Thursday, May 23, 2013

PENGGUNAAN IMUNOSTIMULAN JINTAN HITAM PADA IKAN KAKAP PUTIH

May 23, 2013 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Pada beberapa daerah di Indonesia ikan Kakap Putih dikenal dengan beberapa nama seperti: Pelak, Petakan, Cabek, Cabik (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Dubit Tekong (Madura),Talungtar, Pica-pica, Kaca-kaca (Sulawesi). Kakap Putih termasuk dalam family Centroponidae, secara lengkap taksonominya adalah sebagai berikut:
Filum   
:
Chordata
Sub filum
:
Vertebrata
Kelas
:
Pisces
Sub kelas
:
Teleostei
Ordo
:
Percomorphi
Sub ordo
:
Percoidea
Divisi
:
Perciformes
Family
:
Centropomidae
Genus
:
Lates
Spesies             
:
Lates calcarifer
 Kakap Putih adalah ikan yang mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam (euryhaline) dan merupakan ikan yang hidupnya beruaya dari laut ke air payau (katadromous). Secara morfologi ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer, Bloch) berbentuk pipih dan ramping dengan badan memanjang dan ekor melebar.
Kakap putih sebenarnya adalah ikan liar yang hidup di laut. Namun setelah di lakukan penelitian kakap putih memiliki habitat yang sangat luas. Kakap putih dapat hidup di daerah laut yang berlumpur, berpasir, serta di ekosistem mangrove. Nelayan sering mendapatkan kakap putih ketika melaut. Ikan kakap yang hidup di laut lebih besar ukurannya di bandingkan yang di pelihara di air payau atau di air tawar. Hal itu mungkin di sebabkan karena makanannya banyak di habitat aslinya. Kakap putih juga dapat hidup di air payau. Kakap putih akan menuju daerah habitat aslinya jika akan memijah yaitu pada salinitas 30-32 ppt. Telur yang menetas akan beruaya menuju pantai dan larvanya akan hidup di daerah yang bersalinitas 29-30 ppt. Semakin bertambah ukuran larvanya maka ikan kakap putih tersebut akan beruaya ke air payau (Mayunar,2002).
Provinsi lampung memiliki potensi dalam mengembangkan budidaya ikan air laut, khususnya ikan kakap putih. Berdasarkan data statistik produksi budidaya laut  di Lampung pada tahun 2011 dan 2012, kakap putih mengalami peningkatan sebesar 256,5%. Selain itu tata lingkungan pesisir yang baik dapat menunjang optimalisasi produksi kakap putih di Lampung (Perikanan Budidaya Lampung,
2012). 
2.2 Vibrio alginolyticus
Jenis penyakit bakterial yang ditemukan pada ikan kakap, diantaranya adalah penyakit borok pangkal strip ekor dan penyakit mulut merah. Hasil isolasi dan identifikasi bakteri ditemukan beberapa jenis bakteri yang diduga berkaitan erat dengan kasus penyakit bakterial, yaitu Vibrio alginolyticus, V. algosus, V. anguillarum dan V.fuscus (Jhonny, 2002). Diantara jenis bakteri tersebut bakteri V. alginolyticus dan V. fuscus merupakan jenis yang sangat patogen pada ikan kakap putih.
V. alginolyticus memiliki pertumbuhan yang bersifat swarm atau bergerombol  pada media padat non selektif. Ciri lain adalah bersifat gram negatif, motil, bentuk batang, fermentasi glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa, membentuk kolom berukuran 0.8-1.2 cm yang berwarna kuning pada media TCBS. Bakteri ini merupakan jenis bakteri yang paling patogen pada ikan kakap dibandingkan jenis bakteri lainnya. Nilai konsentrasi letal median (LC50) adalah sebesar 106 pada ikan dengan berat antara 5-10 gram. Kematian masal pada benih diduga disebabkan oleh infeksi bakteri V. alginolyticus (Koesharyani, 2001).
