Wednesday, March 27, 2013

IKAN TUNA

March 27, 2013 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Ikan tuna adalah kelompok ikan laut dari keluarga Scombridae, khususnya dari genus Thunnus. Tuna merupakan ikan berukuran paling besar di antara kelompok ikan mackerel, yang keseluruhannya terdapat kurang lebih 48 species berbeda. Beberapa jenis ikan tuna yang terkenal adalah tuna sirip biru (bluefin tuna), tuna sirip kuning (yellowfin tuna), tuna sirip hitam (blackfin tuna), tuna ramping (slender tuna), tuna peluru (bullet tuna), dan tongkol (longtail tuna). ikan tuna Tuna adalah ikan yang gesit dan mampu berenang dengan cepat (beberapa spesies tuna dapat berenang dengan kecepatan 70 km / jam).
Tidak seperti ikan pada umumnya yang mempunyai daging berwarna putih, jaringan otot dan daging ikan tuna berwarna merah muda sampai dengan merah tua. Warna merah tersebut timbul dari adanya mioglobin, suatu molekul berikatan oksigen, di mana tuna memiliki kanduingan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ikan-ikan jenis lainnya. Beberapa spesies ikan tuna berukuran besar, seperti bluefin tuna (tuna sirip biru), menunjukkan adaptasi sifat berdarah panas. Tuna sirip biru dapat meningkatkan temperatur tubuhnya lebih tinggi daripada suhu air, sebagai akibat aktivitas otot-otot tubuhnya. Kondisi ini memungkinkan ikan tuna sirip biru dapat bertahan hidup di perairan bersuhu dingin dan mampu mendiami habitat yang lebih luas di laut daripada jenis ikan lainnya. ikan tuna Ikan tuna memiliki kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuhnya di atas suhu air laut di sekelilingnya. Sebagai contoh, tuna sirip biru dapat mempertahankan suhu tubuh antara 24 - 35 °C, di air dingin bersuhu 6 °C. Akan tetapi, tidak sama dengan hewan endotermik tertentu, misalnya mamalia atau burung, ikan tuna menjaga suhu tubuhnya tidak dalam kisaran suhu yang relatif sempit. ikan tuna Ikan tuna mencapai kondisi endothermy dengan cara mempertahankan panas tubuh yang dihasilkan melalui metabolisme normal. Retia mirabilia, suatu jalinan pembuluh darah vena dan arteri di bagian tepi tubuh, mentransfer panas dari darah di vena ke darah di arteri melalui sistem pertukaran aliran.
Hal ini akan mengurangi penurunan suhu pada permukaan tubuh dan mempertahankan otot tetap hangat. Kondisi ini mendukung kemampuan tuna berenang dengan kecepatan tetap tinggi melalui pengurangan penggunaan energi. ikan tuna Bagi hewan perenang cepat seperti lumba-lumba dan ikan tuna, kavitasi dapat merupakan gangguan, karena akan membatasi kecepatan renangnya secara maksimal. Bahkan meskipun lumba-lumba mempunyai tenaga untuk berenang lebih cepat, hewan ini mungkin harus membatasi kecepatan renangnya, karena menyebabkan pecahnya gelembung kavitasi pada daerah ekor, yang menimbulkan rasa sakit bagi lumba-lumba. Kavitasi juga dapat memperlambat kecepatan renang ikan tuna, tetapi untuk sebab yang agak berbeda. Tidak seperti halnya lumba-lumba, ikan tuna tidak merasakan gelembung kavitasi, karena mereka memiliki sirip berduri tanpa saraf tepi. Meskipun demikian, ikan tuna tidak dapat berenang lebih cepat karena gelembung kavitasi menciptakan lapisan uap di sekitar sirip yang membatasi kecepatan berenang. ikan tuna Tuna termasuk ikan yang memiliki nilai ekonomis penting. Yayasan Kelestarian Seafood Internasional (ISSF) telah mengeluarkan laporan ilmiah secara rinci tentang keadaan stok tuna dunia pada tahun 2009. Berdasarkan laporan tersebut diketahui bahwa ikan tuna menyebar secara luas tetapi tidak terlalu melimpah, di seluruh lautan di dunia. Tuna umumnya menyebar di perairan tropis dan subtropis di antara 45 derajat lintang utara dan lintang selatan khatulistiwa.

