Tuesday, June 24, 2014

CARA MEMBUAT PAKAN IKAN/UDANG SEDERHANA

June 24, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Komponen biaya budidaya ikan/udang merupakan salah satu komponen yang sangat mahal bisa mencapai 65%. Dalam membuat pakan buatan untuk ikan/udang, hal pertaama yang harus dipertimbangkan hádala persyaratan bahan baku pakan, yaitu :
1.  Bahan baku tidak mengandung racun, bahan baku yang mengandung racun dapat menghambat pertumbuhan, ikan mabuk dan strtess bahkan dapat menyebabkan kematian ikan/udang yang diperihara secara masal.
2.   Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia.
3.   Bahan baku harus tersedia dalam waktu lama, atau tersedia secara kontinyu.
4.   Harga bahan baku, walaupun dapat digunakan tetapi harganya mahal.  Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku  harus dinilai dari manfaat bahan baku tersebut.  Sebagai contoh tepung ikan  harganya memang mahal tetapi bila dibandingkan dengan  nilai kegunaannya  terutama kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya  maka penggunaan tepung ikan menjadi  murah.
5.     Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting, walaupun harganya murah, dan tersedia cukup melimpah tetapi kandungan gizinya buruk, maka bahan baku seperti ini tidak dapat digunakan.
Pakan untuk hewan air (ikan/udang), dapat dikategorikan  menjadi :
1.         Pakan alami, merupakan kelompok pakan yang  tersedia secara alami maupun dari hasil kultur yaqng dikumpulkan. Contoh artemia, dapnia, cacing sutera. Pakan alami  yang berasal  dari tumbuhan lumut sutera, plankton, dan daun talas untuk ikan gurami.
2.         Pakan segar, yaitu berupa cincangan ikan  rucah dan langsung diberikan pada ikan,  pakan segar ini ketahanannya sangat rendah oleh karena itu perlu disimpan dalam freezer.
3.         Pakan buatan, merupakan pakan berbentuk pelet, fleke dan crumble, pakan ini dalam kondisi kering sehingga daya tahannya  antara > 4 bulan, kandungan gizinya  lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan.  Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam.
Bahan Baku.Pakan, berdasarkan sifatnya maka bahan baku dibagi menjadi 2 kelopok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani.  Sekitar 70-75 % bahan baku nabati merupakan bici-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan dan selebihnya berupa hijauan. Bahan pakan nabati  sebagian merupakan sumber energi yang baik, dan sumber vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan.
Bahan Baku Nabati.
1.  Jagung Kuning.
    Selain jagung kuning, ada jagung warna  putih dan jagung merah. Diantara ke tiga warna  tersebut   yang banyak teredia dan diproduksi di Indonesia  hanyalah jagung kuning. Jagung ini merupakan bahan baku pakan ternak dan ikan/udang, bahan baku jenis ini digunakan sebagai  bahan baku pakan sumber energi,  karena kadar proteinnya rendah ( 8.9%)  bahkan desifisiensi terhadap asam amino penting terutama lysine dan triptofan.
Tabel . 1. Kandungan Nutrisi  jagung
Nutrisi Kuantitas
Bahan kering   75 – 90 %
Serat kasar       2,0 %
Protein kasar   8,9 %
Lemak kasar    3,5 %
Energi gross    3918 Kkal/kg
Niacin  6,3 mg/kg
Calsium           0,02 %
Fosfor  3000 IU/kg
Vitamin A       -
Asam Pentotenat         3,9 mg/kg
Riboflavin       1,3mg/kg
Tiamin 3,6 mg/kg
Jagung sebagai sumber energi dengan kandungan serat kasar yang rendah  dan  sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik   Untuk mengetahui kualitas jagung harus dilakukan uji labhoratorium .
Petunjuk :
1.         Ambil  jagung  100 ghram sebagai contoh
2.         Bawa jagung ke laboratorium  untuk dianalisis kandungan nutrisinya
3.         Bandingkan  hasil analisis dengan table kandungan nutrisi. Seperti pada table 1: jika nilainya sama atau tidak jauh beda maka jagung tersebut dapat digunakan sebagai bahan pakan ikan.
2.  Dedak halus.
    Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia sehingga  tidak bersaing dalam penggunaannya. 
   Tabel  2. : Kandungan Nutrisi Dedak
Nutrisi Kuantitas
Bahan kering   91,0%
Protein  kasar  13,5%
Lemak kasar    0,6%
Serat kasar       13,0%
Energi metabolis         1890 kal/kg
Calsium           0,1%
Total Fosfor    17%
Vitamin A      
Asam Pantotenat         22,0 mg/kg
Riboflavin       3,0 mg/kg
Tiamin 22,8 mg/kg
Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada  jagung kering,  merupakan factor pembatas, sehingga dedal tidak dapat digunakan berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya.
3.  Bungkil kedelai.
      Kacang kedelai  mentah mengandung penghambat  typsin,  dan dapat lepas melalui pemanasan  atau metoda lain, edangkan bungkil kacang kedelai merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai.
Tabel 3 :  Sandungan Nutrisi Bungkil kedelai
Nutrisi Kuantitas
Protein kasar   42 – 50 %
Energi metabolis         2825 – 2890 Kkal/kg
Serat kasar       6 %
        Yang menjadi factor pembatas pada penggunaan kedelai hádala asam amino   metionin
4.  Bungkil Kacang Tanah
      Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah atau loan lanilla. Koalitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan koalitas bungkil ini, selain dari kualitas kacang tanah, pengolahan dan varietas kacang  Sangay berpengaruh terhadap kandungan nutrisi.
              Tabel. 4.  kandungan Nutrisi Bungkil Kacdang Tanah
Nutrisi Kandungan
Bahan Kering  91,5%
Protein Kasar  47,0%
Lemak kasar    12,0%
Serat kasar       13,1%
Energi metabolis         2200 kal/kg

