yang berada didasar tambak
Tehnik pemberantasan    trisipan/siput   dapat    dilakukan sebagai berikut :
a. Pemberantasan hama trisipan sebaiknya dilakukan secara manual yaitu dengan   pengeringan secara berlahan sehingga trisipan berkumpul.
b. Pemberantasan dengan cara mengobatan saponin yang ditaburkan dicaren yang ada kumpulan trisipan tersebut.
Proses pengapuran dan pemupukan organik :
a.       Pengapuran
Setelah   dasar  kolam  benar2 bersih  dan kering  maka Pengapuran  tanah  dasar  tambak dilakukan bila nilai PH tanah kurang dari 6,5 pengapuran dilakukan    setelah proses pencucian dan tanah masih lembek, adapun kapur yang cocok  untuk menaikkan PH tanah adalah kapur pertanian  /dolomit   dengan  dosis  200-400kg/Ha, dan juga dapat untuk membunuh hama maupun pathogen yang masih  dalam tahap pengeringan.  Cara Pengapuran
   Pengapuran kolam budidaya dilakukan dengan cara disebar merata dipermukaan tanah dasar kolam. Setelah disebar tanah dasar kolam dibalik dengan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar. Pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan dasar terpal di kuas dengan kapur yang telah dicampur air. Kapur yang sering digunakan adalah kapur pertanian atau dolomite dengan dosis 60g/m2. Pengapuran kolam dilakukan untuk menaikkan pH tanah dan membunuh bibit penyakit.
Slama proses pengapuran biarkan selama 5-7 hari dan barulah di lakukan pemupukan, setelah pengapuarn di lakukan maka perlu juga di lakukan pemupukan ,pemupukan ini juga bertujuan untuk penyuburan kolam ikan.
2.Cara Pemupukan
   Cara pemupukan dengan pupuk kandang dapat dilakukan dengan cara disebar pada dasar kolam maupun dionggokkan di beberapa tepi kolam dengan menggunakan karung.
Cara pemupukan dengan TSP dan Urea dengan cara pupuk ditebar dan disebarkan di tanah dasar kolam, hasil dari pemupukan dapat dilihat pada perubahan warna air kolam hijau dan hijau kecoklatan.
Hubungan Pengapuran Dan Pemupukan
   Hubungan pengapuran dan pemupukan sangat erat dan berkaitan karena kedua aspek tersebut dapat meningkatkan produktivitas budidaya, kedua aspek ini memiliki perbedaan yang sangat siknifikan tetapi tujuan utama dari pengapuran dan pemupukan adalah meningkatkan produktivitas, jika kita melakukan persiapan lahan/kolam budidaya sebaiknnya kita melakukannya dengan baik dan menguasai teori terlebih dahulu, contohnya pada petani yang hanya modal nekad saja mereka tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam berbudidaya, untuk itu dalam berbudidaya di dahulukan pengapuran dibanding pemupukan, kita sudah membahas pengapuran itu bertujuan untuk membasmi bibit penyakit bahkan dapat memperbaiki pH dan unsur-unsur yang tidak berguna menjadi berguna, sedangkan pemupukan bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan unsur hara untuk menciptakan pakan alami bagi ikan. Jika dalam berbudidaya didahulukan pemupukan dibanding pengapuran maka hasil nya tidak efektif, bukan berarti keduanya tidak penting bahkan jika salah satu aspek ini di abaikan produktivitas dalam siklus budidaya tidak akan maksimal.
b.      Pemupukan organik
Setelah proses pengapuran selesai, langkah selanjutnya adalah pemupukan. Sebaiknya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Apabila dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk kimia atau penyubur tanah lainnya. Pupuk organik mutlak diperlukan untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Pupuk organik akan merangsang aktivitas kehidupan dalam tanah. Tanah yang kaya bahan organik merupakan surga bagi berbagai macam organisme untuk berkembang biak. Organisme tersebut nantinya sangat bermanfaat sebagai pakan alami ikan.