Wednesday, March 20, 2013

PROSES PEMBUATAN JELY BERBAHAN RUMPUT LAUT

March 20, 2013 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karaginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Maka jenis ini secara taksonomi disebut Kappaphycus alvarezii. Nama daerah ‘cottonii’ umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam duniaperdagangan nasional maupun internasional. Klasifikasi Eucheuma cottonii menurut Doty (1985) adalah sebagai berikut :
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Rhodophyta
Kelas               : Rhodophyceae
Ordo               : Gigartinales
Famili              : Solieracea
Genus              : Eucheuma
Species           : Eucheuma alvarezii atau Kappaphycus alvarezii
      Eucheuma cottonii diketahui sebagai alga merah (Rhodophyceae) yang ditemukan di bawah air surut rata-rata. Alga ini mempunyai talus yang keras, silindris dan berdaging (Romimohtarto dan Juwana, 1999). Sejak 2700 SM Eucheuma cottonii telah digunakan oleh bangsa Cina sebagai bahan sayuran, obat-obatan dan kosmetik, sedangkan di Indonesia digunakan sebagai bahan sayuran, kue, manisan dan obat-obatan (Indriani dan Suminarsih, 2003). Menurut penelitian Eucheuma cottonii memiliki kandungan kimia karagenan dan senyawa fenol, terutama flavonoid (Suptijah, 2003). Karagenan, senyawa polisakarida yang dihasilkan dari beberapa jenis alga merah memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, antipiretik, antikoagulan dan aktivitas biologis lainnya (Iskandar et al.,2011).
Makanan dari rumput laut sangat baik untuk pencernaan karena mengandung dietary fibers yang dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, penyakit divertikuler, penyakit kardiovaskuler dan kegemukan serta efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Pembuatan permen jelly rumput laut ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut dan diversifikasi olahan rumput laut. Pembuatan permen jelly dilakukan dengan mencampur gula atau glukosa dengan rumput laut sehingga membentuk gel dan menyerap air yang dapat mempengaruhi tekstur permen jelly yang dibuat (Ani , 2011)
Rumput laut (seaweed) secara biologi termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Rumput laut terdiri dari satu atau banyak sel, berbentuk koloni, hidupnya bersifat bentik di daerah perairan yang dangkal, berpasir, berlumpur atau berpasir dan berlumpur. Makanan dari rumput laut sangat baik untuk pencernaan karena mengandung dietary fibers yang dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, penyakit divertikuler, penyakit kardiovaskuler dan kegemukan serta efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Pembuatan permen jelly rumput laut ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut dan diversifikasi olahan rumput laut. Pembuatan permen jelly dilakukan dengan mencampur gula atau glukosa dengan rumput laut sehingga membentuk gel dan menyerap air yang dapat mempengaruhi tekstur permen jelly yang dibuat (Sukabelajar, 2004).
METODOLOGI
     Alat dan Fungsi
 Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan jelly pelangi rumput laut ini adalah  sebagai berikut :
-     Timbangan                      : Untuk menimbang berat bahan-bahan yang akan  Digunakan.
-     Kompor                : Untuk memanaskan bahan-bahan yang akan  Digunakan.
-       Baskom                : Untuk wadah pembuatan bahan.
-       Wajan                              : Untuk menyatukan bahan yang akan dibuat.
-       Spatula                : Untuk menyatukan bahan-bahan yang akan dibuat.
-       Nampan kecil                  : Untuk wadah bahan-bahan yang akan digunakan.
-       Oven                                : Untuk mengeringkan rumput laut.
-       Blender                : Untuk menghaluskan rumput laut.
-       Sendok                : Untuk mengambil bahan-bahan yang akan digunakan.
-       Pisau                                : Untuk mengecilkan ukuran rumput laut agak mempermudah saat proses pengolahan.

