Tuesday, December 30, 2014

MANFAT IKAN CUMI-CUMI (LoligoIndica) BAGI KESEHATAN

December 30, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Deskripsi Cumi-cumi (LoligoIndica) - Habitat, terdapat di air laut
Morfologi,
Cumi-cumi (Loligo indica) memiliki tentakel, lengan alat penghisap siphon, insang, rectum, penis, vena, pembuluh nadi, ginjal dan lain-lain. Masing-masing organ ini memiliki fungsi. Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala , leher, dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga  disebut rongga mentel. Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga mentel penuh air, dan air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh cumi-cumi terdorong mundur. Semprotan air menimbulkan dorongan yang sangat kuat terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan seperti panah, itulah sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut. Alat pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Sistem pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, hati, dan pancreas. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan. Anus cumi cumi bermuara pada rongga mantel. Cumi-cumi hanya dapat berkembang biak secara kewin. Alat kelaminnya terpisah, masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel dekat saluran yang terbuka kearah corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang akan dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi dibungkus dengan kepsul dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda berukuran kecil (Jasin, 1984)
Anatomi,
Biasanya tidak memiliki cangkok dan kalaupun ada, cangkok tersebut lambat laun akan mereduksi memiliki radula dimana di dalamnya terdapat gigi pada permukaan membrane yang memiliki suatu bagian yang biasanya bersifat kartilagerus dan endosophone. Radula biasanya terdapat dalam kantung yang terletak dibawah mulut. Proses mtabolisme telah berlangsung dengan cara sempurna dengan memiliki organ-organ yang membentuk system pencernaan, sirkulasi, ekskresi, reproduksi.
Fisiologi,
• Sistem pencernaan
Saluran pencernaan makanan terdiri dari rongga mulut, faring, esophagus, lambung, kelenjar pencernaan, kelenjar ludah, rectum, anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, pancreas, hati, terletak dibagian akhir faring.
• System reproduksi
Sel kelamin (Loligo indica) terpisah, saluran gonad terletak dirongga mantel dekat anus pada hewan jantan, saattangannya menjalani modif untuk mentransfer kapsul sperma kerongga mantel hewan betina. Alat reproduksi jantan terdiri atas testis, vas deferens, sperma, penis dan lain-lain.
Ciri khas,
1. Kaki terletak di kepala
2. Bisa di konsumsi berupa makanan
Kingdom
:
Animalia
Phylum            
:
Molusca
Class
:
Pisces
Ordo
:
Dibranchia
Family
:
Loligonidae
Genus
:
Loligo
Species
:
Loligo indica
Local name
:
Cumi-cumi
Aneka Jenis Cumi-cumi
Pada umumnya cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-cumiArchiteuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga lebih dari 15 m. Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai Newfoundland.
Sedangkan cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo Pealei"" dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur Amerika Utara.Ada yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di tempat yang dalam sekali atau palung laut.
Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan ikan terbang. Hewan ini sering melompat keluar dari air, terutama dalam cuaca buruk, dan kadang - kadang terdampar di atas dek kapal nelayan.
Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat menjadi ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam.
Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies cumi-cumi yang berbeda.
Anatomi
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap. Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur.
Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya.
Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.
Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah. Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernapasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas.
Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflaseagar terhindar dari ancaman pemangsanya.
Makanan
Cumi-cumi hidup sebagai pemangsa ikan dan binatang laut lainnya yang lebih kecil dari ukuran si cumi-cumi.
Cumi-cumi sebagai Komoditas Komersial
Menurut data dari Food and Agricultural Organization atau FAO, jumlah moluska yang ditangkap untuk kepentingan komoditas komersial, pada tahun 2002 adalah 3.173.272 ton dan 75,8% dari jumlah tersebut adalah cumi-cumi yang dimakan.
Bahkan cumi-cumi poligo atau jenis yang biasa kita makan, menurut data US Commercial Fisheri, pada tahun 2008 sudah tercatat sekitar 8 juta ekor cumi-cumi ini telah ditangkap di pesisir pantai California.