Jenis pupuk organik yang digunakan bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Dosisnya sekitar 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebarkan secara merata di permukaan dasar kolam. Bila dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk kimia. Pupuk kimia yang sering dipakai untuk dasar kolam adalah urea dan TSP. Setelah dipupuk, kolam dibiarkan selama 1-2 minggu. Selanjutnya, kolam siap untuk diisi air.Sebelum tambak itu dimasuki air untuk  pembibitan maupun pembesaran  maka sebaiknya dasar tambak ditaburi dengan pupuk organik 500-1000kg/Ha, yaitu  dengan pupuk kandang yang sudah difermentasi kemudian ditaburkan di permukaan tambak  sampai merata yang akan menimbulkan banyak plangton yang  nantinya  sangat dibutuhkan  oleh  ikan  yang kita budidaya
Persiapan Air /Pengisian air
       Setelah kualitas dasar tambak  sudah   memenuhi   syarat  dengan ketentuan diatas    tahap  terakhir   adalah  Pengisian   tambak    dengan air     yang berkwalitas diantaranya    tidak busuk    ,bau,warna    yang hitam     paling   tidak dengan air yang sedikit    hijau kecoklatan  ,  dan    ketinggian    air  dalam   petakan   tambak   minimal 70 cm,   dan    harus   pakai    penyaring   misal hafa dan lain lain.

Sunday, August 12, 2018

MOTIVASI PERAN PENYULUH PERIKANAN UNTUK PEMBANGUNAN

August 12, 2018 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 8 comments
Peran Penyuluh Perikanan Untuk Pembangunan - Seperti kita sadari bersama bahwa pembangunan perikanan di era menteri susi pudjiastuti sedang gencar gencarnya Dan take bisa di tampik untuk membantu para pelaku utama Dan.pelaku usaha perikanan maka peran penyuluh perikanan disini sangat di perlukan.
Penyuluh perikanan adalah ujung tombak dalam pembangunan perikanan. Dan penyuluh perikanan adalah bagiam penting dalam meningkatkan sumber daya manusia kelautan dan perikanan yaitu berperan dalam pemberian pembinaan dan bimbingam terhadapap pelaku usaha perikanan dan pelaku utama perikanan.
Tujuan dari peningkatan Sumber daya manusia kelautan dan perikanan antara lain :
peningkatan wawasan, pengetahuan perikanan, ketrampilan dan sikap dalam bidang perikanan dan kelautan.
Pembangunan perikanan akan berhasil apabila stakeholders di dalamnya mampu untuk meningkatkan SDM bail teknis maupun non teknis. Selain peningkatan SDM tentunya adanya faktor kerjasama bail penyuluh ke penyuluh maupun penyuluh ke pelaku utama usaha perikanan.
Perlu di ketahui bersama bawa tingkat keberhasilan dari penyuluhan perikanan adalah terjadinya gimbal balik antara penyuluh dan pelaku usaha usaha perikanan. Dan terjadinya perilaku partisipasi aktip dari pelaku usaha perikanan dan pelaku utama perikanan.
Manusia sebagai mahluk sosial yang bekerja di lingkup kerjanya sebagai individu dan berkelompok, di dalam lingkup kerjanya harus berinteraksi dengan manusia lainnya. Suasana batin seorang sebagai individu dalam masyarakat organisasi yang menjadi lingkup kerjanya sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja. Motivasi kerja perlu dipertahankan di dalam suasana kerja yang heterogen. Motivasi merupakan proses psikologis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor psikologis dapat dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor eksternal
1.      Faktor Internal
Menurut Sutrisno (2009: 124) Faktor internal yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi terhadap orang lain antara lain :
a)      Keinginan untuk dapat hidup.