     Bahan dan Fungsi
 Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Jelly Pelangi Rumput Laut adalah sebagai berikut   :
-       Eucheuma cottoni          : Bahan yang akan di buat menjadi Jelly.
-       Gula pasir                         : Untuk memberi rasa manis pada Jelly.
-       Sirup/glukosa cair          : Untuk menambah rasa pada Jelly.
-       Asam sitrat                     : Untuk memberi rasa segar pada Jelly.
-       Kapur ( CaO )                 : Untuk merendam rumput laut.
-       Air                                    : Untuk mencampur bahan yang akan digunakan
PEMBAHASAN
       Analisa prosedur
Dalam pembuatan jelly rumput laut langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bahan utamanya yaitu rumput laut. Rumput laut yang digunakan adalah rumput laut merah jenis Eucheuma cottonii. Rumput laut tersebut kemudian dicuci hingga bersih supaya kotoran yang menempel hilang. Setelah rumput laut bersih kemudian dikeringkan. Hal ini bertujuan supaya kadar air yang ada pada rumput laut berkurang. Menunggu rumput laut dikeringkan, disiapkan larutan kapur (CaO) untuk merendam rumput laut. Selanjutnya rumput laut direndam dalam larutan kapur selama semalaman dengan mengganti airnya sebanyak 3 kali. Tujuan perendaman dengan larutan kapur adalah untuk memucatkan warna rumput laut serta membuat rumput laut menjadi kenyal. Selanjutnya rumput laut diblender sampai halus, tujuannya adalah supaya mudah dihomogenkan saat dimasak dan dibuat jelly. Ditambahkan air dengan perbandingan air dan rumput laut adalah 1:6. Penggunaan air yang sedikit hanya untuk pelarut saja dan supaya adonan jelly tidak hangus. Kemudian ditambahkan gula dan essence secukupnya sebagai perasa manis. Diaduk sampai kental. Dalam pengadukan yang perlu diperhatikan adalah api kompor tidak boleh terlalu besar karena dikhawatirkan adonan bisa cepat hangus. Setelah itu didinginkan selama 1 jam pada suhu kamar. Hal ini bertujuan supaya adonan jelly mengeras dan memadat teksturnya sehingga tidak rusak saat dioven. Jelly yang sudah didinginkan kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 850C sampai memadat kurang lebih selama 1 jam. Pengeringan dalam oven diharapkan dapat mengurangi kadar air yang terkandung dalam adonan sehingga dihasilkan tekstur permen jelly yang diinginkan. Setelah itu dipotong sesuai selera dan diletakkan di piring saji. Permen jelly rumput laut siap untuk disajikan.

       Kelebihan dan Kekurangan Produk
Dari hasil praktikum, Permen Jelly Rumput Laut memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah bahan baku yang mudah ditemukan dan harganya terjangkau. Selain itu kandungan gizi dari rumput laut yang sangat baik bagi tubuh khususnya untuk pencernaan karena mengandungan banyak serat yang bermanfaat bagi tubuh, Rasanya  yang manis sangat digemari oleh banyak kalangan khususnya anak-anak.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh Permen Jelly Rumput Laut adalah jika pengolahannya tidak tepat pada penimbangan bahan atau pemasakan dapat mempengaruhi permen secara keseluruhan. Sehingga tidak dapat terbentuk permen jelly yang diinginkan. Oleh sebab itu ketelitian sangat perlu dalam pembuatan permen jelly.


