Monday, March 21, 2016

PERSIAPAN PEMIJAHAN IKAN GURAME

March 21, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas      : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo      : Labyrinthici
Sub Ordo  : Anabantoidae
Famili    : Anabantidae
Genus     : Osphronemus
Species   : Osphronemus goramy (Lacepede)
Syarat Lokasi Budidaya Ikan Gurame
    Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
    Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
    Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
    Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
    Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
    Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
    Suhu air yang baik berkisar antara 25-28 derajat C.
Penyiapan Sarana dan Peralatan Ikan Gurame
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a) Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b) Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
d) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
    Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
    Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
    Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
    Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
    Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
    Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
Induk ikan Gurami dapat dipelihara pada kolam tembok/ tanah, baik secara massal maupun berpasangan dengan sistem sekat. Umumnya, kolam pemeliharaan induk berfungsi sekaligus untuk kolam pemijahan dengan kepadatan penebaran 1 ekor/m2.
Cara Pemijahan Budidaya Ikan Gurame  (Osphronemus gouramy). Gurame adalah jenis ikan konsumsi bergizi tinggi yang termasuk jenis ikan air tawar dengan daya tahan tubuh yang tinggi. Gurame atau Osphronemus gouramy memiliki bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici.
Guramme dapat tumbuh baik dengan ketinggian 20-400 m dpl. Gurame mudah dibudidayakan tetapi did dataran tinggi sekitar 800 m dpl ikan gurame cenderung lambat pertumbuhannya.
Untuk kegiatan pemijahan dapat menggunakan perbandingan induk jantan : betina = 1 : 3-4. Pakan yang diberikan berupa pelet terapung (kadar protein ± 28% sebanyak 2% biomass/hari dan daun sente/talas sebanyak 5% bobot biomass/hari.
Untuk memudahkan induk jantan membangun sarang, kolam induk diberi tempat dan bahan sarang. Tempat sarang berupa keranjang plastik bulat diameter 20-25 cm atau tempat lain yang serupa yang ditempatkan pada kedalaman 10-15 cm dibawah permukaan air. Bahan sarang berupa sabut kelapa, ijuk atau bahan lain yang dapat dibuat sarang yang ditempatkan dipermukaan air sekitar tempat sarang. Ikan jantan yang sudah siap memijah akan membangun sarang untuk menampung telur induk betina.
Biasanya, induk jantan memerlukan waktu 1-2 minggu untuk membangun sarang. Pada pemijahan secara massal, dapat disediakan sarang sejumlah induk jantan yang ada dengan jarak antar sarang sekitar 1-2 m. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya persaingan dalam membangun sarang.
Pemilihan Induk Gurame
Induk mencapai umur > 3 - 7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, Jumlah telur induk ikan gurame tergantung dari berat indukan betina semakin besar indukan betina semakin banyak jumlah telur yang tersimpan, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi.
Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan. Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras lembek.
Ciri-Ciri indukan Gurame
1) Induk betina
Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menunjukan reaksi apa-apa.
2) Induk jantan
Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan, mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan menjulur. Induk jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan menunjukan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas.
Adapun kolam pemijahan dapat dilihat pada gambar berikut:
Induk gurami akan melakukan pemijahan jika kedua induk siap dan kondisi memungkinkan. Induk jantan akan mencari tempat yang aman dan tenang untuk membuat sarang sebagai tempat menyimpan telur, dengan memungut  bahan sarang  (ijuk, sabut kelapa dll) yang telah dipersiapkan di atas permukaan kolam.
Selanjutnya Sendjaya dan Rizki ( 2002 ) menyatakan, bila sarang sudah siap, induk yang akan memijah saling berkejar-kejaran dan  induk betina akan mengeluarkan telur dalam sarang, kemudian akan dibuahi oleh induk jantan. Sarang yang telah berisi telur dapat ditandai bila pada permukaan air di atas sarang terdapat lapisan minyak, atau dengan cara menusuk sarang dengan lidi. Jika lidi yang ditusukkan mengandung minyak, atau muncul minyak dari dalam sarang ke permukaan air, maka bisa dipastikan sarang tersebut telah berisi telur. Lapisan minyak tersebut berasal dari telur-telur yang pecah. Selain itu sarang yang telah berisi telur biasanya tertutup bahan sarang ( ijuk ) yang dibuat oleh induk jantan, dan induk jantan akan menjaga sarang tersebut. Sarang yang telah berisi telur dipindahkan ke dalam waskom atau ember untuk diambil telurnya dan selanjutnya memindahkan telur ke tempat penetasan.
Sumber:
Sendjaya dan Rizki ( 2002 )
Modul Penyuluhan Pusat Penyuluhan KP

Sunday, March 20, 2016

MENGURANGI KANIBALISME IKAN LELE

March 20, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Lele adalah ikan omnivora yang kadang bersifat kanibal apabila kurang mendapat makanan. Mereka tidak segan untuk memangsa lele lain di sekitarnya yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil dan lebih lemah. Bagi peternak, masalah kanibalisme lele ini bisa mengurangi jumlah lele dan akhirnya menimbulkan kerugian.
Apabila tidak segera ditanggulangi, kolam yang awalnya berisi ribuan lele, lama-kelamaan akan tersisa ratusan saja karena telah saling memakan. Beberapa solusi untuk meminimalisir kanibalisme lele adalah sebagai berikut.
Melakukan sortir setiap 2 minggu sekali
Ikan lele yang telah berumur 2 minggu perlu dilakukan penyortiran untuk memisahkan berdasarkan ukuran yang sama. Lele-lele ini dipisahkan berdasarkan ukuran agar tidak terjadi kanibalisme dimana yang besar memakan yang lebih kecil. Kegiatan penyortiran ini dapat dilakukan 2 minggu sekali untuk menghasilkan populasi lele yang seragam dalam 1 kolam. Penyortiran dapat dilakukan dengan menggunakan ember khusus sortir yang memiliki lubang dengan ukuran tertentu.
Membuat kondisi kolam keruh
Kolam yang keruh akan mengurangi jarak pandang lele dan mengurangi tingkat kanibalismenya. Keruh yang paling baik adalah keruh air yang berwarna hijau karena ditumbuhi alga yang bermanfaat. Selain itu, kekeruhan karena sistem bioflok sehingga air berwarna merah juga sangat baik bagi ikan. Apabila kedua kondisi di atas tidak memungkinkan, dapat dilakukan dengan menambahkan sedikit lumpur pada kolam agar kolam menjadi agak keruh. Namun keruh disini berbeda dengan kotor, air yang kotor karena materi organik seperti kotoran justru dapat mematikan lele.
Memberikan pakan yang cukup
Alasan utama lele menjadi kanibal adalah karena kurangnya jumlah pakan yang diberikan peternak. Dengan memberikan pakan dalam jumlah cukup, ikan tidak akan kelaparan dan mengurangi sifat kanibalnya. Pengaturan jumlah pakan yang baik sangat penting diperhatikan oleh peternak agar lele mencapai pertumbuhan optimal dan terhindar dari kanibalisme. Baca juga Standar Pemberian Pakan Lele. Ikbal Hadi, mahasiswa  Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB bersama empat rekannya Asep El Qusairi, Ruly Ratannanda, M. Hasyim Al Abror, dan Rezi Hidayat melakukan penelitian bertajuk Efektivitas Pemberian Ekstrak Buah Mengkudu Morinda cirtifolia L. Melalui Pakan Alami Terhadap Sifat Kanibalisme Benih Ikan Lele Clarias sp. Pada Sistem Budidaya Intensif. Penelitian itu berfokus bagaimana mengurangi kanibalisme ikan lele. Salah satu cara yang ditemuinya adalah dengan mengkudu.
“Riset yang dilakukan oleh Hseu J.R., pada juvenil ikan kerapu membuktikan bahwa kanibalisme dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi hormon serotonin pada otak,” kata Ikbal Hadi baru-baru ini.Melalui riset intensif yang dilakukan oleh para ilmuwan di laboratorium, mengkudu menunjukkan keunggulan luar biasa. Mengkudu mengandung zat scopoletin yang berguna dalam peningkatan kegiatan kelenjar peneal di dalam otak, yang merupakan tempat dimana serotonin diproduksi dan kemudian digunakan untuk menghasilkan hormon melatonin.Serotonin adalah salah satu zat terpenting di dalam butiran darah (trombosit) yang melapisi saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak, serotonin berperan sebagai neurotransmiter penghantar sinyal saran dan prekursor hormon melatonin.Zat serotonin dan melatonin membantu mengatur beberapa kegiatan tubuh seperti tidur, regulasi suhu badan, suasana hati (mood), masa pubertas dan siklus produksi sel telur, rasa lapar dan perilaku seksual. Kekurangan serotonin dalam tubuh dapat mengakibatkan penyakit migrain, pusing, depresi, bahkan juga penyakit Alzheimer.  Ikbal Hadi menjelaskan, peningkatan hormon serotonin ini juga diduga mampu mengurangi kecenderungan sifat agresif  benih ikan lele untuk meng-kanibal. Konsentrasi hormon serotonin ini dapat dipicu oleh penambahan zat scopoletin yang salah satunya terkandung dalam buah mengkudu. Metode yang dilakukan untuk menekan tingkat kanibalisme larva ini adalah dengan bioenkapsulasi melalui pakan alami yang merupakan pakan yang diberikan pada larva.
Bioenkapsulasi adalah proses dimana suatu komponen aktif dalam makanan dikemas secara kompak dalam partikel-partikel cair atau padat, atau dibungkus di dalam materi penyelubung.Bioenkapsulasi dilakukan dengan merendam pakan alami yang diberikan pada larva dalam larutan mengkudu selama beberapa jam setiap harinya kemudian langsung diberikan kepada larva. Pakan alami yang digunakan sendiri adalah Daphnia sp., Artemia sp., dan Cacing Sutera yang diberikan  sesuai umur larva.(api)
Lele yang kanibal bisa menimbulkan produksi usaha langsung anjlok. Salah dalam penanganan dan penanggulangan bisa menjadi kesalahan fatal. Bagaimana menanganinya?
1.   Lakukan Sortir
Dasar alamiah dari ikan lele adalah carnivora atau pemakan daging. Tak salah jika sejak umur benih ikan lele sudah belajar menjadi pemangsa. Hal ini menimbulakn angka mortalitas benih ikan lele meningkat.
Ikan lele ukuran benih cenderung memiliki pertumbuhan yang tidak seragam. Hal ini depengaruhi oleh berbagai faktor seperti kualitas indukan, faktor gen, pemberian pakan yang tidak merata, penyakit, dan lain sebagainya.
Semakin tidak seragam ukuran benih ikan lele akan mendorong semakin meningkatnya peluang proses terjadinya saling memangsa (kanibal). Siapa yang lebih kuat dia akan menjadi predator. Ukuran benih yang lebih besar cenderung akan memangsa benih ukuran yang lebih kecil. Benih ikan yang telah memangsa benih yang kecil dia akan memiliki asupan pakan yang lebih cukup, sehingga pertumbuhannya akan lebih cepat. Benih ikan yang memiliki ukuran lebih kecil tidak akan mampu memangsa yang lebih besar namun akan lebih memiliki ketakutan akan dimangsa. Akibatnya benih ikan yang berukuran lebih kecil akan kesulitan untuk berebut makanan dan ruang gerak, sehingga lama kelamaan akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Hal itu yang menyebabkan benih ikan lele menjadi semakin tidak seragam. Benih ukuran lebih besar semakin tumbuh dengan pesat sedangkan benih yang berukuran lebih kecil akan semakin ketinggalan (kuntet).
Dengan melihat kebiasaan alamiah dari ikan lele diaatas, upaya yang mudah dan juga murah untuk menangani agar benih ikan lele agar tidak saling memangsa adalah dilakukan sortir. Upayakan semaksimal mungkin benih ikan dalam satu wadah budidaya memiliki ukuran yang seragam.  Dengan ukuran yang seragam, benih ikan akan memiliki peluang dalam memangsa, berebut makanan, dan juga ruang gerak yang sama. Sehingga cenderung akan memiliki pertumbuhan yang sama.
2.  Penuhi Kebutuhan Pakan
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa benih ikan lele yang telah berhasil memangsa temannya ia akan memiliki asupan makanan yang lebih cukup, sehingga ia tumbuh lebih pesat. Untuk itu proses kanibalisme pada benih ikan lele harus segera ditangani.
Benih ikan lele akan keluar sifat kanibalnya lagi jika benih ikan sedang lapar. Karena lapar benih ikan akan memangsa temannya yang berukuran lebih kecil. Sehingga upaya untuk menangani agar benih ikan lele tidak saling memangsa adalah dengan memenuhi kebutuhan pakannya.
Upayakan setiap waktu benih ikan tidak mengalami kelaparan. Pemberian pakan lakukan secara merata, agar semua benih memiliki kesempatan makan yang sama. Lakukan pengaturan jadwal makan dengan frekuensi sesuai kebutuhan.
Pastikan dalam wadah budidaya pakan selalu tersedia. Disaat ikan lapar, pakan telah tersedia. Dengan demikian benih ikan cenderung tidak akan mencari mangsa benih ikan yang ukuran kecil.
Prinsip dalam menangani benih ikan lele agar tidak terjadi kanibal adalah menjaga agar ukuran benih dalam wadah budidaya tetap seragam dan mencukupi kebutuhan makan setiap saat. Maka dari itu tak heran jika banyak pengusaha sukses memiliki jadwal sortir dan frekuensi pemberian pakan terhadap benih ikan lele lebih banyak.