Keinginan untuk padat hidup setiap mausia yang hidup di muka bumi, manusia ingin bertahan hidup di muka bumi dengan cara bekerja untuk mendapatkan penghasilan guna bertahan hidup. Manusia butuh makan untuk bertahan hidup, bekerja asal mendapat penghasilan yang bisa memenuhi kebutuhannya. Keinginan hidup memotivasi manusia mendapat penghasilan, sehingga untuk itu perlu :
Memperoleh kompensasi yang memadai
Pekerjaan tetap walaupun penghasilan kurang memadai.
Kondisi kerja yang aman dan nyaman.
b)      Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang mau melakukan pekerjaan. Untuk bisa berteduh manusia ingin memiliki rumah, alat transportasi manusia ingin memiliki kendaraan, semua dilakukan dengan bekerja untuk mendapat penghasilan.
c)      Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Untuk memperoleh status manusia bekerja untuk mendapatkan uang, dengan memiliki uang untuk belanja perlengkapan hidup rumah, mobil, sepeda motor dan kebutuhan batiniah dengan pendidikan, berwisata, ibadah haji. Semua akan mengangkat kehormatan dan berharap memperoleh penghargaan.
d)     Keinginan memperoleh pengakuan
Ingin memperoleh pengakuan penghargaan terhadap prestasi. Hubungan kerja yang harmonis dan kompak. Pimpinan yang adil dan bijaksana. Perusahaan atau institusi tempat bekerja dihargai masyarakat. Semangat kerja yang baik dan perilaku baik. Tidak berperilaku yang tidak pantas dan melanggar etika hanya ingin mendapatkan pengakuan dari masyarakat dan berbangga melakukan pelanggaran aturan dan hukum.
e)      Keinginan untuk berkuasa
Keinginan berkuasa seseorang mendorong untuk bekerja, setelah menjadi terhormat seseorang ingin berkuasa, walaupun kadang dengan cara-cara yang tidak patut, melanggar hukum dan etika.
2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal tidak kalah pentingnya  dalam membangun atau melemahkan motivasi kerja seseorang.
a)      Kondisi lingkungan kerja yang berupa keseluruhan sarana dan prasarana kerja, tempat kerja, bangunan, mebelair dan peralatan yang cukup memadai, kebersihan terawat.
b)      Kompensasi yang memadai
Kompensasi merupakan salah satu kunci dalam motivasi yang penting, karena dengan kompensasi yang baik dan proporsional seseorang dapat meningkatkan motivasi positif. Sedangkan tanpa kompensasi yang kurang baik menjadikan seseorang lemah, sehingga kinerjanya menurun. Kompensasi harus bersifat adil yang proporsional, tanpa memandang status dan golongan.
c)      Supervisi yang baik
Fungsi supervisi memberikan pengarahan, bimbingan agar karyawan dapat melaksanakan kerja dengan baik tanpa berbuat kesalahan. Supervisi bukannya menyalahkan karyawan dan memarahi karyawan tanpa solusi yang tepat. Sangat jarang dinas melakukan supervisi yang benar, kontrol kehadiran dan teguran salah satu supervisi yang sederhana.
d)     Adanya jaminan pekerjaan
Seseorang akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila mendapatkan jaminan karier yang jelas, honorer atau wiyata merupakan salah satu penyebab kelemahan motivasi. Apalagi bila yang sudah menjadi pegawai tetap sering tidak masuk tanpa ijin, merupakan bagian dari motivasi yang negatif dari intern Dinas.
e)      Status dan tanggungjawab
Status dan jabatan struktural tertentu merupakan dambaan seorang pegawai, mereka tidak hanya mengarapkan kompensasi tetapi juga suatu saat ingin menduduki jabatan tersebut. Dengan menduduki jabatan orang merasa dipercaya, diberi tanggungjawab dan wewenang yang besar untuk mengelola kegiatan, sehingga kedudukan merupakan dorongan untuk memenuhi Sense Achievment dalam tugas sehari-hari.
f)       Peraturan yang fleksibel
Peraturan harus bersifat mengatur dan melindungi segenap karyawan, sehingga peraturan dapat memberikan perlindungan dan motivasi. Masa depan karyawan dilindungi oleh undang-undang.
b.        Kepuasan Kerja
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan suatu yang bersifat relative untuk individu, yang masing-masing individu memiliki kepuasan  berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini berbeda karena perbedaan dari masing-masing individu.
