Monday, June 29, 2015

MEMAHAMI TEKNIK IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)

June 29, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
1. Jenis ancaman terhadap kawasan konservasi perairan dan cara menghadapinya
Sekarang anda telah mengidentifikasi sumber daya sasaran prioritas yang akan dijadikan alasan untuk menyusun rencana pengelolaan KKP.  Selanjutnya, tim perencana harus bekerja bersama untuk mengidentifikasi semua kemungkinan ancaman yang dihadapi atau dialami oleh sumberdaya sasaran tersebut.
Apa sesungguhnya yang kita maksud dengan ancaman?
Dalam konteks perencanaan pengelolaan KKP, yang dimaksud dengan ancaman adalah berbagai hal yang dapat menyebabkan dampak berupa kondisi buruk atau dampak pada sumber daya sasaran.   Sangat diharapkan, ancaman tersebut dapat ditangani (dikurangi atau dihilangkan) dengan menerapkan strategi pengelolaan KKP. Pada banyak kasus, membicarakan ancaman adalah membicarakan berbagai kegiatan manusia di dalam dan di luar KKP yang mempengaruhi sumber daya sasaran.  Oleh karena itu, ketika kita membahas ancaman terhadap KKP yang berlokasi di wilayah pesisir, kita juga perlu mempertimbangkan berbagai hal yang terjadi di daerah aliran sungai, sepanjang pesisir sampai ke laut lepas.  Selanjutnya, ketika kita membahas ancaman terhadap KKP, baik di wilayah pesisir maupun di laut lepas, perhatikan juga berbagai hal yang terjadi di luar batas-batas KKP karena air mengalir tidak mengenal batas.
Seluruh KKP juga menghadapi ancaman yang disebabkan oleh berbagai peristiwa alam dan perubahan iklim. Walaupun kita tidak secara khusus mengidentifikasi dampaknya seperti yang dilakukan terhadap dampak dari kegiatan manusia, ancaman-ancamanalami ini perlu juga dipertimbangkan selama proses perencanaan pengelolaan.  Banyak KKP menerapkan strategi pengelolaan yang disertai dengan strategi agar KKP memiliki daya tahan(resilience) terhadap ancaman-ancaman alam dan perubahan iklim.
Pendekatan terbaik untuk menghadapi ancaman akibat gangguan alamiah dan perubahan iklim adalah dengan menerapkan prinsip kehati-hatian(precautionary approach), yaitu ketika situasi sangat sulit dipastikan maka konservasi harus dijadikan pegangan, terlepas dari pendapat apakah strategi konservasi ini benar atau salah. Dalam mengidentifikasi dan menganalisis ancaman, kita harus mencari berbagai strategi inovatif untuk menangani ancaman walaupun kita mungkin tidak memiliki seluruh informasi atau pengetahuan yang diperlukan untuk memahami berbagai dampak, ancaman, atau sumber ancaman.  Berbagai ancaman tersebut berasal dari kegiatan manusia yang terjadi di dalam dan di luar tata batas KKP.
Kiat  menghadapi ancaman yang dialami sumberdaya sasaran
Ketika mempertimbangkan ancaman terhadap sumber daya sasaran di KKP, perhatikan juga:
1. Kegiatan manusia.
2. Dampak alami.
3. Akumulasi pengaruh dari kombinasi kedua jenis sumber ancaman di atas.
Anda mungkin tidak dapat langsung mengatasi dampak alami melalui strategi pengelolaan, tetapi Anda harus mempertimbangkan untuk membangun prinsip-prinsip daya pulih (resilience) dan ketahanan (resistance) ke dalam rencana pengelolaan.  Hal ini akan membantu kita dalam mengatasi baik tekanan manusia maupun tekanan alam.
Langkah-langkah dalam proses mengidentifikasi ancaman adalah sebagai berikut:
(1)   Mengidentifikasi berbagai hal yang dapat mengancam sumber daya yang ada di dalam kawasan konservasi perairan.
(2)   Memetakan ancaman.
(3)   Mengidentifikasi sumber ancaman, yaitu kegiatan dan/atau pelaku kegiatan yang menyebabkan dampak buruk pada sumber daya yang ada di dalam kawasan konservasi perairan.
(4)   Mengelompokkan ancaman menurut jenis sumber daya yang menjadi sasaran prioritas pengelolaan.
(5)   Mengidentifikasi dan memahami penyebab dan akibat dari setiap ancaman ini.
(6)   Mengidentifikasi perilaku atau kegiatan manusia yang terkait dengan ancaman tersebut.
(7)   Mengidentifikasi kemampuan KKP (kekuatan dan kelemahan) untuk mengatasi ancaman.
(8)   Memprioritaskan ancaman yang akan menjadi fokus perhatian dari strategi pengelolaan.
(9)   Mengidentifikasi kelompok-kelompok pengguna yang terkait dengan berbagai ancaman ini.
2.  Keterlibatan masyarakat dalam mengidentifikasijenis ancaman terhadap kawasan konservasi perairan
Proses untuk mengidentifikasi ancaman terhadap sumber daya sasaran dimulai dengan melakukan curah pendapat (brain storming) untuk setiap sumber daya sasaran prioritias yang telah diidentifikasi sebelumnya. Apakah tim perencana telah melakukan curah pendapat mengenai seluruh kemungkinan ancaman pada setiap sasaran dan telah mencatat setiap ide?Ketika Anda telah memiliki cukup informasiuntuk bekerja, mulailah mengelompokkan ancaman-ancaman yang serupa atau mirip dan hilangkan ancaman-ancamanlain yang tidak perlu dicatat karena tidak seberapa manfaatnya jika dicatat (redundant). Catatlah setiap ancaman yang mempengaruhi beberapa jenis sumber daya sasaran yang berbeda sekaligus. Sepertinya, Anda akan melihat suatu pola yang muncul. Terakhir, mintalah tim manajemen untuk meninjau daftar ancaman berdasarkan ancaman-ancaman yang dapat ditangani oleh manajemen. Langkah ini akan memberikan pemahaman mengenai berbagai macam ancaman yang dihadapi oleh KKP dan ancaman yang umum dialami oleh beberapa sumber daya sasaran.
Manfaat dari mengidentifikasi ancaman:
(1)   Kesempatan untuk melibatkan para pihak.
(2)   Mendapatkan masukan berdasarkan pengetahuan lokal.
(3)   Memahami batas-batas geografi atau lokasi ancaman.
(4)   Memahami keterkaitan di antarasumber daya sasaran dan ancaman.
(5)   Mengidentifikasi kesenjangan .
Satu hal yang perlu Anda perhatikan, bila tim perencana terdiri dari perwakilan dari kelompok pemangku kepentingan KKP, setiap kelompok pemangku kepentingan biasanya akan cenderung hanya memperhatikan ancaman yang secara langsung menjadi perhatian mereka. Itulah sebabnya mengapa penting untuk mendengarkan seluruh pandangan peserta diskusi dan bila memungkinkan memberikan contoh-contohnya. Biasanya melalui diskusi, berbagai ancaman yang dikatakan oleh kelompok pemangku kepentingan yang berbeda akan mulai menyatu.
SUMBER:
PUSLATKP, 2014. MODUL A.033101.004.01 Merumuskan Masalah Yang Akan Ditangani pada Pelatihan Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan,  Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Didownload dari http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/modul-pelatihan.