2.3 Nigella sativa
Nigella sativa atau yang di Indonesia dikenal dengan nama jintan hitam adalah suatu tanaman obat dengan biji hitam yang berasal dari kawasan
Mediterania. N. sativa kini telah banyak ditanam di berbagai belahan dunia. N. sativa juga dikenal dengan nama-nama lain seperti Black cumin atauBlack Seed,
Habbatul Baraka (Inggris dan Amerika Serikat); Kalonji, Azmut,Gurat, Aof, dan Aosetta (Urdu, Hindi, Srilangka); Syuniz, Shonaiz, Al-Habbah Al-Sawada, Habbet el-baraka dan Khondria (Persia dan Pakistan). Taksonomi N. Sativa adalah:
Kingdom
:
Plantae
Divisi 
:
Magnoliophyta
Kelas
:
Magnoliopsida
Ordo
:
Ranunculales
Family
:
Ranunculaceae
Genus
:
Nigella
Spesies             
:
Nigella sativa
Tanaman ini mempunyai tinggi sekitar 20-30cm. Tanaman yang juga dikenal dengan nama black seed ini mempunyai bunga yang lembut dengan 5-10 kelopak dan biasanya berwarna biru atau putih. Bagian dari jinten hitam yang sering digunakan sebagai obat tradisional adalah bijinya.
Aplikasi jintan hitam telah dikembangkan untuk imunogenitas ikan mas (Cyprinus carpio). Jintan hitam dengan dosis 5% mampu meningkatkan titer antibodi hingga 27. Selain itu jintan hitam juga mampu meningkatkan jumlah leukosit pada ikan dengan rendahnya nilai hematokrit yang menunjukan bahwa ikan mampu mengembalikan kondisi tubuh dalam keadaan seimbang dalam waktu 7 hari. (Trilia, 2013). Jintan hitam juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonela typhi pada uji zona inhibisi yang menunjukkan bahwa ekstrak jintan hitam memilikiefek antimikroba (Fatmawati, D.I., 2009)
1. Komposisi Kimia biji Nigella sativa
Beberapa kandungan Nigella sativa yang telah ditemukan antara lain adalah minyak nabati, saponin, karbohidrat, air, asam-asam lemak jenuh seperti asam palmitat, asam stearat, dan asam miristat; asam lemak tak jenuh seperti asam arakidonat, asam linoleat, asam oleat, dan asam almioleat;
minyak     atsiri     yang     mengandung     nigellone,     thymoquinone,
thymohydroquinone,dithymoquinone, thymol, carvacrol, d-limonene, dcitronellol, pcymene dan 2-(2-methoxypropyl)-5-methyl-1,4-benzenediol; asam amino seperti arginin, lisin, leusin, metionin, tirosin, prolin dan treonin; alkaloid seperti koumarin; nigellicine, nigellidine, dan nigellimine-N-oxide; koumarin; mineral seperti kalsium, pospat, natrium dan zat besi; serat; dan
air.
Dari kandungan-kandungan kimia di atas, dilaporkan bahwa komponen utama ekstrak biji jintan hitam adalah p-cymene (7.1% - 15.5%), carvacrol (5.8% - 11.6%), dan yang terbesar adalah thymoquinone (27.8% - 57.0%).
2. Manfaat Nigella sativa
Analisis dan publikasi studi yang telah dilakukan di beberapa negara menyatakan bahwa Nigella sativa dapat digunakan sebagai anti oksidan, anti diabetes, anti kolesterol, anti kanker, anti peradangan, anti histamin, anti asma bronkial, anti infeksi bakteri, virus dan parasit dan dapat digunakan sebagai immunomodulator. Thymoquinone yang merupakan kandungan utama dari Nigella sativa dilaporkan menunjukkan efek proteksi terhadap hepar yang ditunjukan dengan terjadinya penurunan aktivitas enzim alkaline phosphatase dan aspartate aminotransferase. 