Menurut Handoko (1991: 195) kepuasan kerja adalah kondisi karyawan dalam memandang pekerjaan secara emosional, baik yang bersifat menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Kepuasan kerja merupakan refleksi seseorang terhadap pekerjannya, yang nampak dalam sikap positif karyawan dalam melakukan pekerjannya.
Howell dan Diphoye (1986) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari deajat suka dan tidak suka karyawan terhadap bebagai aspek dari pekerjaannya. Atau kepuasan kerja mencerminkan sikap kartyawan terhadap pekerjaannya(Sutrisno,2009: 124).
Dari beberapa teori diatas bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan faktor yang penting bagi suatu institusi. Seseorang yang memiliki kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap positif terhadap pekerjaannya. Sebaliknya seorang karyawan yang tidak puas dalam pekerjaanya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja tersebut. Dari hal tersebut menunjukkan kepuasan kerja akan dapat meningkatkan prestasi kerja yang dihasilkannya.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya kepuasan kerja. Robbins (1998) menyatakan ada lima faktor yang mendukung terciptanya kepuasan kerja bagi karyawan suatu organisasi (As’ad,1995: 144), antara lain :
a)      Kerja yang secara mental menantang
Kerja yang menantang diartikan sebagai pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan kerja karyawan atau bahkan mampu menimbulkan semangat belajar dari karyawan. Seorang karyawan cenderung nampak bosan dengan pola kerja atau tugas rutin yang berulang-ulang. Karyawan cenderung menyukai pekerjaan yang memberi kesempatan pada mereka untuk menggunakan kemampuan dan keterampilannya, dengan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik tentang bagaimana mereka mengerjakannya. Pekerjaan yang tidak menantang seringkali menimbulkan kebosanan, tetapi pekerjaan yang terlalu menantang juga bisa menimbulkan rasa frustasi. Kondisi yang sedang-sedang paling tepat untuk menimbulkan pesenangan dan kepuasan,
b)      Ganjaran yang pantas
Ganjaran atau kompensasi yang pantas dapat menimbulkan kepuasan kerja, karena dapat digunakan oleh karyawan untuk meningkatkan keejahteraan hidupnya. Ganjaran atau kompensasi sangat diharapkan oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, dalam hal ini kompensasi dapat menimbulkan kepuasan kerja seseorang. Pertimbangan pemberian ganjaran/kompensasi didasarkan pertimbangan yang proporsional, berdaasarkan pada besarnya tanggungjawab, tingkat keterampilan individu, dan standard pengupahan komunitas.
c)      Kondisi kerja yang mendukung
Kondisi kerja terkait dengan suasana kerja yang ada pada lingungan kerjanya. Seorang karyawan tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaannya tanpa adanya dukungan yang berupa sarana atau prasarana organisasi. Dengan adanya dukungan dalam menyelesaikan tugasnya maka dalam diri karyawan tumbuh kepuasan. Lingkungan kerja dan kenyamanan kerja sangat mendukung dan memperlancar tugas, kondisi yang nyaman bisa mendukung kepuasan kerja.
d)     Rekan kerja yang mendukung
Manusia sebagai mahluk sosial saling tolong menolong, rekan kerja yang mampu saling tolong-menolong yang bersifat positif bagi pengembangan kualitas karyawan dapat menimbulkan kepuasan kerja dalam diri karyawan. Dengan berinteraksi secara positif sesama karyawan bisa meningkatkan kinerja, tetapi sebaliknya bila kondisi tidak kondusif adan berdampak pada penurunan kepuasan kerja, saling iri dan dengki akan muncul sehingga secara otomatis kinerja akan menurun.