Sunday, June 28, 2015

UDANG GALAH SIRATU

June 28, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Udang galah salah satu dari sekian banyak jenis udang yang ada di Indonesia
1. Taksonomi Udang Galah
Udang galah memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom        : Animalia
Phylum           : Arthropoda
Subphylum     : Crustacea
Class               : Malacostraca
Subclass          : Eumalacostraca
Ordo                : Decapoda
Subordo        : Pleocyemata
Infra ordo    : Caridea
Superfamily    : Palemonoidea
Family        : Palaemonidae
Genus        : Macrobrachium
Species : Macrobrachium rosenbergii (de Man 1879) (Ali, 2009)
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) memiliki nama asing giant river prawn (Carpenter and Niem, 1998) dan dikenal dengan nama baby lobster. Di berbagai daerah di Indonesia, udan galah dikenal dengan berbagai nama. Di Riau dan sebagian Sumatera ia dikenal dengan udang galah, udang satang di Jawa dan Sunda dan udang watang di wilayah Sumatera (Khairuman dan Amri, 2006).
2. Morfologi Udang Galah
Udang galah (Macrobrachium roosenbergii de Man) merupakan udang air tawar yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dibandingkan udang jenis konsumsi lainnya. Pada individu jantan, ukuran kaki jalan kedua berukuran panjang dan besar menyerupai galah, sedangkan pada betina perbedaan ukuran tersebut tidak terlalu mencolok. Ukuran panjang total udang galah dapat mencapai 320 mm pada jantan dan 250 mm pada udang galah betina (Soetarno, 2001). Tubuh udang galah terdiri atas ruas-ruas yang tertutup oleh kulit yang keras yang disebut dengan karapaks. Karapaks tersusun dari zat kitin (Khairuman dan Amri, 2006).
Keterangan :
a : pereopoda ke-2, b : antenulla, c : antena, d : rostrum, e : mata,
f : karapaks, h : abdomen, i : telson, j : pereopoda, l : uropoda
Tubuh udang galah dibagi menjadi tiga bagian yaitu cephalothoraks (kepala dan dada yang menyatu), abdomen (perut) dan ekor (uropoda) (Soetarno, 2001). Pada cephalothoraks terdapat penonjolan karapas yang bergerigi yang disebut rostrum. Rostrum udang galah terangkat ke atas dan panjang. Jumlah gerigi rostrum bagian atas berjumlah antara 11-14 buah dan bagian bawah berjumlah 8-14 buah. Susunan gerigi ini merupakan salah satu kunci identifikasi jenis udang tersebut (Carpenter and Niem, 1998). Pada cephalothoraks, terdapat lima pasang kaki jalan (periopoda). Pada udang galah jantan dewasa pasangan kaki jalan ke-2 tumbuh sangat panjang dan besar, panjangnya dapat mencapai 1,5 kali panjang badannya (Hadie dan Supriyatna, 1988). Pada udang galah betina pertumbuhan kaki jalan ke-2 tidak begitu menyolok.
Pada bagian abdomen terdiri 5 segmen dan di bagian ekor terdapat 1 segmen. Di bagian abdomen, pada setiap segmen dilengkapi dengan sepasang kaki renang (pleopoda). Pada segmen kedua abdomen, pleuronnya menutupi bagian posterior pleuron pertama dan bagian anterior pleuron ketiga. Pada udang galah betina, kaki renang agak melebar dan membentuk ruang untuk mengerami telur (broodchamber). Pada bagian ekor memiliki satu ruas tubuh sebagai pengayuh atau kaki kemudi (uropoda). Pada bagian ini, terdapat tiga bagian yaitu bagian yang runcing dinamakan telson, bagian dalam (endopoda) dan bagian luar (eksopoda) (Khairuman dan Amri, 2006).
Udang galah bersifat heteroseksual, artinya antara individu jantan dan betina dapat dibedakan. Organ reproduksi jantan dinamakan petasma yang berfungsi sebagai alat bantu untuk meletakkan sperma. Petasma terletak berupa tonjolan pada baris pasangan kaki kelima. Sedangkan organ reproduksi betina dinamakan thelicum yang berfungsi untuk menampung atau menyimpan sperma. Thelicum berupa tonjolan pada pasangan kaki jalan ketiga. Pada individu betina, segmen kedua mengalami pemanjangan dan pelebaran yang berfungsi sebagai broodchamber untuk mengerami telur. Waktu matang gonad pada udang betina terlihat jelas berwarna oranye (Khairuman dan Amri, 2006).
Udang Galah Seleksi Individu di Pelabuhan Ratu terbukti bebas Macrobrachium rosenbergii Noda Virus (MrNV) dan tahan terhadap bakteri vibriosis. Udang Galah ini membuka peluang usaha baru bagi pembudidaya serta meningkatkan produksi udang galah nasional.
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan komoditas ikan air tawar yang bernilai ekonomis khususnya di Indonesia. Seiring berkembangnya pariwisata dan beragam kuliner udang galah di Indonesia. Minat masyarakat untuk mengkonsumsi udang galah semakin meningkat.  Peluang ekspor juga terbuka karena udang galah diminati oleh pasar mancanegara. Pengembangan udang galah terkendala dengan ketidakberhasilan produksi benih di hatchery akibat infeksi penyakit yang beragam serta kerentanan benih terhadap perubahan lingkungan/kualitas air dan pertumbuhan udang yang lambat pada masa pembesaran di kolam.  Kerentanan larva terhadap penyakit dan lingkungan diduga sebagai dampak dari manajemen induk yang salah yang menyebabkan terjadinya inbreeding.  Pada umumnya hatchery menggunakan induk dari hasil pembesaran sendiri tanpa memperhatikan kaidah pemuliaan induk yang seharusnya.
Upaya pemulihan kondisi ini terus dilakukan terutama oleh lembaga pemerintah. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi turut terlibat aktif melakukan upaya meningkatkan ketahanan tubuh induk dan benih udang galah. Kini BBPBAT Sukabumi telah memperoleh udang galah jenis baru yang merupakan hasil kegiatan pemuliaan. Udang galah jenis baru ini berasal dari 9 (sembilan) kombinasi persilangan dengan 3 (tiga) strain yakni dari sungai Bone, sungai Mahakam dan  sungai Citanduy. Metode seleksi/pemuliaan adalah seleksi individu.
Pada tahun 2007 – 2010  dilakukan koleksi dan domestikasi induk alam, dilanjut tahun 2011 – 2015 dilakukan pembentukan dan seleksi populasi sintetis. Seleksi individu dilakukan di Pelabuhan Ratu, sehingga udang galah jenis baru ini dilepas dengan nama Udang Galah Siratu (Udang Galah Seleksi Individu di Pelabuhan Ratu). Sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 25/Kepmen-Kp/2015 tanggal 16 April 2015.
Keunggulan induk/ benih udang galah Siratu adalah memiliki pertumbuhannya cepat (33.68%), bebas virus MrNV, durasi dan perkembangan larva lebih cepat dari F2, tahan terhadap bakteri vibriosis, sintasan tinggi pada fase pembesaran ≥ 80%, dan toleransi lingkungan (pH, suhu, salinitas) tinggi (≥ 95%). Udang galah Siratu telah diuji dan dihasilkan yakni SPF MrNV dan memiliki tingkat toleransi dan kualitas benih pada salinitas dari 12 ppt ke 0 ppt diperoleh nilai 100 %, suhu dari 25oC ke 18oC diperoleh nilai 99 %, pH dari 7 ke 4 diperoleh nilai 100 % dan formalin 500 ppm diperoleh nilai 100 %.
Berdasarkan aspek teknologi, udang galah Siratu memberikan keuntungan kepada pembudidaya dikarenakan teknologi yang digunakan mudah dan sederhana, namun dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan mengurangi durasi pemeliharaan larva, serta FCR rendah.
Ditinjau dari aspek ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mewujudkan ketahanan pangan di masyarakat. Secara aspek sosial, udang galah Siratu membuka peluang usaha baru bagi masyarakat/pembudidaya.  Serta tetap menjaga aspek lingkungan dengan melestarikan flasma nutfah, menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi kegiatan eksploitasi di alam.
Berdasarkan hasil pengujian, maka udang galah Siratu dapat didistribusikan kepada masyarakat sebagai komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi perikanan budidaya serta peningkatan produksi udang galah nasional, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan.
Daftar Pustaka :
1. Ali, F. 2009. Mendongkrak Produktivitas Udang Galah hingga 250%. Agromedia pustaka. Jakarta
2. Carpenter, E.K and Volker. R.N. 1998. The Living Marine Resources Of The Western Central Pacific. Vol 2. Cephalopods, Crustaceans, Holothurians, Sharks. FAO of United Nations. Rome.
3. Hadie, W. dan Supriatna, J. 1991. Pengembangan Udang Galah dalam Hachery dan Budidaya (Edisi ke-2). Kanisius.Yogyakarta
4. Khairuman dan Amri, K. 2006. Budidaya Udang Galah Secara Intensif. Agromedia pustaka. Jakarta. Hal 9, 11-13,17, 27.