Hal ini dikarenakan kandungan gizi dalam cumi-cumi yang baik untuk manusia, yaitu selenium, riboflavin, dan vitamin B 12. Tinta pada cumi-cumi juga dapat mencegah kanker, kalau ini butuh rujukan.
Tinta  cumi-cumi  yang  oleh  sebagian orang dianggap sebagai limbah  tak  berguna,  ternyata dapat dijadikan sebagai obat kanker”
Benarkah?
Baru-baru ini para peneliti menemukan bahwa tinta cumi-cum benar-benar dapat melawan kanker sebagaimana dirilis di ogahrugi.com. Cumi-cumi  merupakan salah satu seafood yang sangat populer di kalangan pecinta makanan laut. Teksturnya kenyal dan lembut cocok untuk berbagai jenis masakan, seperti tepung goreng, bumbu saus padang, saus mentega, goreng hingga kering polos.
Indonesia sendiri  adalah  negara maritim yang sangat akrab dengan cumi-cumi yang cukup berlimpah. Ada peluang terbuka untuk ekspor makanan laut yang satu ini. Semua bagian dari  tubuh  cumi-cumi  relatif  dapat dimakan.  Mungkin  bagi  sebagian orang,  bagian  kaki  (part  growled) perlu dibuang, meskipun banyak juga yang  tidak  menolak.  Satu-satunya bagian dari tubuh cumi-cumi yang bi-asa  dibuang  adalah  tintanya,  karena tidak menambah daya tarik penampilan  bahkan  rasa  jika  ikut  dimasak. Tapi, tak ada yang mengira sebelumnya bahwa tinta cumi yang hitam itu ternyata membawa khasiat luar biasa, setidaknya pada hewan percobaan. Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Hiroki  University  di Jepang,  tinta  cumi dapat mengaktifkan  sel  darah  putih  untuk melawan tumor. Penelitian dilakukan terhadap 15    ekor  tikus  yang  dikembangkan dalam  tubuhnya  penyakit  tumor  ganas. Tikus-tikus  tersebut diberi  suntikan tiga dosis cairan tinta cumi atau sekitar 200 mg tinta cumi.   Ternyata hanya  tiga tikus yang  mati,  sisanya tetap  hidup.  Sebagai  perbandingan, 15 tikus  lainnya yang  juga menderita penyakit  yang  sama  tidak  diberikan suntikan  tinta  cumi dan  semua mati dalam waktu tiga minggu.
Temuan itu merupakan hasil coba coba  Jin’ichi  Sasaki  dan  sejawatnya dari  Universitas  Hirosaki  di  Jepang bagian  utara.  Mereka  memurnikan sebagian tinta cumi itu menjadi suatu campuran yang terutama terdiri atas glusida  (gabungan gula, protein dan lipid).  “Sebenarnya  tak  ada  alasan khusus mengapa  kami  memakai tinta  cumi pada mencit-mencit  yang ditumbuhi  kanker”,  kata  Sasaki.  ’Di daerah  ini, nelayan banyak menangkap cumi dan tintanya dibuang begitu saja. Jadi kami ingin menemukan zat berguna  dalam  tinta  itu  agar  dapat mendaur ulangnya.
Kini  kegiatan  para  ilmuwan  itu adalah mencari  zat  aktif dalam  tinta itu dan mengisolasinya. Diduga zat itu bekerja  dengan  mengaktifkan  komponen  sel  darah  putih  yang  disebut makrofag alias sel pemangsa raksasa, sehingga  meningkatkan  daya  tahan tubuh di sekitar sel tumor khusunya. Siapa  tahu  zat  yang  dapat  menyelamatkan  jiwa  60%  mencit-mencit kanker itu dapat berguna guna untuk melawan kanker pada manusia. Penelitian  ini diakui harus dilanjutkan sehingga hasilnya dapat  lebih valid. Selain  itu, mungkin  ada manfaat lain  selain sebagai obat melawan tumor. Namun yang pasti, bahan yang biasa  dibuang  dan  tidak  dikonsumsi oleh manusia ternyata memiliki manfaat bagi dunia kedokteran.