Friday, March 18, 2016

PENINGKATAN NILAI TAMBAH DENGAN PENGOLAHAN IKAN TUNA DALAM KALENG

March 18, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Ikan tuna yang digunakan sebagai bahan baku pengolahan tuna kaleng harus memenuhi persyaratan dalam SNI 01-2712.1-1992, yaitu (Eko, H.R dan Teuku Muamar, 2007):
1. Ikan yang digunakan segar atau beku, utuh atau tanpa isi perut.
2. Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar
3. Bahan baku harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat alami lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan.
Berdasarkan medium jenis medium yang digunakan, produk tuna kaleng dibedakan atas produk tuna in oil dan tuna in water/brine (Eko, H.R dan Teuku Muamar, 2007).
Ikan  tuna termasuk  komoditas  utama dalam program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) yang telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Juni 2005. Revitalisasi tersebut merupakan strategi umum pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan petani-hutan; meningkatkan daya saing produk pertanian, perikanan dan kehutanan; serta menjaga kelestarian sumberdaya pertanian, perikanan dan kehutanan (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2005). Tuna dan cakalang dipilih di dalam program revitalisasi karena produksinya masih dapat  ditingkatkan,  terutama  di  kawasan Timur Indonesia. Potensi pelagis besar secara nasional mencapai 1.165,36 ribu ton (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005). Disamping ikan tuna, komoditas lain yang masuk ke dalam program revitalisasi adalah udang dan rumput laut.
Ikan tuna dan sejenisnya sampai saat ini masih mendominasi ekspor produk perikanan Indonesia. Perkembangan perikanan tuna diikuti dengan berkembangnya industri pengolahan tuna, terutama di lokasi-lokasi sentra pendaratan tuna, seperti Muara Baru-Jakarta, Pelabuhan Ratu-Jawa Barat, CilacapJawa Tengah, Benoa-Bali dan Bitung-Sulawesi Utara. Pada umumnya tuna dipasarkan sebagai produk segar (didinginkan) dalam bentuk utuh disiangi (fresh whole gilled and gutted); sebagai produk beku dalam bentuk utuh disiangi (frozen whole gilled and gutted), loin (frozen loin) dan steak (frozen steak); dan produk dalam kaleng (canned tuna) (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005).
Produksi ikan tuna kaleng cenderung meningkat yang ditunjukkan oleh trend yang meningkat dari ekspor produk tuna kaleng. Ekspor tuna kaleng pada tahun 1999 sebanyak 36.264 ton dan meningkat menjadi 118.449 ton pada  tahun  2004  dengan tingkat kenaikan rata-rata 7,27% per tahun (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2006).Data tersebut mengindikasikan bahwa pasar ekspor untuk produk tuna kaleng cukup baik dan masih berpeluang untuk meningkat.
Ikan Tuna sebagai Bahan Baku Ikan Kaleng
Jenis-jenis ikan tuna yang digunakan sebagai bahan baku tuna kaleng menurut SNI-01-2712-1992 dapat dilihat pada Tabel 1. Di dalam statistik perikanan Indonesia, tuna digunakan sebagai nama grup dari beberapa jenis ikan yang terdiri dari jenis tuna besar dan jenis ikan mirip tuna. Jenis ikan yang termasuk ke dalam tuna besar (Thunnus spp) adalah yellow fin tuna, big eye, southern bluefin tuna, dan albacore. Sedangkan yang tergolong dalam jenis ikan mirip tuna (tuna –like species) adalah marlin, sailfish, dan swordfish. Skipjack tuna sering digolongkan sebagai cakalang, sedangkan istilah tongkol umumnya digunakan untuk jenis eastern little tuna (Euthynus spp), frigate dan bullet tuna (Auxis spp) dan longtail tuna (Thunnus tonggol)  (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005).
Ikan tuna mempunyai bentuk seperti torpedo dengan kepala yang lancip, tubuhnya licin, sirip dada melengkung dan sirip ekor becagak dengan celah yang lebar. Di belakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil dan
Berikut ini adalah proses pengalengan ikan tuna (Eko, H.R dan Teuku Muamar, 2007):
1. Penerimaan bahan baku
Pada tahap pemeriksaan bahan baku diambil 5% untuk dilakukan pengujian terhadap suhu, kadar histamin, kadar garam dan organoleptik. Selain itu, dilakukan pengujian honeycomb, brosis dan parasit dengan menggunakan test pack pada 2 ekor ikan tuna.
Bahan baku yang dipindahkan dari mobil pengangkut ke cold storage tidak boleh lebih dari 3 jam. Penyimapanan bahan baku dalam cold storage pada suhu -18 C dan lama penyimpanan maksimal 3 bulan. Sebelum diolah ikan tunah harus melalui proses pelelehan terlebih dahulu.
2. Penyiangan
Proses ini diawali dengan pemotongan tuna menjadi 7-8 bagian yang terbagi menjadi 4 atau 5 bagian tengah, 1 bagian leher, 1 bagian kepala, dan 1 bagian ekor. Kemudian proses dilanjutkan dengan pengambilan isi perut dan insang. Limbah dari proses penyiangan ini biasanya dimanfaatkan menjadi tepung ikan.
3. Penyusunan dalam rak
Penyusunan bagian-bagian tuna dalam rak dipisahkan berdasarkan bagian badan, ekor, dan kepala. Pemisahan ini dilakukan karena setiap bagian ikan memiliki waktu pemasakan pendahuluan (precooking) yang berbeda.
4. Pemasakan pendahuluan (precooking)
Tujuan dari pemasakan pendahuluan ini adalah untuk memudahkan proses pembersihan daging ikan, mengurangi kandungan air, lemak dan membuat daging ikan menjadi lebih kompak. Proses pemasakan dilakukan di dalam cooker dengan mengalirkan uap panas. Pengaliran uap panas dihentikan apabila telah mencapai suhu 100C. Setelah diberi uap panas dilakukan penyemprotan dengan air agar tekstur menjadi kompak.
5. Pendinginan
Pendinginan dilakukan dalam ruang pendingin selama ±3 jam. Pendinginan ini bertujuan untuk membuat daging lebih kompak dan padat, sehingga memudahkan proses pengolahan selanjutnya.
6. Pembuangan kepala dan kulit ikan
Proses pembuangan kepala dilakukan dengan tangan setelah diambil dagingnya. Proses pembuangan kulit dilakukan menggunakan pisau tajam dengan cara mengikis kulit sesuai arah otot daging ikan. Pada tahapan ini juga dilakukan pembuangan tulang dan sisik.
7. Pembersihan daging
Pembersihan daging ikan bertujuan untuk memisahkan daging ikan dari daging gelap, tulang yang terdapat dalam daging dan sisik yang masih tersisa setelah proses skinning. Proses pembersihan daging ikan menghasilkan beberapa bagian daging antara lain solid, chunk, flake, daging hitam, dan daging cucian. Bagian daging ini nantinya disortir untuk memisahkan sisa daging hitam atau coklat yang masih ada, tulang, dan sisik. Pensortiran juga dimaksudkan untuk menghindari adanya brosis, honeycomb dan parasit pada ikan sehingga mutu ikan tetap terjaga.
8. Pemotongan daging
Pemotongan dimaksudkan untuk memperoleh bentuk dan ukuran ikan yang sesuai dengan kalengnya. Proses pemotongan dilakukan menggunakan pisau yang tajam yang menghasilkan daging solid dan serpihan (flake). Daging solid yang merupakan hasil utama pemotongan dikikis dengan pisau dan menghasilkan serpihan yang nantinya diisikan ke dalam kaleng.
9. Pengisian daging ke dalam kaleng
Pengisian daging ke dalam kaleng dilakukan dengan cara menata daging ikan ke dalam kaleng sesuai dengan tipe produk (solid, chunk, flake, standar, dan grated). Daging solid yang diisikan dalam satu kaleng berjumlah 2-3 potongan, pengisian dilakukan sepadat mungkin sesuai dengan net weight, oleh karenanya ditambahkan flake.
10. Penambahan medium
Medium yang digunakan dalam pengalengan tuna adalah minyak nabati atau air garam. Pada medium minyak nabati biasanya ditambahkan garam sebanyak 2,8% dari berat medium. Pengisian medium tidak boleh berlebih karena mempengaruhi kaleng saat penutupan dan dapat menyebabkan kaleng membengkak atau bocor. Pengisian medium harus sampai batas head space atau 6-10% dari tinggi kaleng. Suhu medium tidak boleh kurang dari 70°C, karena suhu yang tinggi akan membuat kondisi vakum yang semakin tinggi.
11. Penutupan kaleng
Penutupan kaleng dilakukan dengan sistem double seaming secara otomatis menggunakan vacuum seamer, yaitu mesin penutup kaleng yang sekaligus dapat melakukan penghampaan udara dalam kaleng.
12. Sterilisasi
Proses sterilisasi diawali dengan penyusunan kaleng dalam keranjang sterilisasi. Selanjutnya keranjang dimasukkan dalam retort dan disemprot dengan air yang mengandung khlorin 2 ppm selama 10 menit. Proses sterilisasi berlangsung pada suhu 120C selama 2,8 menit. Setelah proses berakhir dilakukan pendingian dengan menyemprotkan air yang mengandung klorin 2 ppm selama 30 menit untuk mencegah over cooking.
13. Pendinginan dan pemeraman kaleng
Ikan tuan kaleng yang masih dalam keranjang sterilisasi didinginkan dalam runag terbuka selam 24 jam. Uji pemeraman dilakukan untuk mengetahui kesempurnan sterilsasi. Pemeraman dilakukan dengan cara memasukkan ikan kaleng yang telah dingin ke dalam suatu ruangan dengan suhu kamar dengan posisi terbalik. Kemudian dilakukan pengecekan terhadap kerusakan. Daging yang dianggap rusak adalah kaleng yang menggembung atau bocor. Pemeraman dilakukan selama 7 hari.
14. Pelabelan
Label berisikan keterangan tentang ikan yang dikalengkan, medium yang digunakan, berat bersih, nama produsen, tanggal kadaluarsa, dan kandungan gizi.
15. Pengepakan
Tuna kaleng dipak dalam master carton. Desain master carton berisi tanggal produksi, jenis produk, jumlah kaleng, dan nama produsen.

Thursday, March 17, 2016

KANDUNGAN GIZI DAN MANFAATNYA PADA BERBAGAI JENIS IKAN

March 17, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Kandangungan Gizi yang terdapat pada ikan, antara lain :
A. Protein
1.  Kandungan protein ikan lebih tinggi dari protein serealia dikacang-kacangan, setara dengan daging, sedikit dibawah telur.
2.  Protein ikan sangat mudah dicerna, sehingga baik bagi balita yang system pencernaannya belum sesempuna orang dewasa.
3.  Protein ikan mengandung berbagai asam amino dalam bentuk yang mendekati asam amino didalam tubuh manusia. Komposisi asam amino protein ikan juga lebih lengkap dibanding bahan makanan lain, salah satunya taurin, sangat bermanfaat merangsang pertumbuhan sel otak balita.
B. Lemak
1.  Asam lemak ikan merupakan asam lemak essensial yang sifatnya tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat bermanfaat untuk mempertahankan kesehatan tubuh dan menjaga kestabilan kadar kolesterol.
2.  Beberapa ikan yang berasal dari laut dalam seperti salmon, tuna, sarden dan makarel, mengandung asam lemak yang tergabung dalam kelompok asam lemak omega 3. Yang paling dominan dari kelompok ini adalah asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA). Keduanya bermanfaat dalam menurunkan kolesterol dalam darah dan meningkatkan pertumbuhan sel-sel otak balita.
C. Vitamin
1. Vitamin A  : banyak terdapat pada minyak hati ikan bermanfaat mencegah kebutaan pada anak.
2.  Vitamin D    : selain  terdapat dalam daging ikan, juga pada telur serta minyak hati ikan. Vitamin ini penting bagi pertumbuhan dan kekuatan tulang.
3.  Vitamin B6  : membantu metabolisme asam amino dan lemak serta mencegah anemia dan kerusakan syaraf.
4. Vitamin B 12 : bermanfaat dalam pembentukan sel-sel darah merah, membantu metabolisme lemak, dan melindungi jantung juga kerusakan syaraf
D. Mineral
1.  Zat besi: jauh lebih mudah diserap tubuh ketimbang dari sumber lain seperti serealia atau kacang-kacangan. Zat besi membantu mencegah terjadinya anemia.
2.  Yodium: mencegah terjadinya penyakit  gondok serta hambatan pertumbuhan anak, bahkan juga kecerdasannya.
3.  Selenium: berperan membantu metabolisme tubuh dan sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas, antioksidan bisa mencegah terjadinya penyakit degeneratif seperti jantung koroner.
4.   Seng: membantu kerja enzim dan hormone.
5. Fluor: menguatkan serta menyehatkan gigi skecil.
Kandungan gizi berbagai jenis ikan per 100 gr (diambil dari sumber daftar komposisi bahan pangan) diantaranya sebagai berikut:
a. Ikan Salmon
   • Kalori              : 116
   • Protein (gr)        : 19.9
   • Lemak (gr)          : 3.45
   • Kolesterol (mg)     : 52
   • Zat besi (mg)       : 0.77
b. Ikan Tengiri
   • Kalori              : 112
   • Protein (gr)        : 21.4
   • Lemak (gr)          : 2.3
   • Kolesterol (mg)     : 33
   • Zat besi (mg)       : 0.9
c. Ikan Tongkol
   • Kalori              : 111
   • Protein (gr)        : 24
   • Lemak (gr)          : 1
   • Kolesterol (mg)     : 46
   • Zat besi (mg)       : 0.7
d. Ikan Kakap
   • Kalori              : 111
   • Protein (gr)        : 24
   • Lemak (gr)          : 1
   • Kolesterol (mg)     : 46
   • Zat besi (mg)       : 0.7
e. Ikan Kembung
   • Kalori              : 112
   • Protein (gr)        : 21.4
   • Lemak (gr)          : 2.3
   • Kolesterol (mg)     : 33
   • Zat besi (mg)       : 0.9
f. Ikan Bawal
   • Kalori              : 84
   • Protein (gr)        : 18.2
   • Lemak (gr)          : 0.7
   • Kolesterol (mg)     : 44
   • Zat besi (mg)       : 0.4