Friday, June 26, 2015

MANFAAT MAKAN TERIPANG / TIMUN LAUT HOLOTHUROIDAE

June 26, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment
Teripang merupakan salah satu hewan laut yang berbentuk seperti mentimun, oleh sebab itu dikenal juga dengan timun laut. Meskipun menyerupai mentimun, teripang memiliki tubuh yang lunak tak sekeras mentimun. Teripang sekarang sudah banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai obat herbal yang dapat menyembuhkan beberapa macam penyakit.
Teripang juga memiliki beberapa macam kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin, mineral, asam amino, protein, omega 3, omega 6 dan omega 9, antiseptik, saponin, lektin, Mukopolisakarida, Glucasaminoglycans dan kolagen. Yang tak kalah menariknya lagi, teripang dapat merangsang sel untuk melakukan regenerasi baik luar ataupun dalam. Sehingga baik untuk pemulihan luka akibat insiden atau setelah menjalankan operasi. Nah untuk lebih jelasnya, simak manfaat teripang atau timun laut berikut.
Khasiat & Manfaat Konsumsi Teripang / Timun Laut bagi Kesehatan Tubuh
Manfaat Timun Laut Teripang
Mencegah Kanker
Menurut sebuah penelitian, teripang memiliki manfaat untuk mencegah kanker dengan membunuh sel penyebab kanker dan tumor. Sebab adanya kandungan glikosida  dan filinopsida A yang bersifat anti kanker dan anti tumor di dalam teripang. Sehingga menghambat pertumbuhan sel kanker dan sel tumor untuk tumbuh dan akhirnya mati karena gagal untuk berkembang.
Mengatasi Gangguan pada Sistem Pernafasan
Teripang dapat mengatasi masalah atau gangguan pada sistem pernafasan. Sebab adanya kandungan mukopolisakarida yang berguna sebagai anti radang, anti jamur, antivirus dan antibakteri yang mengganggu sistem pernafasan serta organ tubuh lainnya. Sehingga membuat sistem pernafasan kembali normal.
Mengatasi Penyakit Ginjal
Teripang memiliki kandungan protein dan senyawa fikosianin yang berguna untuk mengatasi penyakit ginjal. Sebab, kedua kandungan tersebut akan memperbaiki atau meregenerasi jaringan sel yang rusak pada ginjal dan membuat kerja ginjal kembali normal, sehingga terhindar dari penyakit ginjal. Selain itu, senyawa fikosianin bersifat antioksidan dan pelindung bagi ginjal.
Mengatasi Masalah Lambung
Teripang mengandung kolagen yang tinggi dan antiseptik di dalamnya dapat membantu mengatasi masalah atau gangguan pada lambung. Sebab, kandungan tersebut dapat mengobati luka pada lambung dan mencegah maag akut. Selain itu, teripang juga dapat mengatasi gangguan pencernaan dan melancarkan sistem pencernaan karena kaya akan protein yang di dalamnya. Menyehatkan Tulang dan Sendi
Teripang biasanya diolah menjadi obat herbal dalam bentuk cair, seperti minyak gosok. Nah, minyak tersebut dapat digunakan untuk mengobati sakit pada persendian. Hal tersebut dikarenakan adanya kandungan senyawa chondrotin sulfat yang mempunyai sifat anti inflamasi. Selain itu, dapat pula membantu perbaikan tulang rawan, mencegah osteoporosis dan mencegah gangguan persendian.
Klasifikasi Teripang
Kingdom        : Animalia
Phylum         : Echinodermata
Class        : Holothuroidea
Genus        : Holothuria
Spesies        : Holothuria indica
Bagian tubuh teripang dan fungsinya Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa. Stomach/perut : sebagai alat pencernaan. Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil hormon kelamin. Saluran kelamin : Berfungsi sebagai saluran menuju gonad. Madreporit : Lempeng tali lapisan pada ujung saluran air. Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rngga mulut dan lambung. Dorsal mesentery : berfungsi sebagai pembungkus usus dan menggantungnya ke dinding tubuh pinggang. Anus : mengeluarkan sisa metabolisme pada teripang. Cloaca : sebagai alat pencernaan. Intestin : sebagai alat pencernaan yang letaknya di antara pilorus hingga usus. Manfaat bagi kehidupan manusia teripang merupakan sumber makanan bagi mausia . kuliner di luar sering disebut heisom dengan kandungan protein tinggi Ciri-ciri: • Bentuk tubuh menyerupai mentimun yang berkulit lunak. • Tidak mempunyai lengan dan duri mereduksi menjadi spikula • Daya regenerasi tinggi. • Berwarna hitam coklat dan hijau. Dilengkapi alat pembelaan diri berupa zat perekat yang di hasilkan dari anullus. Mulut dan anus terletak pada ujung berlawanan. • Mulut dikelilingi oleh tentakel
Jadi, teripang merupakan jenis binatang laut dengan bentuk seperti mentimun yang sudah dibudidayakan dan diolah menjadi produk makanan atau obat herbal berupa minyak teripang atau ekstrak teripang yang kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh.
Kandungan dan manfaat teripang
kandungan teripangKandungan dan manfaat teripang – Teripang atau disebut juga timun laut merupakan istilah yang diberikan untuk hewan invertebrata Holothuroidea yang dapat dimakan. Teripang merupakan jenis hewan laut yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan. Jenis hewan laut ini tersebar luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam, sehinggan mudah ditemukan. Banyak sekali jenis teripang yang ada, tidak kurang ada sekitar 29 jenis teripang yang saat ini dan menjadi komoditas perdagangan global yang memiliki nilai jual dan nilai ekonomis tinggi.
Kandungan yang terdapat pada teripang
Berdasarkan beberapa hasil penelitian teripang memiliki kandungan protein yang tinggi, kandungan proteinnya mencapai 82% sedangkan lemaknya hanya 1,7%. Selain itu kandungan lainnya adalah vitamin dan mineral lain sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan pangan dan juga sebagai suplemen gizi bagi wanita hamil. Dengan kandungan gizi dan senyawa yang dapat bermanfaat besar, manfaat teripang juga telah dibuktikan oleh beberapa penelitian modern yaitu memiliki banyak efek pengobatan, seperti dapat mempercepat penyembuhan luka, digunakan sebagai antikoagulan dan antitrombotik, menurunkan kadar kolesterol dan juga lemak darah. Selain itu teripang juga bisa digunakan sebagai antikanker, antitumor, antibakteri, peningkat sistem imun tubuh, antijamur, antivirus, antimalaria, antihipertensi dan antirematik.
Manfaat teripang untuk kesehatan tubuh
Selain enak dikonsumsi binatang laut Teripang atau dalam bahasa inggis Sea Cucumber ini juga memiliki manfaat yang menakjubkan bagi kesehatan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa universitas di Malaysia selama beberapa tahun menunjukkan bahwa teripang mempunyai manfaat untuk kesehatan tubuh kita yaitu diantaranya untuk : melancarkan peredaran darah, menyembuhkan nyeri persendian, untuk mengatasi gangguan pencernaan dan pernafasan, mengobati kencing manis / diabetes, hipertensi, anemia, melancarkan fungsi ginjal, antiseptik luka, meningkatkan kadar metabolisme, mencegah penyumbatan kolesterol pada pembuluh darah, dan juga untuk mengatasi penyakit jantung. dan masih banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari hewan laut teripang laut ini.
Sebenarnya penggunaan teripang sebagai antiseptik tradisional dan obat serbaguna untuk mengatasi berbagai penyakit sudah dikenal sejak 500 tahun lalu oleh masyarakat pulau Langkawi, Malaysia. Air teripang ini biasanya diminumkan kepada ibu-ibu yang habis melahirkan untuk menghentikan pendarahan, atau juga untuk mempercepat proses penyembuhan luka pada anak-anak mereka yang habis dikhitan.
Itulah beberapa kandungan dan manfaat teripang laut yang bisa kita manfaatkan untuk kesehatan tubuh kita, terlebih gaya hidup modern dan pola makan yang instan yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan sesungguhnya tuhan tidak akan menciptakan makhluk dengan sia-sia.
Kata Kuci pencarian:
teripang laut manfaat teripang manfaat teripang laut tripang laut khasiat teripang laut kandungan dan manfaat teripang manfaat tripang teripang laut dan manfaatnya kandungan teripang khasiat teripang laut untuk kesehatan kandungan gizi teripang manfaat makan teripang kandungan teripang laut fungsi teripang laut kandungan protein teripang kandungan gizi tripang struktur tubuh teripang kandungan tripang struktur teripang kandungan gizi teripang laut

Wednesday, June 24, 2015

Mengenal Teknik Budidaya Lele dengan Metode NWS ( Natural Water System )

June 24, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Sistem ini diciptakan berdasarkan pengalaman yang cukup lama oleh pelaku utama dengan berbagai perlakuan. Mengingat berbagai sistem yang ditawarkan oleh beberapa ahli dibidang budidaya ikan, khususnya ikan lele ternyata cukup rumit, mahal, dan membutuhkan penanganan khusus. Padahal sebagian besar petani kita adalah petani yang mempunyai lebih dari satu pekerjaan.
Kelebihan sistem ini adalah :
1. Petani membutuhan sedikit waktu dalam pengelolaannya
2. Tenaga yang dibutuhkan juga tidak banyak
3. Kualitas air akan lebih terkotrol secara alami
4. Biaya sangat murah
5. Penyakit ikan akan terkendalikan secara alami, dan tidak perlu membutuhkan obat-obatan kimia
6. Pakan akan lebih ngirit
7. Hasil panenan minimal FCR : 1
APLIKASI
a. Persiapan air
Pertama air dimasukkan ke kolam dengan ketinggian 70-100 cm. Siapkan bahan-bahan sebagai di bawah ini :
1. Kapur Dolomit (kaptan)/ CaCo3 50 gram/m3
2. Ragi tape/tempe 1 butir/ m3
3. Katul yang sudah diayak 10 gram/m3
4. Bakteri Lactobacillus (Yakult) 15-20 ml/m Setelah difermentasi + 5 hari dan ditutup dengan rapat.
b. Persiapan Bibit
Petani harus memperhatikan baik-baik kualitas benih yang akan ditebar. Adapun ciri-ciri bibit yang baik adalah :
1. badan gilik ( tidak terlalu kurus),
2. warna tidak pucat,
3. sungut  tidak berwarna putih,
4. gerakannya lincah dan tidak berhenti.
Mebersihkan Bibit
Kalau bibit sudah dipilih maka langkah berikutnya adalah mempersiapkan bibit sebelum masuk kolam, yaitu : siapkan tiga ember lebar yang diisi + 10 liter air.
1. Ember pertama diisi air bersih.
2. Ember kedua diisi 10 liter air yang dicampur dengan 5-7 tutup botol alkohol 70%.
3. Ember ketiga, berupa air kolam yang akan taburi benih tersebut.
Upaya Menjaga Kwalitas Air
Upaya yang tepat sehingga tercipta kwalitas air yang bagus. Hal-hal yang harus dilakukan adalah :
1. Seminggu sekali dimasukkan 3 komponen primer yang dibutuhkan air ; ragi tape, kapur dolomit/CaCo3/MIL, bakteri jenis Lactobacillus ( ada di Yakult) dengan perbandingan : 1 butir/50 gr/15 ml per m3;
2. Ikan dipuasakan dulu selam 24 jam ketika bemberian unsur nomor 1 di atas;
3. Jika ikan kelihatan tidak nyaman (nggandul/nggantung) air dibuang + 20-30 cm lalu masukkan air baru;
4. Kontrol pakan jangan terlalu kenyang pada masa pertumbuhan (usia 0-60 hari) dari masa tebar, serta stabilkan pakan atau kurangi + 10-30% dari jatah pakan ketika memasuki usia 61 hari hingga masa panen.
Catatan Penting
Ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan teknik NWS ini, karena dengan mengenal kelakuan ikan dan sifat-sifat air maka kesuksesan akan diperolehnya:
1. Ikan dikatakan nyaman dengan lingkungannya ketika  mereka jarang sekali muncul ke permukaan air, ikan akan muncul ke permukaan dan memenuhi kolam jika diberi pakan
1. Tebar ideal adalah sejumlah 400-600 ekor bibit/m3
2. Waktu pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari ( matahari harus sudah/masih kelihatan) dengan koposisi pada sore hari pakan lebih sedikit volumenya.
3. Pemberian pakan pada malam hari harus dihindari karena pada malam hari pencernaan makanan kurang sempurna.
2. Ikan sehat akan mengeluarkan kotoran bening ke permukaan, jika kotorannya masih seperti warna peletnya kemungkinan ada permasalahan dipencernaan atau kelebihan pemeberian pakan ( over feeding ), maka solusinya perlu dihentikan pemberian pakannya untuk sementara waktu ( 1-3 hari ) atau volume pakan dikurangi.
KONSEP BUDIDAYA:
Metode kesetimbangan ekosistem perairan
Persiapan Media: Kolam Tanah:
1. Lumpur dasar kolam dibersihkan.
2. keringkan selama 3 hari
3. kasih kapur/dolomit/kaptan dgn dosis 200-250gr/m2
4. isi air di 100cm.
5. tambakan dolomit 100gr/m2
6. tambahkan probiotik 5ml/m3 +30gr dedak + 1 ragi tape/m3
7. tunggu 5-7hari bibit masuk.
Kolam Beton/Terpal:
1. isi air 70cm
2. tambahkan dolomit/kapur/kaptan dosis 100-150 gr/m3
3. tambahkan probiotik 5ml/m3
4. tambahkan 30gr dedak+ragi tape 1/m3
5. tambahkan air yg udah jadi 30cm
6. tunggu 5-7 hari bibit tebar
APLIKASI DEDAK DI KOLAM DI SARING TERLEBIH DAHULU LALU AMPAS DI BUANG
Red Water System (RWS) Instan
1. 30gr/m3 dedak halus+1butir ragi tape/m3+5gr/m3 ragi tempe +air secukupnya, tutup rapat selama 3 hari
2. Isi air 50cm dan + kan bahan di atas
3. Masukkan mill/dolomit 100-150gr/m3
4. Masukkan bakteri lacto 10ml/m3
5. Molase 50gr/m3
6. Aerasi jalankan selama 3 hari
7. Tinggikan air sampai 100cm
8. Tunggu 7 hari baru tebar
Jika Sudah ada Air Merah:
1. Isi 50cm
2. Aplikasi semua seperti di atas
3. Hidupkan aerasi 24 jam
4. Hari ke 5 air naikkan di 70cm
5. Hari ke 7 naikkan ke 100cm
6. Hari ke 10 siap tebar
Catatan: Kenapa tidak ada SOP BWS/Biofloc karena BWS merupakan masa transisi sehingga media tidak stabil.
MANAGEMEN PAKAN
• Pemberian pakan setelah bibit normal
• Dosis 5% - 1,5% dari berat total
• Umur 3 - 15 hari 5% sehari 4x 
• umur 15- 25 hari 4% sehari 3x
• umur 25 - 35 hari 3% sehari 3x
• umur 35 - 45 hari 3% sehari 2x
• umur 45-60 hari 2,5% sehari 2x
• umur 60 - panen 1,5% sehari 2x
• Pakan harus dicampur probiotik [10 menit]
• Tebar pakan dg merata,
• Dosis pakan yg diberikan 80% dr jatah.
APLIKASI DEDAK DI KOLAM DI SARING TERLEBIH DAHULU LALU AMPAS DI BUANG
MANAGEMEN AIR
GWS
• Tiap 7 hari air diganti 30cm
• Penambahan air harus diikuti penambahan -. Probiotik 5ml/m2 -. Dolomit/kapur/kaptan.30-50gr/m3 Saat pergantian air ikan di puasakan 24 jam.
RWS
• Ganti air jika terpaksa 30cm (air bawah)
• Aplikasi bakteri lactobacilus 3ml/m3
• Aplikasi mill/dolomit 30 -50gr/m3
• Dijalani 7 hr sekali
• Saat aplikasi ikan puasa 24 jam
• Semua aplikasi pagi hari
• Aplikasi ragi tape 1butir/m3
• Aplikasi ragi tempe 3gr/m3
PEMAKAIAN PROBIOTIK
• Dicampurkan pakan dg dosis 10ml/kg
• Ditambahi air/ tetes/gula merah baru dicampur pakan
• Diamkan sekitar 5-10 menit
• Tiap pemberian pakan wajib ditambahkan probiotik
Sumber: Adi Sadewa, Komunitas NWS (natural water system)