e)      Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
Adaya kesesuaian pekerjaan antara karyawan dengan jenis pekerjaan akan menghasilkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Seorang karyawan yang memiliki pendidikan formal, kemampuan dasar dan keahlian dibidang tertentu apabila penempatan kerja sesuai dengan beberapa hal tersebut akan menghasilkan kepuasan dalam bekerja. Dengan kesesuaian beberapa hal tersebut akan meningkatkan rasa percaya diri dan kinerja yang semakin maju.
c.         Prestasi kerja
Kinerja organisasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah organisasi. Bebagai literatur dalam bidang manajemen telah menunjukkan pentingya pembahasan tentang kinerja sebuah organisasi. Tujuan utama dari aktivitas pengelolaan manajemen pekerjaan suatu perusahaan adalah untuk mencapai peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit guna memperbaiki kinerja, pada umumnya tolok ukur dari keberhasilan pekerjaan adalah prestasi kerja/kinerja.
Pngertian prestasi kerja karyawan sebenarnya mengacu pada istilah kinerja yang berasal dari kata job performance atau actual performance. Kinerja kaaryawan didefinisikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja secara kualitas dan kuantitas yang berhasil dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan  tugasnya sesuai dengan tugas yang diberikan institusi padanya.
Secara umum faktor- faktor yang berpengaruh pada pencapaian prestasi kerja karyawan dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi. Faktor kemampuan terkait dengan kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan nyata (pengetahuan dan keahlian). Seorang karyawan yang memiliki kecerdasan dan kemampuan nyata yang tinggi akan lebih mudah untuk mencapai prestasi kerja yang diharapkan.Sedangkan faktor motivasi terkait dengan kondisi mental yang mendorong diri karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja yang ditetapkan secara maksimal (Mangkunegara, 2001: 97).
Prestasi kerja menurut Meyer dan Smitt (1998) didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seorang individu tidak diketahui dengan jelas maka setiap individu tidak akan mengetahui secara persis yang diharapkannya. Prestasi kerja juga merupakan hasil yang telah dicapai seseorang, yang berhubungan dengan tugas dan peran yang dilakukannya. Jadi prestasi kerja atau kinerja yang dihasilkannya berupa kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (As’ad,1995: 152).
Menurut Donna (1995), prestasi kerja merupakan perilaku atau tindakanyang relevan dengan tujuan organisasi. Spesifikasi ini mewakili keputusan penilaian menurut ahlinya. Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Sutrisno,2009: 121).
Karyawan yang memiliki orientasi kerja yang berfokus pada prestasi kerja yang baik perlu diberikan reward atau penghargaan, dengan menilai hasil kerja dari masing-masing bagian maka akhirnya seetiap bagian akan mendapatkan perhatian yang merata dan baik. Masing- masing bagian yang memiliki kepedulian untuk maju pasti akan berbenah diri memperbaiki kinerja.
A.    Hipotesis
Dari berbagai teori dan penjelasan diatas penyusun membuat hipotesis penelitian sebagai berikut.
1.        Terdapat pengaruh yang signifikan positif dari motivasi material kerja terhadap prestasi kerja karyawan
2.        Terdapat pengaruh yang signifikan positif dari motivasi non material kerja terhadap prestasi kerja karyawan
3.        Terdapat pengaruh yang signifikan positif dari kepuasan kerja terhadap prestasi kerja karyawan
4.        Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari motivasi material, motivasi non material dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja karyawan
5.        Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja karyawan

Saturday, August 11, 2018

SINERGITAS PENYULUH DALAM PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN KELOMPOK

August 11, 2018 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 9 comments
 
A.     
Latar belakang
Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan untuk kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan. Penyuluhan perikanan dalam sistem pembangunan kelautan dan perikanan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan SDM pada umumnya dan perikanan pada khususnya.
Sejak berdirinya Kementerian kelautan dan Perikanan dan dengan terbentuknya Penyuluh Perikanan sejak dikeluarkanya Peraturan Bersama Menteri Kelautan dan Perikanan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor PB.01/MEN/2009 dan Nomor 14 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya kegiatan penyuluhan serta Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep. 22/Men/2010. Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyesuaian/Inpassing Jabatan dan Angka Kredit Penyuluh Perikanan.