 PENUTUP


     Kesimpulan
     Dari praktikum Teknologi Hasil Perikanan Modern pembuatan Permen Jelly Rumput Laut dapat disimpulkan sebagai berikut :
Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah yang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan permen jelly rumput laut.
-    Kandungan gizi serat didalam rumput laut ini sangat tinggi dimana serat ini baik bagi tubuh khususnya untuk pencernaan.
-    Salah satu bentuk olahan yang dibuat dari rumput laut jenis ini adalah permen jelly, agar-agar, jelly.
-    Untuk produk Permen Jelly Rumput Laut harus diuji nilai organoleptiknya oleh panelis untuk menentukan kelayakan dari produk
-    Penilaian bertumpu pada 4 aspek yaitu rasa, aroma, warna dan tekstur. Dari keempat aspek tersebut semua panelis menyukai produk Permen Jelly dan memiliki nilai rerata yang menunjukkan produk ini layak dikonsumsi.

          Saran
            Sebaiknya pembuatan permen jelly harus lebih teliti dalam mengikuti prosedur karena jika kurang teliti maka tidak akan terbentuk Permen Jelly seperti yang diharapkan. Sebaiknya menggunakan gula halus supaya teksturnya bagus dan mengaduk adonan sampai kental dengan api kecil sehingga adonan tidak hangus.

Sunday, March 17, 2013

PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH ( Holothuria scabra )

March 17, 2013 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments

PENDAHULUAN
Teripang atau juga disebut suaal, merupakan salah satu jenis komoditi laut yang bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek yang baik dipasaran domestik maupun internasional. Budidaya teripang telah lama dilakukan oleh masyarakat kita khususnya di daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara (Kolaka), Lampung dan Riau, benih yang dibudidayakan masih berasal dari alam.
Dengan semakin banyaknya permintaan akan teripang, maka benih sebagai sumber produksi akan sulit dipenuhi dari alam serta penyediaannya tidak dapat kontinyu.
Upaya dalam mengatasi penyediaan benih adalah dengan usaha memijahkan teripang sehingga kebutuhan akan benih dapat tercukupi.
Pada tahun 1992 Balai Budidaya Laut Lampung telah berhasil melaksanakan pemijahan teripang putih (Holothuria scabra). Teripang terdiri dari 5 jenis teripang putih (Holothuria scabrai) merupakan jenis yang bernilai komersial.
2.         METODA PEMBENIHAN TERIPANG
1) Sarana Pembenihan
Sarana yang diperlukan untuk pembenihan teripang terdiri dari beberapa buah bak sebagai tempat penampungan induk pemeliharaan larva, kultur larva dan kultur plankton. Bak-bak ini sebaiknya dibuat dengan beton, namun demikian dapat pula dibuat dari kayu yang dilapisi plastik. Beberapa sarana lain yang diperlukan adalah sebagai berikut.
a.         Saringan pasir untuk menyaring air laut agar betul-betul bersih.
b.         Bak penampungan air yang dilengakapi dengan saringan pasir. Ukuran bak disesuaikan dengan kebutuhan air laut untuk penggantian air pada seluruh unit pembenihan. Penempatan bak diatur supaya gravitasi bisa menyalurkan air dari satu bak ke bak lainnya.
c.         Pipa penyalur air yang dilengkapi dengan beberapa saringan berbagai ukuran 1,5 - 2 mikron.
d.         Bak penampungan induk dengan kapasitas 1,5 ton air berjumlah 2 atau 3 buah dengan kedalaman sekitar 50 cm.
e.         Bak pemliharaan larva berjumlah 10 - 15 buah dengan ukuran (1 x 2 x 0,5)m3.
f.          Bak pemeliharaan juvenil berjumlah 8 - 10 buah dengan ukuran (2 x 4 x 0,6)m3.
g.         Bak plankton berjumlah 3 - 5 buah dengan ukuran ( 2 x 4 x 0,75)m3.
2) Pemeliharaan dan Seleksi Induk
Induk teripang yang akan digunakan biasanya diperoleh dari tangkapan alam. Pengumpulan calon induk teripang dari laut dapat dilakukan dengan penyelaman pada siang hari. Apabila dilakukan pada malam hari, harus dibantu dengan alat penerang berupa obor atau lampu patromak. Dengan cara ini, induk teripang dapat diambil langsung dengan tangan. Pada perairan yang agak dalam, induk teripang dapat diambil dari atas perahu dengan bantuan alat semacam tombak bermata dua yang tumpul.