Kandungan Gizi
Selain  lezat,  ditinjau  dari  nilai gizi,  cumi-cumi  memiliki  kandungan gizi yang luar biasa. Ada protein, mineral, dan macam-macam vitamin. Kandungan protein cumi-cumi cukup tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging  cumi-cumi  memiliki  kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam amino esensial  yang  dominan  adalah  leusin,  lisin, dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino nonesensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat. Kedua  asam  amino  tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi telah memiliki cita-rasa gurih, sehingga dalam pen-golahannya  tak  perlu  ditambahkan penyedap  (seperti monosodium  glutamat = MSG).
Cumi-cumi  juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam  jumlah  yang  sangat  tinggi. Kadar mineral yang terkandung pada cumi-cumi  sangat  bervariasi  walaupun  dalam  satu  spesies  yang  sama. Variasi  ini  tergantung  pada  keadaan lingkungan  tempat  hidup,  ukuran, dan umur. Mineral  penting  pada  cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan  selenium. Fosfor  dan  kalsium  berguna  untuk  pertumbuhan kerangka tulang, sehingga penting  untuk  pertumbuhan  anak-anak  dan mencegah  osteoporosis  di masa  tua.  Selain  kaya  akan  protein, cumi-cumi  juga  merupakan  sumber vitamin yang baik, seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (ribofavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).
Cumi–cumi  juga  mengandung TMAO  (Trimetil Amin Oksida)  yang cukup  tinggi.  TMAO  yang  tinggi  ini memberikan rasa yang khas terhadap daging  cumi-cumi.  Daging  cumi-cumi  juga  banyak mengandung monoamino  nitrogen  yang  menyebabkan cumi-cumi  mempunyai  rasa  manis. Kandungan  sulfur yang  cukup  tinggi pada  cumi–cumi  juga menyebabkan cumi-cumi berbau  amis  ketika men-galami perlakuan pemasakan  seperti direbus. Jadi bila anda menyukainya, tinta hitam  itu  tidak  perlu  dibuang  dari cumi,  tetapi  dapat  dimakan.  Tidak ada  yang  perlu  dikhawatirkan  tentang zat tinta yang pekat itu. Beberapa orang justru menganggap zat tinta tersebut penting untuk peningkat cita rasa.

Monday, December 29, 2014

PENINGKATAN BOBOT BANDENG DENGAN PEMBERIAN PAKAN DAN ENZIM

December 29, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment
Ikan bandeng memiliki ciri-ciri sebagai berikut, tubuh berbentuk torpedo, seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan.
Pada anatomi yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos-chanos) kita dapat melihat bahwa ikan bandeng (Chanos-chanos) juga merupakan ikan yang memilikin anatomi yang hampir seperti ikan lainnya. Pada umumnya antomi ikan bandeng hanya dikenal beberapa saja, antomi ikan tersebut semakin dikembangkan. Secara garis besar organ yang berukuran relatif besar dan mudah di amati adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal pilorik kaeka, gelembung renang, jantung, hati, kantong empedu .
Pada ikan bandeng (Chanos chanos), Di dalam rongga badannya terdapat organ-organ, yaitu ginjal, gelembung renang yang berfungsi sebagai alat pendeteksi ikan pada posisi kedalaman air , yang terletak disebelah ventral, gelembung renang, disampuing itu terdapat limfa (lien), organ ini sukar terlihat karena kadang kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara usus. Dan terdapat saluran pencernaan, hati dan kantong empedu .
Pada organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) terdapat organ yang tampak memanjang yang berfungsi untuk mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini juga disebut alat hidrostatik karena dapat menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf. Penelitian terhadap anatomi dalam pada ikan ditujukan juga untuk dunia pengetahuan khususnya pada ikan yang nantinya berguna dalam rangka .
3. Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos-chanos)


Kingdom
:
Animalia
Phylum            
:
Chordata
Sub phylum
:
Vertebrata
Class
:
Pisces
Sub class
:
Teleostei
Ordo
:
Malacopterygii
Family
:
Chanidae
Genus
:
Chanos
Species
:
Chanos chanos
Local name
:
Bandeng



• Sistem pencertaan
System pencernaan dimulai dari mulut, dimana akan masuk pertama hasil kemulut kemudian dari mulut makanan akan melewati kerongkongan (esophagus) yaitu saluran yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Dilambung terjadi proses pengolahan makanan dan penghancuran makanan, selanjutnya dari lambung makanan akan menuju keusus (intesfilum) sebagai tempat terjadinya penyerapan makanan. Selanjutnya terjadi proses pencernaan makanan dengan bantuan kelenjar pencernaan seperti hati dan pancreas. Selanjutnya sisa-sisa makanan yang tidak diserap akan dikeluarkan oleh tubuh melalui kloaka
• Sistem sirkulasi
Jantung pada ikan bandeng (Chanos-chanos) terdiri atas dua ruang yaitu suatu atrium yang menerima darahdari sxinus venosus dan satu ventrikel dan satu memompa darah kekonus arteriosus. Dari konus darah selanjutnya menuju keaorta ventrikel yang bercabang. Menjadi 5 buah arteri brankial eferen, lalu terus masuk kedaalam inzsang lalu kapiler-kapiler yang ada dalam insang membentuk aorta dorsal selanjutnya darah masuk keseluruh tubuh dan darah vena kembali melalui 2 buah saluran carier sinus venosus
• Sistem pernapasan
Pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam empat pasang kantung insang yang terletak sebelah menyeblah, tiap belah insang terdiri atas membran ganda filament, dimana setiap celah filament kaya akan pembuluh darah dan akan mengikat oksigen juga sebagai pelepas karbondioksida. Didalam filament terdapat sisir duri yang berfungsi untuk menahan makanan dari benda-benda keras yang masuk saat pernapasan. Mekanisme pernapasan, yaitu O2 dari air masuk kedalam insang kemudian O2 diikat oleh kapiler darah kemudian dibawah kejaringan-jaringan yang membutuhkan. Kemudian CO2 dari jaringan akan dibawah oleh darah keinsang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh
• Sistem reproduksi
Pemuahan pada ikan dbendeng (Chanos-chanos) terjadi diluar tubuh pada ikan ini mempunyai alat kelamin yang terpisah dimana ikan jantan memiliki sepasang testis yang membesar pada masa perkawinan melalui vas deferens sperma dikeluarkan melalui papilla urogenital sedangkan pada hewan betina telur akan dikeluarkan melalui oviduct yang selanjutnya keluar melalui papilla urogenitalis
Manfaat
1. Dagingnya dapat diolah menjadi makanan
2. Mencegah penyakit jantung coroner
3. Meningkatkan daya tahan tubuh
4. Mengurangi resiko hipertensi
Dulu pembudidaya ikan bandeng umumnya menggunakan pakan alami untuk pertumbuhan. Mereka hanya menebar benih dan membiarkan ikan besar sendiri selama 6 bahkan 1 tahun lamanya. Namun kini sebagian periode pemeliharaan ikan bandeng diberikan pakan pelet dengan kandungan protein 25 % untuk mempercepat pertumbuhan, setidaknya selama 2-3 bulan.
Sebagaimana diungkapkan Nutrisionis Pakan Ikan dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Fairus Mai Soni, penggunaan pakan buatan dapat mempercepat pertumbuhan ikan bandeng. “Namun harga pakan yang relatif tinggi mengakibatkan keuntungan petambak menjadi sedikit,” sebutnya.
Dia sebutkan, ikan bandeng merupakan salah satu ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Aceh. Budidaya ikan bandeng banyak dilakukan di tambak tambak tradisional disekitar pantai utara Jawa. Aneka macam pengolahan ikan bandeng mempunyai andil dalam meningkatkan permintaan pasar. Diantaranya seperti, bandeng presto, bandeng asap, otak-otak bandeng, hingga cheese stick tulang bandeng.
“Pasar yang cukup terbuka ini sepertinya belum memberikan keuntungan yang seimbang bagi petambak. Keuntungan yang diperolah petambak sangat minim tidak seimbang dengan yang diupayakan,” jelasnya.