Melalui kegiatan penyuluhan, ditumbuhkembangkan kemampuan dan kemandirian pelaku utama perikanan (nelayan, pembudidaya, pengolah, dan pemasar ikan serta petambak garam) dan keluarganya, agar mampu mengelola usaha kelautan dan perikanan secara produktif, efektif, dan efisien, sehingga mempunyai daya saing tinggi dengan bercirikan tingginya produktivitas, mutu dan efisiensi usaha.
Kegiatan penyuluhan perikanan yang dijalankan sesuai dengan sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya disebut sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan.
Pada pasal 1 ayat 13, 14, 15 Undang -  Undang Tentang  Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, nelayan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi   yang  mata  pencahariannya atau  kegiatan usahanya melakukan penangkapan ikan. Pembudidaya ikan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang       melakukan usaha pembudidayaan ikan. Pengolah ikan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha pengolahan ikan. Kemudian pada pasal 1 ayat 18 Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, atau penyuluh kehutanan, baik penyuluh PNS, swasta, maupun swadaya, yang selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan warga   negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan.
Wadah penyuluh perikanan di Kabupaten Pati terintegrasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, dan untuk kegiatan yang dilakukan oleh Dinas teknis yang berhubungan dengan pelaku utama dan usaha dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) di Kabupaten Pati berjalan sesuai dengan beberapa pedoman yang di keluarkan dari masing-masing Dirjen dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
B.     Permasalahan
Kondisi riil di lapangan yang sangat banyak dipengaruhi oleh berbagai variabel dalam mensukseskan pelaksanaan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) di Kabupaten Pati serta untuk mewujudkan sinergi penyuluh perikanan dalam proses pengawalan dan pendampingan.
C.     Tujuan
Untuk mencapai sinergitas Penyuluh Perikanan dalam pengawalan dan pendampingan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) di Kabupaten Pati

PEMBAHASAN
Penyuluhan perikanan di Kabupaten Pati terintegrasi di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati yang di koordinasikan dalam wadah Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan. Kegiatan yang selama ini dilaksanakan dan berkaitan pembinaan kelompok bidang perikanan tentang teknis, kelembagaan dan pengadaan sarana dan prasarana, yang di fasilitasi dari APBD, DAK dari APBN, dan kegiatan di bidang perikanan dari APBN.
Menurut UUSP3K ayat 1 pasal 18, yang dimaksud dengan Penyuluh pertanian,  penyuluh  perikanan,  atau penyuluh kehutanan, baik penyuluh PNS, swasta, maupun swadaya, yang  selanjutnya  disebut  penyuluh  adalah  perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan.
Adanya PPTK adalah ide Ir.Sumardi, MEd waktu menjadi Kapusbangluh dengan dasar pemikiran karena keterbatsan tenaga penyuluh perikanan maka perlu menambah penyuluhan perikanan. Penyuluh di Pati terdiri dari Penyuluh PNS, Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), dan Swadaya.
Kelompok yang perlu mendapatkan layanan penyuluhan sejumlah 1074, terdiri dari kelompok budidaya, penangkapan, pengolahan hasil perikanan dan pemasaran, penangkapan, garam, pokmaswas serta jenis kelompok lainnya.
Tabel 1. Data Tenaga Penyuluh Perikanan di Kabupaten Pati
No
Jenis Penyuluh Perikanan
Jumlah (org)
1.
Pegawai negeri Sipil
18
2.
Swadaya
50
3.
PPTK
9
Jumlah
77
Sumber data : Data base SIMLUHKP Oktober 2013
Dari potensi kegiatan pelaku utama dan usaha terdiri dari budidaya air tawar, budidaya air payau, pembenih ikan, nelayan kecil dan besar, pengolah ikan pindang, ikan asin, pemasar ikan/bakul, garam, pokmaswas dan sebagainya. Mereka tergabung dalam wadah kelompok pelaku utama dan usaha yang tersebar di wilayah Kabupaten Pati.