g. Ikan Bandeng
   • Kalori              : 84
   • Protein (gr)        : 14.8
   • Lemak (gr)          : 2.3
   • Kolesterol (mg)     : 58
   • Zat besi (mg)       : 0.3

h. Ikan Cue
   • Kalori              : 74
   • Protein (gr)        : 13
   • Lemak (gr)          : 2
   • Kolesterol (mg)     : 50
   • Zat besi (mg)       : 0.3
i. Belut
   • Kalori              : 112
   • Protein (gr)        : 21.4
   • Lemak (gr)          : 2.3
   • Kolesterol (mg)     : 33
   • Zat besi (mg)       : 0.9
j. Ikan Mas
   • Kalori              : 130
   • Protein (gr)        : 18.3
   • Lemak (gr)          : 5.8
   • Kolesterol (mg)     : 67
   • Zat besi (mg)       : 1.3

k. Ikan Lele
   • Kalori              : 84
   • Protein (gr)        : 14.8
   • Lemak (gr)          : 2.3
   • Kolesterol (mg)     : 58
   • Zat besi (mg)       : 0.3
l. Ikan Wader
   • Kalori              : 84
   • Protein (gr)        : 14.8
   • Lemak (gr)          : 2.3
   • Kolesterol (mg)     : 58
   • Zat besi (mg)       : 0.3

m. Ikan Mujair
   • Kalori              : 84
   • Protein (gr)        : 18.2
   • Lemak (gr)          : 0.7
   • Kolesterol (mg)     : 44
   • Zat besi (mg)       : 0.4
Kandungan Gizi Pada Ikan
Kandangungan Gizi yang terdapat pada ikan, antara lain :
A. Protein
1.  Kandungan protein ikan lebih tinggi dari protein serealia dikacang-kacangan, setara dengan daging, sedikit dibawah telur.
2.  Protein ikan sangat mudah dicerna, sehingga baik bagi balita yang system pencernaannya belum sesempuna orang dewasa.
3.  Protein ikan mengandung berbagai asam amino dalam bentuk yang mendekati asam amino didalam tubuh manusia. Komposisi asam amino protein ikan juga lebih lengkap dibanding bahan makanan lain, salah satunya taurin, sangat bermanfaat merangsang pertumbuhan sel otak balita.
B. Lemak
1.  Asam lemak ikan merupakan asam lemak essensial yang sifatnya tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat bermanfaat untuk mempertahankan kesehatan tubuh dan menjaga kestabilan kadar kolesterol.
2.  Beberapa ikan yang berasal dari laut dalam seperti salmon, tuna, sarden dan makarel, mengandung asam lemak yang tergabung dalam kelompok asam lemak omega 3. Yang paling dominan dari kelompok ini adalah asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA). Keduanya bermanfaat dalam menurunkan kolesterol dalam darah dan meningkatkan pertumbuhan sel-sel otak balita.
C. Vitamin
1. Vitamin A  : banyak terdapat pada minyak hati ikan bermanfaat mencegah kebutaan pada anak.
2. Vitamin D    : selain  terdapat dalam daging ikan, juga pada telur serta minyak hati ikan. Vitamin ini penting bagi pertumbuhan dan kekuatan tulang.
3. Vitamin B6  : membantu metabolisme asam amino dan lemak serta mencegah anemia dan kerusakan syaraf.
4. Vitamin B 12 : bermanfaat dalam pembentukan sel-sel darah merah, membantu metabolisme lemak, dan melindungi jantung juga kerusakan syaraf
D. Mineral
1. Zat besi: jauh lebih mudah diserap tubuh ketimbang dari sumber lain seperti serealia atau kacang-kacangan. Zat besi membantu mencegah terjadinya anemia.
2. Yodium: mencegah terjadinya penyakit  gondok serta hambatan pertumbuhan anak, bahkan juga kecerdasannya.
3. Selenium: berperan membantu metabolisme tubuh dan sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas, antioksidan bisa mencegah terjadinya penyakit degeneratif seperti jantung koroner.
4. Seng: membantu kerja enzim dan hormone.
5. Fluor: menguatkan serta menyehatkan gigi skecil.
Asam lemak Omega 3 dapat membantu mengurangi terjadinya aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke. Kalium yang ada pada ikan nila bersifat mengurangi tekanan darah. Membantu Kesehatan Otak
Kandungan kalium dan omega 3 yang ada pada ikan nila membantu meningkatkan kekuatan otak dan fungsi neurologis. Kalium akan meningkatkan oksigenasi ke otak, dan juga sangat penting untuk keseimbangan cairan tubuh.
Mencegah Penuaan Dini
Asupan lebih dari 20 % selenium setiap hari yang ada dalam ikan nila, sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit, Dan menghentikan kerusakan sel akibat radikal bebas. Hal ini berarti akan mengurangi keriput, bintik-bintik hitam penuaan dini.
Menambah Sistem Kekebalan Tubuh
Selenium juga berperan penting dalam regulasi kelenjar tiroid, yang bertugas mengontrol banyak fungsi hormon. fungsi kelenjar tiroid akan menjaga keseimbangan metabolisme, fungsi organ yang tepat, serta reaksi kimia di seluruh tubuh.

Wednesday, March 16, 2016

MENGENAL PROFIL DASAR LAUT

March 16, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Bentuk-Bentuk Dasar Laut
Kerak bumi merupakan lempeng tektonik sehingga pergerakan relatifnya menyebabkan terbentuknya ciri-ciri khusus dasar laut. Berikut ini merupakan pembagian bentuk-bentuk dasar laut berdasarkan defenisi dari Nontji (1993) :
• Paparan (shelf) yang dangkal
• Depresi dalam berbagai bentuk (basin, palung)
• Berbagai bentuk elevasi berupa punggung (rise, ridge)
• Gunung bawah laut (sea mount)
• Terumbu karang dan sebagainya.
Menurut Ilahude (1997), dilihat dari ari segi skala atau besarnya bentuk – bentuk dasar laut, dasar laut dibedakan ke dalam 3 golongan besar yaitu:
1. Relief Besar (macro relief)
•  Secara vertikal ukurannya bisa sampai ribuan meter.
•  Secara horizontal ukurannya bisa mencapai ratusan atau ribuan kilometer.
2. Relief Pertengahan (intermediate relief)
•  Secara vertikal berukuran ratusan meter.
•  Secara horizontal berukuran puluhan kilometer.
•  Bisa merupakan bagian integral dari satu relief besar.
3. Relief Kecil (micro relief)
•  Hanya berukuran beberapa cm sampai beberapa meter.
•  Umumnya hanya bisa diungkapkan dengan teknik fotografi bawah air.
Sedangkan menurut Hutabarat (1985) bentuk-bentuk dasar laut terdiri dari :
•  Ridge dan Rise
Ini adalah suatu bentuk proses peninggian yang terdapat di atas laut ( sea floor) yang
hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan
• Trench
Bagian laut yang terdalam dengan bentuk seperti saluran seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua.
• Abyssal Plain
Daerah yang relatif tebagi rata dari permukaan bumi yang terdapat dibagian sisi yang mengarah ke daratan.
• Continetal Island
Beberapa pulau yang menurut sifat geologisnya bagian dari massa tanah daratan benua besar yang kemudian terpisah
• Island Arc (kumpulan pulau-pulau)
Kumpulan pulau-pulau seperti indonesia yang mempunyai perbatasan dengan benua
• Mid-Oceanic Volcanic Island
Pulau-pulau vulkanik yang terdapat di tengah-tengah lautan. Terdiri dari pulau-pulau kecil, khususnya terdapat di Lautan pasifik
• Atol-atol
Daerah yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian besar tenggelam di bawah permukaan laut dan berbentuk cincin.
• Seamout dan guyot
Gunung-gunung berapi yang mucul dari dasar lantai lautan tetapi tidak mencapai permukaan laut.
Perbedaan tinggi rendahnya dasar laut disebut relief dasar laut. Oleh karena itu, dasar laut yang tinggi menyebabkan laut tidak dalam. Bila dasar laut rendah, maka laut menjadi dalam.
Sama seperti daratan, relief dasar laut juga sangat beraneka ragam, apa sajakah itu? Berikut adalah Macam-macam Relief Dasar Laut dan Penjelasannya
Macam-macam Relief Dasar Laut
Sumber : pinterest.com
1) Dangkalan (Shelf)
Dangkalan (Shelf), yaitu bagian dari benua dengan lereng yang tidak begitu curam. Letaknya di dekat pantai atau di tepi benua dan tergenang air laut kurang dari 200 meter. Shelf ialah relief dasar laut paling tepi, yang mengalami penurunan landai mulai dari pantai ke arah tengah lautan, kemiringan ke arah laut umumnya kurang dari satu derajat. Di beberapa lembah sungai, shelf ini merupakan bukti bahwa suatu ketika shelf ini merupakan massa daratan yang kemudian tenggelam. Lebar dangkalan antara 0 sampai 1.200 km terhitung dari garis pantai. Dangkalan yang luas terdapat di bagian barat Indonesia (Dangkalan Sunda), bagian timur Indonesia (Dangkalan Sahul), Dangkalan Laut Utara (antara Inggris dengan daratan Eropa), Dangkalan Korea (Laut Kuning), dan Dangkalan Laut Barents (Pantai Arktik Eropa). Keberadaan shelf sangat penting untuk perikanan, sebab syarat hidup ikan dan plankton terpenuhi, antara lain:
a) Sinar matahari dapat menembus sampai kedalaman 200 m.
b) Plankton adalah makanan utama untuk ikan-ikan. Perlu diketahui bahwa sebagian besar laut Jawa dalamnya tidak lebih dari 60 meter bahkan ada yang hanya 20 meter.
2) Palung Laut
Palung laut ialah lembah yang dalam, sempit, dan memanjang di dasar laut. Tepinya atau tebingnya sangat curam, ini terjadi karena lipatan kulit bumi atau patahan kulit bumi, misalnya: Palung Sunda di selatan Pulau Jawa (dalamnya 7.450 m), Palung Mindanau sebelah timur Pilipina (dalamnya 10.830 m),Palung  Puerto Rico (dalamnya 9.175 m) dan Palung Bartlet (dalamnya 7.204 m)
3) Lubuk Laut (Basin)
Bentuk basin membulat atau agak memanjang, potongan melintangnya berbentuk huruf U karena memiliki tebing yang curam dan dasar yang mendatar, misalnya: lubuk laut di Eropa Barat, Canary, Cape Verde, New Foundland, Carribea, Mediterania, Teluk Mexico. Contoh di Indonesia, misalnya: Lubuk Laut Sulu (5.000 m), Lubuk Laut Halmahera (2.030 m), Lubu Laut Sulawesi (6.220 m), Lubuk Laut Aru (3.680 m), Lubuk laut Sangihe (3.820 m)
4) Punggung Laut dan Ambang Laut (Drempel)
Punggung Laut dan Ambang Laut (Drempel) Punggung laut ialah pegunungan di dasar laut yang punggungnya muncul di atas permukaan laut. Dua punggung pegunungan yang sejajar serta membelok dari Kepulauan Nusa Tenggara ke Maluku yaitu Punggung Laut Siboga.
a) Punggung laut yang membentuk dari Pulau Wetar sampai ke Kepulauan Banda disebut Kepulauan Barat Daya.
b) Punggung laut yang membentuk dari Kepulauan Leti sampai Pulau Seram disebut Kepulauan Selatan Daya.
Jika punggung laut tersebut tidak sampai ke atas permukaan laut disebut ambang laut. Baik punggung laut maupun ambang laut memisahkan dua laut yang dalam. Biasanya ambang laut itu mempengaruhi suhu dan kadar garam terutama di dasar laut.
Contohnya: Ambang Laut Sulu (400 m), Ambang Laut Sulawesi (1.400 m), Ambang Laut Halmahera (700 m), Ambang laut Aru (1.480 m), Ambang Laut Sangihe (2.050 m).
5) Gunung Laut (Seamounts)
Gunung laut ialah gunung yang kakinya mulai dari dasar laut, kadang-kadang puncaknya tinggi menjulang di atas permukaan air laut seperti Gunung Krakatau di Selat Sunda. Tetapi ada juga yang puncaknya di bawah permukaan laut, misalnya : gunung api yang terdapat di Laut Banda.
6) Plato submarin
Plato submarin adalah bentukan positif yang mempunyai puncak relatif datar. Contoh Plato Albatros di Samudra Pasifik, Plato Seychelles di Samudra Hindia, dan Plato Azores di Samudra Atlantik Utara.
7) Punggungan (ridge)
Punggungan (ridge) bentuknya positif mempunyai lerang yang curam, memanjang dan sempit serta bertopografi kasar, hampir serupa dengan gunung-gunung di daratan, contohnya : puncak sistem ridge di tengah-tengah samudera Atlantik yang tingginya mencapai 1 – 4 km di atas dsaar laut yang memanjang dari Pulau Iceland sampai Tanjung Harapan.
8) Cembungan (rise atau swell)
Cembungan (rise atau swell) adalah bentukan positif dengan ukuran panjang dan lebar (luas), lebih tinggi dari dasar laut rata-rata di sekitarnya. Contohnya swell Hawaii yang mencembung dengan halus, panjangnya 3.500 km dan lebarnya 1.000 km. Di atasnya tumbuh kubah vulkan tempat Pulau Hawaii berdiri.
9) Lereng kontinen
Lereng kontinen adalah bidang miring yang membatasi dangkalan kontinen. Kemiringannya antara 1O sampai 25O, mulai dari tepi dangkalan benua ke arah laut lepas, mulai dari kedalaman 200 meter sampai 1.800 meter. Melihat bukti yang mendukung, proses terjadinya lereng kontinen itu sebagai hasil sedimentasi dan sebagai sesar.
10) Laut Dalam
Laut dalam adalah laut yang dalamnya lebih dari 200 m. di Indonesia ada beberapa laut dalam, misalnya Laut Banda, Lautan Indonesia.
11) Lantai suatu lautan
Lantai dari lautan kebanyakan tertutup lapisan sedimen atau endapan. Cekungancekungan, serta bentuk penonjolan yang ada pada dasar lautan tertutup oleh endapanendapan.
12)Bandul Laut
Bendul laut adalah gunung-gunung kecil di dasar laut. Apabila gunung tersebut tinggi dan tersembul di permukaan air laut  dinamakan pulau (Pulau Oceanis).
13) Pantai Perbatasan antara daratan dan lautan dinamakan pantai. Bentuk daratan di pantai mengalami perubahan akibat sedimentasi dari darat maupun dari laut atau akibat pengikisan air laut. Relief dasar laut adalah bentuk - bentuk  permukaan dasar laut yang tingginya tidak rata sehingga membentuk  berbagai macam bentuk bentuk di dasar laut. Relief dasar laut terdiri ambang laut,lubuk laut,palung laut dan sebagainya.
1. Gunung laut.gunung laut adalah relief yang terbentuk akibat tenaga vulkanisme di dasar laut secara kuat yang dapat aktif dan dapat bertambah ketenggiannya hingga ke daratan karena tenaga vulkanisme yang semakin kuat dan terus menerus terjadi contohnya gunung krakatau.
2. Shelf Shelf adalah dasar samudra yang dangkal sepanjang pantai yang mempunyai kedalam kurang dari 200 meter.
3. Palung laut.
Palung laut adalah lembah yang di dasar laut yang curam dan sempit serta dengan kedalaman lebih dari 5000 meter. contoh nya palung mindanao dengan kedalaman 11.500 meter.
4. Ambang Laut
Ambang laut adalah dasar laut yang dangkal dan merupakan pemisah antara perairan yang satu dengan yang lain.
demikian penjelasan mengenai bentuk relief di dasar laut
Daftar Pustaka
Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 2000 . Pengantar Oseanografi.
Ilahude, A.G.1999. Pengantar Ke Oseanografi Fisika. Pusat dan Pengembangan
Nontji, A . 1993 . Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta
Stewart, R.H. 2006. Introduction to Physical Oceanography. Department of    Oceanography Texas A&M University.
http://ilmukelautan.com/publikasi/oseanografi/fisika-oseanografi/403-bentuk-bentuk-dasar-laut%5B/embed%5D