Rendah Protein
Menurut Fairus, sudah saatnya pelaku pembudidaya tidak terperangkap dalam pemikiran bahwa untuk menumbuhkan bandeng harus menggunakan pakan berprotein tinggi. Selama ini, kata Fairus keterbatasan sistem pencernaanlah yang membuat alasan bahwa untuk memacu pertumbuhan  harus menggunakan protein tinggi.
Imbasnya, lanjut Faisrus, pembudidaya harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pakan berprotein tinggi tersebut. Sementara biaya produksi  terbesar ada di biaya pakan bahkan beberapa jenis ikan lebih dari menggunakan protein sebesar 60%.
Atas keadaan itu, Fairus melakukan riset sejak 3 tahun lalu tentang budidaya ikan bandeng di tambak rakyat dengan menggunakan pakan rendah protein sebagai alternatif peningkatan pendapatan petambak. ”Pemeliharaan ikan bandeng dengan teknologi sederhana telah dikembangkan di tambak rakyat di Desa Ujung Watu, Kecamatan Donorejo, Kabupaten Jepara,” terangnya.
Dia paparkan, yang dimaksud rendah protein, adalah pakan yang diberikan seharusnya 20%, namun hanya diberikan pakan dengan kandungan protein 15%. Sehingga, dengan penurunan protein sebesar 5 %, akan ada efisiensi biaya sebesar Rp 1.250.  “Secara teori harga per 1 % protein sekitar Rp 250, oleh itu kalau protein bisa diturunkan sampai 10 % sudah berapa banyak efisiensi biaya  untuk beli pakan,” jelasnya.
Namun, menurut Fairus, dengan menurunkan kadar protein, sebagai penggantinya adalah karbohidrat yang lebih murah. Hanya, karbohidrat yang ditambahkan tidak dapat dicerna oleh ikan kalau tidak ada enzim yang bekerja pada sistem pencernakan ikan. “ ntuk itulah saya berikan enzim produk kami sebagai pekerja untuk membantu karbohidrat tersebut,” jelasnya.
Lanjutnya, penggunaan pakan formulasi dengan rendah protein di tambahkan enzim merupakan salah satu terobosan teknologi dibidang nutrisi. Hal ini karena, peran enzim akan membantu mengubah karbohidrat menjadi sumber energi perbanyakan sel tubuh ikan, sehingga pertumbuhan ikan tetap akan tumbuh cepat. “Karbohidrat inilah yang akan dikerjakan oleh enzim untuk dirubah menjadi energi yang selanjutnya menjadi sel otot dan daging ikan,” tuturnya.
Keuntungan Lebih Besar
Diterangkan Fairus, dengan menggunakan penerapan teknologi yang berbasis ilmu pengetahuan dasar, budidaya ikan bandeng dapat menjadi suatu usaha yang memberikan keuntungan finansial tinggi. Beberapa petani memilih budidaya ikan bandeng karena alasan, bahwa kepastian keberhasilan cukup tinggi dan jarang terserang penyakit walaupun keuntungannya relatif kecil.
Hasil pemeliharaan ikan bandeng dengan menggunakan pakan formula rendah protein yang diperkaya dengan enzim, ternyata mampu memberikan hasil yang signifikan (lihat tabel). Akhir dari pemeliharaan selama 5 bulan semenjak penebaran gelondongan (bibit ikan bandeng berukuran 7-8 cm), panen ikan pada tambak kontrol diperoleh hasil 1.710-1.770 kg dengan ukuran 300-310 gram/ekor dengan FCR (Konversi pakan) 1.93-1.87.
Hasil panen ikan menggunakan pakan diperkaya dengan enzim diperoleh hasil 2.590-2.700 kg dengan FCR 1.27-1.22. Dari hasil panen tersebut, kata Fairus, mampu memberikan selisih keuntungan sebesar 196 – 225% dibandingkan dengan pemeliharaan dengan pemberian pakan protein lebih tinggi. “Telah dibuktikan selama dua kali pemeliharaan, perolehan keuntungan cukup tinggi dari keuntungan Rp 7 - 8 juta/ha/musim meningkat menjadi Rp 21 - 26 juta,” terangnya.