Tabel 2. Data Kelompok pelaku usaha dan utama di kabupaten Pati
No
Bidang Usaha Kelompok
Jumlah
1.
Pembudidaya ikan
275
2.
Penangkapan
84
3.
Pengolahan hasil perikanan
70
4.
Garam
639
5.
Pokmaswas
5
6.
Kelompok lainya
1
Jumlah
1.074
Sumber data : Data base SIMLUHKP Oktober 2013
Tabel 3. Data PUMP Kabupaten Pati
No
Bidang Kegiatan PUMP
Jumlah
1.
Budidaya
40
2.
Pengolahan hasil perikanan
9
3.
Penangkapan
20
Jumlah
69
Sumber data : Data base SIMLUHKP Oktober 2013
Dari tabel diatas yang dapat dilihat, ratio antara jumlah penyuluh perikanan yang 77 orang dengan jumlah kelompok 1.074 sangat tinggi. Maka tugas berat yang harus dihadapi penyuluh perikanan dalam melakukan kegiatan penyuluhan perikanan pada semua kelompok pelaku utama yang ada. Dengan kelompok PUMP sebanyak 69 kelompok yang pengawalan serta pendampingan oleh tenaga PPTK berjalan dengan baik.
Dalam proses pengawalan dan pendampingan sangat di perlukan antara lain :
1.      Kerja keras, pelaksanaan mulai dari indentifikasi sampai dengan proses administrasi selesai, dan pendampingan teknis dalam pelaksanaan agar pelaksanaan PUMP berhasil dan berkembang.
2.      Kejujuran, pelaksanaan kegiatan dilaksanaakan dengan jujur, apa yang kurang baik perlu disampaikan sejujurnya.
3.      Keharmonisan dengan penyuluh perikanan PNS, dalam proses pelaksanaan sangat penting sekali dibangun keharmonisan hubungan antara prnyuluh perikanan PNS dan PPTK.
4.      Kebersamaan bekerjasama, pembinaan kelompok sebetulnya adalah tanggung jawab bersama antara PNS dan PPTK.
Tujuan  penyuluhan  perikanan  adalah  meningkatnya  pengetahuan,  keterampilan, sikap dan motivasi masyarakat, khususnya nelayan, pembudi daya, pengolah ikan dan pemasar hasil perikanan, pegaram seerta keluarganya, terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Dari definisi itu terlihat bahwa khalayak yang disuluh meliputi seluruh lapisan masyarakat yang dapat dikelompokan sebagai berikut: nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, pedagang  ikan,  pengusaha  perikanan,  generasi  muda,  tokoh  adat  dan  masyarakat, pemuka agama, aparatur pemerintah, dan kelompok masyarakat lainnya yang berkaitan secara langsung atau tidak dengan perikanan. Artinya sasaran/clienteles dari penyuluh begitu beragam dengan latar belakang yang berbeda pula.
Keberadaan penyuluhan perikanan saat ini masih memerlukan perbaikan dan reformasi. Reformasi penyuluhan perikanan dimaksudkan  untuk  mendudukkan dan memberdayakan sekaligus memperbaharui penyuluhan perikanan sebagai bagian integral dari pembangunan kelautan dan perikanan. Artinya penyuluhan perikanan yang harus dilakukan dengan mengubah paradigma penyuluhan masa lalu (menganggap diri satu- satunya agent of change) menjadi lebih pragmatis dengan lebih mengedepankan pertimbangan responsif dan proaktif terhadap dinamika lingkungan strategis yang berkembang di masyarakat (clienteles).
Untuk itu, sistem penyuluhan perikanan perlu dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan nelayan, pembudi daya, dan pengolah ikan dalam meningkatkan kompetensi ilmu dan teknologi, manajerial, bekerja dalam tim, berorganisasi, bermitra usaha, dan memiliki integritas moral yang tinggi. Guna merealisasikan upaya pencapaian tujuan revitalisasi perikanan diatas, diperlukan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri profesional, kreatif, inovatif, kredibel, dan berwawasan global untuk dapat mendukung sistem bisnis perikanan mulai dari pra-produksi, produksi, pengolahan, dan pemasarannya.