Gambar 1. Skema Hatchery (Panti Benih)
Keterangan gambar 1:
A.        Saringan pasir
B.        Bak penampungan air (volume 1 ton).
C.Pipa penyuplai air.
D.Saringan bertingkat.
E.         Bak induk (volume 3 ton).
F.         Bak pemijahan (volume 1,5 ton).
G.Bak pemeliharaan larva.
H.Bak pemeliharaan juvenil.
I. Bak plankton.

Gambar 2. Alat Penangkap Induk Teripang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih induk teripang yang baik adalah:
a.         Tubuh tidak cacat.
b.         Ukuran besar dengan berat 400 gr dan panjang tubuh minimal 20 cm.
c.         Berkulit tebal.
Umumnya berat tubuh teripang berpengaruh langsung atau berkolerasi terhadap berat gonad dan indeks kematangan gonad serta fekunditas. Pengangkutan induk dari tempat pengumpulan dapat dilakukan dengan wadah, seperti ember plastik yang berisi air laut atau langsung ditempatkan pada palka perahu. Untuk pengumpulan/pengankutan calon induk pada siang hari sebaliknya wadah penampungan atau palka ditutup rumput laut atau ilalang laut untuk menghindarkan calon induk dari sinar matahari secara langsung. Pengangkutan induk dari tempat pengumpulan dapat dilakukan dengan wadah, seperti ember plastik yang berisi air laut atau langsung ditempatkan pada palka perahu.
Induk yang telah di seleksi dipelihara dalam kurungan tancap di laut atau di kolam air laut atau langsung dipelihara di dalam bak induk dengan kepadatan 5 - 10 ekor/m2. Bak induk umumnya terbuat dari beton berbentuk empat persegi panjang dan berkapasitas 1,5 - 2 ton air.
Khusus untuk pemeliharaan di kolam air laut, kedalaman diusahakan antara 75  - 100 cm, selain itu diusahakan selalu ada penggantian  air agar stabilitas suhu dan salinitas tetap terjaga. Persediaan pakan juga harus terjamin dan perlu adanya pakan tambahan.
Pakan alami teripang dapat berupa plankton, detritus, sisa-sisa bahan organik atau sisa-sisa endapan di dasar laut yang ada disekitar lingkungan kolam pemeliharaan. Pakan tambahan berfungsi untuk menambah kesuburan perairan pada umumnya berupa campuran kotoran hewan dan dedak halus dengan perbandingan 1 : 1. Pakan diberikan sebanyak 0,2 - 0,5 kg/m2/2 minggu dengan cara ditempatkan dalam karung goni yang berlubang-lubang sehingga keluar sedikit demi sedikit. Setiap satu kantong goni biasanya dapat diisi 10 - 15 kg pakan tambahan yang dapat mencukupi luasan 30 - 50 kg pakan tambahan yang dapat mencukupi luasan 30 - 50 m2.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan induk di bak pemijahan adalah sebagai berikut:
a.         Kualitas air tetap terjaga, bila perlu dilakukan penggantian air setengah atau sepertiga dari volume, sehari dua kali, pagi dan sore.
b.         Kotoran yang ada di dalam bak harus segera dibersihkan.
c.         Pakan tambahan diberikan secukupnya
d.         Kebiasaan atau kesukaan induk harus dipantau secara kontinyu.
3) Metoda Pemijahan
Pemijahan teripang dapat dilakukan dengan beberapa cara; secara alami dengan pembedahan, perangsangan dengan temperatur dan perangsangan dengan penyemprotan air.