Monday, June 22, 2015

STANDAR KUALITAS AIR TOTAL FOSFOR EUTRIFIKASI

June 22, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Total Fosfor Eutrifikasi
perairan secara alami merupakan hasil dari penumpukan nutrien. Apabila konsentrasi nitrien meningkat jumlahnya, maka berakibat kepadatan fitoplankton berkembang dengan sangat pesat. Hal itu menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut di dalam kolom air maupun dasar kolammenjadi rendah. Karena beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri pada konsentrasi oksigen terlarut yang rendah maka eutrifikasi dapat menjadi pemicu terjadinya penurunan biodiversitas fitoplankton. Spesies yang mampu hidup dengan baik pada sistem eutrofik adalah jenis algae hijau-biru (BGA), ikan besar dan hewan maupun tumbuhan yang tidak diinginkan. Nitrogen dan fosfat merupakan 2 jenis unsur nitrien yang bertanggung jawab terhadap terjadinya eutrifikasi. Fosfor umum merupakan faktor kunci, sedangkan nitrogen hanya sebagai peran kedua.
Bentuk-bentuk Fosfor
Fosfor organik terdapat dalam organisme hidup dan sisanya dalam bentuk partikulat. Fosfor di dalam air juga berada dalam banyak bentuk. Fosfor terlarut meliputi
orthophosphate
anorganik (H2PO4- atau HPO42-) dan fosfor yang berikatan dengan bahan organik terlarut. Selain itu, pada partikel tanah mineral tersuspensi juga mengandung fosfor. Fosfor partikulat menempel pada dasar kolamdan menjadi bagian dari tanah dasar. Hasil presipitasi
orthophosphate
 dari air sebagai kalsium fosfat dan akan diadsorbsi oleh senyawa besi dan alumunium dalam sedimen yang asam.
Dinamika Kolam Budidaya ikan
Dinamika fosfor dalam kolam ikan diilustrasikan pada Gambar 1 dan Tabel 1. Sekitar 65% dari fosfor yang diberikan ke dalam tambak, baik berupa pupuk dan pakan akan mengendap sebagai sedimen dalam bentuk tidak terlarut. Sekitar 25% dari fosfor yang diberikan akan terbuang pada saat panen udang yang dibudidayakan. Jadi, hanya sekitar 10% saja yang menjadi limbah, paling banyak ketika air kolamdibuang pada saat panen. Konsentrasi fosfor yang dibawa aliran air pada saat pergantian air jauh lebih rendah dibandingkan dengan 20  – 25% air yang dibuang ketika pengeringan kolam.
Pupuk Pakan Panen
SRP
Fitoplankton Zooplankton Air masuk
SOP
Feces
Detritus Ikan Limbah Benthos Permukaan Pertukaran (pengambilan dan pelepasan)
Arah panah menunjukkan arah fosfor. SRP = soluble reactive phosphorus, SOP = soluble organic phosphorus
Input Fosfor Output Fosfor Pakan 90% Aliran air masuk 10% Ikan 25% Diserap sedimen 65% Limbah/dibuang 10%
Tabel 1. Input dan output khas Fosfor Analisis
Analisis fosfor yang dilakukan biasanya adalah total fosfor dan fosfor reaktif terlarut. Fosfor reaktif terlarut adalah bentuk yang paling siap digunakan untuk tumbuhan, terutama berupa
orthophosphate (10  –  15% dari total fosfor). Fosfor organik partikulat di dalam air, dapat diubah menjadi bentuk fosfor aktif terlarut oleh aktivitas bakteri, namun fosfor yang terkandung dalam partikel tanah yang tersuspensi tidak siap pakai bagi organisme di dalam Kolam. Pada umumnya, sekitar 50% dari fosfor partikulat berikatan dengan bahan organik dan sangat potensial untuk berubah menjadi fosfor reaktif terlarut. Konsentrasi fosfor reaktif terlarut hanya sebesar 5

g/l saja, dilaporkan dapat menyebabkan eutrifikasi pada perairan daerah estuarin dan pantai. Konsentrasi total fosfor di bawah 0,05
 –
 0,1 mg/l dapat menjadi indikasi perairan eutrofik.
Air
Sedimen
Standar
Tujuan standar limbah buangan untuk fosfor adalah untuk mengurangi muatan fosfor dan mencegah terjadinya eutrifikasi. Konsentrasi fosfor dan nitrogen umumnya meningkat secara simultan dalam limbah.
Konsetrasi Fosfor Terlarut dan Total
Konsentrasi fosfor reaktif terlarut pada perairan kolamdapat berubah cepat dan pada sampel air yang disimpan karena adanya aktivitas biologi. Sedangkan konsentrasi total fosfor lebih stabil dan oleh karena itu lebih bisa dijadikan indeks dari status fosfor dalam limbah dan perairan alam. Ambang batas konsentrasi total fosfor yang diijinkan untuk perairan kegiatan non-aquaculture adalah 0,1
 –
 1,0 mg/l.
Standar GAA
Standar GAA awal untuk total fosfor ditetapkan sebesar 0,5 mg/l dengan standar target 0,3 mg/l. Konsentrasi ini diperkirakan menjadi cukup rendah untuk mencegah terjadinya eutrifikasi pada kebanyakan perairan pantai, tetapi konsentrasi fosfor rata-rata dalam data limbah kolamdari beberapa farm adalah 0,26 mg/l. Sehingga, beberapa kolam ikan nampaknya harus mengurangi konsentrasi total fosfor dalam limbah buangan untuk menyesuaikan standar GAA.
Konsentrasi Tinggi
Konsentrasi total fosfor tinggi dapat terjadi pada situasi sebagai berikut :

Kolamdengan tebar dan pemberian pakan tinggi

Kolamdengan kepadatan plankton tinggi

Kolamdengan partikel tanah tersuspensi yang tinggi

Pemberian banyak pupuk fosfat

Farm mengambil sumber air yang terjadi eutrifikasi

Limbah buangan pada saat akhir pengeringan tambak
Penurunan Konsentrasi
Metode untuk menurunkan konsentrasi total fosfor pada kolam ikan meliputi hal-hal sebagai
2
Standar
Tujuan standar limbah buangan untuk fosfor adalah untuk mengurangi muatan fosfor dan mencegah terjadinya eutrifikasi. Konsentrasi fosfor dan nitrogen umumnya meningkat secara simultan dalam limbah.
Konsetrasi Fosfor Terlarut dan Total
Konsentrasi fosfor reaktif terlarut pada perairan kolamdapat berubah cepat dan pada sampel air yang disimpan karena adanya aktivitas biologi. Sedangkan konsentrasi total fosfor lebih stabil dan oleh karena itu lebih bisa dijadikan indeks dari status fosfor dalam limbah dan perairan alam. Ambang batas konsentrasi total fosfor yang diijinkan untuk perairan kegiatan non-aquaculture adalah 0,1
 –
 1,0 mg/l.
Standar GAA
Standar GAA awal untuk total fosfor ditetapkan sebesar 0,5 mg/l dengan standar target 0,3 mg/l. Konsentrasi ini diperkirakan menjadi cukup rendah untuk mencegah terjadinya eutrifikasi pada kebanyakan perairan pantai, tetapi konsentrasi fosfor rata-rata dalam data limbah kolamdari beberapa farm adalah 0,26 mg/l. Sehingga, beberapa kolam ikan nampaknya harus mengurangi konsentrasi total fosfor dalam limbah buangan untuk menyesuaikan standar GAA.
Konsentrasi Tinggi
Konsentrasi total fosfor tinggi dapat terjadi pada situasi sebagai berikut :