Mekanisme kerja jintan hitam sebagai imunostimulan adalah melalui imunitas non-spesifik yaitu dengan meningkatkan aktivitas sel natural killer (NK), dimana sel NK merupakan sel yang berperan dalam mengenali dan menghancurkan sel abnormal ketika sel tersebut muncul di jaringan perifer. Jintan hitam sebagai imunostimulan melalui imunitas spesifik mampu meningkatkan rasio antara sel T helper (Th) dengan sel T suppressor (Ts)
3. Mekanisme Antimikroba Nigella sativa
Komponen utama N. Sativa seperti thymoquinone, thymol, a-pineme dan p-cymene menjadi penyebab utama dalam mekanisme antimikroba dengan cara menghambat pembentukan asam nukleat (RNA) dan sintesis protein. Thymoquinone sebagai komponen utama dapat menyebabkan tidak aktifnya protein bakteri dengan membentuk kompleks inversibel dengan asam amino nukleofilik sehingga protein kehilangan fungsinya. Selain itu senyawa kuinon juga meniadakan substrat bagi mikroorganisme untuk tumbuh (Anonim,
2007).
2.4 Sistem imun pada ikan
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh terhadap patogen penyebab penyakit. Berdasarkan responnya sistem imun terbagi menjadi sistem pertahanan alamiah (innate immunity) yang bersifat non spesifik dan pertahanan adaptif (adaptive immunity) yang bersifat spesifik (Almendras and Catap, 2002).
Sistem imun spesifik merupakan mekanisme interaksi antara sel limfosit dan fagosit. Pertahanan non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme yang masuk karena dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Sistem pertahanan ini tidak ditunjukkan terhadap mikroorganisme tertentu dan telah ada sejak lahir, sehingga disebut pertahanan non spesifik. Kulit dan mucus merupakan pertahanan pertama pada ikan, pertahanan kedua adalah sel (termasuk makropag dan granulosit) dan faktor humoral sistem imun bawaan. Peningkatan sistem imun non spesifik dapat dilakukan dengan berbagai bahan alami yang dapat menghambat pertumbuhan patogen. Salah satu bahan alami yang mampu meningkatkan sistem imun non
spesifik adalah jintan hitam. (Trilia, 2013).
Imunostimulan adalah suatu zat yang termasuk dalam adjuvant, mempunyai kemampuan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi (Ellis, 1988). Imunitas atau kekebalan adalah kemampuan organisme untuk melawan semua jenis organisme atau toksin yang cenderung merusak jaringan atau organ (Fujaya, 2002). Secara sederhana, imunostimulan merupakan suatu substan yang merangsang atau meningkatkan sistem imun dengan berinteraksi secara langsung dengan sel-sel yang mengaktifkan sistem imun (Gannam and Schrok, 2001). 
Mekanisme kerja imunostimulan dalam merangsang sistem imun tubuh adalah dengan cara meningkatkan aktivitas sel-sel fagosit. Imunostimulan meningkatkan resistensi ikan terhadap patogen secara simultan, merangsang respon imun nonspesifik dengan meningkatkan enzim lysozime, aktifitas komplemen, dan meningkatkan produksi sel darah putih. (Gannam and Schrok, 2001). Respon imun spesifik akan menghancurkan senyawa asing yang sudah dikenalnya. Sedangkan respon imun nonspesifik merupakan lini pertama terhadap serangan sel sel atipikal (sel asing, mutan yang cedera).
Respon sistem imun tubuh pasca rangsangan substansi asing (antigen) adalah munculnya sel fungsional yang akan menyajikan antigen tersebut kepada limfosit untuk dieliminasi. Setelah itu muncul respon imun nonspesifik dan/atau respon imun spesifik, tergantung kondisi survival antigen tersebut. Apabila dengan repon imun spesifik sudah bisa dieliminasi dari tubuh, maka respon imun spesifik tidak akan terinduksi. Apabila antigen masih bisa bertahan (survival), maka respon imun spesifik akan terinduksi dan akan melakukan proses pemusnahan antigen tersebut. Imunostimulan dapat berupa bakteri dan produk bakteri, yeast, kompleks karbohidrat, faktor nutrisi, ekstrak hewan, ektrak tumbuhan, dan obat-obatan sintetik (Cook et al., 2003). 
2.5 Histopatologi
Histopatologi adalah cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit. Histopatologi sangat penting dalam kaitannya dengan diagnosis penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penentuan diagnosis adalah melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu. Histopatologi dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan atau dengan mengamati jaringan setelah kematian terjadi. Dengan membandingkan kondisi jaringan sehat terhadap jaringan sampel dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak (Hossain, 2011).