a.         Pemijahan alami
Setelah mengalami matang gonad penuh, induk teripang yang dipelihara di bak pemijahan biasanya akan memijah secara alami tanpa adanya rangsangan buatan. Pemijahan akan terjadi pada malam hari antara pukul 22.00 - 23.00.
Induk jantan akan mengeluarkan sperma terlebih dahulu yang akan merangsang induk betina untuk mengeluarkan telur. Kurun waktu pemijahan biasanya berlangsung antara 20 - 60 menit. Setelah induk betina selesai bertelur, segera induk dipindahkan ke tempat lain.
b.         Pemijahan dengan Pembedahan
Metode pembedahan dapat dilakukan dengan cara menggunting bagian bawah teripang mulai dari anus hingga kedepan. Dalam pembelahan gonad ini apabila didapatkan kantong telur, berarti teripang tersebut jantan. Gonad jantan (tesis) juga dipotong menjadi beberapa bagian sehingga sperma keluar dan ditampung di dalam wadah lain yang berisi air laut. Kemudian secara pelan-pelan wadah yang berisi sperma dituangkan kedalam wadah yang berisi telur sambil diaduk secara perlahan, lalu didiamkan. Sehingga terjaddi pembuahan. Telur yang terbuahi akan mengendap didasar bak selanjutnya dipanen dengan saringan dan dipindahkan ketempat pemeliharaan larva.
c.         Perangsangan dengan Temperatur
Prinsip pemijahan dengan perangsangan temperatur ini adalah mengupayakan agar temperatur air naik 3 - 5 0C dari temperatur air asal, dalam waktu selama + 30 - 60 menit suhu air dinaikkan dengan cara penambahan air panas atau menggunakan  alat pemanas (heater) atau dijemur terik matahari.
Induk teripang ditempatkan didalam keranjang plastik yang diletakkan beberapa sentimeter di bawah permukaan air. Perlakuan ini dilakukan pada siang hari. Pada sore harinya induk dimasukkan ke bak pemijahan dan selanjutnya induk teripang akan memperlihatkan perilaku pemijahan yang ditandai dengan tubuh menggeliat dan muncul dipermukaan sambil bertumpu di dinding bak.
Induk jantan akan mengeluarkan sperma yang berwarna putih dan terlihat seperti asap di dalam air, selanga waktu setengah hingga dua jam berikutnya induk betina akan mengeluarkan telurnya.
Cara ini memberikan hasil lebih baik yakni denga tingkat penetasan mencapai 90 - 95%.
d.         Perangsangan dengan Penyemprotan Air
Setelah induk dipelihara selama 2 - 4 hari pada bak pemeliharaan, maka induk diberikan perlakuan pada sore hari biasanya dimulai pada pukul 1700. Pertama-tama induk teripang yang akan dipijahkan dikeluarkan dari bak dan diletakkan ditempat yang kering selama 0,5 - 1 jam.
Semprotan air laut yang bertekanan tinggi selama 5 - 10 menit, lalu induk dimasukkan kembali kedalam bak pemijahan. Sekitar 1,5 - 2 jam kemudian induk akan mulai menggerakkan badannya ke dinding. Biasanya induk jantan akan memijah yang kemudian disusul induk-induk betina 30 menit kemudian. Prosentase keberhasilan cara ini mencapai 95 -  100%.
e.         Pemeliharaan Larva
Telur-telur teripang berbentuk bulat berwarna putih bening berukuran 177 mikron, setelah fertilisasi telur-telur ini mengalami pembelahan sel menjadi 2  sel, 4 sel, 8 sel hingga multi sel.