Kolamdengan tebar dan pemberian pakan tinggi

Kolamdengan kepadatan plankton tinggi

Kolamdengan partikel tanah tersuspensi yang tinggi

Pemberian banyak pupuk fosfat

Farm mengambil sumber air yang terjadi eutrifikasi

Limbah buangan pada saat akhir pengeringan tambak
Penurunan Konsentrasi
Metode untuk menurunkan konsentrasi total fosfor pada kolam ikan meliputi hal-hal sebagai berikut :

Menggunakan pupuk secukupnya dan hanya bila diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan plankton

Densitas tebar dan tingkat pemberian pakan jangan terlalu tinggi sehingga kualitas air cepat turun

Menghindari pemberian pakan melebihi tingkat konsumsi pakan

Menggunakan pakan dengan kandungan fosfat tidak melebihi kebutuhan oleh spesies yang dibudidayakan

Mengurangi pergantian air untuk meningkatkan pembuangan kelebihan fosfor dari sedimen

Mengelola kolamdengan menghindari turbiditas yang berlebihan dari partikel tanah yang tersuspensi

Melakukan sedimentasi pada limbah untuk menghilangkan partikel tanah tersuspensi kasar
Perubahan Konsentrasi
Total fosfor tidak berubah konsentrasinya secara harian, seperti terjadi dengan pH, oksigen terlarut, dan parameter kualitas air yang lain. Namun, total fosfor juga bisa berubah dengan cepat setelah pemberian pupuk. Hal tersebut dapat berubah dalam beberapa hari dan tergantung dengan fluktuasi kelimpahan fitoplankton atau konsentrasi padatan tersuspensi. Ketika kolamdikeringkan, khususnya sekitar 20
 –
 25% limbah kolamterakhir mengandung total fosfor yang tinggi. Sampel yang diambil pada setiap minggu biasanya akan menggambarkan kondisi fosfor yang bagus pada limbah kolam ikan. Sampel dikumpulkan dalam botol plastik, disimpan dalam es, dan dianalisis dalam 12 jam setelah pengambilan. Analisis total fosfor memerlukan sampel air yang dilarutkan dalam asam atau direaksikan dengan oksidator. Perubahan fosfor partikulat dan fosfor organik terlarut menjadi orthophosphate terlarut dapat diukur dengan spektrofotometer.
Pengujian
 Para pemilik pekolam ikan dapat bekerja sama dengan laboratorium swasta dan universitas untuk melakukan analsis fosfor. Karena jaraknya cukup jauh dan hasil analisis biasa, beberapa pemilik kolamingin membuat analisis mereka. Hach Chemical Co. of Loveland, Colorado, USA menjual prosedur pengujian yang disetujui the U.S. Environmental Protection Agency. Pengujian standar fosfor juga dibuat dalam
Standard Methods for Examination of 
Water 
and Wastewater
dan petunjuk yang lain. Belakangan ini telah dikembangkan di Universitas Auburn, Alabama, USA menggunakan reaksi persulfat untuk mengubah ikatan fosfor menjadi orthophosphate terlarut. Metode ini
memperbolehkan pengukuran total nitrogen dan total fosfor dengan reaksi yang sama. Protokol untuk prosedur ini akan diberikan berdasarkan permintaan.
Semua prosedur memerlukan peralatan khusus untuk baik reaksi, reagent, dan spektrofotometer untuk analisis
orthophosphate
. Teknisi yang terlatih harus juga ada untuk melakukan analisis

Thursday, June 18, 2015

PENTINGYA PETA KAPAL TANGKAP IKAN

June 18, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments

Menurut (Alam Ikan 1), yang utama dan yang yang perlu dipahami oleh para navigator adalah mengenal peta laut (Navigational Charts) dan penerbitan navigasi (Navigation Publication). Peta adalah gambaran permukaan bimi yang diproyeksikan pada suatu bidang datar, sedangkan yang termasuk peta laut adalah semua jenis peta yang digunakan untuk keperluan navigasi di lautan.
Peta laut menggambarkan keadaan rinci tentang wilayah laut yang aman dilayari kapal-kapal, dengan tanda-tanda kedalan air, adanya bahaya-bahaya navigasi baik yang kelihatan (di atas permukaan air) maupun yang terdapat di bawah permukaan air, serta benda-benda petunjuk untuk bernavigasi. Istilah peta pelayaran biasanya diterpakan pada peta-peta laut yang langsung digunakn untuk pelayaran, misalnya untuk menarik garis-garis haluan dari suatu tempat ke tempat lain, dan menentukan posisi kapal setiap saat pada waktu kapal berlayar (Alam Ikan 1).
Baca Juga : Substrat dasar Perairan? Apa artinya
Pada peta laut, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Skala peta;
2. Jenis proyeksi peta;
3. Patokan kedalaman laut yang dipakai;
4. Patokan ketinggian benda-benda daratan;
5. Satuan yang digunakan; dan
6. Adanya benda-benda pembantu navigasi seperti: suar,pelampung, dan lain-lain.
Menurut (Alam Ikan 2), dalam pembuatan peta laut digunakan metode proyeksi sebagai berikut:
1. Proyeksi mercator
   Pada proyeksi ini, permukaan bola bumi digambarkan pada sebuah silinder. Pada proyeksi mercator normal silinder ini menyinggung globe pada equator. Pola satuan dari derajah dan paralel, pola jaring dari peta sebagai berikut:
   derajah-derajah tergambar di peta sebagai garis-garis lurus yang sejajar pada jarak satu sama lain yang sama.
   paralel-paralel tergambar di peta ebagai garis-garis sejajar, tegak lurus pada derajah-derajah, pada jarak satu sama lain yang tidak sama.
2. Proyeksi gnomonis
   Di suatu tempat dari wilayah yang akan digambarkan, diletakkan datar singgung pada bola. dari titik tengah bola, wilayah yang dikehendaki diproyeksikan pada daar singgung ini. Keistimewaan dari proyeksi ini bahwa setiap lingkaran besar tergambar sebagai garis lurus.
3. Proyeksi stereografis
   Pada proyeksi ini, di tengah dari wilayah yang akan dipetakan, diletakkan sebuah datar singgung. Dari titik lawan titik singgung, permukaan bumi diproyeksikan pada datar singgung atau datar potong.
Menurut (Alam Ikan 2), persyaratan yang harus dipenuhu dalam pembuatan peta laut adalah:
1. Garis haluan, loxodorm harus berupa garis lurus.
2. Peta harus konform atau sama sudut.
3. Perubahan skala kecil.
Suatu skala dapat dinyatakan dengan skala angka dan pecahan serta skala dengan kalimat. Selain itu skala juga dapat dinyatakan dengan cara:
1. “Natural scale“ (skala umum)
Contohnya 1:80.000, berarti satu satuan panjang di peta sama dengan 80.000 kali dalam keadaan sesungguhnya.
2. “Numerical scale“ (skala angka)
Contohnya 1 cm =  10 km, berarti  1 cm di peta sama dengan 10 km pada keadaan sebenarnya.
3. “Graphical scale“  (skala grafik)
Contohnya, di peta tergambar sebuah garis dengan  penunjuk mil, yard, km atau meter (Alam Ikan 1).
Menurut (Alam Ikan 2), pembagian peta menutut skala ada 4, yaitu:
Peta penyeberangan adalah peta dengan skala yang sangat kecil yang menggambarkan bagian besar dari bumi.
Peta haluan adalah peta yang digunakan untuk bernavigasi pada jarak yang jauh dari pantai.
Peta pantai adalah peta yang digunakan untuk bernavigasi mendekati pantai dan merlayar menyusur pantai.
Peta detail dan rencana adalah peta yang digunakan untuk bernavigasi di jalur pelayaran sempit dan berlayar mendekati pelabuhan, tempat labuh dan lain sebagainya.
Pada peta-peta laut diterbitkan oleh Dinas Hidrografi dan Oceanografi Angkatan Laut (HIDROS), yang mencakup wilayah Indonesia dimana selisih lintangnya relative kecil dan di dekat Khatulistiwa (pertumbuhan lintang sangat kecil atau relatif tidak bertumbuh) pada umumnya menggunakan proyeksi Mercator. Sehingga peta-peta Indonesia atau peta-peta dari daerha dekat Khatuliswa sering disebut dengan “Peta Lintang Menengah” sedangkan peta-peta pada daerah lintang tinggi adalah “Peta Lintang Menumbuh” (Alam Ikan 1).
Peta Mercator adalah proyeksi silinder dengan ketelitian yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, peta dengan proyeksi Mercator ini banyak digunakan sebagai peta pelayaran, terutama pelayaran jarak dekat dan menyusur pantai.pada daerah-daerah yang sulit dipetakan dengan menggunakan Proyeksi Mercator ini tetapi proyeksi Mercator masih dikehendaki (karena kegunaan peta tersebut), msks digunakan jenis proyeksi yang disebut dengan Universal Traverse Mercator (UTM), yaitu menrupakan pengembangan teknik yang didasarkan pada proyeksi Mercator, dengan ketelitian lebih tinggi. Untuk mengukur jarak antara dua tempat pada Peta Mercator, harus menggunakan skala lintang (Alam Ikan 1).
Skala peta merupakan perbandingan satu satuan panjang di peta dengan panjang yang sebenarnya / sesungguhnya. Skala peta adalah salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dalam menilai sebuah peta yang akan digunakan, karena ketelitian sebuah peta tergantung dari:
1. Survey yang dilakukan untuk membuat peta;
2. Koreksi besar dan koreksi kecil setelah peta digunalkan;
3. Skala peta
4. Peralatan yang digunakan dalam survey dan pembuatan peta; dan
5. Keterangan-keterangan, singkatan-singkatan dan simbol-simbol yang digunakan.
Baca Juga : Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya
Penerbitan navigasi
Dengan peta saja, seorang navigator belum tentu dapat membawa kapalnya ke tempat tujuan dengan aman. Kalaupun mungkin dapat, ia akan mengalami banyak kesulitan, menghadapi masa-masa yang sulit selama pelayaran. Untuk dapat berlayar dengan terang maka diperlukan penerbitan navigasi untuk mendampingi peta-peta laut yang digunakan. Penerbitan navigasi dapat berupa: buku, table, bulletin atau bulletin lembaran yang digunakan untuk melengkapi keterangan, menjelaskan atau mengoreksi keterangan yang terdapat pada peta laut, khususnya peta pelayaran (Alam Ikan 1).
Penerbitan navigasi di bawah ini serig digunakan oleh para navigator antara lain:
1. Almanak Nautika (Nautical Almanac)
2. Buku Kepanduan Bahari (Pilot Book)
3. Berita Pelaut Indonesia (Notice to Mariners)
4. Petunjuk berlayar melintas samudera (Ocean Passage for the world)
5. Peringatan Navigasi (Navigational Warning)
6. Katalog Peta (Chatalog of Charts)
7. Daftar Suar (List of Light)
8. Daftar Rambu Radio (List of Radio Signals)
9. Daftar Pasang Surut dan Daftar Arus Pasang Surut (Tide Tables)
10. Daftar Ilmu Pelayaran (Haversines Tables)
Selain penerbitan navigasi sebagaimana dijelaskan di atas masih ada beberapa penerbitan navigasi lainnya. Selain itu, kapal-kapal juga diwajibkan memiliki buku-buku dan konvensi-konvensi terbitan IMO seperyi SOLAS 1974, STCW 1978, International Code of Signals, ISGOTT (untuk kapal tanker).
Dalam melengkapi penerbitan navigasi, suatu kapal harus memperhatikan dari penerbit mana peta laut yang digunakan. Sebagai contoh, apabila suatu kapal menggunakan peta-peta Indonesia terbitan HIDROS, maka buku-buku penerbitan navigasinya harus juga terbitan HIDROS.
Hal Lain Yang berhubungan dengan Navigasi
Peta laut dan Penerbitan navigasi
Suar
Fish finder
Echo sounder
RADAR
SONAR
GPS