Kadar metionin, triptopan,treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh Namur beracun (Aspergillus flavus )

5.,  Minyak Nabati.

      Pengunaan  minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan, terutama yang membutuhkan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabatai yang dipergunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2- 6 %
.6.        Hujauan.
        Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena ternyata sampai tertentu hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepunbg ikan. Hijauan yang dimaksdu antara lain azola, turi dan daun talas, yang bila akan digunakan harus diolah terlebih dahulu, yaitu dikeringkan tetapi tidak sampai merusak warna,  selanjutnya ditepungkan.  Selain  ketiga jenis daun tersebut beberapa jenis  hijauan  yang lain  seperti ; daun singkong, kacang, eceng gondok dapat  dapat digunakan sebagai bahan campuran pakan..
Bahan  Baku   Hewani.
1.         Tepung ikan.
      Tepung ikan, berasal dari ikan  rucah, atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan  industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya Sangay beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60-70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya  Sangay tinggi,  karena beberapa keunggulan inilah maka tepung ikan menjadi mal.
Tabel.5 :  Kandungan Nutrisi Tepung ikan.
Nutrisi Kandungan
Protein kasar   60 – 70%
Serat kasar       1,0%
Kalsium           5,0%
Fosfor  3,0%
2.         Tepung Darah.
      Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang  yang banyak dipergunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas religi.  BAik buruknya koalitas tepung darah ini Sangat tergantung  pada penanganan dalam penampungan jangan sampai tercampur dengan kotoran..
    Tabel 6. Kandungan Nutrisi tepung darah.
Nutrisi Kandungan
Protein kasar   80 %
Serat kasar       1,6 %
Lemak kasarKalsium   1,6 %
            Kelemahan dari tepung darah hádala miskin isoleusin dan rendah kalsium dan fosfor,  pemakaian maksimum 5%.
3.         Tepung Keong mas
       Keong mas, merupakan bahan baku local yang digunakan  sebagai bahan alternatif dalam  mensubstitusi  tepung ikan.  Kandungan tepung ikan dan tepung  keong mas  seperti table berikut .
Tabel 7. Kandungan Nutrisi tepung Keong  Mas..
Nutrisi Kandungan
Protein kasar   57,76 %
Lemak 14,62 %
Abu     15,3 %
Karbohidrat     0,68 %
Kadar air         11,05 %
Sumber :     Sahwan. M. Firdaus, 1999.
Tabel. 8.  Kandungan asam amino pada tepung keong mas dengan tepung ikan.
Asam amino    Tepung. Keong mas    Tepung ikan    Kebutuhan udang
Arginin            4,88     9,93     5,8
Histidin           1,43     1,50     2,1
Isolleusin         2,64     3,35     3,5
Leusin 4,62     5,53     5,4
Lysin   4,35     4,16     5,3
Methionin        0,89     1,57     2,4
Fenilalanin       2,62     2,83     4,0
Treonin            2,76     3,51     3,6
Valin   3,07     3,91     4,0
            Sumber            : Abidin  2006.
Daging keong mas mempunyai kandungan protein sekitar 60,9 %. Kadar  ini setara atau hampir sebanding dengan kadar protein yang dimiliki tepung ikan yaitu sekitar 65,65 %. Dari segi kandungan asam amino, tepung  keong mas memiliki kandungan asam amino yang tinggi sehingga tepung keong mas dapat dijadikan makanan dengan kualitasa yang baik dan mampu manggantikan tepung ikan.