MENGENAL IKAN WADER PARI ATAU DENGAN NAMA LAIN LUNJAR PADI (Rasbora argyrotaenia),

March 16, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 7 comments
Ikan wader secara umum tersebar di Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Lombok dan Bali), Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei Darusalam, hingga ke India dan sebagian China. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat lebih dari seratus jenis (spesies) wader dari sekitar belasan genus.
Wader Pari dikenal juga dengan nama Lunjar Padi (Rasbora argyrotaenia), lunjar andong (Jawa), cecereh, ikan cere (Betawi), paray (Sunda), pantao, seluang (Sumatera), dan  seluang (Kalimantan).
Ikan lunjar padi memiliki panjang maksimal 17 cm . Tubuhnya berwarna kuning keemasan di bagian atas dan berwarna putih keperakan di bagian bawah. Sedangkan wader bintik dua (Puntius binotatus) merupakan salah satu spesies wader yang di beberapa daerah di Indonesia biasa disebut sebagai beunteur (Sunda), wader cakul atau wader (Jawa), puyan (Banjar), tanah atau sepadak (Beng-kulu).
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai spotted barb atau common barb. Sedang dalam bahasa Malaysia disebut Bunter, Putih, Tebal Sisek. Dalam bahasa ilmiah (latin) dinamakan Puntius binotatus.
Ikan wader bintik dua mempunyai ukuran kecil-sedang dengan panjang total sekitar 10 cm. Meskipun jarang besar namun wader bintik dua mampu mencapai panjang 17 cm. Wader jenis ini  mempunyai empat sungut kecil di ujung moncongnya. Tubuhnya berwarna abu-abu kehijauan atau keperakan dengan dua bintik yang terdapat di pangkal sirip belakang dan di tengah batang ekor. Seratus Jenis Ikan wader bintik dua biasa ditemukan bersama spesies wader lainnya mulai dari pantai hingga daerah berketinggian 2.000 meter dpl. Wader bintik dua menyukai air selokan dangkal, sungai bahkan danau yang berair jernih.
Selain kedua jenis wader tersebut masih terdapat sekitar seratusan jenis wader di dunia. Tidak sedikit dari spesies tersebut yang merupakan spesies endemik.
Ikan wader pada umumnya dimanfaatkan untuk dikonsumsi secara lokal sebagai lauk. Beberapa warung makan di Jawa dan Kalimantan ada yang menjadikan wader sebagai menu utama. Rata-rata wader yang dikonsumsi merupakan hasil tangkapan dari alam liar, lantaran masih sangat jarang yang membudidayakan ikan kecil ini.
Padahal di luar negeri, konon, ikan ini telah memiliki nilai komersial yang cukup tinggi sebagai ikan hias.
Wader Pari (Jawa) atau dikenal juga sebagai Lunjar Padi (Rasbora argyrotaenia). Pada mulanya ikan ini diberi nama Leuciscus argyrotaenia oleh P. Bleeker pada tahun 1850. Delapan tahun kemudian dipindahkan olehnya sendiri ke dalam marga yang lain, Opsarius. Dan akhirnya pada 1860, dipindahkan lagi oleh Bleeker ke dalam marga yang baru, Rasbora. Ikan ini menyebar di pulau-pulau Sunda Besar, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Filipina.
Ikan ini bertubuh kecil ramping, dengan panjang maksimal sekitar 170 mm. Tubuh berwarna cokelat kuning di bagian atas (dorsal) dan putih keperakan di sisi dan bagian bawah, terutama di bagian perut.
Wader Pari Sebuah garis keemasan di dalam, berjalan bersama garis kehitaman di bagian luar pada masing-masing sisi tubuh, dari belakang tutup insang hingga ke batang ekor.
Formula sirip punggung (dorsal) yakni dua jari-jari keras (duri) diikuti tujuh jari-jari lunak. Sirip dubur (anal ), sirip dada (pectoral), sirip perut (ventral), serta jumlah sisik pada gurat sisi (linea lateralis) 29-30 buah.
Batang ekor (peduncle) dikelilingi 14 sisik; antara gurat sisi dengan awal sirip perut diantarai oleh 1-10 sisik.
Lunjar padi sering ditemui dalam kelompok besar, di danau, parit atau sungai-sungai yang relatif tenang. Sering pula bercampur dengan ikan-ikan lunjar (Rasbora) yang lain dan wader (Puntius) yang memiliki kebiasaan serupa.
Bersama dengan lunjar dan wader pada umumnya, lunjar padi merupakan ikan konsumsi yang digemari karena rasanya. Lunjar dan wader goreng merupakan hidangan istimewa pada beberapa restoran terkemuka. Ikan-ikan ini ditangkap dari populasi liar di perairan umum, dan kebanyakan hanya dijual di pasar-pasar local. Ada banyak jenis wader yang sering terpancing di sungai-sungai, misalnya di sekitar Jojga, ada wader cakul, wader kepek, wader pari dll.
Memancing wader tidaklah sulit, karena ikan wader selain hidupnya bergerombol makannya juga tergolong rakus, sehingga dimana ada kawanan wader begitu kita lemparkan umpan pasti langsung jadi rebutan hingga tak jarang ada yang sampai kecantol mata kail di ekor bahkan di matanya.
Untuk memancing wader sebetulnya tidak ada teknik khusus, tapi bagi penikmat mancing tentunya memancing tidaklah sekedar mendapat ikan, tapi tentu ingin merasakan sensasinya. Berdasarkan pengalaman, fishing tackle yang dipergunakan akan menentukan kenikmatannya.
Ikan wader merupakan ikan air tawar yang tidak asing dan mudah ditemukan di Indonesia. Namun secara umum, ikan wader merupakan ikan yang terdistribusi secara rata di daerah Asia Tenggara dan Selatan seperti India dan Indonesia. Ikan wader terbukti sangat popular untuk dikonsumsi dalam berbagai macam bentuk seperti lauk lalap atau snack. Oleh karena itu, permintaan pasar terhadap supply produk ikan wader cukup tinggi di pasaran.
Sayangnya, tidak banyak orang yang mengethaui tentang cara budidaya ikan tersebut. Padahal bisnis ikan wader memiliki potensi yang cukup besar sebagai mata pencaharian sehari – hari. Berikut merupakan beberapa tips tentang teknik budidaya ikan wader.
Mengetahui Anatomi dan Morfologi Ikan Wader
Untuk membudidayakn ikan wader, pertama – tama kita harus mengetahui ciri – ciri fisik ikan wader agar mempermudah dalam pemeliharaannya. Di Indonesia, pada umumnya kita dapat menjumpai dua jenis ikan wader, yaitu wader pari dan wader cakul. Ikan wader pari cenderung lebih ramping dan memiliki warna keemasan dan keperakan di bagian atas dan bawah tubuhnya. Sedangkan wader cakul memiliki warna perak kehijauan dan memiliki dua bintik di bagian ujung ekornya. Kedua jenis wader tersebut memiliki ukuran kurang lebih 10-17 cm. Pada ikan wader betina biasanya terdapat tiga lubang kelamin dibandingkan jantan yang hanya memiliki dua.
Persiapan Tempat Pemeliharaan
Untuk membudidayakan ikan wader, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyediakan kolam atau tempat pemeliharan yang layak. Dua macam kolam harus disediakan, yaitu kolam untuk induk dan juga kolam untk pengembangbiakkan bibit baru. Sebelum memindahkan ikan wader hasil tangkapan ke dalam kolam, alangkah baiknya apabila kolam dikeringkan dahulu selama beberapa hari. Upaya tersebut ditujukan untuk membunuh bakteri dan menghilangkan aroma tidak sedap pada saat usaha pemijahan. Air yang digunakan untuk mengisi kolam juga diharuskan air tawar. Jangan lupa untuk menjaga kebersihan kolam agar ikan wader anda terhindar dari benih – benih bakteri, jamur, dan penyakit.
Pemisahan Induk
Seperti yang telah disebutkan diatas, kolam untuk induk ikan wader harus disendirikan dari kolam bibit ikan. Hal tersebut dikarenakan adanya resiko induk untuk memakan telur atau bayi ikan mereka. Setelah dipisah, induk – induk tersebut harus diberi makan pellet atau ampas tahu agar segera mematangkan gonadnya. Gonad merupakan kelenjar yang memproduksi cairan gamet yang dapat menarik ikan jantan untuk membuahi sel telur mereka. Gonad biasanya akan matang setelah dua hari diberi makan dan dirawat pada kolam khusus induk. Setelah gonad matang, langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan atau pemberanakkan. Secara umum, telur ikan wader akan menetas 24 jam setelah telur dikeluarkan.
Pemisahan Larva dan Benih Ikan Wader
Setelah benih ikan wader menetas, adalah penting untuk segera memindahkan benih – benih tersebut ke kolam tersendiri. Benih ikan wader biasanya akan memakan plankton atauu lumut yang tumbuh di kolam. Namun untuk menambah nutrisi dan mempercepat pertumbuhan, bisa diberikan asupan nutrisi lain terhadap bibit – bibit ikan wader tersebut. Pemberian nutrisi tambahan tersebut dapat dilakukan melalui kuning telur ayam rebus yang dihaluskan. Memberi kuning telur ayam rebus secara rutin akan memberi bibit – bibit tersebut pasokan protein yang penting bagi pertumbuhan mereka. Ukuran benih ikan wader secara umum berkisar antara 0-5 cm dengan berat rata – rata mencapai sekitar 1 gram.