Wednesday, June 17, 2015

CARA PENANGANAN HASIL TANGKAP DI KAPAL IKAN

June 17, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment
1. Jenis Kapal Penangkap Ikan
Kapal penagkap ikan ada beberapa jenis yaitu perahu layar, perahu motor, kapal motor. Dan semua kapal penangkap ikan itu sudah pasti di lengkapi dengan alat tangkap ikan. Jenis kapal berpengaruh terhadap luas / volume, ruang gerak, peralatan dan lamanya beroperasi kapal penangkap tersebut. Kapal motor misalnya peralatannya lebih moderen sehingga alat kapalnya pun cenderung berkualitas baik.
2. Jenis Alat Tangkap (fishing gear)
Dalam hubungannya dengan penangkapan ikan di kapal, jenis alat tangkap digolongkan ke dalam :
a. Alat tangkap pasif, contohnya : panang, bubu, bagan (apung dan tetap), gill net, rawai
alat tangkap ini bersifat menunggu ikan dan tidak terlalu banyak berinteraksi dengan ikan, jadi kerusakan ikan cenderung minim.
b. Alat tangkap aktif, contohnya : jaring arad (beach seine), jaring  trawl, jaring lingkar (payang), dan alat tangkap bergerak lainnya.
Alat tangkap ini sifatnya aktif memburu dan menangkap ikan, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah  pengaruhnya terhadap kondisi ikan.
3. Jenis ikan / hasil perikanan/  hasil tangkapan ikan
Dari segi penanganan hasil tangkapan dapat digolongkan ke dalam :
a. Ikan yang kandungan lemaknya rendah (lean fish)
b. Ikan yang kandungan lemaknya tinggi (gemuk-fatty fish)
yang kandungan lemaknya tinggi umumnya sulit mengalami kerusakan/ perubahan fisik, kimiawi, dan mikrobiologis. Disamping itu ikan juga dibedakan atas dagingnya yaitu daging putih dan merah. Kalau daging yang bewarna merah relatif lebih mudah tegik (lancip), sehingga penanganan ikan harus lebih teliti.
4. Bahan pengawet
– es,
– garam dan
– udara dingin
Garam dan es digunakan biasanya digunakan pada operasi penangkapan dengan perahu layar dan kapal kecil sedangkan udara dingin pada operasi penangkapan kapal besar yang jangkauan operasi penangkapannya jauh dan memakan waktu cukup lama sampai berbulan-bulan di laut.
Jenis garam terbagi 2 yaitu :
a. Garam laut (Solar salt)
yaitu garam yang dibuat dengan cara menguapkan air laut dengan sinar matahari. Garam laut banyak mengandungkotoran dan komponen garam lain selain NaCl sehingga kemurniannya rendah (impuritas rendah). Garam ini dalam proses pengawetan memang menghambat pertumbuhan bakteri tapi tergolong lambat sehingga kadang terdahului oleh proses pembusukan.
b. Garam tambang (Rock salt)
Garam ini diambil dari bahan hasil penambangan dan garam ini mengandung kadar NaCl yang tinggi. kotoran dan kandungan lain selain NaCl sangat rendah dan dapat dikatakan murni (impuritas rendah). Garam ini dalam proses pengawetan juga sangat efektif.
5. Perlengkapan handling (penanganan ikan di kapal)
a. Gladak (lantai bongkar)
Tempat untuk membongkar hasil tangkapan ikan terbuat dari papan kayu tebal yang sudah dihaluskan dibentuk sedemikian rupa sehingga air dan kotoran mudah mengalir atau terbuang. Tapi bila kapalnya sudah maju atau moderen gladaknya terbuat dari bahan stenlis sehingga penanganan lebih mudah dan hasil lebih maksimal.
b. Pompa air bersih
Untuk membersihkan/ mencuci ikan hasil tangkapan dengan menyemprotkan air pada ikan, kotoran dan sisa-sisa darah
c. Ruang penyimpanan
Pada lambung kapal, terbuat dari kayu yang sudah berisol untuk mencegah bocoran air akan udara pada kapal kecil berupa ruang yang terbuat dari kayu
d. Tempat penyimpanan bahan pengawet
Untuk menyimpan es dan garam sebelum digunakan dalam pengawetan
e. Peralatan lain
-martil/ palu besar : menghancurkan es
– ganco terbuat dari besi untuk mengaambil dan mematikan ikan
– lampu yang cukup besar untuk membantu pembongkaran/ menurunkan hasil tangkapan terutama bila bongkar muat.
6. Prosedur penanganan ikan di kapal
a. Pekerjaan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah memilih hasil tangkapan berdasarkan jenis, ukuran dan kualitas
b. Penyiangan: ikan yang besar disiangi dulu dan dibuang isi perutnya dan ingsangnya juga
c. Pencucian (washing) : dicuci bersih, dibuang lendir, sisik dan sisa darah
d. Pemilihan: ikan yang terlalu besar dipotong kepalanya dan dibuat kecil
e. Pendinginan : didalam pendingin/ palka
f. Untuk ikan kecil langsung dicuci tidak ditangani lagi langsung diawetkan
Penyusunan / menyimpan ikan
Penyusunan ikan dalam palka dilakukan dengan 3 cara :
a. Bulking
Ikan ditumpuk dalam ruangan palka lapis demi lapis. Dasar dibari es yang telah dihancurkan kurang lebih tebalnya 15 cm. Ikan dibelah perutnya disimpan dengan bagian perutnya di bawah agar air/cairan tidak tertampung dalam perutnya tapi mengalir ke dasar palka.
Lapisan ikan tidak boleh terlalu tebal agar pendinginannya merata. Cairan dari pelelehan es diusahakan tidak mengalir ke lapisan bawahnya. Jadi diberi kemiringan pada lapisan dasar agar air dapat mengalir ke pinggir lalu dibuang.
b. Shelfing
Dengan satu lapisan ikan dalam satu rak. Sekat ini dipasang dengan jarak sekitar 20cm. Kelemahan dari cara ini akan memakan waktu, tenaga dan ruang palka.
c. Boxing
Menggunakan peti-peti / box yang terbuat dari kayu, pastik, bahan sintetis. Dan juga bahan aluminium yang cenderung lebih baik karena mudah di kontrol dan dibersihkan. Kelebihan alat ini kualitas/mutu ikan lebih baik karena ikan tidak mendapatkan tekanan dan beratnya tidak berkurang. Selain itu saat pembongkaran juga jadi elbih mudah dan cepat. Kerugiannya terlalu banyak memkan tempat di dalam kapal.
Sikat yang kaku-lunak
, untuk membersihkan dan membuang sisa-sisa kotoran-darahdari dalam rongga insang setelah penyiangan. Caranya dengan menyiram / menyemprotkan air sekaligus menyikat seseluruh permukaan bagian dalam ronggainsang agar sisa darah, lendir dan potongan insang semuanya bersih tidak tersisa.Bagian membran insang yang masih tersisa menempel di kerah rongga insang jugadibersihkan dengan pisau. Gambaran pembersihannya sebagai berikut.Gambar 16. Cara membersihkan rongga insang
j. Kantong atau sarung
dari bahan plastik (kedap air dan elastis) untuk membungkusikan saat direndam dalam air laut atau larutan garam (
brine
) dingin, agar brine tidakkontak langsung dengan ikannya sehingga tidak terjadi penyerapan garam atau kotorandari brine ke daging atau tubuh ikan. Demikian juga saat penyimpanannya didalampalkah, kantong ini juga akan melindungi ikan dari rendaman air lelehen es yang kotor
V. PENUTUP
Pada prinsipnya pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhuserendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya, pendinginan tidak dapatmencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan, semakin besarpenurunan aktivitas bakteri dan enzim. Dengan demikian melalui pendinginan prosesbakteriologi dan biokimia pada ikan hanya tertunda, tidak dihentikan. Untuk mendinginkan ikan,seharusnya ikan diselimuti oleh medium yang lebih dingin dari-nya, dapat berbentuk cair, padat,atau gas. Pendinginan ikan dapat dilakukan dengan menggunakan refrigerasi, es, slurry ice (escair), dan air laut dingin (chilled sea water).Cara yang paling mudah dalam mengawetkan ikan dengan pendinginan adalah menggunakanes sebagai bahan pengawet, baik untuk pengawetan di atas kapal maupun setelah di daratkan,yaitu ketika di tempat pelelangan, selama distribusi dan ketika dipasarkan. Penyimpanan ikansegar dengan menggunakan es atau sistem pendinginan yang lain memiliki kemampuan yangterbatas untuk menjaga kesegaran ikan, biasanya 10–14 hari.Yang pertama perlu diperhatikan di dalam penyimpanan dingin ikan dengan menggunakan esadalah berapa jumlah es yang tepat digunakan. Es diperlukan untuk menurunkan suhu ikan,wadah dan udara sampai mendekati atau sama dengan suhu ikan dan kemudianmempertahankan pada suhu serendah mungkin, biasanya 0ºC.Perbandingan es dan ikan yang ideal untuk penyimpanan dingin dengan es adalah 1 : 1. Hallain yang juga perlu dicermati di dalam pengawetan ikan dengan es adalah wadah yangdigunakan untuk penyimpanan harus mampu mempertahankan es selama mungkin agar tidakmencair. Wadah peng-es-an yang ideal harus mampu mempertahankan suhu tetap dingin,kuat, tahan lama, kedap air, dan mudah dibersihkan. Untuk itu diperlukan wadah yang memilikidaya insulasi yang baik.Lebih dari pada itu, keberhasilan mendapatkan mutu ikan hasil tangkapan yang baikadalah peran aktif awak kapal yang mempunyai kesadaran bahwa pemanfaatan sumberdayaikan harus disertai tanggung jawab pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Training materials on catching and on-board handling of ocean tuna. Pacific OceanOrganisation.INFOFISH (1999)Hall, G.M (1997). Fish Processing TechnologyScombroid Poisoning. FDA (1999)Riswan Suyedi, Sumberdaya ikan pelagis, Makalah Falsafah Sains (PPs 702), Program PascaSarjana / S3, Institut Pertanian Bogor, December 2001Ferry Agusta Satrio, Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Laut Contoh Kasus Nelayandi Perairan Utara Jawa Timur, Mahasiswa S-2 Ilmu Lingkungan UGM, 2002Takafumi Arimoto, Fish behaviour approach toward the sustainable fisheries, Tokyo Universityof Fisheries, 2005Suwardiyono, Laporan Kegiatan Kajian efektivitas mini purse seine di Laut Jawa, 2005Eris Mulyadi, Trend Cpue Sebagai Salah Satu Acuan Pengelolaan Sumberdaya Ikan, BalaiBesar Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, 2007Dinas Perikanan dan Kelautan Banten, Rencana Pengelolaan Perikanan Sumberdaya Kelautandan Perikanan, 2007Penanganan ikan tuna segar diatas kapal, Balai Besar Pengembangan Penangkapoan ikanSemarang, 2009Perhitungan kebutuhan Es /
Fish handling Rahayu Kusdarwati, 15 Oktober 2010MENGENAL LEBIH JAUH SKOMBROTOKSINhttp://ik.pom.go.id/wp-content/uploads/2011/11/Mengenallebihjauhskrombotoksin.pdfThermafreezer http://www.kis-coldchain.com/products.htmhttp://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/E-book/Dasar-Dasar%20Teknologi%20Hasil%20Perikanan/bab_2.pdf
BIODATANama : Agung WahyonoTgl.Lahir : 8 Desember 1952Pendidikan : AUP Th.1975 ; Diploma IV STP Th.1988Jabatan : Prekayasa Madya di BBPPI SmgPekerjaan : 1975 – 1977, Teknisi pada PPSHPP di Smg1978 – 1982, Nakhoda Kapal Survei BPPI Smg1982 – 1993, Struktural pada BPPI Smg1993 – Sek. , Pejabat Fungsional pd BBPPI SmgAlamat : Komplek Perikanan No.21Jl.Yos SudarsoUngaran Telp. (024) 6924 587HP. 081 325 528 713E-mail : agungwahyono@lycos.com
Activity (59)