Sunday, June 22, 2014

MANFAAT PUPUK ORGANIK DALAM BUDIDAYA IKAN DAN UDANG

June 22, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau. Selain menjadi salah satu dari masukan dalam bercocok tanam, pupuk kandang merupakan bahan baku bagi berbagai resep pupuk organik cair.
Pupuk kandang
Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium. pupuk kandang ayam memiliki kandungan fosfor lebih tinggi. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik.
Ppupuk kandang yang berasal dari Kotoran Hewan untuk menumbuhkan plankton pada budidaya ikan lele (baik lele sangkuriang ataupun lele jenis lainnya) lebih aman digunakan karena :
    berasal dari bahan organik (bukan kimia)
    tidak akan meningkatkan COD (yang menyebabkan kadar oksigen terlarut berkurang)
    tidak meracuni ikan akibat akumulasi NH3 dan NO2
    tidak terikat dengan lumpur didasar kolam yang dapat meningkatkan keasaman tanah
Jenis
Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urin) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat banyak mengandung unsur hara makro, seperti fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urin hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.
Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
    Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganisme sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
    Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.
Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri bersuhu dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan.  Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara dapat berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman.
Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti kacang-kacangan dan tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.
Pupuk hijau digunakan dalam:
    Penggunaan tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, di mana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
    Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.
Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan Azolla.
Beberapa kegunaan kompos adalah:
    Memperbaiki struktur tanah.
    Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
    Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
    Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.
    Menambah dan mengaktifkan unsur hara.
Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c).
Humus
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.
Pupuk organik buatan
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik dengan menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik buatan, yaitu:
    Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
    Meningkatkan produktivitas tanaman.
    Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.
    Menggemburkan dan menyuburkan tanah.
Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.
Manfaat
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.
Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya. Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos.
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit. Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias. Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.
Fungsi unsur-unsur hara makro :
    Nitrogen (N):
        Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
        Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri
        Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
        Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun, lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
        Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
    Fosfor (P):
        Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
        Merangsang pembungaan dan pembuahan
        Merangsang pertumbuhan akar
        Merangsang pembentukan biji
        Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
        Tanaman yang kekurangan unsur fosfor gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan
    Kalium (K):
        Berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral termasuk air.
        Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
        Tanaman yang kekurangan unsur kalium gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Pupuk organik juga berfungsi meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.
Pelestarian lingkungan
Tanaman penutup tanah (cover crop) dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu yang memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik perlu digalakkan. Sistem pertanian yang disebut sebagai LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) menggunakan kombinasi pupuk organik dan anorganik yang berlandaskan konsep good agricultural practices perlu dilakukan agar degradasi lahan dapat dikurangi dalam rangka memelihara kelestarian lingkungan. Pemanfaatan pupuk organik dan pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi pertanian perlu dipromosikan dan digalakkan. Program-program pengembangan pertanian yang mengintegrasikan ternak dan tanaman (crop-livestock) serta penggunaan tanaman legum baik berupa tanaman lorong (alley cropping) maupun tanaman penutup tanah (cover crop) sebagai pupuk hijau maupun kompos perlu diintensifkan.
Penggunaan pupuk kandang memang terkadang akan menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen di kolam, untuk itu 1-2 hari sebelum bibit masuk perlu dilakukan sterilisasi pada air kolam untuk membunuh virus bakteri dan jamur pada kolam.
Dan menumbuhkan bakteri positif pada kolam dengan probiotik yang disiramkan ke kolam. Untuk sterilisasi air kolam dapat menggunakan EM4, sedangkan untuk mengisi bakteri positif pada air kolam dapat menggunakan bahan bahan herbal untuk meminimalkan amoniak dan bahan beracun lainnya.
Catatan:  pupuk kandang dan Kotoran hewan secara fungsi itu berbeda, pupuk kandang adalah kotoran hewan yang sudah melalui proses fermentasi terlebih dahulu (bakteri patogen sudah mati).