Histopatologi bertujuan untuk memeriksa penyakit berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan. Histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan terhadap perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopatologi merupakan suatu cara membuat preparat dengan menipiskan sel jaringan dari organ-organ tubuh pada ikan yang meliputi pemeriksaan makroskopik jaringan disertai seleksi sampel jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik (Hossain, 2011).
Purivirojkul (2012) menyatakan bahwa, kelebihan pemeriksaan histopatologi dalam mendiagnosa penyakit infeksi adalah untuk mengetahui penyebab infeksinya, klasifikasi penyakit berdasarkan waktu dan distribusi penyakit serta terdeteksinya penyakit infeksi pada ikan-ikan yang tidak menunjukkan gejala
klinis.

Wednesday, May 22, 2013

MENGENAL BERBAGAI JENIS IKAN MAS DI INDONESIA

May 22, 2013 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.
Di Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu "ikan mas punten" dan "ikan mas majalaya" merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni
    kancra
    tikeu
    tombro
    raja
    rayo
    ameh
atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.
Bahasa asing
    Bahasa Inggris: carp
    Bahasa Spanyol: carpa
Sistematika dan Morfologi
Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan karper menjadi dua golongan, yakni
    pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan
    kedua, jenis kumpai yang memiliki ukuran sirip memanjang.
Golongan pertama yakni yang bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni kelompok ikan karper yang:
    bersisik biasa dan bersisik kecil.
Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan karper yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
    kelompok pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan
    kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.
Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni:
    ras ikan karper bersisik penuh dan
    ras ikan karper bersisik sedikit.
Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah "ikan karper majalaya", "ikan karper punten", "ikan karper si nyonya" dan "ikan karper merah atau ikan mas".
Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah "ikan karper kaca" yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama "karper gajah". Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah "karper kumpay", "karper kaca", "ikan mas merah" dan "ikan koi".
Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
Sejarah Perkembangan di Indonesia
Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting.
Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata (1981), ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis), Jawa Barat pada pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat untuk pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk "Jawatan Perikanan Darat" dari “Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu.
Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia ("karper gajah") dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia ("karper kaca"). Menurut Djoko Suseno (2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.
Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan karper ras Taiwan, ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor "ikan karper ras yamato" dan "ras koi" dari Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper yang sudah ada di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk ras-ras baru.
Syarat dan Kebiasaan Hidup
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150–600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30°C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Perkembangbiakan
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 18–20 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1–3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3–5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.
Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)
Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis "ikan mas majalaya". Di daerah lain, jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.
Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, "varietas majalaya" termasuk jenis unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999 dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.
Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.
Ikan Mas Konsumsi
Ikan Mas Punten
Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.
Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak diketahui pasti asal usul nama ikan jenis ini, meskipun ada pendapat bahwa ikan mas strain sinyonya ini jenis ikan hasil seleksi yang secara taksonomi termasuk spesies Cyprinus Linneaus dan pertama kali di temukan di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat (Khairuman dan Amri 2008). Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.
Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000 dan diameternya 0,3—1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.
Ikan Mas Taiwan
Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia.
Ikan Mas Merah
Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.
Ikan Mas Majalaya
Ikan mas hitam
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.
Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram induk.
Ikan Mas Yamato
Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
Ikan Mas Lokal
Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.
Ikan Mas Hias
Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.
Ikan Mas Kumpay
Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
Ikan Mas Kancra Domas
Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.
Ikan Mas Kaca
Karper kaca
Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.
Ikan Mas Fancy
Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totol-totol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy.
Ikan Mas Koi
Koi
Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi (saja) ini berasal dari Jepang. Mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
Hobiis ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.
Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan taishusanshoku nishikigoi.
Sebagai makanan
Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan. China merupakan produsen terbesar dengan menyumbang 70 persen produksi ikan mas dunia.,[1] Ikan mas juga menjadi ikan tangkapan, terutama bagi pelaku olahraga pemancingan. Di Eropa, ikan mas dibudidayakan untuk ditangkap di lokasi pemancingan ikan umum, dan hanya sedikit yang dijual di pasar.[2][3] Di Asia Timur, budi daya ikan mas dilakukan sejak periode Yayoi, 300 SM-300 M[4