Gambar 3.  Perkembangan Embrio dan Larva Teripang
Keterangan gambar 3:
1.         Pembelahan.
2.         Pembelahan dari 8 sel dan 16 sel.
3.         Banyak sel.
4.         Tingkat blastula.
5.         Tingkat grastula.
6.         Auricularia.
7.         Doliolaria.
8.         Pentacula.
Ukuran rata-rata sel tersebut sekitar 194 mikron, selang 10 - 12 jam kemudian akan membentuk stadium gastrula yang berukuran antara 390,50  - 402, 35 mikron. Setelah lebih dari 32 jam, telur akan menetas menjadi larva dan membentuk stadium auricularia yang terbagi menjadi stadium awal, tengah dan akhir.
Ukuran larva teripang pada stadium ini rata-rata antara 812,50 - 987,10 mikron. Pada stadium ini larva mulai diberi plankton jenis Dunaliella sp, Phaeodactylum sp, dan Chaeoceros sp sebanyak 40 - 60 x 103.
Selama stadium auricularia awal sampai menjelang stadium akhir, larva lebih banyak hidup dipermukaan air. Kepadatan larva yang dikehendaki selama stadium ini kira-kira 300 - 700 ekor per liter. Jika kepadatan terlalu tinggi, larva akan bergerombol menjadi satu, berbentuk bola, dan berada di dasar bak. Bila dibiarkan, larva ini akan mati. Sepuluh hari kemudian, larva berkembang membentuk stadium doliolaria. Pada stadium ini larva berbentuk lup, mempunyai sabuk dan dua tantakel yang menjulur ke luar. Larva dengan ukuran antara 614,78 - 645,70 mikron ini dapat bergerak cepat ke depan. Badan bagian belakang berbentuk cincin datar. Pada setiap sudut terdapat lima kelompok cilia (bulu getar). Stadium auricularlia dan doliolaria bersifat planktonis.
Selang tiga belas hari kemudian doliolaria berubah ke stadium pentaculata. Larva berwarna coklat kekuningan dengan panjang antara 1000 -  1200 mikron. Badan berbentuk tubuler dengan lima buah tentakel pada pangkal bagian depan dan sebuah kaki tabung pendek pada pangkal belakang, kurang lebih delapan belas hari, kaki tabung dan tentakel terlihat lebih jelas dan dapat bintil-bintil dipermukaan kulitnya.
Larva pada stadium pentacula mempunyai kebiasaan berada di pinggiran bak bagian bawah dan sedikit menyukai di bawah permukaan air. Selintas selama pemeliharaan diusahakan antara 32 - 34 per mil dan suhu antara 27 - 290C. Segera setelah larva berada di dasar laut, diberi makanan berupa suspensi rumput laut jenis Sargassum dn Ulva.
4) Pemeliharaan Tingkat Juvenil
Saat mencapai tingkat doliolaria atau umur 10 - 12 hari dengan ukuran panjang tubuh 4 - 5 mm, maka tempatkan kolektor (tempat untuk menempel) yang berbentuk kisi-kisi miring terbuat dari screen net 250 mikron atau plastik berukuran 60 x 60 x 70 cm, berfungsi sebagai tempat perlekatan.
Sebaiknya kolektor yang dipasang telah ditempeli diatome (lumut) sehingga pada saat juvenil menempel, pakan yang dibutuhkan telah tersedia. Lima belas hari setelah menempel pada kolektor, juvenil dapat dilihat dengan mata dan dihitung. Kepadatan yang baik antara 5 - 10 ekor tiap kolektro, atau kepadatan optimum dalam satu bak pemeliharaan adalah 200 - 500 ekor/m2. Cara ini dilakukan terus menerus sampai benih tersebut berusia 1,5 - 2 bulan. Pada saat tersebut ukuran benih teripang telah mencapai ukuran antara 1,5 - 2 cm.
3.         SUMBER
Booklet Jenis-Jenis Komoditi Laut Ekonomis Penting pada Usaha Pembenihan, Direktorat Bina Pembenihan, Dirjen Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta, 1996