Friday, June 20, 2014

PERSIAPAN PENGERINGAN TAMBAK DENGAN SEKAM PADI BAKAR

June 20, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Persiapan tambak merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga kondisi lingkungan tambak untuk menjamin kelayakan hidup udang. Persiapan tambak yang sering dilakukan oleh petambak ialah mengolah tanah tambak dengan cara menjemur, mengangkat lapisan lumpur dan pemberian kapur (CaCO3). Akan tetapi, cara pengolahan tanah tambak tersebut dinilai kurang maksimal dalam mengurangi konsentrasi hidrogen sulfida dan amoniak.
Oleh karena itu, diperlukan cara pengolahan tanah tambak lain yang lebih maksimal dalam mengurangi konsentrasi hidrogen sulfida dan amoniak. Pada percobaan ini dikaji cara pengolahan tanah tambak dengan pengangkatan lapisan lumpur yang selanjutnya disertai pembakaran sekam dan pengangkatan lapisan lumpur yang selanjutnya disertai pencucian air tawar.
Pada percobaan pendahuluan dilakukan pengujian dengan metode HCl dan Zn asetat terhadap tanah dari beberapa cara pengolahan tanah tambak. Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa dengan cara pengangkatan lapisan lumpur yang selanjutnya disertai pembakaran sekam di atas tanah merupakan cara yang mampu menghilangkan hidrogen sulfida paling maksimal. Pada percobaan pendahuluan dengan  metode  pengangkatan lapisan  lumpur  yang selanjutnya disertai pencucian air tawar didapatkan hasil bahwa pengurangan konsentrasi H2S  secara  maksimal terdapat  pada  pergantian air  ke  tiga  dan masing-masing dua kali pengadukan. Percobaan lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui cara  pengolahan tanah  tambak yang  efektif dalam  memperbaiki kualitas tanah tambak yang mendukung kehidupan udang vaname melalui kajian pertumbuhan dan kelangsungan hidup. 2.1 Biologi Udang Vaname
Udang vaname adalah salah satu spesies udang dan potensial untuk dikembangkan secara komersial. Pada tahun 2008  rata-rata produksi udang mencapai 11,6 % dari seluruh hasil budidaya (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2009).
Menurut Boone (1931), udang vaname mempunyai klasifikasi dan tata nama sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Subfilum         : Crustacea
Kelas               : Malacostraca
Subkelas          : Eumalacostraca
Superordo       : Eucarida
Ordo                : Decapoda
Subordo          : Dendrobrachiata
Famili              : Penaeidae
Genus              : Litopenaeus
Species            : Litopenaeus vannamei
Menurut Haliman dan Adijaya (2004), secara morfologi udang vaname memiliki tubuh yang dibentuk oleh dua cabang (biramous) yaitu exopodite dan endopodite. Udang  vaname memiliki tubuh  yang  berbuku-buku dan  aktivitas berganti kulit luar atau eksosekeleton secara periodik/molting.
1.      Tanah Tambak
Tanah yang digunakan untuk tambak udang sebaiknya jenis tanah liat berpasir untuk menghindari kebocoran air (Haliman dan Adijaya, 2004). Kondisi dasar tambak dapat berubah setiap waktu yang dipengaruhi oleh akumulasi residu bahan organik yang semakin meningkat seperti, ganggang yang mati, feses dan residu makanan yang menyebabkan tingginya konsumsi oksigen dan kurangnya tingkat pertumbuhan (Boyd, 1995 dalam Avnimelech et al., 2003).