Tuesday, March 15, 2016

MANFAAT ASAM OMEGA - 3 BAGI TUBUH MANUSIA

March 15, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Omega-3 sering disebut sebagai bahan super yang kaya dengan manfaat. Begitu banyak perusahaan obat dan suplemen di pasaran yang mengklaim bahwa produk-produknya mengandung omega-3, kemudian dijual dengan harga mahal. Apakah nutrisi ini benar-benar bermanfaat?
Asam lemak omega-3 terdiri dari tiga jenis zat. Minyak ikan mengandung asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam eikosapentanoik (EPA), serta beberapa kacang-kacangan, biji-bijian, dan tanaman mengandung asam alfa-linolenik (ALA) yang diproses tubuh menjadi asam lemak omega-3. Selain didapat dari bahan alami, omega-3 juga banyak ditawarkan dalam bentuk suplemen.Asam lemak Omega-3 dan Omega-6 memiliki tingkatan yang setara dan mempunyai fungsi yang saling berkaitan. Kedua nutrisi ini membantu tubuh untuk memelihara kesehatan kulit, kuku, rambut, hormon, mengecilkan risiko gejala asma dan menangkal terjadinya kerusakan sel pada pengidap kanker.
“Tubuh akan mendapatkan manfaat positif dari kedua nutrisi ini jika kedudukan atau jumlah atau rasionya seimbang. Kata seimbang tersebut masih menjadi kontroversi di kalangan para ahli. Ada yang berpendapat 2.5 banding 1, angka 2.5 untuk omega-6 dan 1 untuk omega-3. Ada juga yang ikut adu opini, katanya 4 banding 1.” ungkap Emma Wirakusumah, M Sc, ahli gizi dari IPB.
Walau kedua asam lemak esensial ini ditakdirkan untuk saling bersanding, sebenarnya omega-3 lah yang harus dilebihkan asupannya. Sebab omega-6 dicurigai sebagai pemicu terjadinya inflasi, sedangkan omega-3 diyakini mampu mencegah terjadinya inflasi yang disebabkan oleh omega-6. Karena itu, kita wajib mendukung kemenangan omega-3 agar tak kalah jumlahnya dengan omega-6.
Makanan Sumber Omega-3 dan Omega-6
1. Telur
Telur ayam adalah bahan makanan yang bisa Anda temui di mana saja. Konsumsi telur dapat memenuhi asupan nutrisi lemak omega-3 Anda. Kuning telur memiliki lemak sehat. Dari sebutir telur, Anda bisa memperoleh sekira 40-250 miligram asam lemak DHA dan EPA.
2. Kacang Kenari
Kacang kenari adalah salah satu bahan makanan nabati dengan kandungan 2.600 miligram lemak sehat yang cukup untuk menutrisi tubuh Anda.
3. Ikan Salmon
Ikan salmon yang terkenal tinggi kandungan EPA dan DHA-nya, dapat memberikan sekira 1.600 miligram asam lemak omega-3 yang baik bagi pertumbuhan otak anak Anda.
4. Ikan Tuna
Ikan tuna memang saat ini diperbincangkan akibat munculnya merkuri di dalamnya. Namun, jika kita dapat memilih yang masih segar dan tidak mengonsumsi secara berlebihan, ada sekira 1.100 miligram asam lemak yang dapat diserap tubuh Anda.
5. Biji rami
Biji rami adalah makanan pertama yang kaya akan asam lemak omega-3. Khasiatnya adalah untuk melawan kolesterol dan penyakit jantung.
Untuk menjaga nutrisi omega-3 dalam biji rami, simpan makanan tersebut dalam wadah kedap udara. Setidaknya Anda harus makan dua sendok makan biji rami untuk memenuhi kebutuhan omega-3 setiap hari.
6. Biji chia
Selain biji rami, chia juga merupakan keluarga biji-bijian berikutnya yang mengandung asam lemak omega-3. Biji chia bisa dikunyah sebagai makanan ringan atau menaburkannya pada salad.
Biji chia bagus untuk pencernaan, sebab di dalamnya kaya akan serat yang membantu pergerakan makanan dalam proses pencernaan. Nilai plus lain dari biji chia adalah kemampuannya dalam memberikan daya tahan bagi tubuh.
7. Minyak ikan
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan kalau asam lemak omega-3 juga banyak ditemukan pada minyak ikan. Bentuknya tersedia dalam tablet suplemen maupun sirop.
Satu pil minyak ikan dalam sehari cukup memenuhi kebutuhan omega-3 bagi Anda. Untuk menjaga nutrisinya, pastikan Anda menyimpan suplemen minyak ikan dalam wadah tertutup yang kedap udara.
8. Kedelai
Tidak suka kacang kenari? Coba beralih ke kacang kedelai. Keluarga kacang yang satu ini bisa ditemukan dalam bentuk susu maupun produk lain. Rasanya nikmat dan kaya akan asam lemak omega-3.
Kedelai juga penuh akan nutrisi seperti serat, zat besi, protein, kalsium, vitamin K, dan asam folat. Nikmati susu kedelai terutama jika Anda memiliki alergi tertentu terhadap susu sapi.
9. Kembang kol
Sayuran yang kaya akan asam lemak omega-3 adalah kembang kol. Nutrisi penting dalam kembang kol di antaranya adalah kalium, magnesium, dan niasin yang mendukung kesehatan jantung.
Kembang kol biasanya dimasak dengan cara ditumis atau diolah menjadi sup. Temukan resep masakan yang lezat untuk menikmati kembang kol dan mendapatkan nutrisi sehat di dalamnya.
10. Minyak canola
Minyak canola mampu menjaga kesehatan jantung karena ada asam lemak omega-3 di dalamnya. Mengganti minyak goreng biasa dengan minyak canola adalah salah satu cara mendapatkan nutrisi di dalamnya.
Selain itu, minyak canola juga bisa diteteskan ke atas salad sayur sebagai pengganti mayonnaise yang biasanya justru sangat berlemak.
11. Bayam
Bayam merupakan sumber makanan kaya akan asam lemak omega-3 adalah bayam. Sayuran berdaun hijau gelap ini bisa dinikmati setiap hari untuk mendapatkan asupan omega-3 bagi tubuh.
Bayam juga rendah kalori dan tinggi zat besi. Jadi jangan ragu mengolah bayam menjadi makanan lezat dan mendapatkan nutrisi maksimal di dalamnya.
Nah, itulah 11 jenis makanan sebagai sumber omega 3 terbaik. Mengingat fungsi asam lemak omega 3 yang penting bagi tubuh, maka sering-seringlah mengkonsumsi makanan tersebut.
Fungsi Asam Lemak Omega-3
Fungsi atau peranan atau manfaat yang akan Anda peroleh jika hobi mengonsumsi Omega-3 setiap hari dengan takaran yang pas bisa membantu perkembangan otak dan memori si kecil, mencegah penyakit jantung, mengecilkan kadar kolesterol tinggi (LDL), memelihara mata, mengatasi depresi bahkan bagi ibu hamil bisa membuat bayi terlahir dengan otak yang smart.
Fungsi Asam Lemak Omega 6
Tubuh yang mendapat asupan Omega-6 seimbang akan memperoleh manfaat seperti menyehatkan organ jantung, meringankan gejala asma, mencegah kerusakan sel pada pengidap kanker, mengontrol kadar air pada rambut, mempercepat pertumbuhan rambut dan meningkatkan eksim dan kondisi kulit tubuh/kepala yang sama (jika diseimbangkan dengan omega-3)
Itu tadi, dalam memenuhi gizi harian berupa omega-3 dan omega-6 Anda wajib memperbanyak yang omega-3 nya sebab jika lebih didominasi dengan omega-6 dapat meningkatkan peluang terkena berbagai penyakit dan depresi.
Salmon adalah salah satu jenis ikan konsumsi terpopuler. Selain karena teksturnya yang khas dan rasanya yang nikmat, ikan salmon kaya akan gizi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Salmon merupakan sumber asam lemak omega-3 yang sangat berkhasiat. Berikut beberapa manfaat salmon untuk kesehatan.
Daging ikan salmon yang lezat dan kaya nutrisi
1. Mencegah Penyakit Jantung
Salmon mengandung asam lemak omega-3 yang membantu mengurangi kolesterol dan trigliserida, mempertahankan kelenturan pembuluh darah, dan menguatkan otot jantung.
2. Mencegah Hipertensi
Asam lemak omega-3 membantu mengendalikan tekanan darah sehingga mencegah hipertensi (tekanan darah tinggi).
3. Menjaga Kesehatan Mata
Asam lemak omega-3 dan asam-asam amino membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah degenerasi makular, mata kering, dan keletihan mata.
4. Melindungi Tubuh terhadap Radikal Bebas
Salmon kaya selenium, suatu mineral yang membantu tubuh melindungi sel-sel tubuh terhadap kerusakan radikal bebas yang dapat melemahkan sel-sel tersebut terhadap serangan penyakit.
5. Melindungi Kulit
Asam lemak omega-3 diketahui memiliki efek anti inflamasi (anti radang) yang dapat melindungi kulit terhadap sinar matahari dan kanker kulit.
6. Mengurangi Depresi
Asam lemak omega-3 berperan mengurangi depresi dan menjaga mood yang baik.
7. Melindungi Tubuh terhadap Kanker Ginjal
Asam lemak membantu melawan carcinoma sel ginjal yang merupakan bentuk kanker ginjal yang paling umum.
8. Menyehatkan Otak
Asam lemak omega-3 di otak yang membantu fungsi otak dan berperan mencegah penyakit Alzheimer. Asam lemak omega-3 juga membantu mencegah stroke karena mengendalikan kolesterol darah dan menyehatkan pembuluh darah.
9. Mengurangi Resiko Diabetes Tipe 2
Asam lemak omega-3, vitamin D dan selenium yang terdapat pada salmon membantu kerja insulin yang mengontrol kadar glukosa darah sehingga mengurangi resiko diabetes tipe 2.
10. Membantu Mengendalikan Berat Badan
Salmon dikenal sebagai makanan yang mempercepat metabolisma sehingga mengurangi kesempatan menumpuknya lemak tubuh.