Sehubungan dengan itu, perlu dikembangkan sistem penyuluhan perikanan yang mampu memberdayakan pembudi daya ikan, nelayan, dan keluarganya, serta pelaku usaha perikanan lainnya. Sistem penyuluhan ini merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lain, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta  meningkatkan  kesadaran  dalam  pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kelautan dan perikanan, maka pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci yang harus diperhatikan. Salah satu upaya dalam  mewujudkan  hal  tersebut  adalah  melalui  reformasi  dan  revitalisasi  sistem penyuluhan perikanan yang komprehensif. Di sisi lain, revitalisasi penyuluhan perikanan tersebut sangat diperlukan, sesuai dengan visi ke depan arahan dari Menteri KKP yang dapat di ambil kesimpulan oleh Kapusluh ada beberapa hal yang perlu di perhatikan sebagai berikut berikut:
1.      Tingkatkan kompetensi dan ketrampilan penyuluh perikanan
2.      Perbaiki dan perluas jejaring kerja
3.      Pahamilah peraturan perundangan yang ada.
4.      Gunakanlah IT agar bisa menjangkau semua wilayah
5.      Bekerjalah dengan hati.
Dari visi penyuluhan diatas sebagai motivator dan penggerak bisa bekerja dan berkarya lebih baik dalam melaksanakan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap pelaku utama dan usaha.
Ada beberapa aspek penting yang perlu dicermati dalam struktur kelembagaan penyuluhan di Kabupaten dalam rangka Reformasi dan Revitalisasi Penyuluhan Perikanan diantaranya, yaitu:
1.      Aspek fungsi manajemen penyelenggaraan penyuluhan perikanan seharusnya terintegrasi dengan pembangunan kelautan dan perikanan;
2.      Aspek aset yang dimiliki kelembagaan penyuluhan perikanan di Kabupaten harus didukung untuk mengoptimalkan kinerjanya sebagai penyelenggara penyuluhan perikanan;
3.      Aspek  kinerja  kelembagaan  penyuluhan  perikanan  Kabupaten perlu  ditata sehingga pasti tersedia, serta terintegrasi dengan penyusun dan pelaksana program pembangunan kelautan dan perikanan (Dinas teknis terkait);
4.      Aspek pembinaan dalam membangun kesatuan korps sesuai dengan misi penyuluhan perikanan perlu dilaksanakan dengan intensif;
5.      Aspek sumberdaya manusia perlu dikembangkan secara serius dan berkelanjutan.
Beberapa aspek tersebut diatas merupakan pusat perhatian mengembangkan kelembagaan penyuluhan perikanan yang menempatkan kembali posisi sentral kelembagaan penyuluhan perikanan sebagai motor penggerak pembangunan perikanan di bidang pengembangan sumberdaya manusia perikanan. Untuk mewujudkan sinergitas Penyuluh Perikanan, maka diperlukan adanya standarisasi minimal kompetensi dan ketrampilan.
KESIMPULAN
Dalam mewujudkan pelaksanaan pengawalan dan pendampingan kegiatan PUMP di Kabupaten Pati, Penyuluh Perikanan PNS dan PPTK serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati bersinergi sebagai upaya untuk keberhasilan pelaksanaanya. Sebetulnya sinergi bisa terwujud apabila semua unsur yang terlibat dalam pelaksanaan PUMP bertekat bersatu padu untuk mewujudkanya.
 
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2006. Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.Jakarta
----------, 2009. Peraturan Bersama Menteri Kelautan dan Perikanan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor PB.01/MEN/2009. Jakarta
----------, 2009. Nomor 14 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya.  jakarta
----------, 2013. Radio penyuluhan Rapikan Bogor. Bogor