Tuesday, June 16, 2015

MENINGKATKAN DAYA TAHAN DAN NILAI JUAL HASIL PERIKANAN

June 16, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Pengawetan ikan tradisional di Indonesia meliputi pengasinan, pemindangan, pembuatan peda, terasi, petis, dan lain-lainnya,Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat
Proses pembuatan ikan asin
Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang besar biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu agar garam mudah meresap ke dalam daging.
Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Proses ini berlangsung hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.
Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan proses autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.
Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya
Faktor-faktor yang mempengaruhi ikan asin
Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:
Konsentrasi garam
Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan lebih baik apabila digunakan garam kristal untuk mengasinkan.
Jenis garam
Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih mudah diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.
Ketebalan daging ikan
Semakin tebal daging ikan, proses pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan besar biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.
Kadar lemak dalam daging
Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.
Kesegaran daging ikan
Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga proses pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
Suhu daging ikan
Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.
Manfaat Rasa Asin Bagi Kesehatan
LAUT merupakan salah satu karunia Tuhan yang tak terkira dan menakjubkan. Banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan di dalamnya, seperti ikan, rumput laut, bahan tambang serta senyawa kimia dan obat yang dapat diekplorasi dari laut, dan salah satunya adalah garam.
Garam merupakan senyawa kimia yang sejak lama mewarnai kehidupan manusia. Tanpa garam, makanan akan terasa hambar. Tanpa garam tak pernah ada yang namanya ikan asin. Bahkan sekarang dipercaya metabolisme dalam tubuh manusia dipengaruhi keseimbangan kadar garam dalam tubuh. Ringkasnya garam merupakan kebutuhan esensial dalam kehidupan manusia dari masa ke masa.
Garam adalah istilah umum bagi senyawa kimia bernama Natrium Klorida (NaCl). Penggunaannya diperkirakan telah berlangsung sejak 4.700 tahun yang lalu. Sekarang, senyawa kimia ini diproduksi secara besar-besaran dari penguapan air laut, walaupun di beberapa negara lain seperti Australia dan USA garam yang diproduksi lebih banyak bersumber dari penambangan garam.
Total produksi garam di dunia pada tahun 2000 lebih dari 180 juta ton/tahun. Tercatat tiga besar negara produsen garam terbesar dengan kapasitas produksinya berturut-turut adalah AS (42 juta ton), Cina (31 juta ton) dan Kanada (16 juta ton). Sementara Indonesia dengan luas lahan pergaraman sekira 25.000 - 30.000 hektar yang dikelola petani garam dan PT Garam dalam cuaca normal mampu memproduksi garam grade konsumsi sekira 1,8 - 2,0 juta ton/tahun. Pada saat terjadinya curah hujan yang sangat tinggi pada tahun 2000, hanya mampu memproduksi 300.000 ton, sehingga sebagian besar harus dipenuhi dari produk impor. Sedangkan kebutuhan garam industri sekira 1,3 - 1,5 juta ton, di mana hampir seluruh kebutuhan masih dipenuhi produk impor.
Menurut penggunaannya, garam dapat digolongkan menjadi garam pro analisa (p.a) yaitu garam untuk reagent (tester) pengujian dan analisis di laboratorium, lalu garam farmasetis untuk keperluan di industri farmasi, garam industri untuk bahan baku industri kimia dan pengeboran minyak, garam konsumsi untuk keperluan garam konsumsi, dan industri makanan, kemudian garam pengawetan untuk keperluan pengawetan ikan.
Penggolongan garam tersebut juga menunjukkan kualitas garam yang digunakan. Sebagai gambaran, untuk garam p.a dan garam farmasi, memunyai kandungan NaCl > 99%, sedangkan untuk garam konsumsi memunyai kandungan NaCl > 94 % dan garam untuk pengawetan memiliki kandungan NaCl > 90 %.Semakin besar kandungan NaCl, akan semakin kompleks dan rumit proses produksi dan pemurniannya, serta akan semakin meningkat nilai ekonominya.
Kegunaan bagi kesehatan
Garam ternyata bukan hanya untuk dikonsumsi dan menggarami ikan asin. Sejak beberapa ratus tahun yang lalu garam merupakan bahan yang dapat digunakan untuk keperluan kesehatan dan penggunaannya semakin penting di era modern ini. Beberapa penggunaan garam bagi kesehatan adalah
+ Minuman kesehatan.
Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif, juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na+), kalium (K+), magnesium (Mg++), kalsium (Ca++), karbonat - bikarbonat (CO3 2- dan HCO3 2-), dan klorida (Cl-).
Sumber utama untuk ion natrium dan klorida selain kristal garam juga larutan garam pekat. Laut Mati di Timur Tengah merupakan sumber larutan garam pekat, sedangkan di Indonesia akan mulai dikembangkan PT Garam dengan bahan baku bittern yaitu larutan sisa penguapan dalam produksi garam konsumsi dan garam high grade.
+ Garam mandi.
Dalam buku Harry's Cosmeticology, garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah larut, kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga senyawa enzim.
Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air.
Komponen utama garam mandi adalah garam NaCl yaitu sekira 90% - 95%. Berdasarkan definisi di atas, maka jenis garam mandi dapat dibagi berdasarkan komposisi bahan penyusunnya yaitu hanya mengandung garam NaCl dan garam anorganik, mengandung garam NaCl dan garam anorganik plus essentials oils, mengandung garam NaCl, garam anorganik, essentials oil dan pewarna, atau mengandung garam NaCl, garam anorganik, essentials oil, pewarna dan enzim.
Kegunaan garam mandi secara umum sangatlah beraneka ragam, di antaranya adalah untuk membersihkan tubuh saat berendam, menumbuhkan suasana relaks, menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana refreshing. Suasana relaks terutama akibat adanya campuran pewangi yang dipercaya dapat memengaruhi emosi serta suasana hati secara signifikan.
Sedangkan fungsi khusus di bidang kesehatan terutama karena adanya garam NaCl adalah untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi (peradangan), serta menyembuhkan infeksi.
Untuk fungsi kecantikan, garam mandi antara lain dapat membantu menghaluskan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus meremajakannya (rejuvenating).
Garam mandi sekarang banyak digunakan di spa dan pusat pengobatan dengan sistem aromaterapi karena adanya kandungan essentials oils.
+ Garam konsumsi.
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan) garam menggunakan garam iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan lainnya. Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur yang pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program GAKI akan tinggi.
Selain itu, didukung sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam air, yaitu sekira 24 gram/100 mL.
Jenis garam lain yang kurang populer penggunaannya di Indonesia dalah Salt low sodium (garam rendah natrium) merupakan garam dengan kandungan NaCl yang lebih rendah daripada garam konsumsi biasa. Garam ini memunyai komposisi terdiri dari campuran NaCl, MgCl2, dan KCl dengan perbandingan tertentu. Penggunaan garam rendah natrium terutama ditujukan untuk penderita tekanan darah tinggi yang tidak diperbolehkan mengonsumsi garam dapur biasa.
+ Oralit.
Oralit merupakan produk kesehatan yang dikonsumsi saat mengalami diare. Kandungan oralit yang utama adalah campuran antara NaCl dengan gula (glukosa atau sukrosa). Fungsi oralit yang utama adalah menjaga keseimbangan jumlah cairan dan mineral dalam tubuh. Oralit merupakan satu-satunya obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare yang menyebabkan banyak kehilangan cairan tubuh. Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang hilang bersama tinja. Dengan mengganti cairan tubuh tersebut, terjadinya dehidrasi dapat dihindarkan.
Sebagai contoh komposisi Oralit 200 antara lain mengandung : glukosa anhidrat 4,0 gram, natrium klorida 0,70 gram, natrium sitrat dihidrat 0,58 gram , kalium klorida 0,30 gram. Sedangkan dalam keadaan darurat, kita bisa membuat air minum yang diberi campuran gula putih (sukrosa) dengan garam dapur.
Kombinasi gula dan garam dapat diserap baik oleh usus penderita diare, karena ion natrium merupakan ion yang berfungsi allosterik (berhubungan dengan penghambatan enzim karena bergabung dengan molekul lain). Sleain itu, garam mampu meningkatkan pengangkutan dan meninggikan daya absorbsi gula melalui membran sel. Gula dalam larutan NaCl (garam dapur) juga berkhasiat meningkatkan penyerapan air pada dinding usus secara kuat (sekira 25 kali lebih banyak dari biasanya), sehingga proses dehidrasi tubuh dapat dikurangi/diatasi.
+ Cairan infus.
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus NaCl 0,9 % + KCl 0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus natrium laktat.
Cairan infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasen yang dirawat di rumah sakit.
+ Sabun dan sampo.
Sabun dan sampo merupakan bahan kosmetik yang digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci rambut. Dan garam NaCl merupakan satu bahan kimia di antara beberapa komposisi bahan dalam pembuatan sabun dan sampo.
+ Cairan dialisat.
Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit (antara lain garam NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal. Seperti diketahui pasen gagal ginjal diharuskan mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu.
Dalam proses pencucian darah tersebut darah yang akan 'dibersihkan' akan dilewatkan pada suatu alat membran (hemodialisis) dalam media cairan dialisat. Dalam dialiser ini darah dibersihkan, 'sampah-sampah' metabolisme secara kontinyu menembus membran dan menyeberang ke kompartemen dialisat
Manfaat makan ikan bagi kesehatan
telah diakui bahwa ikan merupakan salah satu hewan yang memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia

Monday, June 15, 2015

CARA MELAKUKAN AQUABISNIS IKAN GOURAME

June 15, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Mempersiapkan ikan hidup dengan baik
Ikan gurame yang dipanen dan dijual dalam keadaan hidup memiliki nilai jual yang tinggi dibanding ikan segar, serta untuk penjualan hidup memerlukan penanganan yang agak rumit. Dengan harga jual hidup yang tinggi ini maka akan membaangkitkan pembudidaya berusaha jual hidup dan lebih menguntungkan.
Agar ikan bisa sampai ke konsumen bagaimana cara penganan ikan konsumsi dalam kondisi hidup, inilah kesulitas yang harus dihadapi agar ikan hidup bisa sampai ke konsumen. Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajad C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
Penanganan ikan segar
Ikan segar gurame merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain dengan cara :
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah yang akan dipergunakan berupa wadah pengangkut yang bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6 0 – 70 C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut:
1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan pada tahun kisaran 2000 adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
1) Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan Rp. 480.000,-
2) Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-
3) Pakan
- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,-
- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,-
Rp. 420.000,-
Rp. 75.000,-
4) Obat
- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,-
Rp 12.000,-
5) Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-
6) Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-
2. Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
3. Keuntungan Rp. 4.510.300,-
4. Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio
= 1,89 artinya setiap penggunaan satu satuan biaya akan memberikan manfaat sebesar satu koma delapan sembilan kali
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Ikan gurame sangat di kenal di masyarakat sebagai ikan air tawar yang memiliki nilai jual tinggi. Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari ikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.
Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 60.000 sampai dengan Rp 80.000 tergantung keadaan pada saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
1. RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987
2. SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999
3. ____________. Kumpulan Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997

Sunday, June 14, 2015

MENGEMBANGKAN BISNIS PEMBENIHAN IKAN GOURAME

June 14, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
SEJARAH SINGKAT
Ikan gurame merupakan ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi, cara pembenihanhanya berbagai ukuran dan untuk konsumsi budidayanya cukup lama kira-kira satu tahun. Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.
Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.
2. SENTRA PERIKANAN
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
3. JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas               : Pisces
Sub Kelas      : Teleostei
Ordo              : Labyrinthici
Sub Ordo       : Anabantoidae
Famili            : Anabantidae
Genus            : Osphronemus
Species           : Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a), Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b) Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
d) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a) Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b) Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c) Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
d) Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e) Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f) Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
6.2. Pembibitan
Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a) Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b) Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c) Ukuran kepala relatif kecil
d) Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidak luka.
e) Gerakan normal dan lincah.
f) Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g) Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a)Betina
- Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b) Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
a) Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
b) Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c) Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
d) Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.
e) Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a) Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b) Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c) Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
d) Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2). Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3). Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
7.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.

Friday, June 12, 2015

MENGEMBANGKAN IKAN MUJAHIR DI PERAIRAN UMUM

June 12, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Mujahir merupakan sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi. Penyebaran alami ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia  pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Meski masih menjadi misteri, bagaimana ikan itu bisa sampai ke muara terpencil di selatan Blitar, tak urung ikan tersebut dinamai ‘mujair’ untuk mengenang sang penemu.
JENIS
Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut:
Kelas        : Pisces
Sub kelas    : Teleostei
Ordo        : Percomorphi
Sub-ordo    : Percoidea
Famili        : Cichlidae
Genus        : Oreochromis
Species        : Oreochromis mossambicus
Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain: mujair biasa, mujair merah
(mujarah) atau jamerah dan mujair albin
Budidaya Ikan Mujair
Pedoman Teknis Budidaya Mujair
Pemilihan Lokasi Budidaya Ikan Mujair
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menentukan lokasi
untuk budidaya ikan mujair:
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikanmujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara lain:
Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahanKolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
Kolam pembesaran . Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
4. Kolam/tempat pemberokan Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan.
Persiapan Media Budidaya Mujair
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dan lain-lain.Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
Pembibitan Ikan Mujair
Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.
1) Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul adalah sebagai berikut:
a. Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
b. Pertumbuhannya sangat cepat.
c. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
d. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
e. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
f. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per ekornya.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a. Betina
- Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
- Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
- Warna perut lebih putih.
- Warna dagu putih.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
- Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
- Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
- Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
- Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a. Sistim satu kolam
Pada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi.
Pamanenan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
b. Sistem dua kolam
Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam pendederan adalah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya agar aliran air cukup deras mengalir dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam tersebut dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan saja yang dapat lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama dengan sistim satu kolam.
c. Sistim platform
Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu kolam pertama sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan. Kolam kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar badan induk betina sehingga hanya induk betina yang dapat lolos ke kolam kedua ini. Kolam ketiga merupakan temapt pelepasan larva dan temapat yang ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama.
Pembenihan Ikan Mujair
Pemijahan dan penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada kolam pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang perlu dilakukan adalah penyiapan media pemeliharaan seperti pengerikan pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar 50 cm.
Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemijahan akan terjadi setelah induk jantan membuat lubang sarang yang berupa cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-35 cm.
Begitu pembuatan sarang pemijahan selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses pembuahan selesai, maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh induk
betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada saat tersebut induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur akan menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27 derajat C. Setelah sekitar 2 minggu sejak penetasan, induk betina baru melepaskan anak-anaknya, karena telah mampu mencari makanan sendiri.
Pemeliharaan Bibit Mujair
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mujair dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Jumlah penebaran dalam kolam pendederan tergantung dari ukuran benih ikan. Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi, ukuran 3-5 cm jumlah penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan anak ikan ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, karena pada ukuran tersebut benih ikan sudah dapat dibedakan yang berjenis kelamin jantan atau betina.
Pemeliharaan Pembesaran Ikan Mujair
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
1. ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
2. ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
Pembesaran ikan mujair pun dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
Pemupukan Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2
Pemberian Pakan Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan sore hari.
Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.
Pemeliharaan Kolam/Tambak . Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
Pemeliharaan
1. Pemeliharaan ikan mujair sangat mudah sekali. Pemeliharaan dapat dilakukan di sawah atau di danau, yang terpenting cukup tersedia zat asam, sehingga sering dijumpai ikan mujair beriringan menghirup udara segar.
2. Untuk kepadatan pemeliharaan, setiap 1,5 m bisa berisi kurang lebih 20 ekor ikan mujair panjang 8 sampai 10 cm.
3. Untuk pemberian makan, dapat kita taburkan konsentrat 521 atau 534, atau dapat membuat sendiri dari bahan bekatul ditambah ikan asin giling dan jagung belah.
4. Sebagai makanan tambahan berupa daun kangkung, bayam yang dicacah, atau dapat juga bangkai ayam atau itik.
Hama dan Penyakit Ikan Mujair
Hama Ikan Mujair
Bebeasan (Notonecta). Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
Ucrit (Larva cybister). Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
Kodok . Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
Ular. Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
Lingsang. Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
Burung. Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
Penyakit Ikan Mujair:
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair:
Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
Panen Ikan Mujair
Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.
1) Panen sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan konsumen, umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
2) Panen total
Umumnya panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm.
Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
Pasca Panen Budidaya Ikan Mujair
Penanganan pascapanen ikan mujair dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a.       Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajatC.
b.      Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c.       Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar  merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a.       Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b.      Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c.       Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
d.      Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.