Monday, March 14, 2016

TEKNIK BERHEMAT PAKAN DENGAN MEMAKAI PROBIOTIK ALAMI

March 14, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Budidaya ikan air tawar semakin digemari oleh masyarakat untuk menjadikannya sebagai ladang bisnis, termasuk salah satunya ikan lele. Namun, salah satu tantangan budidaya lele adalah harga pakan yang terus meningkat, kenyataan dilapangan saat ini, pembudidaya memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakan pabrikan, kondisi ini dipicu oleh tidak adanya pakan alternatif yang dapat menggantikan pakan pabrikan.
Mungkin Anda sudah seringkali mendengar istilah probiotik, terutama dari iklan produk susu atau yoghurt. Namun tahukah Anda, apa itu yang disebut dengan probiotik?. Probiotik adalah sebutan untuk bakteri menguntungkan yang ditemukan dalam saluran pencernaan kita, yang keberadaannya membantu memastikan kesehatan seluruh sistem pencernaan. Bukankah probiotik adalah bakteri hidup, bagaimana bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan?. Probiotik adalah bakteri baik bagi usus, yang membantu menyeimbangkan ekosistem dalam tubuh terutama saluran pencernaan. Perkembangan Probiotik dalam saluran pencernaan sekaligus untuk menekan pertumbuhan jenis bakteri yang berbahaya. Jadi jelas, tanpa probiotik, maka usus kita akan dipenuhi oleh bakteri berbahaya yang menjadi penyebab utama diare dan sakit perut.
Namun sekarang sudah ada beberapa pembudidaya lele yang menggunakan pakan buatan alami atau probiotik alami. Probiotik merupakan kumpulan mikroorganisme pendukung pertumbuhan dan kesehatan semua makhluk hidup. Sementara itu, organik berarti pencapaian kumpulan mikroorganisme tersebut dihasilkan dari bahan dasar alami, tanpa melibatkan unsur kimia. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah sehingga seharusnya menjadi salah satu pengembangan produk probiotik. Probiotik organik merupakan teknologi penyeimbang lingkungan hidup yang paling aman.
Keunggulan yang di dapat pada sistem budi daya probiotik organik adalah biaya pakan pada budi daya lele dapat mencapai 60-70% dari keseluruhan total biaya produksi. Karena itu, setiap terjadi kenaikan harga pakan sangat mempengaruhi pembudidaya lele.
Home » Probiotik » Vitamin dan Mineral » 10 Sumber Makanan yang Mengandung Probiotik
Probiotik Vitamin dan Mineral 4.3.13 10
Sumber Makanan yang Mengandung Probiotik
Makanan yang Mengandung Probiotik
Sebelum membahas mengenai 10 makanan yang mengandung probiotik, ada baiknya kita kenalan dulu dengan apa itu probiotik dan fungsinya bagi tubuh.
Probiotik adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan pada manusia dan binatang, dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal. Mikroflora yang digolongkan sebagai probiotik adalah yang memproduksi asam laktat terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria.
Probiotik yang dikenal orang diantaranya Bakteri Lactobacillus, Streptococcus, dan Bifidobacterium. Fungsi probiotik bermacam-macam. Ada yang membantu penyerapan nutrisi, ada yang dapat memproduksi vitamin, ada yang membantu melawan pertumbuhan bakteri jahat, ada juga yang berperan dalam ekosistem usus.
sekarang kita menuju inti dari pembahasan kita kali ini, yaitu sumber makanan yang mengandung probiotik.
1. Yogurt/ Yakuld
Kandungan bakteri baik di dalam yogurt bukan cuma menguntungkan pencernaan tapi juga bisa melangsingkan hingga mempercantik kulit. Yogurt mungkin merupakan sumber probiotik yang paling dikenal di dunia.
2. Tempe
Tempe bisa menjadi lauk untuk teman makan nasi, bisa juga menjadi cemilan. Anda bisa menggoreng, membakar, atau menumisnya, semuanya lezat. Meskipun harganya murah, tempe sangat bergizi. Makanan yang mengandung vitamin B12 ini bisa menjadi pengganti daging, sementara kandungan probiotiknya bisa menyehatkan pencernaan.
3. Susu kedelai
Kedelai sendiri pada dasarnya mengandung beberapa manfaat probiotik. Beberapa produk susu kedelai yang tersedia di pasaran sekarang ini telah menambahkan kadar bakteri aktifnya. Seperti juga saat membeli yogurt, pastikan pada label kemasan tertera informasi �live and active cultures�.
4. Sup miso
Salah satu hidangan Jepang ini merupakan sup yang dibuat dari kaldu sayuran, dengan isi berupa tofu dan sedikit sayuran. Secara keseluruhan menjadi hidangan yang rendah kalori, namun kaya akan probiotik dan protein. Sup miso jauh lebih sehat daripada sup krim, apalagi yang kemasan kaleng siap saji.
5. Teh kombucha
Jenis teh ini biasanya bisa diperoleh di toko-toko makanan kesehatan. Kombucha sendiri termasuk teh hitam yang diketahui dapat meningkatkan energi dan membantu melancarkan sistem pencernaan. Anda bisa menyajikannya panas maupun dingin.
6. Kefir
Teksturnya lebih encer dan rasanya lebih asam daripada yogurt, sehingga Anda mungkin akan menilainya lebih mirip susu asam daripada yogurt. Dari kefir Anda juga bisa mendapatkan manfaat probiotik dan vitamin untuk pencernaan. Sama seperti yogurt, sebaiknya Anda mengonsumsi kefir yang tawar. Tambahkan buah-buahan atau kacang untuk memberikan cita rasa yang berbeda.
7. Susu
Ada beberapa produk susu di pasaran yang belakangan ini menambahkan probiotik ke dalamnya. Beberapa penelitian melaporkan bahwa susu probiotik bisa saja menyebabkan kembung dan gas di dalam perut, yang umumnya terjadi pada anak-anak dan kaum lanjut usia.
8. Acar
Ketika Anda membeli nasi goreng, mi goreng, atau hidangan China yang diberi tambahan acar, jangan langsung membuangnya karena tidak suka. Ada juga kok, acar yang tidak terlalu asam -bahkan cenderung manis- sehingga bisa dikudap langsung. Acar mengandung cukup banyak jumlah probiotik yang berguna untuk kesehatan pencernaan.
9. Kimchi
Ketika Anda bersantap di restoran Korea, biasanya akan disajikan berbagai pilihan kimchi hingga semeja penuh jumlahnya. Setelah Anda puas mengudapnya, barulah hidangan utama disajikan. Kimchi yang masih kental cita rasa Koreanya memang cenderung lebih asam dan pedas. Namun sayuran yang difermentasi ini kaya akan vitamin, kalsium, dan probiotik, sehingga sebaiknya tidak melewatkannya saat disajikan di atas piring Anda.
10. Sauerkraut
Hidangan khas Jerman yang bisa digambarkan sebagai acar kol ini biasanya disajikan seperti salad, yang menemani hidangan utamanya. Anda juga bisa menambahkan sauerkraut ke dalam hot dog atau hidangan ikan yang Anda masak.
Cara Kerja Probiotik Organik
Probiotik bekerja dengan cara mengontrol perkembangan dan populasi mikroorganisme “jahat” sehingga menghasilkan lingkungan tumbuh yang optimal bagi mikroorganisme “baik”. Hingga akhirnya, mikroorganisme “baik” akan mendominasi dan membuat habitat yang nyaman bagi pertumbuhan makhluk hidup di lingkungan tersebut. Kandungan mikroorganisme yang terdapat dalam starterorganik probiotik diantaranya adalah brachybacterium, basidiomycetes, dan lactobacillus.
Lactobacillus sama seperti yang terdapat dalam salah satu produk minuman kesehatan, yang sangat berguna untuk membantu pencernaan, dalam tubuh pun ini sangat berguna membantu memperlancar serapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Lain halnya dengan brachybacterium, bakteri yang berfungsi untuk menetralisir segala jenis polutan dan kemampuannya yang luar biasa sehingga mampu mengangkat unsur logam berat.
Basidiomycetes adalah jenis fungi atau jamur yang tidak merugikan bagi host yang ditumpanginya, jamur jenis ini justru membantu ekosistem lingkungan. Kehadiran dan perannya dalam mengolah nutrisi yang diperlukan dan menumbuhkan tunas serta stabilisasi tanah sangat mengagumkan.
Keuntungan Menggunakan Probiotik Organik Dalam Budidaya Ikan Lele
Kepadatan kolam lebih tinggi.
Umumnya semakin tinggi kepadatan kolam, semakin lambat laju pertumbuhannya namun, dengan adanya tekhnologi probiotik organik, asupan pakan alami probiotik organik dan azolla microphilla membuat laju pertumbuhannya tetap tinggi dan kondisinya sehat, pakan tersebut memiliki kandungan asam amino esensial yang tinggi.
•  Serangan penyakit menurun dan kematian bibit rendah.
Pemberian pakan berupa kombinasi pakan probiotik organik, azolla microphylla, dan nutrisi yang terdapat dalam air dapat menjaga ikan tetap sehat serta menurunkan tingkat kematian menjadi sangat rendah (2-3%, bahkan ada yang bisa dibawah 2%).
•  Lele yang dihasilkan lebih berkualitas.
Beberapa keunggulannya adalah bobot lele lebih padat, kesat, kenyal, dan tidak ada penyusutan bobot dan selain itu daging lele lebih gurih dan tidak hancur saat di goreng.
•  Melestarikan dan menstabilkan lingkungan.
Polusi air dapat terkurangi karena semua bahan pakan dan azolla microphylla berasal dari sumber alami yang juga dapat menyeimbangkan pH air.

Sunday, March 13, 2016

FUNGSI DAN MANFAAT KELEMBAGAAN KELOMPOK PERIKANAN

March 13, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Penumbuhan Kelompok
Pengertian kelompok sangatlah beragam, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) disebutkan antara lain bahwa yang dimaksud dengan ”Kelompok” adalah: (a) Golongan (profesi, aliran, lapisan masyarakat, dsb); (b) Kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu; dan (c) Kumpulan orang yang memiliki beberapa atribut sama atau hubungan dengan pihak yang sama.
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, dijelaskan bahwa kelompok merupakan bagian dari kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha perikanan, seperti halnya gabungan kelompok, asosiasi atau korporasi. Beberapa ahli menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Kelompok adalah suatu unit yang merupakan sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu (Pranoto dan Suprapti, 2006).
Karakteristik kelembagaan kelompok pelaku utama dapat dilihat dari kondisi masyarakat serta pengelolaan sumberdaya alam yang meliputi:
1. Penerapan tekonologi perikanan dikembangkan dengan memperhatikan kondisi spesifik lokasi.
2. Kelembagaan pelaku utama lebih bersifat pendekatan partisipatif dan kekeluargaan.
3. Penanganan bidang perikanan dipengaruhi oleh sumberdaya perikanan yang dinamis, kompleksitas  fisik perairan.
4. Dalam pengelolaan sumberdaya perikanan yang ada digunakan pendekatan kawasan dan pendekatan wilayah.
5. Pelaku utama perikanan mayoritas pada usaha skala kecil sehingga kurang  mendapat akses pembangunan dan model kelembagaan lebih ditujukan kepada peran aktif masyarakat sebagai subyek pembangunan diwilayahnya.
Razi dan Ridwan (2011) menjabarkan lebih lanjut bahwa kelompok pada dasarnya adalah organisasi non formal yang ditumbuhkembangkan ”dari, oleh dan untuk kelompok”,  memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota
b. Merupakan wadah yang efektif  untuk bekerja sama
c. Mempunyai minat dan kepentingan yang sama
d. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam kegiatan usaha
e. Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama.
f. Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya
g. Adanya wilayah usaha perikanan yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya
h. Bersifat informal, artinya: (i) kelompok terbentuk atas keinginan dan permufakatan mereka sendiri; (ii) memiliki peraturan sanksi dan tanggung jawab, baik tertulis maupun tidak tertulis; (iii) ada pembagian kerja atau tugas; dan (iv) hubungan antar anggota luwes, wajar, saling mempercayai dan terdapat solidaritas.               
Dengan kata lain, sebuah kelompok pelaku utama dan pelaku usaha perikanan adalah merupakan wadah kebersamaan para pelaku utama dan/atau pelaku usaha dibidang perikanan dalam upaya untuk mencapai pelaku utama dan pelaku usaha yang tangguh, yaitu yang mampu mengambil keputusan dan tindakan secara mandiri dalam upaya memecahkan masalahnya sendiri, menghadapi tantangan dan mengatasi kendala yang ada.
Beberapa jenis kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha perikanan yang ada dan dibina oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: KEP.14/MEN/2012, antara lain berupa:
1. Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah badan usaha non badan hukum yang berupa kelompok yang dibentuk oleh nelayan berdasarkan hasil kesepakatan/musyawarah seluruh anggota yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk berusaha bersama dan dipertanggungjawabkan secara bersama guna meningkatkan pendapatan anggota.
2. Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) adalah kumpulan pembudidayaan ikan yang terorganisir.
3. Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan (POKLAHSAR) adalah kelompok pengolah dan/atau pemasaran hasil perikanan yang melakukan kegiatan ekonomi bersama dalam wadah kelompok.
4. Kelompok Pemasar Ikan (POKSAR) adalah kumpulan pemasar hasil perikanan yang melakukan kegiatan ekonomi bersama dalam wadah kelompok
5. Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) adalah kumpulan Pelaku Usaha produksi garam rakyat yang terorganisir yang dilakukan di lahan tambak (petambak garam rakyat), dengan cara perebusan (pelaku usaha produksi garam dengan cara perebusan) atau dengan cara mengolah air laut menjadi garam (pelaku usaha produksi garam skala rumah tangga).
6. Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) adalah kelompok masyarakat yang ikut membantu dalam hal pengawasan dan pembinaan terhadap keamanan, pengelolaan dan pemanfaatan potensi alam yang ada di kawasan pesisir dan laut.
7. Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) adalah organisasi kelompok pembudidaya ikan yang telah dibina oleh Dinas Kabupaten/Kota dan ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, yang anggotanya terdiri dari beberapa kelompok pembudidaya ikan.
8. Gabungan Kelompok Perikanan (GAPOKKAN) adalah kumpulan atau gabungan dari kelompok-kelompok perikanan dari beberapa bidang yang mempunyai tujuan bersama.
9. Asosiasi Perikanan adalah kumpulan dari gabungan kelompok perikanan yang mempunyai tujuan bersama dengan jenis usaha yang sama.
Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: KEP.14/MEN/2012, maka pelaku usaha pemasaran dapat membentuk kelembagaan pelaku usaha perikanan dalam bentuk kelompok, gabungan kelompok ataupun asosiasi, atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta di dalam lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang ketua.
2.   Peran dan Fungsi Kelompok
Kelompok pelaku usaha bidang perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut:                                                     
1. Sebagai  media komunikasi dan pergaulan sosial  yang wajar, lestari  dan dinamis.
2. Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata.
3. Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.        
4. Sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama.
5. Sebagai teladan bagi masyarakat lainnya.
Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok memiliki berfungsi antara lain sebagai: (a) kelas  belajar; (b) wadah kerja  sama; (c) unit  produksi;  (d) organisasi  kegiatan  bersama; dan (e) kesatuan  swadaya  dan  swadana.
A.  Fungsi Kelompok Sebagai  Kelas  Belajar
Sebagai kelas belajar, kelompok merupakan media interaksi belajar antar pelaku utama atau pelaku usaha perikanan. Mereka dapat melakukan proses interaksi edukatif dalam rangka mengadopsi inovasi. Mereka dapat saling Asah, Asih dan Asuh dalam menyerap suatu informasi dari fasilitator, mediator, pemandu, pendamping, penyuluh dan pihak lain. Mereka akan dapat mengambil kesepakatan tindakan bersama apa yang akan diambil dari hasil belajar tersebut. Dengan demikian proses kemandirian kelompok akan dapat dicapai. Di dalam kelompok sebagai kelas belajar para pelaku utama atau pelaku usaha perikanan akan dapat melakukan komunikasi multi dimensional. Mereka dapat mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga akan membuat pelaku utama atau pelaku usaha perikanan semakin dewasa untuk dapat keluar dari masalahnya sendiri, tanpa adanya ketergantungan pada petugas (pendamping, penyuluh dan lain-lain).
B. Fungsi Kelompok Sebagai  Wadah Kerja  Sama
Sebagai wadah kerja  sama, kelompok pelaku utama atau pelaku usaha perikanan merupakan cerminan dari keberadaan suatu wadah kerjasama.
Pengukuhan adalah suatu proses peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi.  Dengan pemberdayaan tersebut bertujuan sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan kelembagaan bisnis perikanan sehingga pembangunan perikanan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam melestarikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.  Salah satu upaya dalam pemberdayaan kelembagaan kelompok pelaku utama adalah melalui kegiatan fasilitasi dalam pengukuhan dan pengakuan terhadap kelembagaan kelompok.
Pengukuhan dan atau pengakuan terhadap kelembagaan  kelompok pelaku utama merupakan salah satu bentuk penghargaan atas karya dan prestasi kelompok yang telah dicapai  dan merupakan kebanggaan  bagi para anggota kelompok.  Kegiatan ini diharapkan akan tumbuh motivasi yang lebih besar dari para anggota kelompok untuk belajar lebih giat, bekerja lebih erat dan berusaha lebih efektif dalam usaha menigkatkan produksi dan pendapatannya.
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengukuhan kelompok antara lain: (1) Tumbuh dan berkembangnya rasa bangga kelompok sebagai prinsip belajar dan kerjasama untuk meningkatkan produksi dan pendapatan; (2) Tumbuh dan berkembangnya dinamika kelembagaan dalam berorganisasi untuk memanfaatkan peluang ekonomi; dan (3) Terciptanya metode pemberdayaan, bimbingan, dan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kemampuan kelompok pelaku utama.
C. Fungsi Sebagai Unit Produksi
Kelompok pelaku usaha perikanan sebagai unit produksi, erat hubungan dengan wadah kerja sama misalnya dengan melaksanakan kegiatan secara bersama–sama dapat dicapai efisiensi yang lebih tinggi misalnya: dalam pengadaan sarana produksi, perkreditan, dan pemasaran hasil. Oleh karena itu dengan fungsi kelompok sebagai unit produksi akan dapat dicapai skala ekonomis usaha yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pelaku usaha perikanan.
D. Fungsi Kelompok Sebagai  Organisasi Kegiatan Bersama
Dengan berkelompok maka pelaku usaha perikanan akan belajar mengorganisasi kegiatan bersama-sama, yaitu membagi pekerjaan dan mengkoordinisasi pekerjaan dengan mengikuti tata tertib sebagai hasil kesepakatan mereka. Mereka belajar membagi peranan dan melakukan peranan tersebut. Mereka belajar bertindak atas nama kelompok yang kompak, yaitu setiap anggota merasa memiliki komitmen terhadap kelompoknya. Mereka merasa "In Group" yaitu mengembangkan "ke-kitaan bukan  ke-kamian". Dengan demikian akan merasa bangga sebagai suatu kelompok yang terorganisasi secara baik, dibandingkan berbuat sendiri-sendiri.
E. Fungsi Kelompok Sebagai Kesatuan Swadaya dan Swadana                   
Kelompok pelaku usaha perikanan adalah kumpulan pelaku usaha perikanan yang mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal ini tidak  akan dapat terwujud tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut. Pelaku utama atau pelaku usaha perikanan diharapkan dapat  mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui kelompok.
3. Pengelolaan Manajerial Kelompok
Tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok dalam masyarakat, umumnya didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut tergantung pada faktor pengikat yang dapat meningkatkan keakraban individu-individu yang menjadi anggota kelompok. Pelaku utama atau pelaku usaha perikanan diharapkan dapat  mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui kelompok.
Pengembangan kelompok diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompok dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan usaha perikanan, penguatan kelompok menjadi organisasi kelompok yang kuat dan mandiri.
Ciri-ciri Kelompok yang sudah kuat dan mandiri antara lain:
a) Adanya pertemuan/rapat anggota dan  pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan.
b) Disusunnya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipatif.
c) Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama.
d) Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang lengkap.
e) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama disektor hulu dan hilir.
f) Memfasilitasi usaha secara komersial dan berorientasi pasar.
g) Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para anggota kelompok.
h) Adanya jalinan kerjasama antara kelompok dengan pihak lain.
i) Adanya pemupukan modal usaha yang baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok.
Pengembangan kelompok pelaku usaha diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok pelaku usaha dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan usahanya, penguatan kelompok pelaku utama menjadi organisasi yang kuat dan mandiri. Kegiatan ini sering disebut dengan Pembinaan Manajerial Kelompok.