Menurut Avnimelech et al. (2003), di kolam dengan kontruksi dasar tanah akan terjadi sedimentasi dari plankton dan residu makanan yang akan menyebabkan kondisi dasar tanah memburuk karena terjadi perubahan bahan di dasar tanah. Akumulasi yang berlebihan dari residu bahan organik akan menyebabkan perkembangan lingkungan anaerob, penurunan perkembangan biota, peningkatan kebutuhan oksigen, penghambatan pertumbuhan biota dan pembusukan dasar  kolam. Residu bahan organik dan nutrien yang ada di dalam kolam cenderung terakumulasi di dalam tanah sehingga beberapa bahan dapat hilang dari dalam air.
Kondisi substrat merupakan faktor kritis untuk udang jika dibandingkan dengan budidaya ikan lainnya sebab udang hidup di dasar perairan (Boyd, 1989; Chien,  1989  dalam  Ritvo  et  al.,  1996).  Pembentukan kondisi  anaerob  juga dipengaruhi oleh faktor produksi dan tingkat intensifikasi budidaya (Avnimelech et al., 2003).
2.      Sulfur
Sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuk sulfur adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan  multivalent.  Sulfur  dalam  bentuk  aslinya  merupakan  sebuah  zat  padat kristalin kuning. Di alam belerang atau sulfur ini dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfit dan sulfat (http://id.wikipedia.org. 2008). Sulfur (S) berada dalam bentuk organik dan anorganik.
3.      Sulfat
 Ion sulfat yang bersifat larut dan merupakan bentuk oksidasi utama sulfur adalah salah satu anion utama di perairan (Effendi, 2003). Sulfat yang berikatan dengan hidrogen membentuk asam sulfat dan sulfat yang berikatan dengan logam alkali merupakan bentuk sulfur yang paling banyak ditemukan di danau dan sungai (Cole, 1988 dalam Effendi, 2003). Sulfat merupakan sulfur yang paling banyak dioksidasi, dan menjadi salah satu anion utama dalam air laut (Madigan et al., 1996). Kadar sulfat pada perairan tawar alami berkisar antara 2-80 mg/liter (Effendi, 2003).
 4.      Hidrogen Sulfida (H2S)
 Hidrogen  sulfida  (H2S)  merupakan  gas  yang  tidak  berwarna,  toksik dengan bau yang sangat busuk. Menurut Wyk dan Scarpa (1999), H2S terjadi karena  dekomposisi bahan  organik  dalam  keadaan  anaerob.  Reduksi  anion sulfat menjadi hidrogen sulfida dalam proses dekomposisi bahan organik menimbulkan bau yang kurang sedap dan meningkatkan korosivitas logam.
Sumber  utama  H2S  adalah  dekomposisi  bahan  organik  oleh  bakteri terotrof tanah (Desulfovibrio spp) dalam kondisi anaerob.
Pada kondisi aerob, hidrogen sulfida akan dioksidasi oleh bakteri Thiobacillus menjadi sulfat. Beberapa bakteri, misalnya Chlorobactriaceae dan Thiorhordaceae dapat mengoksidasi hidrogen sulfida menjadi sulfur. Perubahan hidrogen sulfida menjadi sulfur juga dapat terjadi dalam proses sintesis karbohidrat. Dalam reaksi tersebut (persamaan 1.3), hidrogen sulfida digunakan sebagai sumber hidrogen donor untuk membentuk kembali unsur sulfur, sebagai hasil samping dari sintesis karbohidrat (Effendi, 2003).
Cahaya
CO2 + 2H2S                                    (CH2O) + H2O + 2S
Karbohidrat