SUMBER:
Bangs Jr., David H. 1992, “The Market Planing Guide”,USA, Dearborn Publishing  Group,inc.
Bygrave,WD. 1994,The Portable MBA in Entrepreneurship.: New York ,John Willy & Sons.
Elia W. E., dan Yulianti Y., 2009. Manajemen Pemasaran - Designing and Managing Value Networks and Channels. Program Pasca Sarjana – Magister Manajemen. Universitas Trisakti, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERENCANAAN%20USAHA.pdf
http://blog-ilmuonline.blogspot.com/2012/05/jaringan-usaha.html
Hudoyo M.W. dan Razi F., 2009. Modul Penyusunan Aturan Pengelolaan Keuangan Kelompok. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Hudoyo M.W. dan Razi F., 2009. Modul Perencanaan Usaha. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Purnama R. dan Razi F., 2011. Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Pelaku Utama Perikanan. Modul Pelatihan Dasar bagi Penyuluh Perikanan Ahli. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Razi F., 2014. Pembinaan Manajerial Kelompok; Sebuah Langkah Sederhana, Urgensi dan Efektif. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan – BPSDMKP, Jakarta.

Saturday, March 12, 2016

PELESTARIAN PLASMA NUTFAH IKAN-IKAN PERAIRAN UMUM

March 12, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Perairan umum adalah suatu genangan air yang relatif luas yang dimiliki dan dikuasai oleh negara serta dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Perairan umum meliputi danau, waduk, rawa, dan sungai. Pada umumnya perairan umum dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan transportasi, penangkapan ikan, dan sebagai sumber air untuk kehidupan rumah tangga, serta sebagai plasma nutfah perairan.
Luas perairan umum di Indonesia sekitar 55 juta Ha (Anonim 1995) yang   meliputi   danau,   waduk, sungai, dan rawa dengan potensi pengembangan usaha budidaya sebesar 550,000 Ha (Rukyani 2001). Syandri & Agustedi (1996) membagi perairan umum berdasarkan   wilayah   menjadi   6   Kawasan   yaitu   : Kawasan budidaya, lindung, penangkapan, perhubungan, wisata dan kawasan bahaya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan wilayah yang memiliki  keanekagaraman hayati yang tinggi. Kottelat et al. (1993) menyatakan bahwa di Amerika Selatan memiliki jenis ikan sebanyak 5000  jenis,  di  Sungai  Kapuas,  Kalimantan  sebanyak
310 jenis dan di Indonesia Bagian Barat serta Sulawesi terrdapat sekitar 900 jenis ikan air tawar dan 25 jenis ikan tersebut mempunyai    nilai ekonomis tinggi.
Menurut Anonim (1993) di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Batang hari terdapat sekitar 14 ordo, 24 famili, dan 131 spesies. Jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi  penting  sebagai  sumber  protein  antara  lain ikan patin, jelawat, belida, baung dan betutu, sedangkan jenis ikan yang berpotensi untuk ikan hias adalah botia, arwana, tilan, dan sebagainya. Jumlah dan jenis ikan yang demikian besar ini memiliki potensi penting dan hendaknya tidak diabaikan. Banyak ikan yang belum diketahui manfaat secara langsung yang sesunggguhnya memiliki   peran   penting   dalam   produksi   perikanan karena kedudukannya dalam rantai kehidupan.
Disisi lain ikan-ikan perairan umum yang potensial ini   juga   sedang   mengalami   ancaman   yang cukup mengkhawatirkan. Menurut Kottelat et al. (1993) ancaman yang serius terhadap kelangsungan hidup dan habitat ikan adalah penggundulan hutan. Ada 4 alasan yang mendukung hal ini yaitu, Pertama, banyak jenis ikan  yang  hidupnya  bergantung  kepada  bahan yang berasal  dari  binatang  dan  tumbuhan  yang  jatuh  ke dalam air serta vegetasi yang menggantung di atas air. Kedua, kenaikan suhu yang disebabkan berkurangnya naungan. Dengan naiknya suhu air maka  konsentrasi oksigen terlarut dalam air akan menurun pula. Ketiga, meningkatnya kekeruhan air karena endapan yang menumpuk, yang berasal dari tanah yang terhanyut dalam sungai. Lumpur ini dapat menyebabkan kematian ikan, alga dan organisme lainnya serta menyebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai.   Keempat, adanya hutan terutama hutan-hutan yang tergenang air akan  menciptakan  habitat yang beragam dan  bersifat heterogen yang tercermin dari keanekaragaman hayatinya. Selain penggundulan hutan ancaman  lainnya adalah dari pencemaran. Menurut Kottelat et al. (1993) bentuk pencemaran utama yang terdapat di sungai dan danau adalah limbah organik yang berasal dari rumah tangga dan saluran pembuangan, serta limbah industri yang  berupa  bahan  pewarna  dan  logam  berat,  serta pestisida dan herbisida yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Selain hal tersebut di atas para peneliti dan praktisi perikanan mengungkapkan bahwa banyak jenis ikan asli perairan umum terancam punah akibat penangkapan yang tidak terkendali maupun penang- kapan dengan menggunakan bahan kimia.
Dengan adanya berbagai macam ancaman di atas maka  banyak  jenis  ikan  asli  Indonesia  terutama  dari perairan umum yang terancam punah. Kottelat  et al. (1993)  menjelaskan  bahwa  terdapat  29  jenis  yang berasal dari Indonesia, yang masuk Daftar Jenis Ikan
Terancam Punah. Jenis ikan tersebut antara lain: ikan balahark  (Balantiocheilos  melanopterus),  ikan  botia (Botia macracnthus), semua jenis ikan tor (Tor spp.), beberapa jenis ikan rasbora, dan ikan arwana (Scleropages  formosus)  dan  sudah  terdaftar  dalam CITES   (Convention on International Trade for Endangered Species) sebagai ikan yang dilindungi. Anonim (1993) melaporkan bahwa ada tujuh jenis ikan asli daerah ini yang terancam punah, antara lain ikan chaka-chaka dan ikan botia. Di danau Singkarak salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi penting dan berstatus langka adalah ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) dan perlu dilindungi dan dilestarikan keberadaannya (Syandri & Agustedi 1996). Untuk mencegah terjadinya kepunahan terhadap berbagai jenis ikan asli Indonesia yang merupakan kekayaan plasma nutfah sebagai sumber kehidupan, maka perlu adanya upaya pelestarian dalam rangka menjaga keberadaannya secara berkelanjutan (langgeng). Oleh karena itu pelestarian plasma nutfah perairan, terutama berbagai jenis ikan, adalah sangat diperlukan demi untuk menjaga keberadaannya baik sekarang maupun yang akan datang sebagai sumber kehidupan.
Pelestarian Plasma Nutfah
Di dalam Tatalaksana untuk Perikanan yang Bertanggungjawab menurut Anonim (1995) dijelaskan bahwa Negara dan para pengguna sumberdaya hayati akutik harus melakukan konservasi ekosistem akuatik. Dalam hak menangkap ikan terkandung pula kewajiban untuk melakukan konservasi           dengan cara yang bertanggung jawab sedemikian rupa sehingga dapat menjamin konservasi dan pengelolaan sumberdaya hayati akuatik secara efektif. Selanjutnya dijelaskan bahwa pengelolaan perikanan harus menunjukkan pemeliharaan mutu keanekaragaman dan ketersediaan sumberdaya perikanan dalam jumlah yang cukup untuk generasi kini dan mendatang dalam konteks ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan. Langkah-langkah pengelolaan seharusnya tidak hanya menjamin konservasi spesies target  tetapi  juga  spesies  yang  mendiami  ekosistem yang  sama  atau  yang  terkait  atau  tergantung  pada spesies target. Sehubungan hal tersebut diatas, maka pelesatarian plasma nutfah merupakan mandat bukan hanya dari pemerintahan tingkat nasional tetapi juga masyarakat Internasional yang harus segera dilaksanakan. Pelestarian  plasma  nutfah  mempunyai  arti  suatu cara atau proses kerja untuk melestarikan atau menjaga keberadaan plasma nutfah untuk tetap seperti sediakala.
Sedangkan   plasma   nutfah   yang   dimaksud   dalam bahasan ini terbatas pada keragaman berbagai jenis ikan yang  ada  di  perairan  umum  baik  di  sungai,  danau maupun rawa. Pada dasarnya kegiatan pelestarian plasama nutfah sudah banyak dilakukan oleh manusia antara lain di Sektor Kehutanan dengan terbentuknya Taman Nasional Kerinci Sebelat di daerah Kerinci, Taman Hutan Rawa Berbak di daerah Tanjung Jabung Timur, Kawasan Konservasi Penyu di Ujung Genteng daerah Sukabumi, namun untuk Perikanan masih jarang dilakukan.
Menurut para ahli pada prinsipnya pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu in-situ  dan  ex-situ  (Vaughan  &  Chang  1992;  Brush 1991;  Pullin  1991).  Secara  in-situ dapat  diartikan bahwa kegiatan pelestarian dilakukan di tempat asalnya atau habitatnya, sedangkan ex-situ dilakukan diluar habitatnya  atau  tempat  yang baru.  Sehubungan  hal tersebut maka pelestarian plasma nutfah ikan-ikan perairan umum secara garis besar dapat dilakukan dengan   dua   cara   yaitu   in-situ   dan   ex-situ   (lihat lampiran).
Pelestarian Plasma Nutfah secara In-situ
Kegiatan pelestarian ini dilakukan di daerah habitat dimana merka berada dan tinggal sesuai dengan siklus hidupnya.  Untuk  ikan-ikan  perairan  umum  mereka hidup di dalam sungai, rawa, danau dan tempat alami lainnya. Cara in-situ ini dapat dibagi menjadi dua, pertama perlindungan terhadap ikan secara dogmatis (kepercayaan) dimana ikan tersebut dapat hidup dengan tenang tanpa ada gangguan dari manusia karena mereka mempunyai kepercayaan bahwa bila ikan tersebut ditangkap, dimakan atau diganggu akan mengakibatkan malapetaka bagi manusia yang mengganggunya. Jika ikan tersebut mati maka harus dikubur dan dibungkus dengan kain kafan seperti ikan kancra (Top sp.) di Cibulan,   Kuningan   Jawa   Barat.   Tempat      tersebut merupakan habitat ikan kancra berupa sumber air yang sangat jernih dan dikeramatkan. Konservasi secara kepercayaan ini mungkin masih banyak contoh lainnya seperti terhadap ikan lele, sidat, dan jenis ikan lainnya.
Kedua perlindungan yang dibentuk atas kebijakan pemerintah. Cara ini sangat ditentukan oleh kemauan pemerintah   dan   masyarakatnya   dalam   melindungi berbagai jenis  ikan  asli  Indonesia  untuk  tetap  lestari yaitu dengan membentuk daerah-daerah konservasi dan pembentukan daerah suaka perikanan di daerah tertentu seperti sungai, danau atau rawa dimana jenis ikan tersebut berasal.
Untuk membentuk daerah suaka  atau  konservasi perikanan maka diperlukan beberapa langkah kegitan :
a. Survey   identifikasi    daerah habitat dan   jenis ikannya, hal ini guna mengetahui tempat-tempat mereka hidup untuk bertelur (spawning ground), tempat mengasuh anaknya (nursery ground) dan ikan dewasa tinggal.
b. Pembentukan tata ruang baik di danau atau waduk maupun  di  daerah  aliran  sungai  (DAS)  yang berupa kawasan atau zonasi:
1. Kawasan reservat, terutama untuk tempat dimana induk ikan berada dan sebagai tempat bertelur. Daerah ini adalah daerah larangan dimana kegiatan penangkapan dilarang bagi siapapun. Pengelolaan perikanan sungai dan rawa dengan sistem reservat ini telah dikembangkan oleh Hoggarth (2000) yaitu reservat konservasi yang biasanya ditutup secara permanen, sedangkan reservat perikanan tidak selalu ditutup sepanjang tahun.
2. Kawasan penangkapan dimana tempat ini diperbolehkan para nelayan melakukan penangkapan, dan daerah ini merupakan juga zona ekonomi.    
3. Kawasan budidaya, tempat ini disediakan untuk kegiatan budidaya, pemeliharaan ikan dengan menggunakan karamba apung atau jaring  apung.
4. Kawasan  pariwisata  biasanya untuk perairan danau atau waduk dimana terdapat tempat untuk rekreasi.             
5. Kawasan bahaya terutama pada perairan waduk dimana terdapat pembangkit tenaga listrik. Zona ini sangat membahayakan baik terhadap keselamatan manusia maupun alat pembangkit listrik itu sendiri.
6. Kawasan transportasi terutama perairan sungai yang besar ataupun danau/waduk dimana terdapat tempat rekreasi.
c. Melakukan   penebaran ke daerah tertentu (restocking),  ikan  yang  ditebar  tentunya  harus sesuai dengan habitatnya dan ukurannya. Tujuan penebaran ini ada dua macam pertama untuk menambah populasi ikan agar tetap lestari dan kedua untuk meningkatkan jumlah tangkapan sebagai sumber pangan.
d. Membuat perangkat peraturan tentang konservasi atau reservat maupun peraturan tentang perikanan yang menyangkut pengelolaan perairan umum. Peraturan ini dapat berasal dari pemerintah daerah maupun adat setempat.
e. Mencegah  terjadinya  kerusakan  lingkungan  dan masuknya bahan pencemar (polutan) yang berasal dari limbah industri, rum tangga dan pabrik.
Dari uraian tersebut diatas maka untuk melakukan pelestarian ikan perairan umum  secara in-situ diperlukan keterlibatan banyak pihak terutama pemerintah, masyaraktat, LSM, sektor pertanian, kehutanan, industri dan pertambangan. Kelihatannya faktor kerjasama dan koordinasi lebih dominan dibandingkan dengan biaya investasi.
Pelestarian PlasmaNutfah secara Ex-situ
Pelestarian ikan-ikan perairan umum secara ex-situ adalah  pelestarian  plasma  nutfah  di  luar  habitatnya. Ikan-ikan tersebut dipelihara atau dikoleksi ditempat yang baru yang telah dimodifikasi seperti kondisi lingkungan asalnya. Cara ex-situ dapat dikelompokan menjadi dua macam. Pertama, cryopreservation atau dengan         carapengawetan. Cara ini sudah mulai digunakan oleh para ahli untuk menyimpan sperma atau embryo dalam jangka waktu yang cukup panjang yang sewaktu-waktu dapat digunakan atau ditumbuhkan kembali.  Namun  cara  pengawetan  ini  memerlukan biaya investasi cukup besar. Kedua membuat modifikasi habitat, sehingga tempat yang baru tersebut menyerupai atau mendekati dengan kondisi lingkungan aslinya. Habitat baru ini dapat berupa kolam, waduk, bak, atau penampungan air lainnya. Ada dua kepentingan dalam cara ini yaitu hanya untuk pelestarian plasma nutfah saja, dan kepentingan plasma nutfah  dan  aspek ekonomi  (aquaculture). Jika  hanya untuk   kepentingan   plasma   nutfah   biasanya   lebih bersifat  koleksi.  Ikan-ikan  tersebut  disimpan  dalam suatu kolam, taman-taman akuarium atau penampungan air lainnya sebagai ikan koleksi. Cara ini banyak dilakukan oleh para penggemar ikan (hobbiest), tempat rekreasi, maupun tempat-tempat milik raja. Untuk kepentingan plasma nutfah dan ekonomi, dilakukan di kolam atau penampungan air lainnya secara terkontrol. Ikan-ikan tersebut dipelihara secara intensif untuk dapat beradaptasi, tumbuh berkembang dan dapat dibiakan serta dapat dibudidayakan baik skala laboratorium maupun komersial. Untuk itu beberapa hal yang harus dilakukan:
a. Domestikasi  yaitu kegiatan  pengadaptasian ikan- ikan alam (wild species) terhadap lingkungan baru seperti kolam, bak, pakan buatan, penanganan (handling) dan penangan secara terkontrol. Tujuan domestikasi ini adalah agar ikan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan baru secara terkontrol dan respon terhadap pakan buatan sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta matang telur dan dapat dipijahkan. Didalam melakukan domestikasi ini ada beberapa hal yang harus diketahui antara lain sifat-sifat biologi, genetik, penyakit dan aspek sosial ekonomi spesies yang didomestikasi.
b. Produksi benih skala laboratorium, bagi ikan-ikan yang telah terdomestikasi (jinak) maka dilakukan pemijahan baik secara alami maupun secara buatan untuk dapat menghasilkan benih. Pada skala laboratorium   ini   biasanya   teknologi   produksi masih sangat terbatas dengan tingkat keberhasilan pemijahan terbatas, daya tetas telur yang rendah, kelangsungan hidup benih rendah, dan secara ekonomi tidak menguntungkan.
c. Produksi benih  skala  komersial,  pada skala ini sudah memasukkan aspek ekonomi yang menguntungkan. Teknologi yang dikembangkan sudah dapat diterapkan di tingkat pembenih dan secara  ekonomis            menguntungkan.         Biasanya teknologi ini ditandai dengan tingkat keberhasilan yang tinggi baik pada tingkat pemijahan, penetasan telur dan kelangsungan hidup benih, sehinggga dapat menghasilkan benih dalam jumlah yang banyak.
d. Transfer teknologi, penyebarluasan dan mem- perkenalkan jenis ikan kepada pembudidaya sangat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan jenis ikan alam (wild species) menjadi spesies yang dibudidayakan.  Hal  yang  sangat  penting  dalam tahap ini adalah kesiapan teknologi terapan, kesiapan induk   ikan dan sarana tempat pelatihanpara pembudidaya, sehingga ikan tersebut dapat dikembangkan dan dibudidayakan yang pada akhirnya dapat dilestarikan oleh para pembudidaya serta terhindar dari ancaman kepunahan.
Pelestarian ikan-ikan perairan umum melalui sistem budidaya ini mungkin lebih menarik dibandingkan  dengan  sistem konservasi  dan  reservat, walaupun diperlukan biaya investasi yang relatif besar serta jenis ikan yang dikembangkan harus mempunyai syarat secara ekonomi menguntungkan (profitable) dan secara social dapat diterima oleh masyarakat luas (acceptable). Benih ikan yang dihasilkan dari tempat pembenihan (hatchery) ini juga dapat digunakan untuk penebaran perairan umum (restocking).
Kegiatan   yang   dilakukan   pada   saat   ini   lebih banyak kegiatan yang diarahkan pada pelestarian ikan secara  ex-situ  dengan  sistem budidaya  (aquaculture), mengingat  cara  ini  nampaknya  lebih  sederhana tidak kompleks seperti secara in-situ. Untuk waktu yang akan datang           tidak    menutup kemungkinan melakukan pelestarian ikan perairan umum     secara  in-situ bekerjasama dengan instansi terkait seperti pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan lembaga penelitian serta perguruan tinggi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tahun 2002 ;
a. Koleksi ikan :
Beberapa jenis ikan perairan umum yang telah dikoleksi di kolam yaitu ikan betook, tambakan, sepat siam, semah, labi-labi, kapiat dan tilan. Ikan- ikan tersebut dipelihara di dalam kolam dan belum ditangani   secara   intensif.   Khusus   untuk   ikan betook  dan  sepat  dapat  dipijahkan  secara  masal dan  alami  guna  penebaran  perairan.
b. Domestikasi :
Jenis ikan yang didomestikasi yaitu ikan arwana, kapiat/lampam, dan semah. Ikan arwana ini disamping tergolong ikan langka juga banyak diminati oleh masyarakat terutama untuk ikan hias dan mempunyai harga yang tinggi
c. Produksi benih skala laboratorium :
Ada dua jenis ikan yaitu ikan botia dan belida. Ikan botia    merupakan ikan asli Sumatera yang mempunyai harga yang cukup tinggi, dan ikan ini diperdagangan sebagai ikan hias dieksport ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika Serikat. Ikan  belida  disamping  diperdagangkan  sebagai ikan hias (berukuran kecil) juga sebagai makanan masyarakat lokal seperti daerah Sumatera Selatan, Jambi dan Riau.
d. Produksi benih skala masal :
Termasuk  kegiatan  ini  adalah  ikan  patin  jambal
(Pangasius djambal) dan ikan baung. Kedua jenis ikan ini disukai oleh masyarakat Riau, Jambi dan Palembang untuk ikan konsumsi dan mempunyai harga yang cukup tinggi. Untuk jenis patin lokal, kegiatan  ini  merupakan  kegiatan  lanjutan  yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Domestikasi  patin    lokal    ini        telah    dilakukan bekerjasama dengan IRD (Ex-ORSTOM) Perancis sejak tahun 1997.
Berdasarkan kegiatan tersebut di atas diharapkan bahwa pada tahun 2003 yang akan datang sudah dapat dilakukan penyebaran teknologi ikan patin lokal dan baung dan termasuk penyediaan induk/calon induknya. Pelestarian  jenis  ikan  patin  lokal  ini  pada  akhirnya dapat    dilakukan        oleh     para     pembenih         maupun pembudidaya (farm level).