Toksisitas H2S akan meningkat seiring dengan penurunan kadar oksigen terlarut. Selain itu, H2S juga berdisosiasi ke dalam suatu kesetimbangan campuran dari HS- dan H+, proporsinya ditentukan oleh pH, suhu, dan salinitas. Kadar sulfida total kurang dari 0,002 mg/liter dianggap tidak membahayakan kelangsungan  hidup  organisme  akuatik  (Wyk  dan  Scarpa,  1999).  Hidrogen sulfida sangat beracun bagi udang vaname meskipun pada konsentrasi rendah ± 0,05 mg/liter (Hanggono, 2005).
5.      Arang Sekam Sekam Padi
Salah satu bentuk limbah pertanian adalah sekam yang merupakan buangan pengolahan padi. Sekam padi merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Dari proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,3-28% sekam (Nugraha dan Setyawati, 2001).
Sekam  dikategorikan sebagai  biomassa  yang  dapat  digunakan  untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi (Nugraha dan Setyawati, 2001). Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur penting seperti terlihat pada. Tabel 1. Komposisi kimiawi sekam

Komponen                                                                                                     Kandungan (%) Kadar air                                                                                                                               9,02
Protein kasar                                                                                                                   3,03
Lemak                                                                                                                            1,18
Serat kasar                                                                                                                    35,68
Abu                                                                                                                               17,71
Karbohidrat kasar                                                                                                         33,71
Sumber : Suharno (1979) dalam Nugraha dan Setyawati (2001)

A.    Pembuatan Arang Sekam

Pembuatan  arang  sekam  dimaksudkan  untuk  memperbaiki  sifat  fisik sekam agar lebih mudah ditangani dan dimanfaatkan lebih lanjut. Salah satu kelemahan sekam bila digunakan langsung sebagai sumber energi panas adalah menimbulkan asap dan warna bahan berubah sehingga menurunkan kualitas bahan di samping menimbulkan polusi udara (Nugraha dan Setyawati, 2001). Tabel 2. Komposisi kimia arang sekam
Komponen                                                                                                        Kandungan (%)

Karbon (zat arang)                                                                                                            1,33
Hidrogen                                                                                                                           1,54
Oksigen                                                                                                                           33,64
Silika (SiO2)                                                                                                                   16,98
Sumber : DTC-IPB dalam Nugraha dan Setyawati (2001)

Pembuatan arang sekam dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah pembakaran dengan sistem cerobong asap. Cerobong mempunyai diameter 10 cm, tinggi 1 m dan di sepanjang silinder dibuat lubang. Pada bagian bawah cerobong dibuat rumah cerobong berbentuk segi empat. Pembuatan arang sekam dilakukan dengan cara meletakkan bara api di lantai kemudian ditutup dengan sekam (Nugraha dan Setyawati, 2001).

B.     Pencucian Tanah Tambak Menggunakan Air Tawar

Prinsip dari pencucian tanah tambak dengan menggunakan air tawar ini hampir sama dengan prinsip pergantian air di kolam. Penggunaan air tawar ini bertujuan untuk melarutkan kandungan H2S yang konsentrasinya sangat tinggi yang terdapat pada tanah tambak pascapanen.
Air tawar digunakan sebagai media pencucian karena air tawar mempunyai kandungan sulfur yang sangat kecil (5 mg/liter) jika dibandingkan dengan air laut yang kandungan sulfurnya sangat tinggi hingga 900 mg/liter (Boyd, 1990).
C.    Kapur
Kapur yang digunakan di tambak (Tabel 3) berfungsi untuk meningkatkan kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH, desinfektan, mempercepat dekomposisi bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P, dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos (Chanratchakool, 1995). Bentuk kapur yang paling tepat digunakan pada air payau atau salin (air laut) adalah kapur bakar CaO atau kapur hidrat Ca(OH)2, karena kalsium karbonat CaCO3  kurang larut dalam air laut.
Kesimpulan
 Pengolahan tanah tambak dengan cara membakar sekam di atas permukaan tanah cenderung menghasilkan nilai amoniak terlarut paling kecil (p<0 span="" style="letter-spacing: .25pt;"> selama 30 hari masa pemeliharaan dibanding dengan dua cara pengolahan tanah lainnya. Demikian juga terhadap kadar total sulfur hingga 20 hari masa pemeliharaan (p<0 span="" style="letter-spacing: -.15pt;">
Kadar total sufur pada ketiga cara pengolahan tanah tambak cenderung naik setelah 30 hari masa pemeliharaan. Ketiga cara pengolahan tanah tambak memberikan frekuensi molting yang sama yaitu 10 hari
sekali.
Cara pengolahan tanah dengan bakar sekam menghasilkan tingkat kelangsungan hidup, biomassa (p<0 sam="" span="" style="letter-spacing: -.05pt;" tertinggi="" yang="">pai 30 hari pemeliharaan, sedangkan laju pertumbuhan bobot harian (p<0 span="" style="letter-spacing: .3pt;">
dan efisiensi pakan (p<0 span="" style="letter-spacing: -.05pt;">,05) yang lebih baik daripada cara pengolahan tanah tambak dengan pengangkatan lapisan lumpur dan pencucian air tawar sampai 20 hari pemeliharaan.